kemampuan matematika dalam menyelesaikan masalah yang paling rendah jika dibandingkan dengan kedua
subjek yang lain, sedangkan siswa pada level berpikir kuantitatif dengan ketelitian meskipun pada dasarnya
hanya memenuhi satu indikator saja secara sempurna namun menunjukkan beberapa perbedaan kemampuan
matematika. Diantaranya adalah siswa pada level berpikir kuantitatif dengan ketelitian mampu membuat ukuran
sketsa bangun yang sesuai dengan keliling yang diberikan, ia juga merencanakan langkah penyelesaian
yang tepat meskipun pada akhirnya jawaban yang dihasilkan salah karena ia melewatkan informasi penting
pada soal. Sedangkan siswa pada level berpikir kualitatif menggunakan rumus yang salah dan tidak sesuai dengan
permintaan pada soal.
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dibahas sebelumnya, maka dapat diidentifikasi
kemampuan matematika siswa dalam menyelesaikan masalah geometri SMP ditinjau dari level fungsi kognitif
RMT sebagai berikut. 1. Kemampuan matematika siswa pada level berpikir
kualitatif dalam menyelesaikan masalah geometri SMP adalah siswa mampu memenuhi satu indikator
kemampuan matematika dalam menyelesaikan masalah yaitu memahami masalah dengan
menyebutkan informasi apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal dengan benar. Kemampuan
matematika siswa dalam merencanakan strategi penyelesaian masih rendah karena belum mampu
membuat sketsa dan strategi yang sesuai. Kemampuan matematika siswa dalam melaksanakan
rencana penyelesaian juga cenderung rendah dan bahkan siswa menggunakan rumus yang salah dalam
menentukan luas persegipanjang. Sedangkan kemampuan siswa dalam memeriksa kembali hasil
jawabannya secara keseluruhan masih rendah karena siswa belum mampu memeriksa kebenaran hasil
jawabannya dengan baik dan tidak mampu memperbaiki kesalahan rumus yang digunakan.
2. Kemampuan matematika siswa pada level berpikir
kuantitatif dalam menyelesaikan masalah geometri SMP adalah siswa mampu memenuhi satu indikator
kemampuan matematika dalam menyelesaikan masalah yaitu memahami masalah dengan
menyebutkan informasi apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal dengan benar. Kemampuan
matematika siswa dalam merencanakan strategi penyelesaian cenderung rendah karena belum
mampu membuat sketsa yang sesuai meskipun strategi yang digunakannya untuk mencari solusi
mendekati benar. Kemampuan matematika siswa dalam melaksanakan rencana penyelesaian lumayan
baik karena meskipun hasil akhir yang diperoleh salah namun siswa sudah menggunakan rumus yang
benar dan langkah penyelesaian yang tepat dalam menentukan luas persegipanjang. Sedangkan
kemampuan siswa dalam menginterpretasikan hasil sesuai dengan permasalahan asal secara keseluruhan
masih rendah dan belum mampu memeriksa kebenaran hasil jawabannya dengan baik.
3. Kemampuan matematika siswa pada level berpikir
logis relasional abstrak dalam menyelesaikan masalah geometri SMP adalah siswa mampu
memenuhi semua indikator kemampuan matematika dalam menyelesaikan masalah dengan baik. Siswa
mampu memahami masalah dengan menyebutkan informasi apa yang diketahui dan ditanyakan pada
soal dengan benar. Kemampuan matematika siswa dalam merencanakan strategi penyelesaian sangat
baik karena mampu membuat sketsa yang sesuai dengan semua informasi yang diberikan pada
permasalahan dan menuliskannya dengan jelas serta memilih strategi yang tepat. Dalam melaksanakan
rencana penyelesaian, siswa dapat melakukannya dengan baik dan menghasilkan hasil akhir yang
benar. Sedangkan dalam kemampuan siswa dalam memeriksa kembali hasil jawabannya secara
keseluruhan sangat baik dan mampu memeriksa kebenaran jawabannya dengan baik pula karena tidak
terdapat kesalahan baik perhitungan, rumus, maupun konsep pada jawabannya.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa
dalam menyelesaikan masalah geometri di SMP masih cenderung rendah, sehingga peneliti memberikan saran
kepada pendidik untuk melatihkan dan melibatkan siswanya dalam kegiatan pemecahan masalah matematik
agar siswa terbiasa menghadapi segala jenis permasalahan dan mampu menangani masalah-masalah
lain yang akan dihadapinya di masa mendatang. Selain itu, hasil pemetaan level fungsi kognitif RMT siswa juga
masih terdapat lebih dari separuh kelas yang belum memenuhi indikator untuk semua level sehingga perlu
dijadikan perhatian bagi guru untuk lebih meningkatkan fungsi kognitif siswanya dengan memberikan latihan-
latihan yang sesuai.
111
DAFTAR PUSTAKA Anonim. tanpa tahun. Geometri. diakses pada
https:id.wikipedia.orgwiki Geometri pada
17 Oktober 2015 pukul 09.30 WIB. Colquitt, Jason. A. dkk. 2009. Organizational Behavior:
Improving Performance and Commitment in the Workplace. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc. Hudojo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran Matematika.Malang: Universitas Negeri Malang.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Departmen Pendidikan Nasional Edisi ke-3.Balai Pustaka,
Jakarta: Gramedia Kinard, J. T Kozulin, A. 2008. Rigorous Mathematical
Thinking: Conceptual Formation in the Mathematics Classroom. New York: Cambridge
University Press. King, Laura. A. 2014. Psikologi Umum: Sebuah
Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba
Humanika. National Council of Teachers of Mathematics. 2000.
Principles Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM
Polya, G. 1957. How to Solve It: A New Aspect of Mathematical Method 2nd ed.. New York:
Ddoubleday Company, Inc. Rizzo, Matthew and Eslinger, Paul J. 2004. Principles
and Practice of Behavioral Neurology and Neuropsychology. Pennsylvania: Elsevier Inc.
Santrock, J. W. 2014. Psikologi Pendidikan. Edisi 5, Buku 2.Jakarta: Salemba Humanika.
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2008. Promoting Creativity in Learning Mathematics Using Open-Ended
Problems. The 3
rd
International Conference on Mathematics and Statistics IcoMS-3 Institut
Pertanian Bogor, Indonesia, 5 – 6 Agustus 2008. Strauss, Liz. 2006. Qualitative, Intuitive Thinkers vs
Quantitative, Data-Based Thinkers: How Not to Make Each Other Crazy. Diakses tanggal 30
Januari 2016 pada: http:www.successful-
blog.com1qualitative-intuitive- thinkers-vs-quantitative-data-based-
thinkers-how-not-to-make-each-other- crazy
. Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif Edisi Revisi.
Surabaya: Srikandi. Tim. 2014. Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun 2014.
Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan – Balitbang Kemdikbud
112