Barang danatau Jasa Tinjauan Kepustakaaan Adapun judul yang dikemukakan penulis adalah “Layanan Purna Jual dalam

d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2001 tanggal 21 Juli 2001 tentang Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK pada kota Medan, Palembang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang Surabaya dan Makassar; e. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 31MPPKep102001 tanggal 24 Oktober 2001 tentang Pengangkatan, Pemberhentian Anggota dan Sekretariat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen; f. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 252MPPKep102001 tanggal 24 Oktober 2001 tentang Pendaftaran Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat. Selain memberlakukan beberapa peraturan-peraturan perundang-undangan sebagai pelaksana UUPK, pemerintah juga mendirikan beberapa organisasi untuk membantu dalam menyelesaikan masalah konsumen seperti : BPKN dan BPSK. Pemerintah dibantu oleh masyarakat dan LPKSM dalam melakukan pengawasan terhadap perilaku para pelaku usaha yang menjalankan usahanya. Sebagai penengah dalam penyelesaian sengketa antara konsumen dan pelaku usaha, pemerintah harus berlaku adil dalam memberi saran dan putusan atas sengketa yang terjadi tidak boleh berat sebelah pada umumnya dalam sengketa konsumen kedudukan konsumen selalu lebih lemah dari pelaku usaha.

4. Barang danatau Jasa

Istilah barang danatau jasa merupakan pengganti dari kata produk, sedangkan kata produk itu sendiri dari bahasa Inggris, yaitu “product”. Menurut Philip Kotler, yang dimaksud dengan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam Universitas Sumatera Utara pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau sesuatu kebutuhan. 20 Philip Khotler juga menyatakan bahwa produk terdiri dari dua macam, yaitu berupa produk fisik barang dan jasa kadang-kadang disebut produk jasa. Philip Khotler memberikan pengertian tersendiri mengenai jasa, yaitu : 21 Menurut UUPK, barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen. “berbagai tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada yang lain yang pada dasarnya tidak dapat dilihat dan tidak menghasilkan hak milik terhadap sesuatu. Produksinya dapat berkenaan dengan sebuah produk fisik ataupun tidak.” 22 Selain hal-hal tersebut diatas, biasanya dalam hubungan antara pelaku usaha dengan konsumen pada kegiatan layanan purna jual tidak terlepas dari adanya sengketakonflik yang terjadi diantara mereka. Sengketa atau konflik umumnya bersumber dari adanya perbedaan pendapat atau ketidak sesuaian diantara para pihak. Apabila pihak-pihak tidak berhasil menemukan bentuk penyelesaian yang tepat dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen juga memberikan batasan terhadap jasa yaitu setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen. 20 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan Implementasi, dan Pengendalian Marketing managements; Analysis, Planning, Implementation, and Control, diterjemahkan oleh Adi Zakaria Afiff, vol II, Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI, 1993, Hal. 194. 21 Ibid., Hal. 229. 22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 1 angka 4. Universitas Sumatera Utara menguntungkan kedua belah pihak maka perbedaan ini dapat berakibat buruk bagi kelangsungan keduanya Oleh karena itu setiap menghadapi perbedaan pendapat atau sengketa para pihak selalu berupaya menemukan cara-cara penyelesaian yang dapat memuaskan mereka. Dalam Pasal 45 ayat 1 UUPK Pasal 45 ayat 1 UUPK menyatakan setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum. Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa. 23 Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam Undang-undang dan Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh jika upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang bersengketa.. 24 23 Ibid., Pasal 45 ayat 2. 24 Ibid., Pasal 45 ayat 3 dan 4. Berkenaan dengan sengketa ini pemerintah telah membentuk suatu badan ynag bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen yang dikenal dengan nama Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 11 UUPK yang pendiriannya berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2001 tanggal 21 Juli 2001 tentang Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK pada kota Medan, Palembang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang Surabaya dan Makassar. Universitas Sumatera Utara

F. Metode Penelitian