Gambar 7. Kurva permintaan yang identik dari 2 pengguna sumberdaya air.
Sumber : Lipper dan Zilberman, 1999 dalam van den Berg, 1999
Ketika pasokan air tinggi maka permintaan air dihulu sama dengan permintaan air di hilir dapat terpuaskan dengan keragaman biaya sebesar Wo dimana
X1=X2=A1=A2. Surplus konsumen, ketika pasokan air rendah adalah sebesar AwoG dan ketika pasokan air tinggi adalah sebesar AwoH.
2.7.2. Berkaitan Kualitas Air
Johansson 2000 dalam Gabel dan Folmer 2000, menyatakan bahwa perbaikan kualitas lingkungan dapat mempengaruhi jumlah jasa lingkungan yang
dapat dibeli oleh individu pada tingkat pendapatan tertentu. Apabila kualitas lingkungan meningkat, maka individu akan menurunkan jumlah barang yang
diminta dengan tetap mempertahankan tingkat kegunaan dari jasa lingkungan tersebut. Apabila kualitas lingkungan menurun, maka individu akan menaikkan
permintaan jumlah barang yang diminta dengan resiko mendapatkan tingkat kegunaan yang menurun. Oleh karena setiap individu akan berusaha
mempertahankan kegunaan pada tingkat tertentu, maka individu akan melakukan kompensasi dari pendapatannya untuk perbaikan kualitas lingkungan
compensation and equivalent variation atau disingkat CV dan EV. Secara grafik disajikan pada Gambar 8 dan Gambar 9.
A
G C
D
W0 W¹
H
A2 E
A1 D1W
D1+D2W
Gambar 8. Compensation and equivalent variation dikaitkan dengan kualitas lingkungan
.
Gambar 9. Kurva marginal WTP CV dan EV untuk kualitas lingkungan yang berbeda.
Sumber : Johansson, 2000 dalam Gabel dan Folmer, 2000.
Biaya pengganti replacement cost didasarkan pada estimasi besarnya biaya yang disediakan oleh pengguna jasa lingkungan untuk menghindari
kerusakan lingkungan avoid cost atau biaya restorasi dan rehabilitasi lingkungan
Garis Biaya
Z Kualitas lingkungan
X Kuantitas
Kurva Indiferen
Y=xº
A B
C F
G D
E
Marginal WTP EV
Z Kualitas lingkungan
Rupiah Rp
2 1
z¹ zº
Marginal WTP CV
Mc
M
B
M
A
CV=Mc-M
B
EV=M
B-
M
A
replacement cost atau biaya substitusi atas jasa lingkungan yang mengalami kerusakan King and Mazzotta, 2005 ; Hanley and Splash, 1995 ; Hussen, 2000 ;
Pearce et al, 1994. Dengan kata lain, biaya pengganti dapat diasumsikan sebagai manfaat jasa lingkungan akibat peningkatan kualitas lingkungan melalui
rehabilitasi, restorasi dan konservasi ekosistem Field, 1994. Kesediaan pengguna jasa lingkungan mengkompensasikan pendapatannya
dimaksudkan untuk dapat mempertahankan tingkat utilitas tertentu yang diinginkan. Dalam kaitannya dengan estimasi biaya pengganti tersebut, maka
asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Besarnya biaya kompensasi yang dibayarkan pengguna jasa lingkungan sama
dengan besarnya biaya perbaikan lingkungan di wilayah hulu. 2. Kualitas lingkungan tahun 2002 lebih buruk dibandingkan tahun 1992.
Gambar 10. Kurva marginal WTP CV dan EV pada berbagai kondisi lingkungan.
3. Apabila prinsip pada Gambar 8 dan Gambar 9 dikembangkan lebih lanjut, maka diperoleh Gambar 10.
Garis Biaya
Z Kualitas lingkungan
GB = Y = X0 A
B C
F
G D
E
H 3
2 1
I1 I2
I3
z2 z1
z3 MBI2
MBI1
MAI1 MAI2
Rp
4. Garis biaya budget line y = p Xo dimana y = pendapatan tetap, p = harga barang privat dan Xo = jumlah barang privat yang diminta. Karena jasa
lingkungan ”tidak memiliki” harga pasar maka nilai p = 0 free of charge, sehingga biaya maksimal lingkungan environmental cost GB = y = 0.
5. Besarnya biaya marginal lingkungan MBI
1
= rata-rata kenaikan biaya marginal lingkungan tahun
Z
1 dan MBI
2
= rata-rata kenaikan biaya marginal lingkungan tahun
Z
2. 6. Besarnya kompensasi yang harus dibayarkan adalah sebesar CV
1
+ CV
2
. Dimana CV
1
= MBI
2
– MBI
1
dan CV
2
= MBI
1
– GB. 7. Kompensasi sebesar CV
1
+ CV
2
oleh pengguna jasa lingkungan sebagai biaya pengganti replacement cost bagi rehabilitasi dan konservasi.
2.8. Review Penelitian Terdahulu