66
mikro memperlihatkan juga kenaikan temperatur menyebabkan permukaan campuran lebih gelap yang diakibatkan oleh elemen PE 2 yang memiliki titik
leleh paling rendah telah terbakar gosong.
4.5. Grafik Hasil Pengujian Tarik Untuk Sampel Variasi Putaran
Sampel campuran PP, PE dan FG variasi putaran juga dilakukan pengujian tarik hasilnya seperti diperlihatkan pada gambar 4.7 berikut ini.
Gambar 4.7 grafik pengaruh kecepatan pencampuran Terhadap kekuatan tarik
Gambar 4.7 memperlihatkan hasil pengujian tarik dua jenis material polypropylene
murni dan campuran 70PP, 20PE dan 10FG. Bahan PP murni memperlihatkan kekuatan yang lebih rendah sebesar 17,87 N.mm
2
bila dibandingkan dengan material yang telah ditambah dengna 10FG sebesar 19,7
N.mm
2
pada putaran 52 Rpm. Kenaikan putaran pengaduk pada percampuran ketiga jenis material PP, PE dan FG memperlihatkan kekuatan tarik material pada putaran
lebih tinggi pada range yang diambil cenderung mengalami penurunan menjadi 16,46 N.mm
2
pada putaran 144 Rpm. Hasil pengujian tarik dengan variasi putaran juga menghasilkan nilai pertambahan panjang untuk dua jenis material, seperti
diperlihatkan pada gambar 4.8 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
67
Gambar 4.8 grafik pengaruh putaran terhadap Elongation
Gambar 4.8 menunjukan Polypropylene
murni tanpa ditambahkan bahan lain memiliki
elongation yang paling baik namun kekuatan lebih rendah bila
dibandingkan bahan campuran PP, PE dan FG. Variasi putaran dari 52, 100 dan 144 Rmp memperlihatkan tren penurunan dari elongation. Perbedaan
elongation yang
diperoleh untuk masing-masing material dapat dilihat secara langsung pada patahan sampel hasil uji tarik. Photo makro sampel seperti diperlihatkan pada gambar 4.9
berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
68
Gambar 4.9 Bentuk patahan sampel hasil uji tarik variasi putaran
aPolypropylen murni putaran 52 Rpm, b bahan campuran putaran 52 Rpm, c bahan campuran 100 Rpm, d bahan
campuran 144 Rpm.
Bentuk patahan sampel uji tarik variasi putaran gambar 4.9 memperlihatkan bentuk patahan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Bahan polypropylene
murni putaran 52 Rmp gambar 4.9a memperlihatkan pengecilan luas penampang
yang sangat besar sebelum sampel mengalami putus seluruhnya, hal ini sejalan dengan elongation bahan yang tinggi. Penambahan PE dan FG pada bahan PP
menurunkan elongation
campuran, hal ini dapat dilihat dari karakteristik bentuk patahan sampel b, c, d 52, 100 dan 144 Rpm yang memperlihatkan sampel tidak
mengalami pertambahan panjang yang signifikan sebelum mengalami putus. Bentuk patahan sampel a,b dan c terlihat tidak rata dan berserabut hal ini
menandakan sampel masih memiliki keuletan yang baik. Nilai elongation
yang paling rendah diperoleh pada putaran 144 Rpm sampel d, permukaan patahan
sampel ini memperlihatkan banyaknya serabut fiber glass
FG yang berkumpul dipermukaan tidak menyatu dengan PP hal ini menyebabkan kekuatan antar
permukaan material ini rendah.
Universitas Sumatera Utara
69
4.6. Hasil Photo Makro Variasi Putaran