Spesifikasi Model Ekonomi Prosedur Analisis Data

dikoreksi secara bertahap melalui series parsial penyesuaian jangka pendek. Ada beberapa macam uji kointegrasi, antara lain : 1 Uji Kointegrrasi Engel-Granger EG. Hipotesis : Ho = Tidak ada kointegrasi Ha = Ada kointegrasi Ho diterima apabila nilai t kritis Augmanted Dickey FullerADF. Sedangkan, apabila nilai t kritis Augmanted Dickey Fuller maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2 Uji Kointegrasi Johansen

3. Error Correction Model ECM

Setelah sebelumnya dilakukan uji unit root dan uji kointegrasi yang menghasilkan data yang terkointegrasi maka tahapan selanjutnya adalah dengan melakukan uji Error Corection Model ECM. Uji ini dilakukan untuk megkoreksi error pada persamaan jangka pendek menuju keseimbangan pada jangka panjang. Model fungsional pada penelitian ini adalah : lnNTt = f lnIHKIt , lnIHKUSt, lnJUBt, lnCDVt Model struktural dengan menggunakan Metode ECM adalah sebagai berikut: ln_NT t = + 1 ln_IHKI t - 2 ln_IHKUS t + 3 ln_JUB t - 4 ln_CDV t + 5 ECT -1 + t Dengan uraian sebagai berikut : Ln_NTt = Logaritma Natural Nilai Tukar Ln_IHKIt = Logaritma Natural IHK Indonesia Ln_IHKUSt = Logaritma Natural IHK US Ln_JUBt = Logaritma Natural JUB Ln_CDVt = Logaritma Natural Cadangan Devisa α i, = Parameter ε t = Error Term ECT -1 = Error Correction Term

4. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis adalah komponen utama yang diperlukan untuk dapat menarik kesimpulan dari suatu penelitian, uji hipotesis juga digunakan untuk mengetahui keakuratan data. Parameter-paremeter yang diestimasi dapat dilihat melalui dua kriteria. Pertama adalah statistik, yang meliputi uji signifikansi parameter secara individual Uji - t dan uji parameter secara bersama-sama Uji-F.

1. Uji t statistik Uji Parsial

Uji t statistik untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya terhadap variabel terikatnya. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung atau t statistik dengan t tabel. Pengujian Hipotesis yang digunakan dalam Uji t statistik adalah : Menetukan Ho dan Ha ; H0 : 1 0 , variabel IHKI Berpengaruh negatif terhadap nilai tukar dalam jangka pendek. Ha : 1 0 , variabel IHKI Berpengaruh positif terhadap nilai tukar dalam jangka pendek H0 : 1 0 , variabel IHKUS Berpengaruh positif terhadap nilai tukar dalam jangka pendek Ha : 1 0 , variabel IHKUS Berpengaruh negatif terhadap nilai tukar dalam jangka pendek H0 : 1 0 , variabel JUB Berpengaruh negatif terhadap nilai tukar dalam jangka pendek Ha : 1 0 , variabel JUB Berpengaruh positif terhadap nilai tukar dalam jangka pendek H0 : 1 0 , variabel CADEV Berpengaruh positif terhadap nilai tukar dalam jangka pendek Ha : 1 0 , variabel CADEV Berpengaruh negatif terhadap nilai tukar dalam jangka pendek Menentukan tingkat keyakinan dan daerah kritis = n – k – 1 Menentukan nilai t tabel kemudian membandingkan nilai t tabel dan nilai t statistik. Kriteria pengambilan keputusan : a. Hoditerima apabila memenuhi syarat t-hitung t-tabel ; t-hitung t-tabel, artinya variabel terikat tidak dipengaruhi oleh variabel bebas. b. Ho ditolak apabila memenuhi syarat t-hitung t-tabel ; t-hitung t-tabel, artinya variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas.

2. Uji F statistik

Uji F dikenal dengan Uji serentak atau Uji modeluji Anova yaitu uji yang digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji apakah model regresi yang ada signifikan atau tidak signifikan. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Kriteria pengambilan kesimpulan : a. Jika F hitung F tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. b. Jika F hitung F tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak. Ini berarti bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai tukar Rupiah terhadap USD tidak mencerminkan nilai tukar paritas daya beli. Dilihat dari selisih yang didapat dari nilai tukar aktual dan nilai tukar paritas yang masih cukup besar, sedangkan nilai tukar aktual yang mencerminkan nilai tukar paritas adalah yang memiliki selisih sebesar nol. 2. Penggunaan variabel IHKI berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai tukar RupiahUSD. Kenaikan harga dalam negeri menyebabkan nilai tukar RupiahUSD terdepresiasi, sesuai dengan teori paritas daya beli yaitu kenaikan harga dalam negeri yang dicerminkan oleh tingginya inflasi akan membuat depresiasi mata uang Rupiah. 3. Penggunaan variabel IHKUS berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap nilai tukar RupiahUSD. Kenaikan harga di Amerika Serikat dapat direspon baik oleh para eksportir sehingga dapat mengoptimalkan volume ekspor dan membuat nilai tukar RupiahUSD terapresiasi. 4. Penggunaan variabel JUB berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai tukar RupiahUSD. 5. Penggunaan variabel cadangan devisa berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai tukar RupiahUSD. Semakin besar jumlah cadangan devisa yang dimiliki suatu negara maka kepercayaan luar negeri atas kemampuan dalam negeri untuk mengatasi eksternal shock akan meningkat sehingga dapat mengapresiasi mata uang domestik.

B. Saran

1. Pembuat kebijakan harus lebih efektif dalam membuat kebijakan yang tepat dalam memperbaiki kondisi nilai tukar yang cenderung terdepresiasi untuk beberapa periode terakhir dengan cara menjaga stabilitas perekonomian dalam negeri salah satunya dengan tingkat inflasi yang terkendali. Jika dilihat faktor dari luar negeri yang mempengaruhi nilai tukar, tingkat harga yang tinggi di luar negeri dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk memaksimalkan ekspor ke negara tersebut, dengan demikian nilai tukar Rupiah akan menguat. 2. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa masih ada variabel bebas lain yang mempengaruhi variabel terikat sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain seperti tingkat suku bunga, tingkat pendapatan riil, dan ekspektasi. DAFTAR PUSTAKA Agustin, Grisvia. 2009. Anlaisis Paritas Daya Beli pada kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat Periode September 1997- Desember 2007. Ananta, Tegar Diwi. 2013. Pengaruh Paritas Daya Beli Pada Kurs Dollar Amerika, Dollar Singapura, Yen terhadap Rupiah Periode Tahun 2005-2012. Eitman, David K. Stonehill, Arthur I. Moffet, Michael H. 2010. Manajemen Keuangan Multinasional. Terjemahan. Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga. Haryanto, Ivan dan Diana Wibisono. 2000. Penerapan Konsep Paritas Daya Beli Dalam Menentukan Nilai Tukar Mata Uang Asing Dari Tujuh Negara. Jayaraman, T.K, dam Chee-Koeng Choong. 2014.Purchasing Power Parity Theory and its Validity in Pacific Island Countries PIC’s. Kartikaningtyas, Nisita, dan Suhadak. 2013. Pengujian teori paritas daya beli nilai tukar empat mata uang utama terhadap rupiah Indonesia studi pada BI periode 2003. I- 2013.II Krugman, Paul R dan Maurice Obstfeld. 2000. Ekonomi Internasional : Teori dan Kebijakan. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Lubis, M. Reza Aulia. 2007. Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity pada Mata Uang Rupiah Terhadap Dollar Amerika. Mankiw, N. Gregory. 2006. Makroekonomi. Terjemahan. Edisi keenam. Erlangga, Jakarta. Mishkin, F.S.2007. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets. Seventh Edition. Pearson Education. Nopirin. 2007. Ekonomi Moneter. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Ritonga, John Tafbu. 2004. Krisis Moneter dan reformasi Pembangunan Ekonomi Indonesia . Sadewa, Purbaya Yudhi. 2005. Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Kebijakan BI. Salvatore, Dominic. 2007. Ekonomi Internasional. Edisi kelima. Penerbit Erlangga, Jakarta. Sukirno, Sadono. 2003. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi ketiga. Rajawali Pers, Jakarta. Taylor, Alan M. Mark P. Taylor. 2004. The Purchasing Power Parity Debate. Journal of Economic Prespective, Volume 18 Number 4 135-158. Widarjono, A. 2005. Ekonometrika Teori dan Aplikasinya. Edisi pertama. Yogyakarta: Ekonosia. http:www.bps.go.idpengumuman www.imf.org