d. Untuk meningkatkan kekuatan otot ketika penggunaan latihan tahanan
dinamik dapat mengganggu integritas sendi atau menyebabkan nyeri sendi.
e. Untuk mengembangkan kekuatan otot statis khususnya pada titik ROM
sesuai dengan kebutuhan tertentu yang diinginkan.
2.2.3 Keuntungan dan Kerugian Latihan Isometrik
Latihan isometrik oleh pasien dengan posisi statik memiliki beberapa keuntungan, diantaranya memiliki risiko injuri lebih kecil dibandingkan
latihan lain, memerlukan waktu yang minimal sehingga mengefisiensi waktu, dapat dilakukan dimana saja asalkan ruang gerak cukup, alat yang
digunakan sedikit atau tidak ada, serta membantu pasienklien untuk meningkatkan rentang kontraksi statis Fair, 2011; Pearl, 2005. Kerugian
yang mungkin dari latihan isometrik adalah bahwa otot yang terbentuk hanya pada sudut yang dilatih pasienklien Fair, 2011.
2.2.4 Prinsip Latihan Isometrik
a. Intensitas latihan
Jumlah tekanan yang dapat dihasilkan selama kontraksi otot isometrik dibedakan oleh bagian pada posisi sendi dan panjang otot pada waktu
kontraksi. Untuk meningkatkan kekuatan otot, intensitas latihan dengan 60-80 maximum voluntary contraction MVC dianggap kurang.
Namun resistensi harus ditingkatkan secara progresif untuk melanjutkan pemberian beban yang tinggi pada otot hingga menjadi lebih kuat Kisner
Colby, 2007; Devereux, Wiles Swaine, 2010.
Sedangkan untuk menurunkan tekanan darah pasien hipertensi, intensitas latihan yang tepat untuk menurunkan tekanan darah belum diteliti
Badrov, Bartol, DiBartolomeo, Millar, McNevin McGowan, 2013. Namun, dalam beberapa penelitian, para peneliti memberikan latihan
dengan intensitas 30 MVC Owen, Wiles Swaine, 2010. Variasi intensitas kontraksi yang digunakan pada beberapa penelitian dalam yang
dikaji dengan meta-analisis oleh Millar, McGowan, Corneilissen, Araujo dan Swaine, 2013 adalah antara 10-50 MVC dengan hasil
menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 4-15 mmHg, tekanan darah diastolik sebesar 3-9 mmHg, serta menurunkan MAP sebesar 3-4 mmHg.
b. Durasi aktivasi otot
Untuk mendapatkan perubahan adaptif pada performa otot statis, kontraksi otot harus diimbangi dengan waktu jeda. Hal ini
memungkinkan adanya istirahat agar tidak terjadi kelelahan otot. Waktu ini juga memberikan kesempatan untuk terjadinya perubahan metabolik
di otot setelah tekanan puncak Davies, 2013; Kisner Colby, 2007. Menurut McGowan, et al 2007 dan Millar, McGowan, Corneilissen,
Araujo dan Swaine, 2013 durasi kontraksi otot untuk pasien hipertensi adalah 45 detik sampai dua menit. Periode istirahat untuk tiap kontraksi
adalah satu sampai empat menit yang memungkinkan terjadinya peningkatan aliran darah ke otot Badrov, Bartol, DiBartolomeo, Millar,
McNevin McGowan, 2013; Millar, McGowan, Corneilissen, Araujo Swaine, 2013. Dalam satu sesi latihan biasanya terdiri atas 4 kali
pengulangan kontraksi yang masing-masing diselingi dengan waktu istirahat. Pasien hipertensi disarankan melakukan tiga sampai lima sesi
dalam satu minggu Millar, McGowan, Corneilissen, Araujo Swaine, 2013; Owen, Willes Swaine, 2010.
2.2.5 Kontraindikasi Latihan Isometrik