Tabel 4.3 HASIL DAN PEMBAHASAN

menunjukan bahwa tidak terjadi autokorelasi adalah duDW4-du. Hasil Pengujian autokorelasi yang dilakukan dengan SPSS 17 di tampilkan pada Tabel

4.3. Tabel 4.3

Uji Autokorelasi Sumber : Hasil Olahan SPSS 17, 11 Maret 2012 Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,627 sedangkan pengujian menurut tabel adalah sebagai berikut: N= jumlah sampel =57 K=jumlah variabel bebas =2 Pada tingkat signifikan α=0,05 diperoleh du sebesar 1,46 sehingga diperoleh keputusan duDW4-du sebesar 1,461,6272,54 sehingga yang diambil adalah bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif.

4.2.4. Uji Heteroskedasitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainya. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .454 a .206 .176 1.95840 1.627 a. Predictors: Constant, PERSEDIAAN, PENYUSUTAN b. Dependent Variable: LN_UNDER Universitas Sumatera Utara 2005:105 Cara melihat apakah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan pendekatan statistik dengan uji glesjer. Hasil pengujian heteroskedasitas dilihat pada table 4.4. Tabel 4.4 Uji Glesjer Sumber : Hasil Olahan SPSS 17, 11 Maret 2012 Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa semua variabel bebas tidak signifikan terhadap variabel terkait. Hal ini di tunjukan oleh nilai signifikansi α sig0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data bebas dari heterokedastisitas. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 30474.074 8280.090 3.680 .001 PENYUSUTAN -18740.040 14811.875 -.168 -1.265 .211 PERSEDIAAN -11671.812 9070.384 -.170 -1.287 .204 a. Dependent Variable: ABSOUT Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Regresi Linear berganda

Model persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = α + b 1 x 1 + b 2 x 2 + e Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Sumber : Hasil olahan SPSS 17, 11 Maret 2012 Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model regresi berganda sebagai berikut : Y = 10,066 – 1535 + 0,2395 + e Persamaan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Konstanta sebesar 10,066 menyatakan bahwa jika pemyusutan dan persediaan adalah nol, maka nilai tingkat underpricing yang terjadi adalah 10,066. b. Koefisien regresi variabel penyusutan adalah -1,535. Hal ini menyatakan bahwa setiap kali terjadi kenaikan 1 satuan penyusutan maka nilai tingkat underpricing akan berkurang sebesar 1,535. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 10.066 .653 15.419 .000 PENYUSUTAN -1.535 1.168 -.160 -1.314 .194 PERSEDIAAN -2.395 .715 -.408 -3.349 .001 a. Dependent Variable: LN_UNDER Universitas Sumatera Utara c. Koefisien regresi variabel persediaan adalah -2,395. Hal ini menyatakan bahwa setiap kali terjadi kenaikan 1 satuan persediaan maka nilai tingkat underpricing akan berkurang sebesar 2,395.

4.3.2.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R square menunjukan seberapa besar variabel independen menjelaskan dependennya. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu, apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel- variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen, dan sebaliknya Tabel 4.6 Tabel Hubungan Antar Variabel Sumber : Situmorang, 2007:113 Nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi disajikan dalam tabel 4.7 Nilai Interpretasi 0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat 0,4 – 0,59 Cukup Erat 0,6 - 0,79 Erat 0,8 -0,99 Sangat Erat Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Koefisien Determinasi Sumber : Hasil Olahan SPSS 17, 11 Maret 201 R = 0,454 berarti hubungan relation antara metode akuntansi penyusutan, dan metode akuntansi persediaan terhadap tingkat underpricing sebesar 45,4 artinya hubunganya cukup erat. 4.3.2.2. Pengujian Hipotesis Penelitian 4.3.2.2.1. Uji-t secara parsial Pengujian ini dilakukan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variable independen secara individual secara parsial dalam menerangkan variasi dependen. Bentuk pengujian : H : b 1 = b 2 = 0, artinya variabel Metode akuntansi penyusutan, dan metode akuntansi persediaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat underpricing saham perdana. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .454 a .206 .176 1.95840 a. Predictors: Constant, PERSEDIAAN, PENYUSUTAN b. Dependent Variable: LN_UNDER Universitas Sumatera Utara H 1 : b 1 b 2 0, artinya variabel metode akuntansi penyusutan, dan metode akuntansi persediaan, secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat underpricing saham perdana. Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial Uji T Sumber : Hasil Olahan SPSS 17, 11 Maret 2012 Tabel diatas menunjukan nilai t hitung untuk masing-masing variabel independen. Nilai t hitung tersebut akan dibandingkan dengan nilai t tabel. H 1 : Metode Penyusutan berpengaruh terhadap tingkat underpricing saham perdana. Tabel 4.8 menunjukan bahwa besarnya t hitung untuk variabel metode penyusutan adalah sebesar 1,314 dengan nilai signifikansi 0,194. Hasil uji statistik tersebut menunjukan bahwa t hitung adalah 1,314 sedangkan t tabel adalah 2,109 sehingga t hitung t tabel 1,314 2,109. Signifikansi penelitian ini menunjukan angka 0,194 dimana yang lebih besar dari 0,05 0,194 0,05, maka H 1 tidak Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 10.066 .653 15.419 .000 PENYUSUTAN -1.535 1.168 -.160 -1.314 194 PERSEDIAAN -2.395 .715 -.408 -3.349 .001 a. Dependent Variable: LN_UNDER Universitas Sumatera Utara dapat diterima, artinya tidak terdapat pengaruh metode akuntansi penyusutan terhadap tingkat underpricing saham perdana. H 2 : Metode Persediaan berpengaruh terhadap tingkat underpricing saham perdana Tabel 4.8 menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel metode persediaan adalah sebesar 3,349 dengan nilai signifikansi 0,001. Hasil uji statistik tersebut menunjukan bahwa t hitung adalah 3,349 sedangkan t tabel adalah 2,109 sehingga t hitung t tabel 3,349 2,109. Signifikansi penelitian ini menunjukan angka 0,001 dimana lebih kecil dari 0,05 0,001 0,05, maka H 2 dapat diterima, artinya terdapat pengaruh metode akuntansi persediaan pada tingkat underpricing saham perdana.

4.3.2.2. Uji F F test atau Uji simultan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujian : H : b 1 = b 2 = 0, artinya variabel Metode akuntansi penyusutan, dan metode akuntansi persediaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat underpricing saham perdana. Universitas Sumatera Utara H 1 : b 1 b 2 0, artinya variabel metode akuntansi penyusutan, dan metode akuntansi persediaan, secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat underpricing saham perdana. Tabel di atas menunjukan nilai f hitung untuk masing-masing variabel lindependen. Nilai f hitung tersebut akan dibandingkan dengan nilai f tabel Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 53.642 2 26.821 6.993 .002 a Residual 207.107 54 3.835 Total 260.749 56 a. Predictors: Constant, PERSEDIAAN, PENYUSUTAN b. Dependent Variable: LN_UNDER Sumber : Hasil Olahan SPSS 17, 11 Maret 2012 Kriteria pengambilan keputasan : H diterima jika F hitung F tabel pada 5 = α H a diterima jika F hitung F tabel pada 5 = α Pada tabel 4.9 memperlihatkan bahwa nilai sig.F adalah sebesar 0,002, lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan H o ditolak dan H 1 diterima, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas Penyusutan, Persediaan terhadap variabel terikat underpricing pada industri ba F hitung F tabel 6,9932,81 sehingga dapat dinyatakan H o ditolak Universitas Sumatera Utara dan H 1 diterima yang artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel bebas terhadap variabel terikat. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.4.1. Analisis Pengaruh Metode Akuntansi Penyusutan terhadap tingkat Underpricing Saham Perdana Variabel metode akuntansi penyusutan secara parsial memiliki koefisien yang negatif, dan tidak signifikan terhadap tingkat underpricing saham perdana. Sehingga tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing saham perdana. Ini berarti bila metode penyusutan digunakan maka tidak akan mempengaruhi tingkat underpricing. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Neil, et al 1995 dan Jogiyanto Hartono dan Syaiful Ali 2002 yang menunjukan metode pilihan akuntansi penyusutan yang bersifat income- increasing liberal berhubungan secara positif dengan tingkat underpricing. Berdasarkan hasil uji simultan uji F menunjukan bahwa nilai sig F sebesar 0,002 tingkat signifikan 0,05 sehingga dapat disimpulkan variabel metode akuntansi penyusutan sama-sama dapat mempengaruhi underpricing saham perdana.

4.4.2. Analisis Pengaruh Metode Akuntansi Persediaan terhadap tingkat Underpricing Saham Perdana.

Universitas Sumatera Utara Dari Hasil penelitian menunjukan bahwa metode persediaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat underpricing saham perdana. Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien negatif Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jika penggunaan metode akuntansi persediaan meningkat maka tingkat underpricing saham perdana akan menurun. Berdasarkan hasil uji simultan uji F menunjukan bahwa nilai sig F sebesar 0,002 tingkat signifikan 0,05 sehingga dapat disimpulkan variabel metode akuntansi persediaan sama-sama dapat mengestimasi underpricing saham perdana. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN