108
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta dengan penerapan teknik koreksi
teman sebaya dalam pembelajaran menulis karangan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X AP 2 SMK Murni 2 Surakarta.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: a. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran. Pada indikator
ini terjadi peningkatan nilai keaktifan siswa pada tiap siklus. Pada survei awal prasiklus, nilai rata-rata siswa dari aspek keaktifan sebesar 1,95,
kemudian menjadi 3,05 pada siklus I, serta 4,00 pada siklus II. b. Adanya peningkatan perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran.
Pada indikator ini terjadi peningkatan nilai perhatian dan konsentrasi siswa pada tiap tindakan. Pada survei awal prasiklus, nilai rata-rata siswa dari
aspek perhatian dan konsentrasi sebesar 2,14, kemudian menjadi 3,09 pada siklus I, serta 4,32 pada siklus II.
c. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Pada indikator ini terjadi peningkatan nilai minat dan motivasi siswa pada
tiap tindakan. Pada survei awal prasiklus, nilai rata-rata siswa dari aspek minat dan motivasi sebesar 2,09, kemudian menjadi 3,14 pada siklus I, serta
4,14 pada siklus II. Dari beberapa indikator tersebut menjadi dasar bahwa kualitas proses
pembelajaran semakin meningkat. Dari nilai keseluruhan yang mencakup keaktifan, perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi, rata-rata
meliputi 6,18 pada survei awal prasiklus, kemudian 9,27 pada siklus I, serta 12,50 pada siklus II. Poin nilai kualitas proses pembelajaran pada survei awal
prasiklus masuk dalam kriteria sedang, kemudian kriteria cukup untuk siklus I, serta kriteria baik untuk siklus II.
2. Ada peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan pada siswa kelas X AP2 SMK Murni 2 Surakarta.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: a. Adanya peningkatan dalam pengungkapan pendapat isi. Dari skor
rata-rata yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada survei awal prasiklus, rata-rata skor pada aspek isi adalah 19,09 kemudian menjadi
20,00 pada siklus I, dan menjadi 22,18 pada siklus II. Dari rata-rata skor tiap tindakan tersebut sesuai dengan model penilaian dari Burhan
Nurgiyantoro dapat dijabarkan bahwa pada saat survei awal prasiklus skor 19,09 masuk dalam kriteria sedang – cukup, 20,00 pada siklus I
juga masih masuk dalam kriteria sedang – cukup, serta 22,18 pada siklus II masuk dalam kriteria cukup – baik.
b. Adanya peningkatan dalam pengorganisasian paragraf organisasi isi. Peningkatan kemampuan pengorganisasian paragraf tersebut tampak
dalam rata-rata capaian skor siswa dari aspek organisasi isi. Pada survei awal prasiklus skor rata-ratanya 12,05 kemudian menjadi 14,41
pada siklus I, dan 15,5 pada siklus II. c. Adanya peningkatan dalam pemanfaatan potensi kata kosakata. Pada
survei awal prasiklus skor rata-rata yang dicapai siswa 11,68, kemudian menjadi 14,36 pada siklus I, dan menjadi 15,40 pada siklus
II. d. Adanya peningkatan dalam pengembangan bahasa struktur kalimat.
Hal ini terlihat dari capaian skor rata-rata dari survei awal prasiklus yang baru mencapai 12,45 sedang-cukup, kemudian menjadi 14,50
sedang-cukup pada siklus I, serta menjadi 18,05 cukup-baik pada siklus II.
e. Adanya peningkatan dalam aspek mekanik ejaan. Skor rata-rata yang dicapai yaitu, 3,31 sedang – cukup pada survei awal prasiklus, 3,72
sedang - cukup pada siklus I, dan 4,00 cukup – baik pada siklus II.
Dari beberapa indikator tersebut menjadi dasar bahwa kualitas hasil pembelajaran yang dinilai dari hasil pekerjaan siswa berupa karangan, semakin
meningkat. Berdasarkan nilai keseluruhan yang mencakup isi, organisasi isi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik, rata-ratanya meliputi 59,04
pada survei awal prasiklus, kemudian 67,31 pada siklus I, serta 75,13 pada siklus II.
B. Implikasi