Bukan Pneumonia Infeksi Saluran Pernapasan Atas Pneumonia Infeksi Saluran Pernapasan Bawah

menajdi saluran pernapasan bagian atas dan bawah. ISPA bagian atas antara lain batuk, pilek, demam, faringitis, tonsillitis, dan otitis media. ISPA bagian atas ini dapat mengakibatkan kematian dalam jumlah yang kecil, tetapi dapat menyebabkan kecacatan, misalnya otitis media penyebab ketulian. Sedangkan ISPA bagian bawah antara lain epiglottis, laryngitis, laringotrakeitis, bronchitis, bronchiolitis dan pneumonia. ISPA bagian bawah ini yang paling sering menimbulkan kematian adalah pneumonia Ditjen P2PL, 2007; WHO, 2003.

2.1.2.2. Klasifikasi

ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA terbagi dalam 2 golongan yaitu ISPA bukan pneumonia dan ISPA pneumonia, berikut penjelasannya:

a. Bukan Pneumonia Infeksi Saluran Pernapasan Atas

Saluran pernapasan atas berfungsi menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara. Bersama udara masuk berbagai patogen yang dapat tersangkut di hidung, faring, laring atau trakea dan dapat berproliferasi bila daya tahan tubuh menurun. Penyakit infeksi saluran pernapasan atas meliputi sinusitis, rhinitis, pharingitis, tonsillitis dan laryngitis. Penyakit infeksi tersebut masing-masing memiliki pola dan ciri yang khas.

b. Pneumonia Infeksi Saluran Pernapasan Bawah

Pneumonia didefiniskan sebagai penyakit infeksi saluran pernapasan bawah yang meliputi parenkim paru-paru, termasuk alveoli dan struktur pendukungnya. Pneumonia disebabkan oleh virus patogen yang masuk kedalam tubuh melali aspirasi, inhalasi atau penyebaran sirkulasi. Pneumonia inhalasi disebabkan melalui droplet batuk dan bersin. Agen penyebabnya biasanya berupa virus. Pneumonia bakterial, organisme gram-positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah Streptococcus pneumonia, Streptococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes. Insiden penyakit pneumonia paling tinggi terjadi pada musim dingin, dan biasanya merupakan kelanjutan dari infeksi saluran pernapasan atas. Pneumonia virus yang merupakan tipe pneumonia paling umum disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus. Pneumonia fungal, infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti Histoplasmosis, menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora. Infeksi hitoplasma terkadang hilang dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan perawatan. Penderita pneumonia mengalami serangan berupa demam, gemetar, dingin yang menususk, batuk-batuk, sputum yang purulen dan nyeri dada pleuristik. Manifestasi pneumonia yang paling utama adalah hipoksemia. Kemudian komplikasinya meliputi asidosis metabolism. Pneumonia biasanya menimbulkan serangan yang bertahap dan tidak jelas serta kurang dramatis dalam penampakan klinisnya. Pasien yang mengidap penyakit ini akan mengalami sakit kepala, radang tenggorokan, otot kaku, resah yang disertai dengan batuk-batuk dan suhu yang tidak panas serta sel leukositnya tidak akan bertambah. Sedangkan menurut Ditjen P2PL 2009 dan Depkes 2002 penyakit ISPA diklasifikasikan menjadi tiga, diantaranya:

a. ISPA Ringan

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Penyakit Skabies pada Santri Perempuan di Pesantren Syamsudhuha Cot Murong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh utara

21 158 71

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 84 63

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SORONG Hubungan Perilaku Hidup Bersih Sehat Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sorong Propinsi Papua Barat Tahun 2015.

0 2 14

HUBUNGAN PERILAKU IBU TERHADAP HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Boloh Kecamatan Toroh Kabu

0 1 18

HUBUNGAN PERILAKU IBU TERHADAP HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Boloh Kecamatan Toro

0 1 12

PENDAHULUAN Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Boloh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.

0 3 4

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA Hubungan asupan energi, protein dan perilaku hidup Bersih dan sehat (phbs) dengan kejadian pneumonia Pada balita di puskesmas tawangsari Kabupaten sukoha

1 6 18

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA Hubungan Status Gizi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita di Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.

1 4 18

Hubungan Phbs (Perilaku Hidup Bersih Sehat) Pengasuh Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Mangkang 2010. - UDiNus Repository

0 0 2