Pertanggungjawaban Direksi Atas Perbuatan Melawan Hukum Yang Dilakukan Dalam Mengurus Perseroan

pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2; 6. Pasal 101 ayat 2 undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu: anggota Direksi yang tidak melaksanakan kewajibannya melaporkan kepada perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota Direksi yang bersangkutan dan atau keluarganya dalam perseroan dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus,menimbulkan kerugian bagi perseroan, bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perseroan tersebut; 7. Pasal 104 ayat 2 undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu: Dalam hal kepailitan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terjadi karena kesalahan atau kelalaian direksi dan harta pailit tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban perseroan dalam kepailitan tersebut, setiap anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut.

C. Pertanggungjawaban Direksi Atas Perbuatan Melawan Hukum Yang Dilakukan Dalam Mengurus Perseroan

Menurut Prof. Remy Sahdeiny, setiap jabatan memiliki tugas, kewajiban, serta wewenang. Sudah barang tentu tugas, kewajiban serta wewenang itu harus dilakukan dengan baik. Apabila tugas dan kewajiban tersebut dilalaikan ataupun wewenang jabatan disalahgunakan, maka akan membawa konsekuensi terhadap pejabat yang melakukannya. Pejabat tersebut harus bertanggung jawab atas Universitas Sumatera Utara kelalaian dan penyalahgunaan kewenangannya. Demikian juga halnya dengan jabatan anggota Direksi suatu perseroan. 98 Tanggung jawab dalam bahasa Inggrisnya adalah responsibility atau dalam bahasa Belanda adalah aansprekelijk, yang artinya adalah bertanggung jawab, terikat, bertanggung jawab menurut hukum atas kesalahan atau akibat suatu perbuatan. Adapula istilah lainnya yang berkaitan dengan adalah pertanggungjawaban yang dalam bahasa Inggris adalah accountability dan dalam bahasa Belanda adalah aansprakelijkheid yang artinya juga tanggung jawab, keterikatan, tanggung jawab dalam hukum memikul tanggung jawab. 99 Menurut Soehardi dikatakan bahwa dasar dari suatu tanggung jawab adalah suatu wewenang authority atau hak wewenang itu berkaitan dengan tugas dan merupakan kekuasaan yang melekat pada tugas atau pekerjaan responsibility duty, sedangkan hak melekat pada pribadi. Untuk melaksanakan suatu tugas akan tergantung pada capability atau ability yang berfungsi secara memadai untuk melaksanakan suatu tugas atau tanggung jawab. Hasil hubungan antara responsibility dengan capability ini adalah suatu accountability atau suatu pertanggungjawaban. 100 Di dalam sistem hukum dikenal beberapa jenis tanggung jawab antara lain yaitu tanggung jawab mutlak strict liabilty. tanggung jawab berdasarkan atas kesalahan dan tanggung jawab berdasarkan atas kelalaian. 98 Remy Sahdeiny, Tanggung Jawab Pribadi Direksi dan Komisaris, Jurnal Hukum Bisnis Jakarta: Juli 2001, hal.98. 99 Fockema Andrea, Kamus Istilah Hukum, Jakarta: Penerbit Binacipta, 1983, hal 6. 100 Sigit Soehardi, Pengorganisasian, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1992, hal. 25. Universitas Sumatera Utara Tanggung jawab mutlak adalah tanggung jawab yang dipaksakan kepada pelaku yang tidak merupakan: 1. Perbuatan yang brmaksud untuk menggerogoti kepentingan seseorang yang dilindungi oleh hukum, tanpa suatu pembenaran hukum terhadap penggerogotan hukum tersebut atau; 2. Pelanggaran terhadap kewajiban seseorang dalam hal dia bertingkah laku secara layak terhadap orang lain reasonablle care, yaitu berupa kelalaian negligence yang dapat dituntut ke pengadilan. 101 Di dalam hukum perseroan, dikenal pertanggungjawaban perseroan. Artinya bahwa setiap konsekuensi yuridis atas tindakan perseroan, baik atau buruk akan dipikul sendiri oleh perseroan tersebut. UUPT menentukan dan mengatur luasnya kekuasaan dan kewenangan seorang Direksi. Dengan kekuasaannya yang sangat besar ada kemungkinan akan merugikan perseroan. Namun dalam UUPT tidak ada diatur secara tegas sebagaimana jika ternyata pengurus melakukan tindakan yang melampaui dan atau bertentangan dengan anggaran dasar. Sudah merupakan asas yang umum, apabila pengurus melakukan tindakan yang melampaui batas kewenangan dan atau bertentangan dengan anggaran dasar, maka perbuatan tersebut harus dipandang semata-mata sebagai perbuatan pribadi dari pengurus, dan bukan perbuatan dari perseroan. 101 Munir Fuady, Hukum Bisnis buku keempat, Bandung: Penerbit Citra Aditya Bakti, 1997, hal. 163-164. Universitas Sumatera Utara Konsekwensinya perseroan tidak betanggung jawab, melainkan semata-mata menjadi tanggung jawab pribadi seluruhnya dari pengurus. 102 Hal ini berarti bahwa PT tidak terikat atas semua tindakan organnya yang bertindak di luar batas kewenangan. Dalam hal ini Chidir Ali berpendapat bahwa: 103 a. disetujui oleh organ yang paling tinggi Perbuatan organ dalam badan hukum mengikat badan hukum hanya dalam batas-batas yang ditentukan dalam anggaran dasarnya. Selain itu juga perbuatan itu mengikat badan hukum apabila perbuatan itu: b. kalau menguntungkan badan hukum itu Ada beberapa tanggung jawab yang harus dijalankan Direksi dalam perseroan antara lain: 1 Pertanggungjawaban dalam hal terjadi pemberian keterangan yang tidak benar dan atau menyesatkan Sebagai kewajiban untuk melakukan keterbukaan, Direksi bertanggung jawab penuh atas kebenaran dan keakuratan setiap data dan keterangan yang disediakan olehnya kepada publik masyarakat ataupun pihak ketiga berdasarkan perjanjian. Jika terdapat pemberian data atau keterangan secara tidak benar dan atau menyesatkan, maka seluruh anggota Direksi harus bertanggung jawab secara tanggung renteng atas setiap kerugian yang diderita oleh pihak ketiga, sebagai 102 Rudy Prasetya, Op. Cit, hal 208. 103 Chidir Ali, Badan Hukum, Bandung: Penerbit Alumni, 1991, hal. 194. Universitas Sumatera Utara akibat dari pemberian data dan atau keterangan yang tidak benar atau menyesatkan tersebut, kecuali dapat dibuktikan bahwa keadaan tersebut terjadi bukan karena kesalahannya. 104 2 Tanggung jawab renteng antara sesama anggota Direksi perseroan Dengan ketentuan tanggung jawab renteng , maka setiap anggota Direksi diharapkan dapat menjadi controller satu terhadap yang lainnya, walaupun demikian pada prkateknya fungsi kontrol melalui mekanisme check and balance sulit dilakukan. Untuk itu maka diperlukan pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Dengan adanya pembagian tersebut, maka masalah pembuktian anggota Direksi yang sebenarnya harus bertanggung jawab atas tindakannya yang merugikan kepentingan perseroan menjadi lebih mudah. 3 Tanggung jawab internal Direksi perseroan dan pemegang saham perseroan. Setiap kesalahan atau kelalaian anggota Direksi dalam melaksanakan kewajibannya memberikan hak kepada pemegang saham perseroan untuk: 105 a secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, yang mewakili jumlah sepersepuluh pemegang saham perseroan melakukan untuk dan atas nama perseroan terhadap Direksi perseroan yang atas kesalahan dan kelalaiannya telah menerbitkan kerugian kepada perseroan. 104 Pasal 77 ayat 3 UUPT 105 Gunawan Widjaja, Op. Cit, hal. 71. Universitas Sumatera Utara b secara sendiri-sendiri melakukan gugatan langsung untuk dan atas nama pribadi pemegang saham terhadap Direksi perseroan atas setiap keputusan atas tindakan Direksi perseroan yang merugikan pemegang saham. 4 Tanggung jawab eksternal Direksi terhadap pihak ketiga yang berhubungan hukum dengan perseroan Selain tanggung jawab perseroan dan pemegang saham perseroan, Direksi perseroan juga bertanggung jawab terhadap pihak ketiga atas setiap perbuatan hukum yang dilakukan untuk dan atas nama perseroan. Dalam penjelasan UU No. 1 Tahun 1995 disebutkan bahwa aham-saham tersebut merupakan” persekutuan modal”. Sedangkan direksi adalah salah satu organ perseroan yang menjalankan tindakan sesuai maksud dan tujuan perseroan. Namun jika diteliti lebih jauh, kepentingan Perseroan Terbatas tidak hanya kepentingan pemegang saham saja. Kepentingan perseroan adalah kepentingan sebagaimana dimaksud dalam maksud dan tujuan didirikannya perseroan tersebut. Sedangkan maksud dan tujuan perseroan akan sangat digantungkan dalam hubungan usaha dengan pihak ketiga stakeholder. Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa tanggung jawab Direksi bukan hanya kepada pemegang saham, tetapi sebagai badan usaha, kepentingan Perseroan Terbatas, khususnya bank umum tanggung jawab tersebut juga kepada pihak ketiga, termasuk dan Universitas Sumatera Utara mencakup atas kreditor, relasi, partner pegawai, konsumennasabah yang terkait dengan kepentingan Perseroan Terbatas itu sendiri. 106 Perlindungan bagi pihak ketiga ini dapat ditemukan dalam pasal 23 Undang-Undang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa Direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kelalaiannya dalam melaksanakan kewajiban pendaftaran dan pengumuman yang diisyaratkan. Ketentuan mengenai pertanggung jawaban Direksi terhadap pihak ketiga juga dapat ditemui dalam ketentuan pasal 60 ayat 3 Undang-Undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan Direksi untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas setiap ketidakbenaran informasi yang disampaikan oleh perseroan terhadap pihak ketiga. Pasal 97 ayat 1,2 dan 3 menyebutkan bahwa: 1. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan perseroan sebagaimana dimaksud dalam pasal 92 ayat 1 2. Pengurusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab 3. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tersebut di atas. Dari ketentuan pasal 97 di atas berarti bahwa anggota Direksi wajib melaksanakan tugasnya dengan itikad baik in good faith dan dengan penuh tanggung jawab and with full sense of respon cibility. 106 Tri Widyono, Op. Cit,hal. 73. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan ketentuan hukum perseroan yang berkembang saat ini terutama dalam UUPT, maka tugas Direksi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1. tugas yang berdasarkan kepercayaan fiduciary duties and confidence 2. tugas yang berdasarkan kecakapan, kehati-hatian dan ketekunan duties of skill, care and diligence, dan 3. tugas yang berdasarkan ketentuan Undang-Undang statutory duties. Selama tugas tersebut dilaksanakan secara jujur honesty dan menggunakan ketekunan yang pantas reasonable diligence maka anggota Direksi tetap mempunyai tanggung jawab yang terbatas yang merupakan ciri utama dari perseroan. Namun apabila hal tersebut dilanggar, artinya anggota Direksi lalai atau bersalah dalam menjalankan tugasnya, yang bersangkutan bisa dikenakan tanggung jawab penuh secara pribadi. Dalam konteks direktur, sangat penting untuk mengontrol perilaku dari para direktur yang mempunyai posisi dan kekuasaan besar dalam mengelola perusahaan, termasuk menentukan standar perilaku standart of conduct untuk melindungi pihak-pihak yang akan dirugikan apabila seorang direktur berperilaku tidak sesuai dengan kewenangannya atau berperilaku tidak jujur. 107 Untuk membebankan pertanggungjawaban terhadap direktur atau pengurus korporasi, maka harus dibuktikan adanya pelanggaran terhadap kekuasaan kewajiban kewenangan yang dimilikinya. Pengurus korporasi dalam hal ini harus dapat dibuktikan telah melanggar good faith yang dipercayakan 107 http:bismar.wordpress.com, Op. Cit, hal. 2. Universitas Sumatera Utara padanya dalam menjalan korporasi atau perusahaan, sebagaimana diatur dalam prinsip fiduciary duty. 108 Segala tindakan Direksi yang melampaui batas kewenangan yang sudah diatur dalam anggaran dasar dan undang-undang perseroan maka sudah dianggap melakukan suatu tindakan pelanggaran. Direksi dalam melaksanakan fungsi dan kewenangan dalam pengurusan itu tujuannya tidak wajar maka tindakan pengurusan yang demikian dikategorikan sebagai pengurusan yang dilakukan dengan itikad buruk. Apabila tindakan Direksi yang tidak sesuai dengan kepentingan perseroan dalam hal ini terkait adanya benturan kepentingan avoid conflict of interest, yakni Direksi mempergunakan aset kekayaan dan kepentingan perseroan untuk maksud untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Dalam hal perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Direksi dalam mengurus perseroan, atas perbuatan itu anggota Direksi yang bersangkutan diancam dengan pertanggungjawaban perdata civil liability dan bahkan juga dapat dituntut pertanggungjawaban pidana criminal liability. Perbuatan melawan hukum dalam hal ini yaitu berupa kesalahan dan kelalaian Direksi. Dalam pasal 97 ayat 3 secara tegas disebutkan bahwa setiap anggota Direksi bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 108 Ibid Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan