13.37 Development of marine culture-based minapolitan model in Kupang Regency

kesesuaian dan daya dukung lahan pada saat ini, dimana kelas kesesuaian dan daya dukung lahan yang dihasilkan berdasarkan pada data yang tersedia dan belum mempertimbangkan asumsiusaha perbaikan bagi tingkat pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala fisik atau faktor-faktor penghambat yang ada. Selain itu, penggunaan benihbibit perlu diperhitungkan agar tidak mencemari perairan budidaya laut yang berdampak terhadap penurunan kualitas perairan. Faktor pembatas yang juga merupakan faktor kunci dari budidaya laut ini adalah parameterfaktorkriteria fisik perairan itu sendiri seperti luas lahan dan jumlah unit kegiatan budidaya laut yang dapat mendukung dalam kawasan ini untuk diusahakan. Ketiga faktor kunci ini menjadi dasar bagi pengembangan minapolitan berbasis budidaya laut di Kabupaten Kupang, sehingga perlu adanya perhatian khusus terhadap status berkelanjutan dari dimensi ekologi ini. Dilihat dari hasil analisis kelayakan usaha budidaya laut jenis komoditas unggulan rumput laut yang menjadi primadona di Kabupaten Kupang dan komoditas budidaya laut lainnya seperti ikan kerapu, teripang dan tiram mutiara, secara ekonomi layak untuk dikembangkan karena memberikan keuntungan yang memadai bagi nelayanpembudidaya, ini terlihat dari hasil analisis RC terhadap beberapa komoditas budidaya laut memberikan nilai 1. Namun jika keuntungan budidaya laut ini dikaitkan dengan penggunaan biaya dalam kegiatan budidaya laut yang seharusnya dikeluarkan untuk mendukung peningkatan produksi, dapat dikatakan keuntungan ekonomi ini masih tergolong cukup rendah. Ini disebabkan masih banyaknya biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan untuk industri pengolahan dalam rangka peningkatan usaha budidaya laut ini. Demikian pula dalam hal biaya pemeliharaan dan biaya tenaga kerja penanganan panen dan pasca panen, termasuk biaya pengangkutan hasil panen ke tempat penyimpanan dan konsumen belum banyak diperhitungkan. Apabila biaya-biaya produksi tersebut di atas diperhitungkan tentunya akan berpengaruh terhadap keuntungan budidaya laut yang diperolehnya. Namun demikian, penggunaan biaya yang lebih besar dalam kegiatan budidaya laut diharapkan produksi budidaya laut yang diperoleh juga lebih tinggi. Beberapa program dari pemerintah daerah telah dilakukan dalam rangka lebih memberdayakan masyarakat dalam kegiatan perikanan dan kelautan, seperti peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui penyuluhan, pelatihan; 8 MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG Abstrak Strategi peningkatan sektor perikanan yang dipandang relatif tepat untuk meningkatkan daya saing adalah melalui pendekatan klaster. Di beberapa negara, industri yang berbasis klaster telah terbukti mampu menunjukkan kemampuannya secara berkesinambungan dalam menembus pasar. Strategi klaster menawarkan upaya pembangunan ekonomi yang lebih efektif dan komprehensif. Strategi ini yang dikenal dengan minapolitan. Kebijakan minapolitan ini bertujuan untuk pengembangan daerah. Untuk mendukung pengembangan kawasan tersebut, perlu dibangun model pengembangan kawasan minapolitan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi saat ini dan akan terjadi di masa depan dalam bentuk data simulasi berdasarkan kondisi nyata. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model pengembangan minapolitan berbasis budidaya rumput laut di Kabupaten Kupang. Dalam membangun model ini digunakan metode analisis sistem dinamik dengan software Powersim . Model ini terdiri atas tiga sub model yaitu sub model lahan, budidaya dan industri pengolahan. Hasil simulasi setiap komponen menunjukkan kecenderungan kurva pertumbuhan positif naik mengikuti kurva eksponensial. Namun pada komponen pertambahan penduduk dan peningkatan lahan permukiman selalu diimbangi oleh laju pengurangan jumlah penduduk akibat kematian dan migrasi keluar sehingga dalam model ini terjadi hubungan timbal balik positif positive feedback melalui proses reinforcing dan timbal balik negatif negative feedback melalui proses balancing. Adapun komponen lahan budidaya yang telah ditentukan kesesuaian dan daya dukung lahan berdasarkan parameter untuk budidaya rumput laut sehingga pertambahan luas lahan budidaya rumput laut pada suatu saat akan sampai pada titik keseimbangan tertentu stable equilibirium yaitu luas lahan budidaya dengan tingkat kesesuain sangat sesuai, bentuk model seperti ini dalam sistem dinamik mengikuti pola dasar archtype “limits to growth”. Kata kunci : model, pengembangan, rumput laut, sistem dinamik

8.1 Pendahuluan

Wilayah Kabupaten Kupang memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup besar untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satu potensi yang dimiliki sesuai dengan karakteristik wilayahnya adalah sektor kelautan dan perikanan. Melihat potensi yang besar ini, maka pengembangan kawasan minapolitan merupakan pilihan tepat sebagai konsep pembangunan wilayah dengan menyesuaikan potensi dan karakteristik wilayah yang bersangkutan. Pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang dimaksudkan agar terjadi peningkatan efisiensi dan efektifitas dengan menurunkan komponen biaya dari hulu sampai hilir dalam produksi suatu komoditi. Bentuk pemusatan yang dilakukan adalah dimana dalam suatu kawasan tersedia subsistem-subsistem dalam agribisnis perikanan dari subsistem hulu hingga hilir serta jasa penunjang. Adanya pemusatan aktifitas tersebut dapat mengurangi biaya-biaya terutama biaya transportasi antar subsistem yang terfokus pada komoditas perikanan tersebut. Efisiensi dan efektifitas yang diciptakan, dengan sendirinya akan mampu meningkatkan daya saing produk perikanan baik pada skala domestik maupun internasional. Banyak permasalahan yang kompleks yang dihadapi dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang, yang sulit diselesaikan dengan hanya menggunakan suatu metode spesifik saja. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang kompleks tersebut adalah dengan pendekatan sistem system approach. Pendekatan sistem dapat menyelesaikan masalah dengan baik bagi permasalahan multidisiplin yang kompleks Manestch dan Park, 1977. Eriyatno, 1998 menyatakan bahwa pendekatan sistem didefinisikan sebagai suatu metodologi penyelesaian masalah yang dimulai dengan secara tentatif mendefinisikan atau merumuskan tujuan dan hasilnya adalah suatu sistem operasi yang secara efektif dapat dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Pendekatan sistem dalam rangka pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang, perlu diketahui hubungan antar beberapa komponen yang saling berpengaruh satu sama lain baik pada usaha on farm maupun off farm. Untuk melihat hubungan antar komponen dalam pengembangan kawasan minapolitan tersebut perlu dibangun model yang merupakan simplikasi dari sistem. Sebagaimana diketahui bahwa model dapat dibedakan atas dua jenis yaitu model statik dan model dinamik, namun yang banyak digunakan adalah model dinamik karena memiliki variabel yang dapat berubah sepanjang waktu sebagai akibat dari perubahan input dan interaksi antar elemen-elemen sistem. Melalui model dinamik dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang ini, dapat menggambarkan dunia nyata yang terjadi selama ini sekaligus sebagai proses peramalan dari suatu keadaan untuk masa yang akan datang. Melihat besarnya peran permodelan dalam pengembangan kawasan, dilakukan penelitian permodelan di Kabupaten Kupang dalam rangka pengembangan kawasan minapolitan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model pengembangan kawasan minapolitan berbasis budidaya laut di Kabupaten Kupang.