Hukum Adat Timor Leste

(1)

Falsafah Bangsa Timor-Leste

1. Falsafah Uma Lulik:

Sejak Negara Timor-Leste diproklamirkan pada tanggal 28 November Tahun 1975 yang kemudian direstorasi kemerdekaan tersebut

pada tahun 2002, hingga kini belum

dirumuskan suatu falsafah bangsa yang dijadikan sebagai dasar dan ideologi Negara. Padahal Negara Timor-Leste terkenal dengan

Falsafah Uma Lulik yang kemungkinan dapat

dijadikan sebagai salah satu falsafah bangsa. Konsep ini dapat dikaji dari empat perspektif yakni, perspektif filosofis, yuridis, sosiologis dan etimologis.


(2)

Secara Filosofis

Secara etimologis Uma berarti Rumah dan

Lulik berarti Suci/Kudus/Sakral. Dengan demikian, secara harafiah Uma Lulik berarti

“Rumah Suci”. Dengan Uma Lulik setiap warga

Negara Republik Demokratik Timor-Leste dapat diketahui status sosialnya, apakah berasal dari keturunan bangsawan (berkasta) atau tidak.


(3)

Lanjut….

“Falsafah Uma Lulik dapat dipandang sebagai

kesepakatan leluhur yang mempersatukan semua ikatan suku ke dalam satu bangsa yang majemuk dalam prinsip persatuan, setiap manusia Timor-Leste, mulai dari ujung barat Oecusse sampai ujung Timur Tutuala, pasti mempunyai Uma Lulik. Uma Lulik merupakan simbol filosofis dari persatuan umum dan hubungan sesama manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan para leluhur atau nenek moyang, yang masih tetap dipertahankan sejak jaman dahulu kala sampai sekarang.”


(4)

Unsur-unsur Falsafah

Uma Lulik

unsur religiomagis (keTuhanan)

kesepakatan yang luhur

unsur kekeluargaan/persatuan

unsur kemanusiaan

lingkungan hidup/manusia dengan alam

adat istiadat

musyawarah (demokrasi)


(5)

Uma Lulik sebagai

Identitas

Di Timor-Leste, bila seseorang tidak mempunyai

Uma Lulik akan dikategorikan sebagai Pendatang (lemorai, laorai) dan orang yang tidak berakar, atau tidak mempunyai dasar keturunan (asal usul) yang jelas (abut laiha) dengan Uma Lulik setiap warga Negara Republik Demokratik Timor Leste dapat diketahui status sosialnya, apakah berasal dari keturunan bangsawan (berkasta) atau tidak. Falsafah Uma Lulik dipersepsikan juga sebagai tempat pemujaan kepada leluhur dan keturunannya.


(6)

Lanjut…

Dari sudut pandang filosofis, Uma Lulik

merupakan dasar keyakinan masyarakat tentang hal-hal yang dicita-citakan, tempat yang suci atau disakralkan dan Religiomagis

(adanya Tuhan), sebagai simbol alau

motaforik serta ikatan spiritual yang tinggi dan sebenarnya dasar bagi penyelenggaraan negara yang dikristalisasikan dari nilai-nilai

Uma Lulik, Seperti yang diungkapkan Hone dan Ospina.


(7)

“Uma Lulik ne’e maka uma sagradu ida (latin lobs ida) no “uma

sagrada” simboliku/motaforika ho sintidu ispiritual boot no uma familia individual ida nian iha mundu. Membru komunidade no grupu solidaridade hetan fasilitasaun liuhusi Uma Lulik no indentfikasaun husi ema ida-nia familia tutan. Familia hahu ho uma kain, ne ‘ebe pretense ba knua boot liu ida ka suco. Suco hirak kontrariamente iha asosiasaun ho Uma Lulik ida, uma sagradu ida ne ‘be fungsiona flu ‘udar baze/sentru ba nivel oi-oin (multiplayer) husifamilia tutan” (Secara bebas diterjemahkan,

Uma Lulik adalah sebuah Rumah suci (tempat yang tepat) dan simbol ikatan spiritual yang kuat dan sebuah rumah keluarga individu-individu di dunia. Anggota masyarakat dan kelompok solidaritas mendapat fasilitas melalui Uma Lulik dan dan mengidentifikasikan silsilah setiap orang. Sebuah keluarga berkembang melalui rumah tangga kecil yang merupakan bagian dari kampung atau Suku. Namun demikian dalam beberapa Suco terdapat Uma Lulik, dan dalam Uma Lulik terdapat beberapa tingkatan sebagai berikut yaitu: Uma Kain, Uma Fukun dan Uma Lulik terbesar).


(8)

Dari sudut pandang filsafat hukum Uma Lulik berfungsi

sebagai cita hukum (rechtside) yang dijadikan dasar dan tujuan setiap hukum di Timor-Leste. Oleh sebab itu diperlukan perenungan agar dalam setiap pembentukan peraturan perundang-undangan di Negara Republika Demokratik Timor-Leste kedepan, perlu dipertimbangkan agar selalu bersumber dan berpedoman pada falsafah Uma Lulik. Sebab peraturan perundang-undangan di Negara Republik Demokratik Timor Leste secara aksiologi, bertujuan untuk mewujudkan tujuan-tujuan Negara sebagaimana tertuang dalam pembukaan alinea 9 sampai dengan alinea 11 dan Pasal 6 Konstitusi Republik Demokratik Timor Leste 2002.


(9)

Falsafah Uma Lulik mengandung

kaedah-kaedah

Pertama, dalam falsafah Uma Lulik terdapat

unsur religiomagis Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, setiap orang dan kelompok

Uma Lulik yang mau pergi/keluar dan

lingkungannya ataupun datang dari

perantauan, maka yang bersangkutan harus

berdoa dan bersyukur di Uma Lulik kepada

Tuhan dan para Leluhur supaya dilindungi dalam setiap aktivitasnya.


(10)

Kedua, peraturan peruridang-undangan yang

dibuat di Timor-Leste harus bertujuan membangun dan menjamin integritas bangsa

Timor-Leste baik secara teritorial dan

ideologis. Oleh karena itu, peraturan

perundang-undangan di Timor-Leste tidak boleh mengatur ketentuan-ketentuan yang berpotensi menimbulkan disintegrasi wilayah maupun ideologi karena hal itu bertentangan dengan tujuan Negara.


(11)

Ketiga, sesuai dengan falsafah Uma Lulik

maka peraturan perundang-undangan yang dibentuk di Negara Republik Demokratik Timor-Leste harus ditujukan untuk memajukan pembangunan berlandaskan keadilan sosial, dengan mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin warga Negara Republik Demokratik Timor-Leste.


(12)

Keempat, peraturan perundang-undangan

Negara Republik Demokratik Timor-Leste yang dibentuk harus ditujukan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi watak dan kepribadian yang merupakan warisan budaya rakyat Timor-Leste, mengakui dan menghargai norma dan adat Timor-Leste dan kebudayaan yang menuntun kehidupan manusia sehingga hidup dalam satu kesatuan masyarakat yang harmonis.


(13)

Kelima, dalam falsafah Uma Lulik, terdapat

unsur adat istiadat, yang dalam hubungan hidup kemanusian itu timbul atas dasar kebiasaan. Selain itu terdapat hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Uma Lulik.


(14)

Keenam, dan sudut pandang sosiologis, Uma

Lulik sebagai simbol pemersatu, dapat diketahui silsilah terun-temurun, tempat berkumpul, tempat penyembahan kepada Tuhan dan leluhur, tempat merumuskan kesepakatan-kesepakatan adat dan tempat menyelesaikan perselisihan adat. Mc William mengemukakan:


(15)

Dala uluk, uma sagradu han ‘i parametru hirak no linajem (sisilah) relasaun familia nia hirak. Nia

identifika orijin hirak husi vizavo/bei alan sira ne ‘ebe maka hari ‘i, sira ne ‘ebe maka hela uluk iha teritoriu/fatin ida, liu husi utilazasaun sasan lulik hirak no istoria oral hirak Ho vizavo/bei alan komun ida-ne ‘ebe maka identisika ona, seremonia hirak no ritual ne ‘ebe hala ‘o iha uma laran atu reafirma fall ligasaun ho jerasaun viziavo/bei alan sira, unifika membru familia tutan sira no liga sira ba malu no ba teritoriu jeografiku espesfiku ne ‘ebe maka iha ligasaun/ asosiasaun ho uma.

Dala rua nian, uma sagradu hirak hala ‘o funsaun importante ida iha funsaun

social boot ida hodi forma rede ida ba aliansa grupu uma hirakne ‘ebe hari ‘I sentru husi relasaun publiku hirak. Aliansa hirak hari ‘I iha grupu familia hirak-nia leten atu forma kontinuamente unidade social boot liutan husi komunidade ba suco ba expansaun reinu ida.

Simbolikamente, Uma Lulik maka episentru husi Timor oan sira nia valor tamba kriasaun husi estrutura familia tutan depende ba nia funsaun, nia funsaun hirak hanesan rezerva kultura ida ne ‘ebe liga individual sira no uma kain iha unidade istorika no simbolika. Unidade no solidaridade tau ona iha kontextu Uma Lulik nia utilizasaun iha kria, negosiu no mantein forma husi


(16)

Secara konseptual

Uma Lulik memberikan perlindungan bagi setiap

orang dalam konteks kehidupan bersama, perdamaian, keharmonisan dan nilai-nilai moral masyarakat Timor-Leste. Fungsi lain dari Uma Lulik yaitu :

Sebagai perbandingan nilai modern dan lokal.

Simbol perdamaian, persatuan dan identitas bangsa

Timor-Leste.

Simbol cita-cita multikultural yang nyaman dalam

kebidupan bersama.

Sebagai simbol nasionalisme Negara Timor-Leste.Sebagai simbol adat istiadat dan kebiasaan.


(17)

NAHE BITI BOT

“Nahe biti maka referensia ba fatin, espasu ka fatin iha ne ‘ebe ko‘alia, debate,

resolve, isu/asuntu familia ka social boot liutan, nia sentidu liu ona suku diak diferensa, resolve dispute no resolve konflitu politika entre Timor Oan sira [...] Nahe Biti haboot ona iha tinan 1974 atu resolve diferensa politika iha tinan 1974 hafoin funu sivil, no uza fila fali tinan 1999 ba objektivu ne ‘ebe hanesan mos”.) Dan pemikiran ini dapat ditarik unsur-unsur sebagai berikut:

Tempat penyelesaian sengketa.Dialog dan debat.

Menyelesaikan masalah-masalah keluarga.

Menyelesaikan sengketa antar suco atau desa serta menyelesaikan konflik

politik antar orang Timor-Leste.

Penyelesaian sengketa adat berdasarkan prinsip Nahe Biti Boot tersebut tidak

termasuk kejahatan serius (serious crime) dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat lainnya, kecuali pelangaran adat. Nahe Biti Boot juga dapat diartikan bentang tikar sebagai tempat untuk melakukan dialog panutan, salah satu tahap untuk memulai dialog, berdebat, menyelesaikan isu atau masalah keluarga atau masalah sosial yang lebih besar, dapat mengharmoniskan kembali perbedaan, sebagai penyelesaian sengketa dan penyelesaian konflik politik antar orang Timor-Leste.


(18)

Struktur Modern

UMA LULIK BOT (UMA LIU RAI)

Saling bekerja

sama Uma lulik yg sederajat

Suku yang lain

Kepala Desa/Chefi Suku dari setiap

Suku

RT/RW (Chefi Aldeia) Dato

Konselho Suku

Konselho Juventude

Mane/Feto Konselho lia nain Membro familia

(Anggota keluarga

Membro familia (Anggota Keluarga


(19)

Maromak oan (Kaisar/Rei) Mako’an

maktetun Lia-Nain

Dato wain mmakfanMakfuat/ un

Maktudan rai lor Liu

Rai/Raja Loro Rin Besi

Suku

Uma Kain Uma Fukun


(20)

Keterangan:

1. Eksekutif

 Kaisar bergelar “Maromak Oan-Maha-Toba-Mahemu-Toba”

 Kepala wilayah bergelar “Liurai’ disamakan dengan Gubernur;  Adipati bergelar “Loro” disamakan dengan Bupati;

 Kepala wilayah Kecamatan bergelar “Rin Besi” disamakan

dengan Camat;

 Kepala Suku bergelar “Nai Suku” disamakan dengan Kepala

Desa.

 Kepala Kampung bergelar “Katuas Knua atau Datuk” disamakan

dengan Kepala Kampung atau Dusun.

 Kepala lingkungan kecil bergelar “Makair Fukum eh Katuas Uma

Knoik eh Ulun Hadak Nen eh Ulun Ahi Matan” disamakan dengan Kepala Rukun Tetangga (RT) ; dalam hal tertentu kepala Lingkungan kecil ini bertindak sebagai Eksekutif, legislative dan yudikatif, karena kedudukannya sebagai ujung tombak pemerintah pusat di kalangan masyarakat.


(21)

2. Eksekutif

Lembaga Legislatif bergelar “Mako ‘an”

Lembaga Yudikatif bergelar “Maktetun Lia Na ‘in”

Lembaga Penghubung bergelar “Mahibuk Lia Na ‘in atau Makdale Lia Na ‘in”.

3. Pelaksana Pemerintahan Tingkat Tinggi:

Penanggungjawab di bidang kependudukan,

pertanahan dan perekonomian bergelar “Data Wa ‘in”

Perantara khusus bagi Kaisar dengan aparat

bawahannya brgelar “Makair Lulik”;

Penanggungjawab angkatan perang dan


(22)

Dasar hukum

Constituiçäo da Republica Democrática de

Timor-Leste (Konstitusi Republik Demokratik Leste 2002). Sejak kemerdekaan Timor-Leste 2002 hingga kini belum menetapkan

Norma Fundamental Negara

(Staatsfundamentalnorm). Oleh sebab itu, diperlukan Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan yang memuat materi-materi

substansial, termasuk norma fundamental


(23)

Leis do Parlemento Nacional (undang-undang dari Parlemen

Nasional) dan Decretos-Leis do Governo (undang-undang usulan Pemerintah). Undang.-undang (Gesetznorm) merupakan salah satu bentuk peraturan perundang-undangan yang merupakan bagian dari sistem hukum nasional Negara Timor-Leste. Dalam pembentukan undang di Timor-Leste, rancangan undang-undang yang berasal dari Panlemen Nasional disebut Projecto de Lei, Sedangkan rancangan undang-undang yang berasal dari Pemerintah disebut Proposta de Lei, tetapi mempunyai kedudukan yang sama yaitu sebagai undang-undang.

Namun demikian, kedua macam undang-undang yang berasal dari

Parlemen nasional dan pemerintah berbeda dalam bentuk, jenis dan materinya. Penyusunan Projecto de Lei oleh Parlemen Nasional berdasarkan Pasal (85) ayat 2 Konstitusi Republik Demokratik Timor Leste 2002. Sedangkan Proposta de Lei dan pemerintah berdasarkan Pasal (96) Konstituisi Republik Demokratik Timor-Leste 2002.


(24)

Diplomas Governamentais (Peraturan Pemerintah), merupakan salah bentuk

peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh pemerintah untuk menjabarkan dan menjalankan perintah undang-undang.

Decretos do Govemo (keputusan-keputusan Pemerintah). Decretos do Governo

berfungsi sebagai instrument-instrumen hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan. Instrumen hukum dalam bentuk keputusan maupun peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste ada yang bersifat umum, abstrak dan berlaku terus-menerus (dauerhaftig). Selain itu ada juga keputusan yang bersifat individual, konkrit, final dan menimbulkan akibat hukum yang dalam praktek pemerintahan dikenal dengan istilah penetapan

Despachos Ministeriais (Peraturan Pelaksana Menteri). Despachos Ministeriais ini lebih

mengarah pada aturan pelaksana secara teknis yang sangat detail dalam satu instansi atau departemen seperti peraturan Kode Etik, peraturan Penjaga Penjara, peraturan Direktor Nasional dan lain-lain peraturan/keputusan

Resoluçoes do Governo (Resolusi Pemerintah). Resolusi Pemerintah secara substansial

untuk menetapkan hal-hal seperti, memberikan persetujuan terhadap ketentuan-ketentuan tentang prosedur Dewan Menteri (Approval of the Rulainles of Procedure of the Council of Ministers), pemberian medali penghargaan (Award of Medal of Recognition). Selain itu, resolusi pemerintah berfungsi untuk memberikan persetujuan terhadap kebijakan-kebijakan nasional atas pendidikan (Approves the national policy on education) dan lain sebagainya.


(25)

Resolucoes do Parlemento Nacional (Resolusi PN). Resolusi Parlemen Nasional

menetapkan hal-hal seperti, Meratifikasi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (Ratifying the United Nations Charter), memberi persetujuan kunjungan Presiden Republik ke luar negeri, pemilihan juru bicara Parlemen Nasional (Election of the Speaker of the National Parliament), dan lain-lain.

Decretos Presidenciais (Keputusan/Dekrit Presiden). Dalam Pasal 85 huruf a, c, f, g, i,

dan j. Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste menentukan, Keputusan presiden dapat bersifat einmalig yang artinya keputusan tersebut hanya berlaku satu kali saja. Keputusan seperti ini biasanya bersifat “penetapan” (beschikking), yang norma hukumnya ditujukan kepada individu, karena bersifat konkrit, final dan menimbulkan akibat hukum


(26)

Falsafah Uma Lulik sebagai sumber dari segala

sumber hukum, harus dijabarkan dalam peraturan perundang-undangan Negara Republik Demokratik Timor-Leste. Hal ini terbukti dari unsur-unsur esensial dan universal dari falsafah Uma Lulik

sebagaimana tercantum dalam alinea II pembukaan Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste 2002 yang menentukan, “Interpretando o profundo sentimento, as aspiracoes e a fé em Deus do povo de Timor-Leste” Atau “Hodi inrerpretapovu Timor-Leste nia sentimentu kle ‘an, nia aspirasaun no nia fé ba Maromak” (Dengan menafsirkan perasaan mendalam, cita-cita dan kepercayaan pada Tuhan dan rakyat Timor-Leste).


(27)

SEKIAN

DAN

TERIMA

KASIH


(1)

Dasar hukum

Constituiçäo da Republica Democrática de

Timor-Leste (Konstitusi Republik Demokratik

Leste 2002). Sejak kemerdekaan

Timor-Leste 2002 hingga kini belum menetapkan

Norma

Fundamental

Negara

(

Staatsfundamentalnorm

). Oleh sebab itu,

diperlukan Undang-Undang tentang Hirarki

dan Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan

yang

memuat

materi-materi


(2)

Leis do Parlemento Nacional (undang-undang dari Parlemen

Nasional) dan Decretos-Leis do Governo (undang-undang usulan

Pemerintah). Undang.-undang (Gesetznorm) merupakan salah satu

bentuk peraturan perundang-undangan yang merupakan bagian

dari sistem hukum nasional Negara Timor-Leste. Dalam

pembentukan undang di Timor-Leste, rancangan

undang-undang yang berasal dari Panlemen Nasional disebut

Projecto de

Lei, Sedangkan rancangan undang-undang yang berasal dari

Pemerintah disebut

Proposta de Lei, tetapi mempunyai kedudukan

yang sama yaitu sebagai undang-undang.

Namun demikian, kedua macam undang-undang yang berasal dari

Parlemen nasional dan pemerintah berbeda dalam bentuk, jenis

dan materinya. Penyusunan

Projecto de Lei oleh Parlemen Nasional

berdasarkan Pasal (85) ayat 2 Konstitusi Republik Demokratik

Timor Leste 2002. Sedangkan

Proposta de Lei dan pemerintah

berdasarkan Pasal (96) Konstituisi Republik Demokratik Timor-Leste

2002.


(3)

Diplomas Governamentais (Peraturan Pemerintah), merupakan salah bentuk

peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh pemerintah untuk menjabarkan dan menjalankan perintah undang-undang.

Decretos do Govemo (keputusan-keputusan Pemerintah). Decretos do Governo

berfungsi sebagai instrument-instrumen hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan. Instrumen hukum dalam bentuk keputusan maupun peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste ada yang bersifat umum, abstrak dan berlaku terus-menerus (dauerhaftig). Selain itu ada juga keputusan yang bersifat individual, konkrit, final dan menimbulkan akibat hukum yang dalam praktek pemerintahan dikenal dengan istilah penetapan

Despachos Ministeriais (Peraturan Pelaksana Menteri). Despachos Ministeriais ini lebih

mengarah pada aturan pelaksana secara teknis yang sangat detail dalam satu instansi atau departemen seperti peraturan Kode Etik, peraturan Penjaga Penjara, peraturan Direktor Nasional dan lain-lain peraturan/keputusan

Resoluçoes do Governo (Resolusi Pemerintah). Resolusi Pemerintah secara substansial

untuk menetapkan hal-hal seperti, memberikan persetujuan terhadap ketentuan-ketentuan tentang prosedur Dewan Menteri (Approval of the Rulainles of Procedure of the Council of Ministers), pemberian medali penghargaan (Award of Medal of Recognition). Selain itu, resolusi pemerintah berfungsi untuk memberikan persetujuan terhadap kebijakan-kebijakan nasional atas pendidikan (Approves the national policy


(4)

Resolucoes do Parlemento Nacional (Resolusi PN). Resolusi Parlemen Nasional

menetapkan hal-hal seperti, Meratifikasi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (Ratifying the United Nations Charter), memberi persetujuan kunjungan Presiden Republik ke luar negeri, pemilihan juru bicara Parlemen Nasional (Election of the Speaker of the National Parliament), dan lain-lain.

Decretos Presidenciais (Keputusan/Dekrit Presiden). Dalam Pasal 85 huruf a, c, f, g, i,

dan j. Konstitusi Republik Demokratik Timor-Leste menentukan, Keputusan presiden dapat bersifat einmalig yang artinya keputusan tersebut hanya berlaku satu kali saja. Keputusan seperti ini biasanya bersifat “penetapan” (beschikking), yang norma hukumnya ditujukan kepada individu, karena bersifat konkrit, final dan menimbulkan akibat hukum


(5)

Falsafah

Uma Lulik

sebagai sumber dari segala

sumber hukum, harus dijabarkan dalam peraturan

perundang-undangan Negara Republik Demokratik

Timor-Leste. Hal ini terbukti dari unsur-unsur

esensial dan universal dari falsafah

Uma Lulik

sebagaimana

tercantum

dalam

alinea

II

pembukaan Konstitusi Republik Demokratik

Timor-Leste 2002 yang menentukan, “

Interpretando o

profundo sentimento, as aspiracoes e a fé em Deus

do povo de Timor-Leste

” Atau “

Hodi inrerpretapovu

Timor-Leste nia sentimentu kle ‘an, nia aspirasaun

no nia fé ba Maromak

” (Dengan menafsirkan


(6)

SEKIAN

DAN

TERIMA

KASIH