Kepemimpin Suku dalam Pemerintahan Desa: Studi Kasus pada Masyarakat Suku Ekagi di Desa Mauwa, Kecamatan Kamu, Kabupaten Daerah Tingkat II Paniai Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya

KEPEMlMPlNAN SUKU DALAM PEMERINTAHAAN DESA :
STUD1 KASUS PADA MASYARAKAT SUKU EKAGl Dl DESA MAUWA,
KECAMATAN UAMU, KABUPATEN DAERAH TINGKAT li PANIAB
PROPlNSl DAERAH TlNlGKAT I IRlAN JAVA

Oleh

HERMAN HAWANG DOSINAENG

FAKULTAS PASCASARJANA
INSTITUT PERTANI.4N BOGOR
1991

RINGKASAN
HERMAN HAWANG DOSINAENG.

Kepemimpinan Suku Dalam

Peme-

rintahan Desa: Studi Kasus pada Masyarakat Suku Ekagi di

Desa Mauwa, Kecamatan Kamu, Kabupaten
Paniai, Propinsi Daerah

Daerah Tingkat I1

Tingkat I Irian Jaya

(Di bawah

bimbingan ALI M.A. RACHMAN sebagai ketua dan SEDIONO M.P
TJONDRONEGORO sebagai anggota).
Penelitian
sosial dalam

ini bertujuan untuk mempelajari

ikatan

masyarakat suku, baik ikatan sosial di an-


tara anggota masyarakat sesuku, di antara suku yang berbeda maupun ikatan administrasi pemerintah nasional serta kepemimpinan di dalam masing-masing unit sosial yang
terbentuk berdasarkan ikatan sosial tersebut.
Metode penelitian ini mengutamakan pengumpulan data
kualitatif
lima

baik berdasarkan pengalaman selama bertugas

tahun di daerah penelitian ini maupun

berdasarkan

hasil wawancara dan obeservasi dalam studi lapang selama
tiga bulan.
Untuk

mengetahui ikatan

sosial di antara


anggota

masyarakat sesuku, studi diarahkan untuk mempelajari keeratan ikatan bathin antara sesama anggota suku.
anggota

suku

asal-usul

antara

dengan pemimpin suku, besar-kecil

keanggotaan

suku, solidaritas

anggota

serta pengakuan pengikut terhadap pemimpin suku.


serta
suku
Untuk

mengetahui ikatan sosial antar suku, studi diarahkan untuk mempelajari elastisitas ikatan sosial dalam

masing-

masing

suku yang memungkinkan terjadi

interaksi

antar

suku serta kegiatan-kegiatan yang dapat maupun tidak dapat menimbulkan elastisitas ikatan sosial dalam
masing suku.
trasi


masing-

Sedangkan untuk mengetahui ikatan adminis-

pemerintah

mempelajari

nasional, studi ini

diarahkan

ikatan-ikatan sosial antar suku

untuk

di

dalam


desa sebagai unsur administrasi pemerintah nasional
kemampuan administrasi pemerintah nasional untuk

dan

menja-

lin ikatan sosial di antara suku-suku yang digabung dalam pemerintahan desa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikatan sosial di
antara

anggota masyarakat sesuku kuat baik terdapat

antara

sesama anggota masyarakat suku maupun di antara

pengikut


dengan pemirnpin suku. Keeratan

hubungan

terutama

disebabkan oleh kecilnya jumlah

anggota

di

ini
suku

dan kesamaan keturunan yang ditelusuri melalui garis keturunan ayah.
ditunjuk
anggota

Keeratan ikatan sosial dalam suku ini pun


oleh adanya solidaritas yang tinggi di
masyarakat sesuku. Tingginya

antara

solidaritas

ini

diwujudkan dalam pelaksanaan upacara-upacara ritual, saling

membantu dalam kegiatan-kegiatan yang

berhubungan

dengan adat terutama bila berhadapan dengan anggota
ku

lain demi menjaga eksistensi dan martabat suku.


dalam
dari

suku

muncul seorang pemimpin suku

yang

anggota suku itu sendiri yang dipilih

dan

suDi

berasal
diakui

berdasarkan


kekayaan, kemurahan hati

dan

kemahirannya

dalam menyelesaikan masalah adat.
Ikatan sosial antar suku dapat terjadi, sangat tergantung
masing

pada

elastisitas ikatan sosial

dalam

masing-

suku.


Elastisitas ikatan sosial

dalam

masing-

masing suku masih terbatas dalam kegiatan-kegiatan tertentu saja kegiatan mana yang dibenarkan oleh norma

pa-

nutan masyarakat suku.
Elastisitas

ikatan sosial dalam suku

baru

nampak

dalam hubungan perkawinan karena mereka menganut

sistem

perkawinan eksogami, dan dalam tradisi konglomerasi
tara beberapa suku sehingga terbentuk suatu

an-

konfederasi

sebagai embrio pembentukan kampung. Elastisitas

ikatan

sosial dalam suku ini nampak pula dalam kerjasama karena
kesamaan
dekat

kepentingan, kesamaan hobi atau

(rrougeimra)

diantara beberapa

karena

anggota

teman

masyarakat

dari suku yang berbeda.
Sebaliknya
masing-masing
ruhi

banyak ha1 ikatan

sosial

suku tidak dapat elastis karena

oleh norma panutan suku-suku tersebut.

dalam
lain

dalam

upacara adat, solidaritas dan
yang

berbagai

berhubungan dengan eksistensi

dan

dalam

dipengaMisalnya
kegiatan
martabat

masing-masing suku.
Dengan demikian, pembentukan desa oleh administrasi
pemerintah

nasional dengan cara menggabungkan

beberapa

suku, belum dapat diterima oleh masyarakat suku

iii

karena

ikatan sosial dalam masing-masing suku belum cukup elastis

untuk menyatu dalam satu satuan sosial

yang

lebih

besar daripada konfederasi, yang bukan timbul dari dalam
masyarakat itu sendiri.

KEPEMlMPlNAN SUKU DALAM PEMERINTAHAAN DESA :
STUD1 KASUS PADA MASYARAKAT SUKU EKAGl Dl DESA MAUWA,
KECAMATAN UAMU, KABUPATEN DAERAH TINGKAT li PANIAB
PROPlNSl DAERAH TlNlGKAT I IRlAN JAVA

Oleh

HERMAN HAWANG DOSINAENG

FAKULTAS PASCASARJANA
INSTITUT PERTANI.4N BOGOR
1991

RINGKASAN
HERMAN HAWANG DOSINAENG.

Kepemimpinan Suku Dalam

Peme-

rintahan Desa: Studi Kasus pada Masyarakat Suku Ekagi di
Desa Mauwa, Kecamatan Kamu, Kabupaten
Paniai, Propinsi Daerah

Daerah Tingkat I1

Tingkat I Irian Jaya

(Di bawah

bimbingan ALI M.A. RACHMAN sebagai ketua dan SEDIONO M.P
TJONDRONEGORO sebagai anggota).
Penelitian
sosial dalam

ini bertujuan untuk mempelajari

ikatan

masyarakat suku, baik ikatan sosial di an-

tara anggota masyarakat sesuku, di antara suku yang berbeda maupun ikatan administrasi pemerintah nasional serta kepemimpinan di dalam masing-masing unit sosial yang
terbentuk berdasarkan ikatan sosial tersebut.
Metode penelitian ini mengutamakan pengumpulan data
kualitatif
lima

baik berdasarkan pengalaman selama bertugas

tahun di daerah penelitian ini maupun

berdasarkan

hasil wawancara dan obeservasi dalam studi lapang selama
tiga bulan.
Untuk

mengetahui ikatan

sosial di antara

anggota

masyarakat sesuku, studi diarahkan untuk mempelajari keeratan ikatan bathin antara sesama anggota suku.
anggota

suku

asal-usul

antara

dengan pemimpin suku, besar-kecil

keanggotaan

suku, solidaritas

anggota

serta pengakuan pengikut terhadap pemimpin suku.

serta
suku
Untuk

mengetahui ikatan sosial antar suku, studi diarahkan untuk mempelajari elastisitas ikatan sosial dalam

masing-

masing

suku yang memungkinkan terjadi

interaksi

antar

suku serta kegiatan-kegiatan yang dapat maupun tidak dapat menimbulkan elastisitas ikatan sosial dalam
masing suku.
trasi

masing-

Sedangkan untuk mengetahui ikatan adminis-

pemerintah

mempelajari

nasional, studi ini

diarahkan

ikatan-ikatan sosial antar suku

untuk

di

dalam

desa sebagai unsur administrasi pemerintah nasional
kemampuan administrasi pemerintah nasional untuk

dan

menja-

lin ikatan sosial di antara suku-suku yang digabung dalam pemerintahan desa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikatan sosial di
antara

anggota masyarakat sesuku kuat baik terdapat

antara

sesama anggota masyarakat suku maupun di antara

pengikut

dengan pemirnpin suku. Keeratan

hubungan

terutama

disebabkan oleh kecilnya jumlah

anggota

di

ini
suku

dan kesamaan keturunan yang ditelusuri melalui garis keturunan ayah.
ditunjuk
anggota

Keeratan ikatan sosial dalam suku ini pun

oleh adanya solidaritas yang tinggi di
masyarakat sesuku. Tingginya

antara

solidaritas

ini

diwujudkan dalam pelaksanaan upacara-upacara ritual, saling

membantu dalam kegiatan-kegiatan yang

berhubungan

dengan adat terutama bila berhadapan dengan anggota
ku

lain demi menjaga eksistensi dan martabat suku.

dalam
dari

suku

muncul seorang pemimpin suku

yang

anggota suku itu sendiri yang dipilih

dan

suDi

berasal
diakui

berdasarkan

kekayaan, kemurahan hati

dan

kemahirannya

dalam menyelesaikan masalah adat.
Ikatan sosial antar suku dapat terjadi, sangat tergantung
masing

pada

elastisitas ikatan sosial

dalam

masing-

suku.

Elastisitas ikatan sosial

dalam

masing-

masing suku masih terbatas dalam kegiatan-kegiatan tertentu saja kegiatan mana yang dibenarkan oleh norma

pa-

nutan masyarakat suku.
Elastisitas

ikatan sosial dalam suku

baru

nampak

dalam hubungan perkawinan karena mereka menganut

sistem

perkawinan eksogami, dan dalam tradisi konglomerasi
tara beberapa suku sehingga terbentuk suatu

an-

konfederasi

sebagai embrio pembentukan kampung. Elastisitas

ikatan

sosial dalam suku ini nampak pula dalam kerjasama karena
kesamaan
dekat

kepentingan, kesamaan hobi atau

(rrougeimra)

diantara beberapa

karena

anggota

teman

masyarakat

dari suku yang berbeda.
Sebaliknya
masing-masing
ruhi

banyak ha1 ikatan

sosial

suku tidak dapat elastis karena

oleh norma panutan suku-suku tersebut.

dalam
lain

dalam

upacara adat, solidaritas dan
yang

berbagai

berhubungan dengan eksistensi

dan

dalam

dipengaMisalnya
kegiatan
martabat

masing-masing suku.
Dengan demikian, pembentukan desa oleh administrasi
pemerintah

nasional dengan cara menggabungkan

beberapa

suku, belum dapat diterima oleh masyarakat suku

iii

karena

ikatan sosial dalam masing-masing suku belum cukup elastis

untuk menyatu dalam satu satuan sosial

yang

lebih

besar daripada konfederasi, yang bukan timbul dari dalam
masyarakat itu sendiri.