Analisis Biaya dan Manfaat Proyek Pengolahan dan Pemanfaatan

31 Hal yang perlu dianalisis selanjutnya adalah analisis switching value, yaitu melihat bagaimana keberlangsungan kegiatan produksi jika terjadi perubahan- perubahan di lingkungan perusahaan seperti jumlah limbah yang masuk.

4.3.2 Pengambilan Keputusan Alternatif-alternatif Pengolahan Limbah

Untuk mengambil keputusan pengolahan limbah maka perlu diciptakan skenario keputusan pengolahan limbah, yaitu: apakah limbah B3 diolah dan dimanfaatkan secara mandiri atau diserahkan ke pengumpul limbahpihak ketiga. Untuk melihat keputusan terbaik, maka perlu dianalisis baik manfaat maupun biaya yang akan dihasilkan dari setiap alternatif. Hal yang perlu diperhatikan, setiap alternatif memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, sehigga dengan analisis ini, diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengolahan limbah. Pendekatan ini dilakukan dengan metode Cost Effectiveness Analysis CEA. Untuk memudahkan penyusunan alternatif, perlu dibatasi jenis-jenis limbah dan pengolahannya terlebih dahulu. Pengelompokan limbah dan bentuk pengolahannya yang akan diteliti adalah : 1. Pengelolaan limbah abu batu bara fly ash, bottom ash, sand foundry 2. Pengolahan limbah kertas sludge IPAL 3. Pengolahan limbah solvent 4. Pemusnahan limbah medis dengan incinerator Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi bentuk-bentuk pengelolaan limbah tersebut, yang digambarkan pada Tabel 3 Tabel 3 Alternatif-alternatif pengelolaan limbah B3 No Jenis Limbah Alternatif Pengelolaan A Alternatif Pengelolan B 1 Limbah abu batu bara fly ash Diserahkan ke pihak ketiga ke PT. X dimanfaatkan kembali menjadi paving block 2 Limbah sludge IPAL kertas Diserahkan ke pihak ketiga ke PT. X dimanfaatkan menjadi low grade paper 3. Limbah solvent Diserahkan ke pihak ketiga ke PT. X Mengelola sendiri dengan investasi alat penjernih 4. Limbah medis Diserahkan ke pihak ketiga ke PT. X Mengelola sendiri dengan investasi incinerator 32 Setelah identifikasi alternatif-alternatif pengelolaan limbah di atas, maka perlu diidentifikasi biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap proyek termasuk manfaat bagi limbah-limbah yang dapat dimanfaatkan kembali. Biaya- biaya yang diidentifikasi disusun dalam matriks sehingga dapat dipilih proyek yang paling efektif dari segi biaya. Matriks penilaian skenario pengelolaan limbahnya digambarkan pada Tabel 4. Tabel 4 Matriks Perbandingan Alternatif-alternatif pengelolaan Limbah B3 dengan Cost Effectiveness Analysis No Jenis Limbah Alternatif Pengelolaan A Alternatif Pengelolaan B Keputusan 1 Pemanfaatan limbah abu batu bara fly ash, bottom ash, sand foundry Biaya 1-A Biaya 1-B 2 Pemanfaatan limbah kertas Biaya 2-A Biaya 2-B 3. Pengolahan limbah solvent Biaya 3-A Biaya 3-B 4. Pemusnahan limbah medis dengan incinerator Biaya 4-A Biaya 4-B Apabila matriks skenario pengelolaan keempat jenis limbah telah disusun, maka dapat diperoleh gambaran perbandingan biaya, sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan pengelolaan limbah B3. Penentuan keputusan berdasarkan biaya efektif adalah dengan rasio biaya yang dikeluarkan terhadap satuan limbah yang ditangani. Rasio yang terkecil akan menjadi alternatif yang paling efektif. Perhitungan rasio berdasarkan Boardman et al 2006 adalah sebagai berikut: ���� = �� − �� Ei − Ej dengan : - C= biaya cost - E= effectiveness number of wastes handled Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bentuk pengelolaan limbah B3 tersebut adalah skenario yang ditawarkan dalam penelitian hanya berdasarkan penilaian biaya yang paling efektif, sementara banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pengelolaan limbah B3 tersebut. Selain itu, setiap bentuk pengelolaan limbah memiliki kelemahan dan keunggulan masing- masing, sehingga hasil penelitian efektivitas biaya ini hanya menjadi salah satu alat pertimbangan dalam keputusan pengelolaan limbah B3. 33

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum PT. X

PT. X berlokasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. PT. X memiliki dua unit usaha yang terpisah, yaitu pemasaran atau kantor dan unit produksi. Unit pemasaran menyangkut urusan pemasaran produk dan jasa sera urusan administrasi. Unit produksi sendiri terdiri dari laboratorium untuk menunjang kontrol proses pengolahan dan analisa limbah B3 dan tiga plant yaitu batako, low grade paper, dan pabrik untuk pemusnahan dan pengolahan limbah B3. PT. X berdiri berlokasi di kawasan industri sehingga menguntungkan baik bagi PT. X maupun perusahaan-perusahaan pelanggan, karena bagi PT. X hal ini menjadi pemasukan bagi PT. X, sedangkan bagi perusahaan-perusahaan pelanggan, hal ini menghemat biaya transportasi karena dekat dengan PT. X. Unit produksi tidak terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga tidak mengganggu masyarakat akibat bau dan kebisingan pengolahan limbah. PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengangkutan, pengolahan, pemanfaatan, dan pemusnahan limbah, khususnya limbah bahan berbahaya dan beracun B3. PT. X berdiri sejak tahun 2008, dan telah memiliki ijin resmi dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk beroperasi, termasuk pengangkutan, pengolahan dan pemanfaatan B3. PT. X berdiri untuk membantu kalangan industri dan pemerintah dalam upaya mengelola lingkungan yang lebih baik. Jasa yang disediakan meliputi : 1. Pengangkutan limbah B3. 2. Penyimpanan dan pengumpulan limbah B3. 3. Pemanfaatan limbah B3 padat. 4. Pengolahan limbah B3 cair. 5. Pengolahan limbah B3 cair dengan sistem distilasi. 6. Pemusnahan produk offspec atau kadaluarsa. 7. Pemusnahan limbah dengan sitem incinerator. 8. Pembersihan dan pengurasan IPAL dan tangki.