Gambaran Fisik Kota Sekilas tentang Kota Depok .1 Dinamika Sejarah Lokal

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

4.1 Sekilas tentang Kota Depok 4.1.1 Dinamika Sejarah Lokal Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan Pembantu Bupati wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun diikuti dengan pembangunan kampus Universitas Indonesia. Tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang diresmikan pada 18 Maret 1982 oleh Menteri dalam Negeri H. Amir Machmud. Status Depok meningkat dari Kota Administratif yang berada dibawah Pemerintahan Kabupaten Bogor menjadi Kotamadya Depok yang otonom berlandaskan Undang-undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 1999.

4.1.2 Gambaran Fisik Kota

Kota Depok secara geografis terletak pada koordinat 6 o 19’ 00” sampai 6 o 28’ 00” Lintang Selatan dan 106 o 43’ 00” sampai 106 o 55’ 30” Bujur Timur sehingga Kota Depok termasuk daerah beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Secara umum musim kemarau terjadi antara April sampai dengan September sedangkan musim hujan terjadi antara Oktober sampai dengan Maret. Kota Depok merupakan dataran landai dengan rata-rata ketinggian 121 meter dari permukaan laut dan merupakan daerah resapan air bagi DKI Jakarta. Secara topografis wilayah ini perlu dikendalikan dan direncanakan pembangunannya sehingga tidak mengancam ketersediaan air bagi DKI Jakarta. Berikut batas-batas wilayah Kota Depok secara administratif: Utara : DKI Jakarta dan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tanggerang Selatan: Kecamatan Bojong Gede dan Cibinong, Kabupaten Bogor. Barat : Kecamatan Gunung Sindur dan Parung, Kabupaten Bogor. Timur : Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor dan Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi. Kondisi geografis Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane serta 13 sub Satuan Wilayah Aliran Sungai dan juga terdapat 25 situ. Data luas situ pada tahun 2005 sebesar 169,68 hektar, dengan kualitas air rata-rata buruk akibat pencemaran. Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan lereng yang landai menyebabkan masalah banjir di beberapa wilayah, terutama kawasan cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari selatan menuju utara, yakni Kali Angke, Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan, dan Kali Cikeas. Undang-undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok, disebutkan pada pasal 3 bahwa wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dengan luas wilayah 20.504,54 hektar meliputi : 1. Kecamatan Beji dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Kelurahan Beji, terdiri dari enam kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 80.377 jiwa dan luas wilayah 1614 hektar. 2. Kecamatan Sukmajaya, dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Kelurahan Mekar Jaya, terdiri dari 11 kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 216.396 jiwa dan luas wilayah 3398 hektar. 3. Kecamatan Pancoran Mas, dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Kelurahan Depok, terdiri dari enam kelurahan dan enam desa dengan jumlah penduduk 156.118 jiwa, luas wilayah 2671 hektar. 4. Kecamatan Limo dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Kelurahan Limo, terdiri dari delapan desa dengan jumlah penduduk 66.891 jiwa dan luas wilayah 2595,3 hektar. 5. Kecamatan Cimanggis dengan pusat pemerintahan yang berkedudukan di Kelurahan Cisalak terdiri dari satu kelurahan dan 12 desa dengan jumlah penduduk 221.330 jiwa, luas wilayah 5077,3 hektar. 6. Kecamatan Sawangan dengan pusat pemerintahan yang berkedudukan di Kelurahan Sawangan terdiri dari 14 desa dengan jumlah penduduk 87.758 jiwa dan luas wilayah 4673,8 hektar.

4.1.3 Pemerintahan