Pengaruh orientasi etika dan pengalaman akuntan terhadap persepsi etis tentang praktik manajemen Laba : studi pada akuntan di Jakarta

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN
AKUNTAN TERHADAP PERSEPSI ETIS TENTANG PRAKTIK
MANAJEMEN LABA
(Studi Pada Akuntan Di Jakarta)

Disusun Oleh:
Malia
NIM: 106082002630

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010M
i

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN AKUNTAN
TERHADAP PERSEPSI ETIS TENTANG PRAKTIK
MANAJEMEN LABA
(Studi Pada Akuntan Di Jakarta)
Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
Malia
NIM: 106082002630

Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Dr. Amilin, SE., M.Si, Ak

NIP. 19570617 198503 1 002

NIP. 19730615 200501 1 009


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M

ii

Hari ini Jumat Tanggal Dua Satu Mei Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Malia NIM: 106082002630 dengan judul Skripsi

“PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN AKUNTAN
TERHADAP PERSEPSI ETIS TENTANG PRAKTIK MANAJEMEN LABA
(Studi Pada Akuntan Di Jakarta)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa
tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 21 Mei 2010


Tim Penguji Ujian Komprehensif

Afif Sulfa, SE., M.Si, Ak
Penguji II

Reskino, SE., M.Si, Ak
Penguji III

Dr. Amilin, SE., M.Si, Ak
Penguji I

iii

Hari ini Jumat Tanggal Delapan Belas Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Malia NIM: 106082002630 dengan judul Skripsi

“PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN AKUNTAN
TERHADAP PERSEPSI ETIS TENTANG PRAKTIK MANAJEMEN LABA
(Studi Pada Akuntan Di Jakarta)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa
tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 18 Juni 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Dr. Amilin, SE., M.Si, Ak

Pembimbing I

Pembimbing II

Abdul Hamid Cebba, Drs., MBA., Ak., CPA
Penguji Ahli I

Rini, SE., M.Si, Ak
Penguji Ahli II


iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama

: Malia

2. Tempat & Tanggal Lahir

: Bogor, 27 Juli 1988

3. Alamat

: Jl. H.Mawi Desa Waru Jaya Rt.04/05
No.23 Kecamatan Parung-Bogor

16330

4. Telepon

: 085691009440/081398841490

5. Email

: malayaa_27mootz@yahoo.com

II. PENDIDIKAN
1.

SDN Waru 01-Parung
Tahun 1994-2000

2.

SMPN 1 Parung
Tahun 2000-2003


3.

SMAN 1 Parung
Tahun 2003-2006

4.

S1 Ekonomi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2006-2010

III. PENDIDIKAN NON-FORMAL
1.

Pelatihan Saham
Online Dengan Ezy Deal

v


2.

Kursus Brevet A&B di
STAN-Bintaro

Tahun 2010

IV.

PENGALAMAN
KERJA
1.

Magang di UMKM
Thoyibah Bakery.

Tahun 2009

2.


Staf Administrasi pada
Yayasan Pengabdian

Tahun 2010

Umat Islam (YPUI) Parung-Bogor

V. PENGALAMAN ORGANISASI
1.

Paskibra SMPN 1
PARUNG

Tahun 2000-2003

2.

Paskibra SMAN I
PARUNG


Tahun 2003-2006

3.

Rohis SMAN I
PARUNG

Tahun 2003-2005

vi

THE INFLUENCE OF ETHICAL ORIENTATION AND ACCOUNTANTS
EXPERIENCE TO THE ETHICS PERCEPTION OF EARNINGS
MANAGEMENT PRACTICES
(Study on Accountants in Jakarta)
ABSTRACT
This research aimed to identify the influence ethical orientation and
accountant experience to ethics perception of earnings management practices. In this
study, use primary data by dissemination of the questionnaire conducted in Jakarta

with accountants as respondent consider public accountant, government accountant,
educational accountant, and management accountant. Retrieval of sample has been
using purposive sampling. Number of questionnaires propagated was 120 copies but
only 87 copies question returned and 84 may be used. The data were analysis for
hypothesis tester was done with multiples regression. The result of research indicates
that ethical orientation and accountants experience have significantly influence to
the ethics perception of earnings management practices.
Keywords: accounting ethics, earnings management practices, ethical orientation,
accountants experience,

vii

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN PENGALAMAN AKUNTAN
TERHADAP PERSEPSI ETIS TENTANG PRAKTIK MANAJEMEN LABA
(Studi Pada Akuntan Di Jakarta)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi etika dan
pengalaman akuntan terhadap persepsi etis tentang praktik manajemen laba. Pada
penelitian ini digunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner yang
dilakukan di Jakarta dengan responden akuntan meliputi akuntan publik, akuntan
pemerintah, akuntan pendidik, dan akuntan manajemen. Penentuan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling. Kuesioner yang disebarkan
berjumlah 120 tetapi hanya kembali 87 dan yang bisa diolah 84. Penganalisisan data
untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi berganda. Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa orientasi etika dan pengalaman akuntan berpengaruh
signifikan terhadap persepsi etis tentang praktik manajemen laba
Kata kunci: etika akuntansi, praktik manajemen laba, orientasi etika, pengalaman
akuntan.

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Orientasi Etika Dan Pengalaman Akuntan Terhadap Persepsi Etis
Tentang Praktik Manajemen Laba”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada hentihentinya kepada penulis.
2. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.

ix

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekaligus juga merupakan dosen
Pembimbing Skripsi I.
4. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Amilin SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan bantuan
kepada penulis.
8. Sahabat-sahabatku Indah, Intan, Uum, Hanan, dan Fika yang selalu membantuku
baik dalam suka maupun duka.
9. Rekan-rekan Akuntansi Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Perpajakan
angkatan 2006 yang telah memberikan dukungannya selama ini kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Juni 2010

(Malia)

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................i
Lembar Pengesahan Skripsi ..............................................................................ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ............................................................iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ........................................................................iv
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................v
Abstract................................................................................................................vii
Abstract................................................................................................................viii
Kata Pengantar ...................................................................................................ix
Daftar Isi ..............................................................................................................xi
Daftar Tabel.........................................................................................................xiv
Daftar Gambar ....................................................................................................xv
Daftar Lampiran .................................................................................................xvi
BAB I

PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
xi

B. Perumusan Masalah.......................................................................7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................8

BAB II

1.

Tujuan Penelitian....................................................................8

2.

Manfaat Penelitan...................................................................8

TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................10
A................................................................................................ Land
asan Teori ......................................................................................10
1.

Persepsi...................................................................................10

2.

Etika .......................................................................................15

3.

Manajemen Laba ...................................................................18
a.

Definisi Manajemen Laba ...............................................18

b.

Motivasi Manajemen Laba .............................................22

c.

Teknik dan Pola Manajemen Laba..................................26

4.

Orientasi Etika........................................................................29

5.

Pengalaman ............................................................................32

B. Penelitian Terdahulu Mengenai Persepsi Etis Praktik
Manajemen Laba ...........................................................................36
C. Keterkaitan Antar Variabel............................................................38
1.

Keterkaitan Antara Orientasi Etika dengan Persepsi
Tentang Praktik Manajemen Laba .........................................38

2. ......................................................................................... Keter
kaitan Antara Pengalaman Akuntan dengan
Persepsi Tentang Praktik Manajemen Laba ...........................40
D. Model Penelitian............................................................................43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................44
A.

Ruang Lingkup Penelitian .......................44

B................................................................................................ Meto
de Penentuan Sampel.....................................................................44
C................................................................................................ Meto
de Pengumpulan Data ...................................................................45
1.

Penelitian Kepustakaan (Library Research)...........................45

xii

2.

Penelitian Lapangan (Field Research) ...................................45

D................................................................................................ Meto
de Analisis Data.............................................................................46
1.

Statistik Deskriptif..................................................................46

2.

Uji Kualitas Data ....................................................................47

3.

4.

a.

Uji Reabilitas...................................................................47

b.

Uji Validitas ....................................................................47

Uji Asumsi Klasik ..................................................................48
a.

Uji Normalitas Data ........................................................48

b.

Uji Multikolinealitas .......................................................49

c.

Uji Heterokedastistas.......................................................49

Uji Hipotesis...........................................................................50
a.

Uji Koefisien Determinasi...............................................51

b.

Uji Statistik t....................................................................51

c.

Uji Statistik F ..................................................................52

E. ............................................................................................... Oper
asional Variabel Penelitian ...........................................................52
1.

Orientasi Etika (X1) ...............................................................52

2.

Pengalaman (X2)....................................................................53

3.

Persepsi Etis Praktik Manajemen Laba (Y) ...........................54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................57
A................................................................................................ Sekil
as Gambaran Umum Objek Penelitan ...........................................57
1. ......................................................................................... Temp
at dan Waktu Penelitian..........................................................57
2. ......................................................................................... Kara
kteristik Responden ................................................................59
B................................................................................................ Hasil
Uji Instrumen Penelitian................................................................65

xiii

1. ......................................................................................... Hasil
Uji Statistik Deskriptif............................................................65
2. ......................................................................................... Uji
Kualitas Data ..........................................................................66
3. ......................................................................................... Uji
Asumsi Klasik ........................................................................69
4. ......................................................................................... Uji
Hipotesis.................................................................................72
C................................................................................................ Pemb
ahasan ............................................................................................75
BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI...................................................78
A................................................................................................ Kesi
mpulan ...........................................................................................78
B................................................................................................ Impli
kasi.................................................................................................79
C................................................................................................ Saran
.......................................................................................................80

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................82
LAMPIRAN.........................................................................................................85

xiv

DAFTAR TABEL

No.

Keterangan

Halaman

2.1

Penelitian Terdahulu Mengenai Persepsi Praktik Manajemen Laba ...........36

3.1

Opersional Variabel Penelitian ....................................................................54

4.1

Data Distribusi Sampel Penelitian ...............................................................57

4.2

Data Sampel Penelitian ...............................................................................58

4.3

Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................59

4.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Umur....................................................60

4.5

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................62

4.6

Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Pekerjaan...................................62

4.7

Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja.......................................64

4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................................65

4.9

Hasil Uji Realibilitas Variabel.....................................................................66

4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Orientasi Etika ...............................................67
4.11 Hasil Uji Validitas Pengalaman Akuntan ....................................................68
4.12 Hasil Uji Validitas Persepsi Etis Tentang Praktik Manajemen Laba ..........68
4.13 Hasil Uji Multikolinealitas ..........................................................................71
4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi..................................................................73
4.15 Hasil Uji Statistik t ......................................................................................74
4.16 Hasil Uji Statistik F .....................................................................................75

xv

DAFTAR GAMBAR

No.

Keterangan

Halaman

2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis.......................................................................43

4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot......................................69

4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram...............................70

4.3

Grafik Scatterplot ........................................................................................72

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Keterangan

Halaman

1. .............................................................................................................. Surat
Izin Penelitian Skripsi..................................................................................86
2. .............................................................................................................. Kuesi
oner Penelitian .............................................................................................87
3. .............................................................................................................. Dafta
r Alamat Tempat Penelitian .........................................................................96
4. .............................................................................................................. Skor
Jawaban Responden.....................................................................................98
5. .............................................................................................................. Hasil
Uji Kualitas Data .........................................................................................102
6. .............................................................................................................. Hasil
Uji Statistik Deskriptif.................................................................................108
7. .............................................................................................................. Hasil
Uji Asumsi Klasik .......................................................................................108
8. .............................................................................................................. Hasil
Uji Regresi Berganda...................................................................................110

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Arus globalisasi yang semakin meningkat akhir-akhir ini telah memberi
tantangan tersendiri bagi para akuntan. Mereka dituntut untuk lebih
profesional dan beretika dalam profesinya, sebab hal itulah yang kemudian
akan menentukan keberadaan akuntan dalam persaingannya di antara rekan
seprofesi baik dari negara sendiri maupun negara lain.
Profesi akuntan merupakan suatu profesi yang didukung oleh ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan bidang kerjanya. Dengan
adanya perubahan berbagai disiplin ilmu serta tuntutan yang lebih tinggi dari
pemakai jasa akuntan maka profesi akuntan perlu mengidentifikasi,
mengembangkan, meningkatkan dan mempertahankan serta menyempurnakan
pengetahuan dan keterampilan yang akan dijadikan modal untuk menjalankan
profesinya dalam tatanan masyarakat yang lebih dinamis.
Berbagai penilaian dan persepsi masyarakat yang seolah-olah
mendiskreditkan profesi akuntan yang terkadang menyimpang dari kode etik
profesinya, terjadi sebagai akibat dari munculnya berbagai skandal akuntansi
dan kegagalan audit. Salah satu diantara yang telah menyeruak perhatian
masyarakat dunia adalah kasus Enron Corporation di Amerika Serikat karena
telah melakukan manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan
600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi

1

keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati
investor (Kusmayadi, 2009). Kasus Enron merupakan awal mula timbulnya
kasus yang lainnya seperti kasus Xerox, Worldcom, PT Kimia Farma dan
Lippo Bank yang menimbulkan konflik kepentingan banyak pihak, sehingga
berdampak pada turunnya kepercayaan publik terhadap integritas dan
kredibilitas profesi akuntan. Hal itu menjadi bukti bahwa akuntan harus benarbenar menggunakan pertimbangan etikanya dalam mengambil keputusan.
Secara umum, munculnya berbagai skandal tersebut diakibatkan oleh
adanya tindakan manajemen laba (earnings management). Manajemen laba
merupakan usaha pihak manajer yang disengaja untuk memanipulasi laporan
keuangan dalam batasan yang dibolehkan oleh prinsip-prinsip akuntansi
dengan tujuan untuk memberikan informasi menyesatkan para pengguna
untuk kepentingan pihak manajer (Meutia, 2004:34). Tujuannya adalah
meningkatkan kesejahteraan pihak tertentu, walaupun dalam jangka panjang
(laba kumulatif) tidak terdapat perbedaan laba yang dapat diidentifikasi
sebagai suatu keuntungan (Syaiful dan Nurul, 2008:1). Meskipun secara
prinsip, praktek manajemen laba tidak menyalahi prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima umum, namun adanya praktek ini dapat mengikis kepercayaan
masyarakat terhadap laporan keuangan eksternal dan menghalangi kompetensi
aliran modal di pasar modal (Scott et.,al, 2001 dalam Meutia, 2004:34).
Masalah manajemen laba ternyata menjadi sorotan penting dalam
masalah etika karena banyaknya ambigiuitas moral dan daerah abu-abu dalam
praktiknya. Manajemen laba merupakan salah satu bidang yang kontroversial

2

sebagai suatu prilaku yang dapat diterima (acceptable) atau tidak diterima
(unacceptable). Sebagian besar manager nampak melakukan manajemen laba
dan yakin bahwa praktik tersebut secara eksplisit tidak dilarang. Namun
beberapa praktisi berpendapat manajemen laba tidak bermoral atau tidak etis,
apabila praktik tersebut tidak mempertimbangkan dampak buruk yang
mungkin timbul dari praktik tersebut (Fischer dan Rosenzweig, 1995 dalam
Arlene, 2005:3).
Mahmudi (2001:400) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa jika
dilihat dari perspektif etika, manajemen laba merupakan masalah yang
kontroversial. Disatu sisi, praktik manajemen laba bersifat legal tidak
melanggar prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum dan tindakan
tersebut merupakan kesewenangan manajer. Namun disisi lain tindakan
tersebut merupakan pelanggaran dalam etika bisnis. National Commission on
Fraudelent Financial Reporting dalam Lontoh dan Lindrawati (2004:9),
menyatakan earnings management merupakan tindakan ilegal karena dapat
menyesatkan pengguna informasi dalam laporan keuangan, sehingga jika
ditinjau dari sudut pandang etika, tindakan ini berarti pelangaran terhadap
kepercayaan masyarakat.
Berbagai penelitian tentang persepsi praktik manajemen laba telah
cukup banyak dilakukan. Fischer & Rosenzweigh (1995) dalam Arlene
(2005:27) menyebutkan bahwa banyak manager yang menganggap earnings
management sebagai tindakan yang wajar dan etis serta merupakan alat sah
manajer dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk mendapatkan return

3

perusahaan. Menurut Merchant & Rockness (1994) dalam Lontoh dan
Lindrawati (2004:10) berdasarkan studi yang dilakukannya, manajemen laba
yang banyak dilakukan selama ini dianggap legal, artinya tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum. Menurutnya, ethical
judgement terhadap earnings management cenderung berbeda antara
kelompok individu. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh karakter individu
seseorang dan karakter lingkungan seseorang.
Arlene (2005:76) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan persepsi secara signifikan antara mahasiswa akuntansi dan non
akuntansi mengenai kasus manajemen laba. Namun berbeda dengan itu,
Lontoh dan Lindrawati (2004:19), menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara persepsi para akuntan (akuntan publik, akuntan
manajemen dan akuntan pendidik) terhadap praktik manajemen laba. Dalam
penelitiannya menunjukkan hanya sekitar 38% menunjukkan perbedaan
sedangkan 68% nya menunjukkan persepsi yang sama tentang praktik
manajemen laba. Adanya signifikansi perbedaan itu menunjukkan bahwa ada
beberapa hal yang tidak dapat diterima secara sama oleh judgment ethic
masing-masing kelompok mempengaruhi persepsi etis mereka.
Perbedaan penilaian tentang praktik manajemen laba semakin
menegaskan bahwa ada faktor-faktor yang secara tidak sengaja dan tidak
diketahui menstimulus perilaku mereka terhadap isu-isu etika. Orientasi etika
merupakan salah satu faktor individu (karakter individu) yang diidentifikasi
dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam penilaian etika. Orientasi etika

4

(ethical orientation atau ethical ideology) adalah suatu konsep diri dan
perilaku pribadi yang berhubungan dengan individu dalam diri seseorang dan
menunjukkan bahwa individu mengadopsi ideologi tentang etika yang sangat
mempengaruhi bagaimana persepsi mereka tentang permasalahan etika
(Sasongko, Basuki, dan Hendrayanto, 2007:13).
Selain orientasi etika, pengalaman juga diduga dapat mempengaruhi
persepsi etis seseorang terhadap suatu masalah etika. Hunt’s & Vitel’s Model
(Jones, 1992) menunjukkan bahwa faktor-faktor lingkungan seperti budaya,
industri, organisasi dan pengalaman seseorang mempengaruhi persepsi
terhadap

keberadaan

etis

konsekuensi-konsekuensinya.

problem,

alternatif-alternatif

Pengalaman

merupakan

tindakan
suatu

dan

proses

pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik
dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu
proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih
tinggi. Pengalaman juga mempunyai arti penting dalam upaya perkembangan
tingkah laku dan sikap seorang akuntan. Hal tersebut dibuktikan oleh adanya
penelitian yang dilakukan oleh Larkin (2000) dalam Sasongko et.,al,
(2007:11) bahwa akuntan yang berpengalaman cenderung lebih konservatif
dalam menghadapi situasi dilema etika.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang praktik manajemen laba. Manajemen laba
bagaimanapun juga adalah isu yang patut dipertimbangkan dan diperhatikan
secara serius serta dieksploitasi lebih banyak dan lebih dalam karena

5

manajemen laba merupakan permasalahan moral yang paling penting bagi
profesi akuntan yang menyangkut kepercayaan publik terhadap integritasnya.
Selain itu, karena berbagai hasil penelitian yang menunjukkan adanya
perbedaan persepsi dari setiap individu tentang praktik manajemen laba
mendorong peneliti untuk menguji apakah faktor orientasi etika dan
pengalaman akuntan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi persepsi
etis tentang praktik manajemen laba. Dengan demikian, judul dalam penelitian
ini adalah ”Pengaruh Orientasi Etika Dan Pengalaman Akuntan
Terhadap Persepsi Etis Tentang Praktik Manajemen Laba”
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Arlene (2005). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
yaitu sebagai berikut:
1.

Jenis penelitian: penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yaitu
penelitian yang menguji pengaruh orientasi etika dan pengalaman akuntan
terhadap persepsi etis tentang praktik manajemen laba. Sedangkan pada
penelitian Arlene (2005) dilakukan comparative study yaitu penelitian
yang menguji perbandingan persepsi tentang manajemen laba pada
mahasiswa.

2.

Variabel independen: penelitian ini menambahkan variabel orientasi etika
dan pengalaman akuntan sebagai variabel independen. Orientasi etika
sebelumnya pernah diteliti oleh Sasongko et.,al (2007) yaitu yang menguji
pengaruh orientasi etika terhadap pengambilan keputusan etis internal
auditor dalam situasi dilema etika, sedangkan variabel pengalaman

6

3.

Variabel dependen: penelitian yang dilakukan oleh Arlene (2005)
dijadikan sebagai variabel dependen pada penelitian ini.

4.

Responden penelitian: pada penelitian sebelumnya, Arlene (2005)
menggunakan mahasiswa akuntansi sebagai responden. Sedangkan pada
penelitian kali ini, responden yang digunakan adalah para akuntan yang
terbagi menjadi empat kelompok, yaitu akuntan publik, akuntan
pemerintah, akuntan pendidik, dan akuntan manajemen.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah dikemukkan diatas
maka permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah orientasi etika mempengaruhi persepsi etis tentang praktik
manajemen laba?
2. Apakah pengalaman akuntan mempengaruhi persepsi etis tentang praktik
manajemen laba?
3. Apakah secara simultan orientasi etika dan pengalaman akuntan
mempengaruhi persepsi etis tentang praktik manajemen laba.

7

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai
berikut:
a.

Untuk menganalisis pengaruh orientasi etika terhadap persepsi etis
tentang praktik manajemen laba.

b. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman akuntan terhadap persepsi
etis tentang praktik manajemen laba.
c.

Untuk menganalisis secara simultan pengaruh orientasi etika dan
pengalaman akuntan terhadap persepsi etis tentang praktik manajemen
laba.

2.

Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak berikut ini:
a.

Dunia Bisnis
Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman bagaimana
berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan akuntansi bisnis memiliki
nilai-nilai etika. Pemahaman akan hal ini sangat diperlukan dalam
usaha membina dunia bisnis indonesia yang bermoral dan
bertanggung jawab sosial.

b.

Akademisi
Bagi akademisi penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi penyempurnaan mata kuliah etika profesi dalam program studi

8

akuntansi di perguruan tinggi, serta memberikan stimulus untuk dapat
mengembangkan etika dalam kehidupan akademik kampus.
c.

Kelompok responden
Sebagai bahan informasi bagi kelompok responden yang meliputi
akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan manajemen dan akuntan
pemerintah mengenai pengaruh orientasi etika dan pengalaman
akuntan terhadap persepsi etis tentang praktik manajemen laba.
Sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menilai atau
memandang masalah-masalah etika secara etis terutama yang
berhubungan dengan bisnis.

d.

Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dibidang akuntansi
keuangan serta dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan isu
praktik manajemen laba.

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Persepsi
Dalam mempersepsikan sesuatu tentunya akan ada sesuatu hal yang
dapat mempengaruhi kita dan dapat kita lihat langsung maupun tidak
langsung melalui panca indera. Akan ada perbedaan disetiap persepsi dari
pendapat yang kita tanyakan kepada orang lain berkaitan dengan objeknya
yang sama kita lihat atau kita rasa bersama orang lain. Oleh karena itu,
persepsi mempunyai sifat yang subjektif baik dari pengalaman atau objek
yang langsung kita lihat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003), persepsi adalah
tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu serapan atau proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Augustine S
(2005:200) mendefinisikan persepsi sebagai suatu pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Agustine S juga mengemukakan bahwa
persepsi ditentukan juga oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor
fungsional (personal) berasal dari kebutuhan pengalaman masa lalu, dan
hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor personal. Oleh
karenanya yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli,
tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut.

10

Sedangkan faktor struktural (situasional) berasal semata-mata dari sifat
fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.
Kotler dan Amstrong (2001:214), mendefinisikan persepsi adalah
sebagai suatu proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan
menginterprestasikan informasi untuk membentuk gambaran berarti
mengenai dunia luar. Proses dimana individual mengelompokkan dan
menginterprestasikan kesan sensori dengan tujuan untuk memahami
lingkungannya. Selanjutnya, hal yang perlu dicermati adalah persepsi
seseorang dapat saja amat berbeda dengan persepsi yang dimiliki orang
lain dan bahkan berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya terjadi.
Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan
menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna
kepada lingkungan mereka (Robbins, 2006:169-170). Meski demikian apa
yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan objektif. Tidak
harus selalu berbeda, namun sering terdapat ketidaksepakatan. Misalnya,
dimungkinkan bahwa semua karyawan dalam perusahaan tertentu
memandang perusahaan tersebut sebagai tempat yang hebat untuk bekerja,
kondisi kerja yang menyenangkan, tugas pekerjaan yang menarik, upah
yang baik, manajemen yang bijaksana dan bertanggung jawab. Namun,
seperti sebagian kita ketahui, sangatlah tidak biasa untuk mendapatkan
kesepakatan seperti itu.
Berdasarkan berbagai definisi persepsi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa persepsi setiap orang atas suatu objek atau peristiwa

11

bisa berbeda-beda. Perbedaan persepsi tersebut antara lain terjadi karena
tiga faktor yaitu orang yang memiliki persepsi atau pelaku persepsi, objek
atau target, dan kontek situasi dimana persepsi

itu dibuat (Robbins,

2006:170-171):
a. Orang yang Memiliki Persepsi (Pemersepsi)
Ketika individu memandang ke objek tertentu dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi individu pelaku persepsi itu. Diantara
karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi adalah sikap,
kepribadian, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan
harapan yang dimiliki.
b. Target
Karakteristik-karakteristik

target

yang

akan

diamati

dapat

mempengaruhi persepsi orang. Beberapa karakteristik target tersebut
antara lain gerak, suara, ukuran, latar belakang dan kedekatan yang
dimiliki target dengan suatu hal. Orang yang banyak bicara
berkemungkinan mendapatkan perhatian lebih dikelompok tertentu
daripada mereka yang pendiam. Demikian pula individu-individu yang
luar biasa menarik atau luar biasa tidak menarik. Karena target tidak
dipandang dalam keadaan tidak terisolasi, hubungan target tertentu
dengan

latar

belakangnya

mempengaruhi

persepsi,

seperti

kecenderungan kita untuk mengelompokkan benda-benda yang
berdekatan atau mirip.

12

c. Situasi
Persepsi yang dimiliki seseorang berkaitan pula dengan situasi atau
konteks saat kita mengobservasi suatu objek, misalnya faktor waktu,
lingkungan kerja, dan lingkungan sosial.
Persepsi dan penilaian orang terhadap tindakan seseorang akan
cukup banyak dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang diambil mengenai
keadaan

internal

orang

itu.

Teori

atribusi

dikemukakan

untuk

mengembangkan penjelasan mengenai cara-cara kita menilai orang secara
berlainan, tergantung pada makna apa yang kita kaitkan pada prilaku
tertentu. Pada dasarnya, teori itu mengemukakan bahwa bila kita
mengamati prilaku individu, kita berusaha menentukan apakah prilaku itu
disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. Meski demikian, penentuan
tersebut sebagian besar tergantung pada tiga faktor yaitu keunikan,
konsensus, dan konsistensi. (Robbins, 2006:172)
a. Keunikan
Merujuk apakah individu memperlihatkan prilaku-prilaku yang yang
berlainan dalam situasi yang berlainan.
b. Konsensus
Jika setiap orang yang dihadapkan pada situasi yang sama bereaksi
dengan cara yang sama, dapatlah kita katakan bahwa prilaku itu
menunjukkan konsensus.
c. Konsistensi
Apakah seseorang memberikan reaksi yang sama dari waktu ke waktu.

13

Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita
membuat persepsi yang lebih akurat dengan cepat dan memberikan data
yang valid (sahih) untuk membuat ramalan. Namun teknik-teknik ini akan
menceburkan kita dalam kesulitan karena tidak ‘foolproof’. Karena itu,
pemahaman akan jalan pintas ini dapat membantu kita mewaspadai bila
teknik-teknik ini menghasilkan distorsi. (Robbins, 2006:174-176)
a. Persepsi Selektif
Orang secara selektif menafsirkan apa yang mereka lihat atas dasar
kepentingan, latarbelakang, pengalaman dan sikap mereka.
b. Efek Halo
Menggambarkan kesan umum tentang individu atas dasar karakteristik
tunggal. Seperti misalnya kecerdasan, kemampuan bergaul, atau
penampilan.
c. Efek Kontras
Evaluasi atas karakteristik-karakteristik seseorang yang terpengaruh
oleh perbandingan-perbandingan dengan orang lain yang baru saja
dijumpai yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah berdasar
karakteristik-karakteristik yang sama.
d. Proyeksi
Mencirikan karakteristik-karakteristik pribadi seseorang ke orang lain.
Orang-orang yang terlibat dalam proyeksi cenderung mempersepsikan
orang lain menurut seperti apa diri mereka sendiri bukannya menurut
keadaan senyatanya orang tengah diamati tersebut.

14

e. Berstereotipe
Menilai seseorang bedasarkan persepsi seorang terhadap kelompok
dimana orang itu tergabung.
Dalam konteksnya dari topik skripsi ini, Persepsi menjadi masalah
penting yang sebisa mungkin diharapkan dapat dibentuk oleh objek yang
dipersepsikan bila dalam kenyataannya ditemukan suatu persepsi negatif
dan positif terhadap objek yang dipersepsikan, maka jika persepsi tersebut
negatif dapat diambil kesimpulan bahwa objek yang dipersepsikan
memberi stimulus kondisi yang menyimpang dari yang seharusnya
dipenuhi oleh objek persepsi tersebut, begitu juga sebaliknya dengan
persepsi positif dalam konteks profesi akuntan menyatakan persepsi
merupakan bagian penting yang semestinya diperhatikan sejak saat calon
akuntan mengikuti akomodasinya hingga saat pelaksanaan profesinya.
Jadi, apabila profesi akuntan yang merupakan responden dari penelitian ini
memiliki persepsi bahwa tindakan manajemen laba dan manipulasi laporan
keuangan adalah etis, kemungkinan besar keputusan yang mereka ambil
seperti masalah tersebut juga akan lebih mengabaikan aturan dan nilai
etika profesi yang seharusnya dipegang.
2. Etika
Istilah etika dalam bahasa Indonesia sebenarnya berasal dari bahasa
yunani: ethos, yang berarti kebiasaan atau watak. Etika juga berasal dari
bahasa Perancis: etiquette atau dalam bahasa Indonesia dengan kata etiket
yang berarti juga kebiasaan atau cara bergaul, berperilaku yang baik. Etika

15

lebih merupakan pola perilaku atau kebiasaan yang baik dan dapat
diterima oleh lingkungan pergaulan seseorang. Tergantung kepada situasi
dan cara pandangnya, seseorang dapat menilai apakah etika yang
digunakan itu bersifat baik atau buruk (Dedy, 2009:1-2).
Menurut Maryanto, Muhammad dan Dewi (2001:5-6) di Indonesia,
etika menjadi kesusilaan karena sila berarti dasar, kaidah, atau aturan.
Sedangkan isu berarti baik, benar, dan bagus. Etika bisa juga berarti nilainilai atau norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Pada prinsipnya etika
dipandang sebagai koreksi dari prinsip-prinsip atau pandangan moral
tentang tindakan-tindakan yang dapat atau tidak dapat diterima mengenai
suatu aktivitas tentang seseorang atau kelompok. Dengan kata lain, etika
diartikan sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang
mengatur prilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau
masyarakat atau profesi.
Keraf (1997) dalam Lontoh dan Lindrawati (2004:6) menyatakan
bahwa etika dapat dibedakan menjadi dua yaitu etika umum dan etika
khusus.
a. Etika umum
Etika dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil
keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang
menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak, serta tolak ukur

16

dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum
digolongkan dalam ilmu pengetahuan yang membahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori.
b. Etika khusus
Etika khusus berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip moral dasar
dalam kehidupan yang khusus. Etika khusus dibedakan menjadi dua
yaitu etika individual dan etika sosial.
1) Etika individual: menyangkut kewajiban dan sikap manusia
terhadap dirinya sendiri.
2) Etika sosial: berkaitan dengan kewajiban, sikap dan pola prilaku
manusia dengan manusia lainnya. Etika sosial mencakup etika
profesi dan etika bisnis.
(a) Prinsip etika profesi adalah meliputi:
(1) Tanggung jawa terhadap pelaksanaan pekerjaan, terhadap
dampak ke masyarakat umum.
(2) Keadilan, tidak melanggar hak orang lain.
(3) Ekonomi berkode etik.
(b) Etika bisnis memiliki prinsip ideal:
(1) Otonomi, bebas mengambil keputusan etis dan bertanggung
jawab.
(2) Kejujuran bisnis (memenuhi kintrak, menawarkan barang
dan jasa, tak berusaha menipu, good ethics drives good
business.

17

(3) Berbuat baik (benefiance), tak berbuat jahat (nonmalefience), tak bermaksud merugikan.
(4) Prinsip keadilan.
(5) Hormat pada diri sendiri.
Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting karena
etika merupakan pedoman untuk selalu mempertimbangkan bagaimana
seharusnya bertingkah laku. Banyak diantara nilai-nilai etika yang
dimasukkan dalam undang-undang. Semua profesi beroperasi di bawah
beberapa jenis kode etik atau kode perilaku. Ke sepuluh GAAS (Generally
Accepted Auditing Standard) dan Kode Perilaku Profesional dari AICPA
(American Institute of Certified Public Accountants) menetapkan tingkah
laku yang dapat diterima dari auditor.
3.

Manajemen Laba
a.

Definisi Manajemen Laba
Manajemen laba (earnings management) merupakan suatu
kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan
mengambil pilihan yang tepat untuk mencapai tingkat laba yang
diharapkan. Manipulasi dilakukan agar earnings tampak sebagaimana
yang diharapkan (Mayangsari, 2001:50)
Sugiri (1998) dalam Agus (2007:10-11), mendefinisikan
manajemen laba (earnings management) kedalam dua kategori yaitu
definisi sempit dan definisi luas.

18

1)

Definisi Sempit
Manajemen laba (earnings management) dalam hal ini hanya
berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba
dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai prilaku manajemen
untuk “bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam
menentukan besarnya earnings.

2) Definisi Luas
Earnings

management

merupakan

tindakan

manajer

untuk

meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas
suatu

unit

dimana

manajer

bertanggung

jawab,

tanpa

mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi
jangka panjang unit tersebut.
Berbagai definisi telah diberikan dalam menjelaskan manajemen
laba sebagai suatu bentuk khusus creative accounting dan bukannya
akuntansi ”berdasarkan prinsip”. Schipper dikutip Belkaoui (2006:75)
melihat manajemen laba sebagai suatu intervensi yang disengaja pada
proses pelaporan eksternal dengan maksud untuk mendapatkan
keuntungan pribadi. Hal ini diasumsikan dapat dilakukan melalui
pemilihan metode-metode akuntansi dalam generally accepted
accounting principles (GAAP) ataupun dengan cara menerapkan
metode-metode yang telah ditentukan dengan cara-cara tertentu.

19

Sementara itu, definisi yang digunakan oleh Healy dan Wahlen
lebih menjelaskan penyebab dilakukannya manajemen laba oleh pihak
manajemen. Seperti terlihat dalam kutipan berikut (Belkoui, 2006:75):
”Earning Management when managers use judgment in financial
reporting and in structuring transactions to after financial reports to
either mislead some stakeholder about the under lying economic
performance of the company or to influence contractual outcomes”.
Definisi yang dikemukakan oleh Healy dan Wahlen tersebut
berfokus pada penerapan pertimbangan dalam laporan keuangan (a)
untuk menyesatkan para pemangku kepentingan yang tidak ataupun
tidak bisa melakukan manajemen laba dan (b) untuk membuat laporan
keuangan menjadi lebih informatif bagi para penggunanya. Oleh
karena itu terdapat sisi baik maupun buruk dari manajemen laba yaitu
sisi baiknya adalah potensi peningkatan kredibilitas manajemen dalam
mengkomunikasikan informasi pribadi kepada pemangku kepentingan
eksternal dan memperbaiki keputusan alokasi sumber-sumber daya
sedangkan sisi buruknya adalah biaya yang diciptakan oleh kesalahan
alokasi dari sumber-sumber daya.
Scott

(1997)

dalam

Surifah

(2001:81)

mendefiniskan

manajemen laba sebagai intervensi manajemen dalam proses
penyusunan laporan keuangan eksternal sehingga dapat menaikkan
atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kepentingannya.
Pendapat Scott tersebut relevan dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Schipper yang dikutip Belkoui (2006) bahwa manajemen laba
dapat dilakukan dengan memanfaatkan kelonggaran penggunaan

20

metode dan prosedur akuntansi, membuat kebijakan yang dapat
menunda biaya-biaya dan pendapatan agar laba perusahaan lebih kecil
atau lebih besar dengan yang diharapkan.
Kiswara (1997) dalam Lontoh dan Lindrawati (2004:7),
menyatakan bahwa manajemen laba adalah suatu proses yang
disengaja menurut batasan standar akuntansi keuangan, untuk
mengarahkan pelaporan laba pada tingkat tertentu. Termasuk dalam
tindakan ini adalah rekayasa kebijakan akuntansi akrual (discretionary
accrual), praktek perataan laba (income smoothing), manipulasi
alokasi pendapatan/biaya, perubahan metode akuntansi dan perubahan
struktur modal (seperti posisi utang, swap utang equitas).
Dari berbagai definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa
manajemen laba merupakan usaha memanipulasi laporan keuangan
untuk kepentingan pribadi yang dilakukan dengan tetap mengacu pada
prinsip-prinsip yang dibolehkan misalnya dengan memilih metode
akuntansi. Namun secara etika tindakan tersebut dapat mengurangi
kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan untuk pengambilan
keputusan oleh pihak ekstenal. Anggapan bahwa manajemen laba
dapat menurunkan kualitas laba sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Arthur Levitt (1998), ketua Securities and Exchange Commision
(SEC) (Lontoh dan Lindrawati, 2004:2).

21

b. Motivasi Manajemen Laba
Ada

berbagai

motivasi

yang

mendorong

dilakukannya

menajemen laba. Teori akuntansi positif (positif accounting theory)
mengusulkan tiga hipotesis motivasi manajemen laba yaitu (Watts dan
Zimmerman, 1986 dalam Ujiyantho, 2007:5-6):
1) Hipotesis Program Bonus (Bonus Plan Hypothesis)
Hipotesis program bonus merupakan dorongan manajer perusahaan
dalam melaporkan laba yang diperolehnya untuk memperoleh
bonus yang dihitung atas dasar laba tersebut. Manajer perusahaan
dengan rencana bonus lebih mungkin menggunakan metodemetode akuntansi yang meningkatkan income yang dilaporkan
pada periode berjalan. Alasannya adalah tindakan seperti itu
mungkin akan meningkatkan persentase nilai bonus jika tidak ada
penyesuaian untuk metode yang dipilih. Penelitian Healy (1985)
menggunakan pendekatan program bonus manajemen, yaitu bahwa
manajer akan memperoleh bonus secara positif ketika laba berada
diantara batas bawah (bogey) dan batas atas (cap). Ketika laba
berada dibawah bogey manajer tidak mendapatkan bonus dan
ketika laba berada diatas cap manajer hanya mendapatkan bonus
tetap.
2) Hipotesis perjanjian hutang (Debt Covenant Hypothesis)
Motivasi hutang muncul karena perjanjian antara manajer dan
pemilik perusahaan berbasis pada kompensasi manajerial dan

22

perjanjian

hutang

(debt

covenant).

Semakin

tinggi

rasio

hutang/ekuitas suatu perusahaan, yang ekuivalen dengan semakin
dekatnya (yaitu semakin ketat) perusahaan terhadap kendalakendala dalam perjanjian hutang dan semakin besar probabilitas
pelanggaran

perjanjian,

semakin

mungkin

manajer

untuk

menggunakan metode-metode akuntansi yang meningkatkan
income. Alasannya adalah, dengan menaikkan laba bersih akan
mengurangi

kemungkinan

perusahaan

mengalami

technical

default.
3) Hipotesis Biaya Politik (Political Cost Hipothesis)
Motivasi regulasi politik merupakan motivasi manajemen dalam
mensiasati berbagai regulasi pemerintah. Perusahaan yang terbukti
menjalank

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP KOMITMEN PROFESI AKUNTAN PUBLIK Pengaruh Persepsi Profesi Dan Kesadaran Etis Terhadap Komitmen Profesi Akuntan Publik (Survey pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Yogyakarta).

0 0 14

PENGARUH PERSEPSI PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP KOMITMEN PROFESI AKUNTAN PUBLIK Pengaruh Persepsi Profesi Dan Kesadaran Etis Terhadap Komitmen Profesi Akuntan Publik (Survey pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Yogyakarta).

0 1 13

PERSEPSI ETIS BERDASARKAN GENDER DAN LEVEL HIERARKIS AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PRAKTIK EARNINGS PERSEPSI ETIS BERDASARKAN GENDER DAN LEVEL HIERARKIS AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PRAKTIK EARNINGS MANAGEMENT.

0 1 11

PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK Persepsi Akuntan Publik, Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Akuntansi (Ums) Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi Akuntan.

0 0 14

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, ORIENTASI ETIKA DAN NILAI ETIKA ORGANISASI TERHADAP PERILAKU ETIS AKUNTAN.

0 0 6

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPRITUAL, ORIENTASI ETIKA DAN NILAI ETIKA ORGANISASI TERHADAP PERILAKU ETIS AKUNTAN.

0 0 6

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK BEREGISTER DAN AKUNTAN PENDIDIK TIDAK BEREGISTER TENTANG ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI.

0 0 6

Perbedaan Persepsi Antara Akuntan Publik, Akuntan Perusahaan dan Akuntan Pendidikan Terhadap Etika Profesi Akuntan.

0 0 50

PENGARUH ATRIBUT PERSONAL DAN PERSEPSI AKUNTAN ATAS ETIKA ORGANISASI TERHADAP PENILAIAN ETIS SEORANG AKUNTAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 128

PENGARUH IKLIM ETIKA DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PERSEPSI ETIS AKUNTAN PUBLIK MENGENAI PENGGELAPAN PAJAK

0 1 12