2.10.1.1 Pencampuran bahan baku
Blending
dan
mixing
merupakan istilah yang biasa digunakan dalam pembuatan material dengan menggunakan metode serbuk namun kedua metode
tersebut berbeda menurut standar ISO.
Blending
didefinisikan sebagai proses penggilingan suatu material tertentu hingga menjadi serbuk yang merata pada
beberapa komposisi nominal. Proses
blending
dilakukan untuk menghasilkan serbuk yang sesuai dengan komposisi dan ukuran yang diinginkan.
Mixing
didefinisikan sebagai pencampuran dua atau lebih serbuk yang berbeda Afza, 2011.
Pencampuran bahan baku dibutuhkan untuk mendapatkan campuran material yang homogen agar produk yang dihasilkan lebih sempurna. Proses
pencampuran yang umum dilakukan adalah pencampuran secara kimia basah
wet chemical process
. Proses ini dilakukan melalui pencampuran dalam bentuk larutan, sehingga akan diperoleh tingkat homogenitas yang lebih tinggi daripada
cara konvensional. Metode ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu metode desolven dan metode presitipasi. Metode desolven dilakukan dengan cara
mencampurkan beberapa sistem larutan kemudian diubah menjadi serbuk dengan cara pelepasan bahan bahan pelarutnya solven secara fisika melalui
pemanasanpendinginan secara tepat supaya tidak terjadi proses seperasi senyawa- senyawa kation-kation. Metode presitipasi adalah proses bahan terlarut solute
dari larutan dengan cara pengendapan. Untuk mengubah endapan menjadi serbuk dilakukan proses pemanasankalsinasi. Contoh dari metode ini antara lain
coorpresipitasi, sol gel Afza, 2011.
Bahan baku dalam proses pembuatan magnet menggunakan teknik metalurgi serbuk berbentuk serbuk ditambah zat aditif berupa barium karbonat
BaCO
3
teknis dengan kemurnian 99,03 dan alkohol teknis 96 sebagai
binder
. Fabrikasi magnet permanen dilakukan dengan cara mencampurkan semua bahan kemudian melewati proses kompaksi dan sintering Hidayat, 2008.
Menurut Pramono 2007, proses kompaksi dan sintering merupakan variabel mutlak dalam proses metalurgi serbuk.
2.10.1.2 Proses pembentukan