Obat dikelola secara efi sien untuk memenuhi kebutuhan pasien. Kriteria

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 285 Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015 kode diagnosa dan kode prosedurtindakan mendukung proses pengumpulan dan analisis data. • Singkatan dan simbol juga distandarisasi dan termasuk daftar “yang tidak boleh digunakan“. Standarisasi tersebut konsisten dengan standar lokal dan nasional yang berlaku. Elemen Penilaian: 1. Praktik Mandiri mempunyai rekam medis bagi setiap pasien dengan metoda identifi kasi yang baku untuk mencegah terjadinya salah identifi kasi Terdapat standardisasi kode klasifi kasi diagnosis dan terminologi lain yang konsisten dan sistematis 2. Terdapat standarisasi kode klasifi kasi diagnosis dan terminology yang disusun dan digunakan 3. Dilakukan pembakuan singkatan-singkatan yang digunakan dalam pelayanan sesuai dengan standar local danatau nasional. 4. Sistem pengkodean, penyimpanan, dan dokumentasi memudahkan dokter dan petugas yang membantu untuk menemukan rekam medis pasien tepat waktu maupun untuk mencatat pelayanan yang diberikan kepada pasien 5. Dilakukan pengaturan penyimpanan berkas rekam medis dengan kejelasan masa retensi sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Kriteria 2.10.2. Dokter memiliki akses informasi sesuai dengan kebutuhan dan tanggungjawab pekerjaan Pokok Pikiran: • Berkas rekam medis pasien adalah suatu sumber informasi utama mengenai proses asuhan dan perkembangan pasien, sehingga merupakan alat komunikasi yang penting. Agar informasi ini berguna dan mendukung asuhan pasien keberlajutan, maka perlu tersedia selama pelaksanaan asuhan pasien dan setiap saat dibutuhkan, serta dijaga selalu diperbaharui up to date. • Catatan medis dan catatan pelayanan pasien lainnya tersedia dan terjamin kerahasiaan nya. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 286 Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015 Elemen Penilaian: 1. Akses dokter dan petugas kesehatan yang membantu terhadap informasi dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan tugas dan tanggung jawab dalam pelayanan 2. Ditetapkan dokter dan petugas kesehatan yang mempunyai hak akses terhadap rekam medis pasien. 3. Akses petugas terhadap informasi dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ditetapkan 4. Hak untuk mengakses informasi tersebut mempertimbangkan tingkat kerahasiaan dan keamanan informasi Kriteria 2.10.3. Rekam berisi informasi yang memadai dan dijaga kerahasiaan tentang identifi kasi pasien, dokumentasi prosedur kajian, masalah, kemajuan pasien dan hasil asuhan Pokok Pikiran: • Kelengkapan isi rekam medis diperlukan untuk menjamin kesinambungan pelayanan, memantau kemajuan respons pasien terhadap asuhan yang diberikan. • Dokter dan petugas kesehatan yang membantu wajib menjaga privasi dan kerahasiaan data serta informasi dan secara khusus dalam menjaga data dan informasi yang sensitif. Elemen Penilaian: 1. Isi rekam medis mencakup diagnosis, pengobatan, hasil pengobatan, dan kontinuitas asuhan yang diberikan 2. Dilakukan penilaian dan tindak lanjut kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis 3. Tersedia prosedur menjaga kerahasiaan rekam medis MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 287 Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015 Tanggung Jawab Dokter dan Tenaga Kesehatan Standar 2.11. Dokter praktik mandiri bertanggung jawab menyelenggarakan praktik mandiri sesuai dengan standar. Kriteria 2.11.1. Ada pembakuan dan pelaksanaan standar layanan klinis yang disusun berdasarkan acuan yang jelas. Pokok Pikiran: • Agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik, maka perlu dilakukan pembakuan standar dan prosedur layanan klinis. Standar dan prosedur tersebut perlu disusun berdasarkan acuan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, dan bila memungkinkan berdasarkan bukti ilmiah terkini dan yang terbaik the best available evidence. Elemen Penilaian: 1. Standarprosedur layanan klinis disusun dan dibakukan didasarkan atas prioritas fungsi dan proses pelayanan 2. Standar tersebut disusun berdasarkan acuan yang jelas 3. Tersedia dokumen yang menjadi acuan dalam penyusunan standar 4. Ditetapkan prosedur penyusunan standarprosedur layanan klinis 5. Pelayanan klinis dilakukan sesuai dengan standarprosedur layanan klinis Kriteria 2.11.2. Dokter praktik mandiri bertanggung jawab untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi dalam menyediakan pelayanan kesehatan. Pokok Pikiran • Untuk mencegah terjadinya risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh dokter praktik mandiri, maka dokter praktik mandiri berkewajiban melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya risiko infeksi baik pada pasien, keluarga pasien, maupun dokter dan petugas kesehatan yang membantu. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 288 Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015 • Untuk mengupayakan pencegahan infeksi perlu disusun panduan atau prosedur pencegahan infeksi di tempat praktik yang diterapkan dalam penyelenggaraan praktik mandiri • Upaya pencegahan meliputi: cuci tangan hand hygiene, pengelolaan jika terjadi cedera akibat benda tajam, pengelolaan ceceran darah atau cairan tubuh, kebersihan tempat pelayanan, prosedur aseptic dan sterilisasi, pembuangan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri, dan pencegahan terjadinya penularan penyakit, sesuai dengan panduan dan peraturan perundangan yang berlaku. Elemen Penilaian: 1. Tersedia panduan atau prosedur pencegahan infeksi 2. Tersedia prosedur triase untuk pasien dengan potensi penularan penyakit 3. Dokter dan petugas kesehatan yang membantu memahami upaya- upaya pencegahan infeksi 4. Dokter dan petugas kesehatan yang membantu pada saat menjalankan tugas pelayanan menerapkan upaya pencegahan infeksi sesuai dengan panduan atau prosedur 5. Tempat pelayanan dijaga kebersihannya 6. Dokter praktik mandiri menggunakan alat pelindung diri jika dipersyaratkan 7. Dilakukan sterilisasi peralatan medis yang digunakan sesuai panduan 8. Pembuangan limbah medis dilakukan sesuai dengan panduan Standar 2.12. Dokter praktik mandiri bertanggung jawab untuk merencanakan, memonitor, dan menilai mutu layanan klinis Kriteria 2.12.1 Dilakukan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut terhadap indikator pelayanan Praktik Mandiri Pokok Pikiran: • Untuk melaksanakan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang berkesinambungan perlu ditetapkan indicator mutu dan keselamatan pasien yang digunakan oleh Dokter Praktik Mandiri MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 289 Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015 • Kepuasan pasien dan keluhan pasien merupakan indicator mutu yang minimal harus dipantau • Indikator pengukuran keselamatan pasien meliputi: tidak terjadinya kesalahan identifi kasi pasien, tidak terjadinya kesalahan pemberian obat, tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis, pengurangan terjadinya risiko infeksi, dan tidak terjadinya pasien jatuh • Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap indikator-indikator yang telah ditetapkan, untuk selanjutnya dianalisis dan dilakukan tindak lanjut perbaikan Elemen Penilaian: 1. Disusun dan ditetapkan indikator mutu layanan klinis 2. Ditetapkan sasaran-sasaran keselamatan pasien sebagaimana tertulis dalam Pokok Pikiran 3. Dilakukan pengukuran terhadap indikator-indikator mutu dan keselamatan pasien 4. Data mutu layanan klinis dan keselamatan pasien dikumpulkan secara periodik 5. Data mutu layanan klinis dan keselamatan pasien didokumentasikan 6. Data mutu layanan klinis dan keselamatan pasien dianalisis untuk menentukan tindak lanjut dan langkah-langkah perbaikan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien 7. Dilakukan upaya tindak lanjut untuk melakukan peningkatan mutu, perilaku dalam pemberian pelayanan dan keselamatan pasien 8. Seluruh kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien didokumentasikan MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NILA FARID MOELOEK FARID MOE LAMPIRAN IV CONTOH PENCANTUMAN STATUS AKREDITASI MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 293 Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015 LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK PRATAMA, TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER, DAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI CONTOH PENCANTUMAN STATUS AKREDITASI PUSKESMASKLINIK PRATAMATEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI TERAKREDITASI TINGKAT : …………………. DARI TAHUN ...... SAMPAI DENGAN TAHUN ..... MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NILA FARID MOELOEK FARID MOE