10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut KBBI 1990;219, kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil.
Efektivitas dapat diartikan sebagai efek, pengaruh atau akibat dari suatu kegiatan atau tindakan yang dapat membawa hasil sesuai tujuan.
Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar Sadiman,1987 dalam Trianto,2009:20.
Keefektivan proses pembelajaran berkenaan dengan jalan, upaya, teknik dan strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara optimal, tepat dan cepat
Nana Sudjana,1990:50. Untuk mengetahui keefektivan mengajar bisa dilakukan dengan memberi tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk
mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran Trianto,2009. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas dalam
pembelajaran merupakan ketepatan pemilihan cara pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keefektifan pembelajaran dapat dilihat dari
keaktivan siswa, tanggapan siswa dengan model yang digunakan, dan hasil belajar dari siswa. Model pembelajaran yang digunakan juga sangat
berpengaruh untuk
meningkatkan hasil
belajar siswa.
pmdjfwejfojfrirfjfjfjfjfjfjfjf PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Belajar
Belajar sudah menjadi suatu istilah yang tidak asing dan banyak orang mengartikan istilah belajar. Beberapa ahli mendefinisikan belajar sebagai
berikut: a.
Lee J. Cronbach Educational Psychology;1977;92 “The term learning is ususally reserved for a relatively permanent
change in behavior, interpretation, or emotional response as a result of experience
”. Istilah pembelajaran ditujukan untuk perubahan yang relatif permanen dalam perilaku, interpretasi, atau reaksi emosional
sebagai hasil dari pengalaman. b.
WS. Winkel Psikologi Pengajaran; 2007; 59 Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interakasi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan
–pemahaman, keterampilan, dan nilai- sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
c. Reber Kamus Psikologi; 2010;521
“Learning is the process of acquiring knowledge”. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.
d. Prof. Dr Oemar Hamalik 2013;29
Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah atau prosedur yang
ditempuh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selanjutnya Agus Suprijono 2013; 4 mengemukakan prinsip-prinsip belajar yaitu:
Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:
1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang
disadari 2.
Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya 3.
Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup 4.
Positif atau berakumulasi 5.
Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan 6.
Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai
“any relatively permanent change in an organism’s behavioral reperiore that occurs as a result of experience
”. 7.
Bertujuan dan terarah 8.
Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang
dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.
Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
William Burton dalam Hamalik 2001;28 mengemukakan bahwa “A good
learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich
varied and propocative environtment ”.
Menurut Agus Suprijono 2013;5, tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai
dengan tindakan instruktusional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan, sementara tujuan belajar
sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects, bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif,
sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” live in
suatu sistem lingkungan belajar tertentu. 3.
Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan
memberi petunjuk kepada guru dikelas Agus Suprijono;2013;45. Terdapat banyak sekali model pembelajaran tetapi pada masa sekarang
ini model pembelajaran yang sering digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. Beberapa istilah pembelajaran berbasis sosial menurut Agus
Suprijono 2013;54 yaitu pembelajaran kooperatif cooperative learning dan pembelajaran kolaboratif.
Menurut Anita Lie Cooperative Learning;2010;29 model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada
unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan
prosedur model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
Selanjutnya Robert E. Slavin Cooperative Learning;2015;10 mengatakan bahwa semua model pembelajaran kooperatif menyumbangkan
ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggungjawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama
baiknya. Berikut dijelaskan beberapa elemen-elemen dasar pembelajaran
kooperatif yaitu Miftakul Huda;2014;46: a.
Interpretasi positif positive interpedence b.
Interaksi promotif promotive interaction c.
Akuntabilitas individu individual accountability d.
Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil interpersonal and small- group skill
e. Pemrosesan kelompok group prossesing
Dibawah ini dijelaskan sintak atau hubungan model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 6 enam fase Agus Suprijono;2013;65.
Tabel 2.1 Sintak model pembelajaran kooperatif FASE-FASE
PERILAKU GURU Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik Present goals and set
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik
siap belajar
Fase 2 : Menyajikan informasi Present information
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal
Fase 3 : Mengorganisir peserta didik ke dalm tim-tim belajar Organize
students into learning team Memeberikan penjelasan kepada
peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan transisi yang efisien
Fase 4 : Membantu kerja tim dan belajar Assist team work and study
Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5 : Mengevaluasi Test on the materials
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi
pembelajaran atau kelompok- kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya
Fase 6 : Memberikan pengakuan atau penghargaan Provide
recognition Mempersiapkan cara untuk
mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok
Dalam suatu pembelajaran, lingkungan belajar dan sistem pengelolaan pembelajaran kooperatif harus sesuai dengan berikut ini Agus
Suprijono;2013;66: a.
Memberikan kesempatan terjadinya belajar berdemokrasi b.
Meningkatkan penghargaan peserta didik pada pembelajaran akademik dan mengubah norma-norma yang terkait dengan prestasi.
c. Mempersiapkan peserta didik belajar mengenai kolaborasi dan
keterampilan sosial melalui peran aktif peserta didik dalam kelompok- kelompok kecil.
d. Memberikan peluang terjadinya proses partisipasi aktif peserta didik
dalam belajar dan terjadinya dialog interaktif. e.
Menciptakan iklim sosio emosional yang positif f.
Memfasilitasi terjadinya learning to live together. g.
Menumbuhkan produktivitas dalam kelompok. h.
Mengubah peran guru dari center stage performance menjadi koreografer kegiatan kelompok
i. Menumbuhkan kesadaran pada peserta didik arti penting aspek sosial
dalam individunya. Secara sosiologis pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kesadaran altruisme
kebalikan dari egois atau lebih mementingkan kepentingan orang lain dalam diri peserta didik.
Kehidupan sosial adalah sisi penting dari kehidupan individual. 4.
Model Pembelajaran NHT Numbered Heads Together Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak sekali variasi, salah
satunya adalah model NHT Numbered Heads Together. Menurut Miftakul Huda 2014;138, NHT Numbered Heads Together dikembangkan oleh Russ
Frank seorang guru pada Chaparral Middle School di Diamond Bar, California. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk sharing atau berbagi
ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dan meningkatkan semangat kerja sama siswa.
Model pembelajaran NHT Numbered Heads Together merupakan variasi dari pembelajaran kelompok. Pembelajaran dengan menggunakan
model Numbered Heads Together diawali dengan numbering. Guru membagi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Misalkan jika jumlah
peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok sehingga setiap kelompok terdiri dari 8 orang. Setiap orang dalam
tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok.
Berikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya atau menyatukan
pemikiran mereka “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta
didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterima dari guru.
Hal itu dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas
pertanyaan guru.
Berdasarkan jawaban-jawaban
itu guru
dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat
menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh Agus Suprijono;2013;92.
Selanjutnya Anita Lie 2010;59 menyebut NHT dengan istilah “kepala
bernomor ”. Anita Lie menjelaskan teknik belajar mengajar kepala bernomor
Numbered Heads yang dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.
Robert E. Slavin 2015;255 menyebut NHT dengan “menomori orang
bersama ”, dengan penjelasan bahwa setiap siswa dalam sebuah kelompok
mendapat satu nomor dan para siswa tersebut tahu bahwa hanya satu siswa yang akan dipanggil untuk mewakili kelompoknya. Suara dengungan atau
penyampaian ide yang semarak dari diskusi adalah usaha pada siswa untuk saling berbagi informasi supaya semua orang tahu jawabannya. Dengan cara
itu mereka akan menerima sebuah poin, tidak peduli nomor mana yang dipanggil. Memberi penomoran dalam setiap kelompok pada dasarnya adalah
sebuah varian atau macam dari group discussion; perbedaannya yaitu pada hanya ada satu siswa yang mewakili kelompoknya tetapi sebelumnya tidak
diberi tahu siapa yang akan menjadi wakil kelompok tersebut. Pembelajaran dengan model tersebut memastikan keterlibatan total dari semua siswa. Model
Russ Frank ini adalah cara yang sangat baik untuk menambahkan tanggungjawab individual kepada diskusi kelompok.
Penelitian ini tidak hanya menggunakan model NHT Numbered Heads Together saja tetapi mengakomodasikan dengan tugas proyek yang akan
dikerjakan dalam setiap kelompok NHT. Penugasan proyek berguna sebagai salah satu alat bantu siswa dalam memperjelas materi pembelajaran.
5. Penugasan Proyek
Penugasan proyek adalah penugasan yang mendukung hasil kerja dari suatu materi yang dipilih. Melalui penugasan proyek peserta diminta untuk
membuat suatu barang atau benda berdasarkan hasil pemahaman dan kreativitas dari setiap siswa yang dilakukan dalam setiap kelompok. Penilaian
proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang meliputi: pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data yang
harus diselesaikan peserta didik individukelompok dalam waktu atau periode tertentu Kunandar;2014;286.
Tugas proyek bisa berupa investigasi atau penelitian sederhana tentang suatu masalah yang berkaitan dengan materi KD tertentu mulai dari
perencanaan, pengumpulan data atau informasi, pengolahan data, penyajian data dan menyusun laporan. Penilaian proyek dimaksudkan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, dan kemampuan
menginformasikan dari
peserta didik
secara jelas
Kunandar;2014;286. Menurut Kunandar 2014;286, dalam penilaian proyek setidaknya ada
tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: a.
Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data dan
penulisan laporan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Relevansi, yaitu tugas atau proyek yang diberikan pada peserta didik harus
sesuai dengan karakteristik materi, lingkungan sekolah dan karakteristik peserta didik.
c. Keaslian, yaitu tugas atau proyek yang dikerjakan peserta didik benar-
benar hasil pekerjaan peserta didik dengan bimbingan guru. Dalam penilaian tugas proyek tentunya terdapat kelemahan dan
kelebihan. Terdapat tujuh kelebihan dari penilaian proyek yaitu Kunandar;2014;287:
a. Peserta didik lebih bebas mengeluarkan ide
b. Banyak kesempatan untuk berekreasi
c. Mendidik peserta didik lebih mandiri dan bertanggungjawab
d. Meringankan guru dalam pemberian materi pelajaran
e. Dapat meningkatkan kreativitas peserta didik
f. Ada rasa tanggung jawab peserta didik terhadap tugas-tugas yang
diberikan, dan g.
Guru dan peserta didik lebih kreatif
Selanjutnya dijelaskan delapan kelemahan dari penilaian proyek yaitu Kunandar;2014;287:
a. Untuk kelompok peserta didik yang kurang bertanggung jawab hanya
titip nama tidak terpantau b.
Didominasi oleh peserta didik yang mampu bekerja pandai c.
Tidak dapat terpantau oleh guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Hasil yang dicapai kurang maksimal karena sering menunda-nunda
pekerjaan e.
Hasilnya kurang obyektif f.
Dalam proses belajar mengajar PMB akan banyak menghabiskan waktu
g. Tugas yang dibuat belum tentu hasil pekerjaan peserta didik, dan
h. Berat bagi peserta didik apabila semua guru memberi tugas harus ada
kolaborasi Dalam penilaian proyek tentunya terdapat langkah-langkah yang
digunakan. Berikut tujuh langkah yang harus dilakukan dalam penilaian proyek yaitu Kunandar;2014;289:
a. Identifikasi dan pemetaan materi kompetensi dasar yang mau dijadikan
proyek oleh peserta didik b.
Membuat rambu-rambu atau perintah untuk proyek atau penugasan tersebut, seperti nama proyeknya, waktu penyelesaian, aspek yang dinilai,
sistematika laporannya dan hal-hal lain yang relevan dengan proyek tersebut.
c. Menyusun lembar atau rubrik penilaian yang berisi aspek-aspek apa saja
akan dinilai dari proyek tersebut. Aspek-aspek yang mau diukur harus jelas, operasional dan dapat diukur.
d. Melakukan penilaian terhadap laporan proyek atau penugasan peserta
didik dengan mengacu pada rubrik penskoran yang telah disusun. e.
Memberikan catatan-catatan untuk perbaikan laporan proyek selanjutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Melakukan analisis hasil penilaian proyek dengan memetakan persentase
ketuntasan peserta didik berapa persen yang sudah tuntas dan berapa persen yang belum tuntas.
g. Memasukan nilai laporan proyek peserta didik ke buku nilai.
Dalam suatu pembelajaran tentunya perlu dilakukan penilaian untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Berikut dijelaskan beberapa
langkah yang harus dipenuhi dalam merencanakan penilaian proyek yaitu Kunandar;2014;289:
a. Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui proyek.
b. Penilaian proyek mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
proyek. c.
Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi. d.
Menentukan kriteria yang menunjukan capaian indikator pada setiap tahapan pengerjaan proyek.
e. Merencanakan apakah tugas bersifat kelompok atau individual
f. Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas
yang dikerjakan secara kelompok. g.
Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian
Setelah merencanakan penilaian proyek selanjutnya dijelaskan beberapa langkah yang harus dipenuhi dalam melaksanakan penilaian proyek yaitu
Kunandar;2014;289: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada
peserta didik b.
Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria penilaian c.
Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik d.
Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang harus dikerjakan
e. Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
proyek f.
Memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan proyek
g. Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penliaian
h. Memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian kompetensi
minimal i.
Mencatat hasil penilaian j.
Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik
Selain itu dalam penilaian proyek tentunya terdapat tugas. Tugas-tugas untuk penilaian proyek harus memenuhi beberapa acuan kualitas berikut
Kunandar;2014;290: a.
Tugas harus mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar b.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik c.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri
d. Tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik
e. Materi penugasan sesuai dengan cakupan kurikulum
f. Tugas bersifat adil tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi
g. Tugas mencantumkan tentang waktu pengerjaan tugas
Untuk mempermudah dalam penilaian dijelaskan rubrik-rubrik untuk penilaian proyek yang harus memenuhi beberapa kriteria berikut
Kunandar;2014;291: a.
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur valid b.
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran c.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati observasi d.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur e.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik f.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik Poin berikutnya akan dijelaskan materi yang digunakan pada penelitian
ini yaitu bangun ruang sisi datar tetapi diambil pada sub materi luas permukaan prisma dan limas.
6. Bangun Ruang Sisi Datar
Bangun ruang sisi datar yang digunakan dalam penelitian ini adalah unsur-unsur beserta luas permukaan prisma dan limas.
a. Unsur-unsur Prisma dan Limas
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang berhadapan yang sama dan sebangun kongruen dan saling sejajar, serta bidang-
bidang lain yang berpotongan menurut rusuk-rusuk yang sejajar Dewi Nuraini dan Tri Wahyuni;2008;224. Pengertian lain prisma adalah benda
yang dibatasi oleh dua bidang yang sejajar dan beberapa bidang lain yang dipotong memotong menurut garis-garis yang sejajar Husein
Tampomas;2007;124. Sedangkan pengertian lain prisma merupakan polihedron bidang banyak dengan dua sisi yang saling berhadapan dan
merupakan poligon yang identik Arita Marini;2013;48.
Gambar 2.1 Prisma tegak dan prisma miring Prisma tegak adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya lurus pada bidang
atas dan bidang alas. Prisma miring atau prisma condong adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tidak tegak lurus pada bidang alas atau bidang
atas Dewi Nuraini dan Tri Wahyuni;2008;224. Menurut Husein Tampomas 2007;125 suatu prisma dinamakan prisma
tegak jika rusuk tegaknya tegak lurus pada bidang alas. Jika tidak demikian, maka prisma itu dimanakan prisma miring atau prisma condong
atau prisma saja. Suatu prisma dinamakan beraturan jika memenuhi dua syarat berikut:
1 Prisma itu tegak.
2 Bidang alasnya segi banyak beraturan.
a b
c
Selanjutnya, nama prisma bergantung pada bentuk bidang alas dan tegak atau tidaknya rusuk terhadap bidang alas.
Gambar 2.2 Prisma segi enam Unsur-unsur prisma segienam adalah Nuniek Avianti Agus;2007;200:
1 Sisibidang : sisi alas ABCDEF, sisi atas GHIJKL, dan sisi
tegak ABHG, BCIJ, CDJI, DEKJ, EFLK, FSGL. 2
Rusuk : rusuk alas AB, BC, CD, DE, EF, FA, rusuk tegak
AG, BH, CI, DJ, EK, FL, dan rusuk atas AG, GH, HI, IJ, JK, KL, LG.
3 Titik sudut : A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L.
4 Diagonal bidang
: garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan tidak terletak pada satu rusuk dari satu bidang
prisma. Diagonal alas AC, AD, AE, BF, BE, BD, CF, CE, DF, diagonal atap GI, GJ, GK, HL, HK, HJ, IL, IK, JL, dan diagonal
sisi tegak GB, AH, HC, BI, ID, JC, KD, EJ, LE, FK, AL, FG 5
Diagonal ruang : garis yang menghubungkan dua titik sudut,
masing-masing titik sudut bidang alas dan tidak satu bidang. Contohnya: GD, HE, IF, dll.
A B
C D
E F
G H
I J
K L
6 Bidang diagonal
: bidang yang memuat diagonal bidang alas dan diagonal bidang atas serta keduanya sejajar, seperti: LHBF,
LHCE, GJCA, GJFD, dll. Pada penjelasan diatas dijelaskan jika prisma dengan alas segi enam.
Tetapi bagaimana jika prisma memiliki alas dengan segi yang lebih dari enam atau kurang dari enam. Dalam prisma segi-n n adalah bentuk bidang
alasnya berlaku hal-hal sebagai berikut Husein Tampomas; 2007;125. 1
Banyak sisinya = + buah
2 Banyak bidang diagonalnya =
− buah 3
Banyak diagonal ruangnya = − buah
4 Banyak diagonal sisi alasnya =
− buah Selanjutnya dijelaskan sifat-sifat dari prisma tegak Nuniek Avianti
Agus;2007;200: 1
Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang kongruen 2
Setiap sisi bagian samping prisma berbentuk persegi panjang 3
Prisma memiliki rusuk tegak dengan panjang yang sama 4
Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang sama
Tambahan sifat-sifat prisma Husein Tampomas; 2007;125 bentuk bidang diagonalnya adalah persegi panjang
Jaring-jaring prisma diperoleh dengan cara mengiris beberapa rusuk prisma tersebut sedemikian sehingga seluruh permukaan prisma terlihat
Nuniek Avianti Agus;2007;202. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.3 Jaring-jaring prisma Menurut Steve Slavin dan Ginny Crisonino, limas adalah bangun ruang
sisi datar yang memiliki satu bidang segi banyak dan bidang lainnya berbentuk segitiga yang bertemu pada satu titik. Limas adalah bangun
ruang yang alasnya berbentuk segi banyak segitiga, segiempat, atau segilima dan bidang sisi tegaknya berbentuk segitiga yang berpotongan
pada satu titik puncak limas Dewi Nuraini dan Tri Wahyuni;2008;225. Definisi lain dari limas atau piramida adalah suatu bangun ruang yang
dibatasi oleh sebuah segi banyak atau segi-n dan segitiga-segitiga yang mempunyai titik puncak persekutuan di luar bidang segi banyak itu,
sedangkan sisi-sisi segi banyak itu merupakan alas-alas segitiga-segitiga itu. Bagian bidang yang membatasi limas dinamakan bidang batas Husein
Tampomas;2007; 144. Selain itu limas merupakan polihedron yang dibentuk daru poligon sebagai alas dan titik yang tidak terletak pada sisi
alas, yang disebut titik puncak, antara setiap titik sudut pada alas dan titik
a b
c
a b
c
puncak dihubungkan
oleh segmen
garis-segmen garis
Arita Marini;2013;48.
Gambar 2.4 Bentuk-bentuk Limas Limas diberi nama berdasarkan bentuk bidang alasnya Dewi Nuraini dan
Tri Wahyuni;2008;225. Sehingga jika alas berbentuk segitiga maka disebut dengan limas tegak segitiga, sedangkan jika alas berbentuk segi
delapan maka limas disebut dengan limas tegak segi delapan.
Gambar 2.5 Limas Tegak Segi enam Berikut dijabarkan unsur-unsur limas segi enam dengan melihat gambar
bentuk-bentuk limas c Nuniek Avianti Agus;2007;208. 1
Sisibidang : sisi alas ABCDEF dan sisi tegak ABG, BCG, CDG, DEG, EFG, FAG
2 Rusuk
: rusuk alas AB, BC, CD, DE, EF dan rusuk tegak AG, BG, CG, DG, EG, FG
C D
E F
B A
G a
b c
3 Titik sudut
: titik sudut alas A, B, C, D, E dan titik puncak T
Gambar 2.6 Limas Tegak Segi Enam dan Garis Tingginya Tambahan unsur-unsur limas Husein Tampomas;2007;144.
1 Tinggi limas
J ika GG’ tegak lurus bidang alas ABCDEF G’ pada bidang alas,
maka GG’ dinamakan garis tinggi limas. G’ adalah titik kaki garis tinggi. Panjang ruas garis GG’ yang juga merupakan jarak antara
puncak dan bidang alas limas dinamakan tinggi limas. 2
Bidang diagonal limas Bidang yang melalui sebuah diagonal alas dan rusuk tegak yang
memotongnya dinamakan bidang diagonal. Dengan demikian, bidang GAD, GFC, GEB, GAC, GAE, GBF, GBD, GCE, dan GDF
dinamakan bidang-bidang diagonal limas segi-6 G.ABCDEF Pada limas segi-n n adalah bentuk bidang alasnya berlaku hal berikut
Husein Tampomas;2007;145 1
Banyak sisinya = + buah
2 Banyak bidang diagonalnya =
− buah 3
Banyak diagonal sisi alasnya = − buah
C D
E F
B A
G
G’
Selanjutnya dijelaskan beberapa sifat-sifat limas menurut gambar jenis- jenis limas Nuniek Avianti Agus;2007;209.
Gambar 2.7 Jenis-jenis Limas Gambar limas a menunjukan sebuah limas segitiga D.ABC. Pada limas
segitiga D.ABC, semua sisi limas tersebut berbentuk segitiga. Jika limas segitiga memiliki semua sisi yang berbentuk segitiga sama sisi, maka limas
tersebut disebut limas segitiga beraturan. Dari gambar b terlihat bahwa limas segiempat memiliki alas berbentuk
persegi panjang. Sesuai dengan sifatnya, setiap diagonal persegi panjang memiliki ukuran yang sama panjang. Jadi, limas segiempat memiliki
diagonal alas yang sama panjang. Menurut penjelasan Husein Tampomas 2007;145 suatu limas dapat
dibedakan berdasarkan bentuk bidang alas dan kedudukan atau posisi titik puncak terhadap bidang alasnya, sehingga dapat dinyatakan:
1 Limas sembarang jika bidang alasnya berbentuk segi banyak
sembarang dan titik puncaknya sembarang.
A B
C D
A B
C D
E
Gambar 2.8 Limas Sembarang 2
Limas beraturan jika bidang alasnya berbentuk segi banyak beraturan dan titik kaki garis tinggi berimpit dengan pusat bidang alas proyeksi
titik puncak berimpit dengan pusat bidang alas. Jadi dapat disimpulkan bahwa rusuk-rusuk tegak limas mempunyai panjang
yang sama.
Gambar 2.9 Limas Beraturan Jaring-jaring limas diperoleh dengan mengiris beberapa rusuknya,
kemudian direbahkan seperti pada bangun ruang lainnya Nuniek Avianti Agus;2007;210.
b. Luas Permukaan
Menurut Dewi Nuraini dan Tri Wahyuni 2008;232 luas permukaan bangun ruang adalah jumlah luas seluruh permukaan bangun ruang
tersebut. Untuk menentukan luas permukaan bangun ruang, perhatikan bentuk dan banyak sisi bangun ruang tersebut.
A B
C T
T C
A B
D T
T C
A B
D E
T
T F
T A
B T
C T
T
A B
C D
T T
A B
C D
E F
1 Luas Permukaan Prisma
Gambar 2.10 Luas Permukaan Prisma Gambar prisma a menunjukan prisma tegak segitiga ABC.DEF,
sedangkan Gambar prisma b menunjukkan jaring-jaring prisma tersebut.
Luas permukaan prisma = luas ΔDEF + luas ΔABC + luas BADE + luas ACFD +
luas CBEF =
× luas ΔABC + AB × BE + AC × AD + CB × CF =
× luas ΔABC + [ AB + AC + CB × AD] =
× luas alas + keliling ΔABC × tinggi =
× luas alas + keliling alas × tinggi Dengan demikian, secara umum luas permukaan prisma
dinyatakan sebagai berikut. Luas permukaan prisma = 2 × luas alas + keliling alas × tinggi
C B
A D
E F
A
B C
E F
B B
E E
a b
2 Luas Permukaan Limas
Gambar 2.11 Luas Permukaan Limas Gambar limas a menunjukan limas segi empat T.ABCD dengan
alas berbentuk persegi panjang, sedangkan Gambar b menunjukan jaring-jaring limas segi empat tersebut.
Sama dengan menentukan luas permukaan prisma, untuk mencari luas permukaan limas dengan mencari luas jaring-jaring limas
tersebut. Luas permukaan limas
= luas segi empat ABCD + luas segitiga TAB + luas segitiga TBC + luas segitiga TCD + luas segitiga TAD
= luas alas + jumlah luas seluruh sisi tegak Jadi, secara umum luas permukaan limas sebagai berikut.
Luas permukaan limas = luas alas limas + jumlah luas seluruh sisi tegak limas
A B
C D
T T
D
A B
C
T T
T
a b
7. Hasil Belajar
Agus Suprijono 2013;5 menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola- pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Menurut Nana Sudjana 2010;22 hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan penilaian hasil belajar.
Selanjutnya menurut Kunandar 2014;61 penilaian hasil belajar peserta didik merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan
belajar mengajar. Dengan penilaian hasil belajar maka dapat diketahui seberapa besar keberhasilan peserta didik telah menguasai kompetensi atau
materi yang telah diajarkan oleh guru. Melalui penilaian juga dapat dijadikan acuan untuk melihat tingkat keberhasilan atau efektivitas guru dalam
pembelajaran. 8.
Kreativitas Kreativitas merupakan salah satu istilah yang sering digunakan meskipun
merupakan istilah yang taksa ambigous dalam penelitian psikologi masa kini. Terdapat banyak arti kreativitas yang populer, diantaranya delapan yang sering
digunakan Elizabeth B. Hurlock;1995;2 Pertama, salah satu arti kreativitas yang paling populer menekankan
pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Kebanyakan orang menganggap bahwa kreativitas dapat dinilai melalui hasil atau apa saja yang diciptakan
seseorang. Kreativitas harus dianggap sebagai suatu proses – suatu proses
adanya sesuatu yang baru, apakah itu gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang baru dihasilkan.
Kedua, kreativitas memandangnya sebagai kreasi sesuatu yang baru dan orisinal secara kebetulan, sebagaimana seorang anak yang bermain dengan
balok-balok kayu membangun tumpukan yang menyerupai rumah dan kemudian menyebutnya rumah.
Ketiga, kreativitas menyatakan bahwa apa saja yang diciptakan selalu baru dan berbeda dari yang telah ada dan karenanya unik. Semua kreativitas
mencakup gabungan dari gagasan atau produk lama ke dalam bentuk baru, tetapi yang lama merupakan dasar bagi yang baru.
Keempat, kreativitas adalah bahwa ia merupakan proses mental yang unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu
yang baru, berbeda, dan orisinil. Kelima, kreativitas seringkali dianggap sinonim dengan kecerdasan
tinggi. Keyakinan ini telah diperkuat dengan kenyataan bahwa orang dengan IQ yang sangat tinggi disebut “jenius”, istilah yang oleh orang awam
disamakan dengan kreativitas. Sebenarnya kreativitas hanyalah salah satu aspek kecerdasan sebagaimana kolega ingatan atau penalaran.
Keenam, kreativitas yaitu sepercik kejeniusan yang diwariskan pada seseorang dan tidak ada kaitannya dengan belajar atau lingkungan menyatakan,
bahwa orang kreatif merupakan sarana konsep. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketujuh, kreativitas umumnya dianggap sinonim dengan imajinasi dan fantasi dan karenanya merupakan bentuk permainan mental. Goldner telah
menyatakan bahwa kreativitas merupakan “kegiatan otak yang teratur, komprehensif, dan imajinatif menuju suatu hasil yang orisinil”. Jadi ia lebih
inovatif daripada reproduktif. Kedelapan, kreativitas adalah bahwa semua orang umumnya terbagi
dalam dua kelompok besar: “penurut” dan “pencipta”. Penurut comformers melakukan apa yang diharapkan dari mereka tanpa mengganggu atau
menyulitkan orang lain. Sebaliknya, pencipta creators menyatakan gagasan orisinil, titik pandang yang berbeda, atau cara baru menangani masalah dan
menghadapinya. Unsur karakteristik kreativitas Elizabeth B. Hurlock;1995;5 yaitu:
a. Kreativitas merupakan proses, bukan hasil.
b. Proses itu mempunyai tujuan, yang mendatangkan keuntungan bagi
orang itu sendiri atau kelompok sosialnya. c.
Kreativitas mengarah ke penciptaan sesuatu yang baru, berbeda, dan karenanya unik bagi orang itu, baik itu berbentuk lisan atau tulisan,
maupun konkret atau abstrak. d.
Kreativitas timbul dari pemikiran divergen, sedangkan konformitas dan pemecahan masalah sehari-hari timbul dari pemikiran konvergen.
e. Kreativitas merupakan suatu cara berpikir; tidak sinonim dengan
kecerdasan, yang mencakup kemampuan mental selain berpikir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Kemampuan untuk menciptakan bergantung pada perolehan
pengetahuan yang diterima g.
Kreativitas merupakan bentuk imajinasi yang dikendalikan yang menjurus ke arah beberapa bentuk prestasi, misalnya melukis,
membangun dengan balok, atau melamun. Sedangkan menurut Florence Betlestone dan Narulita Yusron 2013;2
dijelaskan enam bagian dalam kreativitas diantaranya: a.
Kreativitas sebagai bentuk pembelajaran Kreativitas sebagai bentuk pembelajaran dapat membantu menjelaskan
dan menginterprestasikan konsep-konsep abstrak dengan melibatkan skil-skil seperti keingintahuan, kemampuan menemukan, eksplorasi,
pencarian kepastian dan antusiasme, yang semuanya merupakan kualitas-kualitas yang sangat besar yang terdapat pada anak. Aspek-
aspek ini dapat diperkuat dengan memberikan penguasaan teknis dan visi yang
lebih luas
kepada anak
sehingga kreativitas
dapat menginformasikan berbagai pembelajaran lainnya.
b. Representasi
Kreativitas melibatkan pengungkapan atau pengekpresian gagasan dan perasaan serta penggunaan berbagai macam cara untuk melakukannya,
misalnya melalui seni ekspresif. Gagasan ini merupakan cara sebagian besar guru mempelajari kreativitas ketika dibangku kuliah sehingga
kreativitas meliputi unsur-unsur simbolisme, permainan peran atau akting, menggambar, grafis, ilustrasi, melukis, menjiplak, mencetak,
menggrafir, mematung, bentuk-bentuk seni dan seni murni, fotografi, pembuatan peta, meniru dan mendeskripsikan. Gagasan tentang ekspresi
diri merupakan inti dari macam kreativitas ini, karena didalam kondisi emosional yang sehat itu kebutuhan kebutuhan bawah sadar dapat
terekspresikan dan tidak tertekan. Seni ekspresif memberikan suatu cara tertentu yang sangat penting dalam melakukan aktivitas ini.
c. Produktivitas
Kreativitas melibatkan pembuatan menggunakan imajinasi, penciptaan, merangkai, mengarang, skill musik, pertunjukan, perencanaan,
mengonstruksikan, membangun, skil-skil teknologis dan keluaran skala besar ataupun kecil. Kegiatan lain yang terintegrasi dalam proses kreasi
adalah destruksi, yang negatif dan juga positif. Gagasan-gagasan lama mungkin perlu didestruksi dirobohkan sebelum gagasan baru bisa
dijadikan penggantinya. d.
Originalitas Jenis kreativitas yang berkaitan dengan membuat koneksi atau
keterkaitan yang tidak biasa, gagasan-gagasan yang terasingkan, yang sebelumnya tidak saling terhubung. Pentransferan atau pembagian
pengetahuan seorang spesialis dari satu bidang ke bidang lainnya, kemampuan menemukan, imajinasi, prototipe atau contoh, kekhususan,
kebaharuan, kesegaran, individualitas, non-konformitas pelanggaran aturan sosial, berbeda, independen, tak dapat ditiru, kemampuan untuk
menjadi diluar kebiasaan, tak terduga dan mengambil resiko. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Berpikir dengan kreatifpenyelesaian masalah
Aspek kreativitas dalam hal ini menjangkau sampai di luar batas seni ekspresif sehingga mencakup semua bidang kehidupan. Proses kreatif ini
melibatkan pemilihan unsur-unsur yang diketahui dari berbagai macam bidang dan menyatukannya menjadi format-format baru, menggunakan
informasi dalam situasi-situasi baru, menggambarkan aspek-aspek pengalaman, pola-pola dan analogi serta prinsip-prinsip mendasar yang
tak berhubungan. Aspek ini memungkinkan orang yang sedang menyelesaikan masalah untuk memunculkan solusi-solusi yang berbeda
dan yang tadinya tak terlihat jelas. Berpikir kreatif tidak menunjukan bahwa pikiran kreatif itu berbeda secara kualitatif. Penyelesaian masalah
memungkinkan kita untuk mengadopsi tingkah laku yang kreatif, dorongan yang sangat kuat untuk berubah dan oleh sebab itu merupakan
bagian penting dari pembelajaran kreativitas. f.
Alam semestaalam-ciptaan Maksud kreativitas disini adalah yang berhubungan dengan sumber
kreasi, inspirasi, suasana hati, sumber dorongan, energi kreatif, kekaguman, ketakjuban, apresiasi akan keindahan, kesadaran akan
tatanan alam, pro-kreasi, siklus hidup dan mati, pertumbuhan, pertanian, makhluk hidup. Karena itu proses kreatif disini melibatkan interaksi
emosional antara individu dan lingkungan. Lingkungan akan diinterpretasikan oleh individu menurut respon emosional mereka.
Dari penelitian ini akan lebih menggunakan kreativitas menurut pandangan Florence Betlestone karena pembahasan kreativitas menurut
mereka mengarah pada kreativitas dalam pembelajaran.
B. Kerangka Berpikir