Sosialisasi Empat Pilar MPR

Jumlah peserta dari masing-masing sekolah adalah 10 sepuluh orang didampingi oleh 2 dua orang guru pendamping dan 1 satu orang dari Dinas Pendidikan Provinsi. LCC Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ini akan dilombakan di masing-masing provinsi yang dipilih oleh Dinas Pendidikan provinsi. Ke 33 perwakilan dari provinsi akan dilombakan kembali di Jakarta yang nantinya akan memperebutkan gelar juara nasional. Penulis melihat, Sosialisasi Empat Pilar Bangsa juga merangkul anak-anak SLTA, melalui lomba cerdas cermat tingkat SLTA di seluruh Indonesia. Jadi MPR melakukan sosialisasi Empat Pilar kepada anak-anak SMA, dengan seleksi di tiap provinsi di seluruh 33 provinsi. Ke 18 sekolah akan dilombakan di masing-masing provinsi yang dipilih oleh Dinas Pendidikan provinsi. Ke 33 perwakilan dari provinsi akan dilombakan kembali di Jakarta yang akan memperebutkan gelar juara nasional. Bentuk kegiatan dialog-dialog dan talkshow seperti MPR “Goes To Campus”, Dialog Interkatif RRI bersama pimpinan atau anggota MPR dan atau anggota fraksi, Jendela Anak Negeri, Warung Kebangsaan, Seminar Nasional Empat Pilar Kebangsaan mempunyai bentuk kegiatan yang diantaranya sama, yaitu ada seminar, dialog-dialog ringan, tanya jawab dan hiburan-hiburan. MPR “Goes To Campus” menghadirkan narasumber pimpinan atau anggota MPR, mereka datang langsung ke kampus dan juga akdemisi dari kampus, juga ada dari instansi pemerintahan provinsi setempat baik Bupati, wakil Bupati sampai kepala instansi di daerah. Dialognya yang sangat ringan diselingi komedi-komedi oleh para komedian membuat mahasiswa dan mahasiswi tidak akan bosan. Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk bertanya kepada narasumber seputar permasalahan yang diagendakan. Dan setiap kampus itu mempunyai tema yang berbeda-beda. Jadi garis besarnya tetap Empat Pilar Bangsa namun diambil tema yang lebih khusus lagi. Bentuk acaranya menampilkan tema yang berbeda-beda di setiap episodenya dengan tetap mengedepankan substansi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara dan disesuaikan dengan isu-isu teraktual sebagai bahan dialog antara narasumber dan peserta. Sosialisasi Empat Pilar Bangsa ini dilaksanakan secara tematik. Proses produksi dilaksanakan oleh penyedia jasa produksi yang telah ditetapkan berdasarkan hasil pelelangan umum yang dilaksanakan oleh Unit Layanan Pengadaan, Sekretariat Jenderal MPR RI, sedangkan penyiaran dilaksanakan oleh stasiun televisi yang memiliki jangkauan ke 33 Provinsi di seluruh Indonesia, yaitu TVRI 2 . Sebagaimana perjanjian kerjasama yang dijalin oleh MPR RI dan TVRI dan RRI sebagai LPP Lembaga Penyiaran Publik untuk acara kegiatan-kegiatan MPR RI. 2 Litbang Sekretariat Jenderal MPR RI, Biro Hubungan Antar Lembaga. Pelaksana setiap Kegiatan sosialisasi Empat Pilar Bangsa MPR RI ini adalah Sekretariat Jenderal MPR RI yang terdiri dari 6 Biro, yaitu Biro Persidangan, Biro Sekretariat Pimpinan, Biro Hubungan Masyarakat, Biro Administrasi dan Pengawasan, Biro Keuangan dan Biro Umum. Dalam bentuk diskusi publik ada Forum Bakohumas Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat yaitu diskusi kemajlisan dengan pesertanya wartawan dan kegiatan menerima kunjungan dari sekolah-sekolah baik itu mulai dari TK, SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi yang ingin berkunjung ke MPR RI. Sebelum kegiatan forum Bakohumas dilakukan, Humas MPR mengundang humas-humas dari instansi-instansi lain diundang ke MPR dan diberikan pemahaman atau penjelasan mengenai sidang-sidang yang akan dilakukan oleh MPR RI kedepan. Indikasi yang terlihat terkait dengan sosialisasi Empat Pilar Bangsa adalah mereka lebih cinta tanah air dan bangsa, lebih untuk berusaha untuk tetap ikut dalam NKRI dan mengesampingkan kepentingan kelompok namun mengutamakan kepentingan bersama. Sejauh ini, Peran Humas MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa sudah efektif, karena bisa langsung menyasar dari apa yang ingin dituju dan hasilnya bisa lebih baik karena langsung ke sasaran tersebut. Dalam laporannya kepada Wakil Ketua MPR RI, Ketua Panitia Muhammad Rizal mengatakan bahwa sebelum mengikuti kegiatan, diadakan survei secara acak kepada para peserta, sekitar 74 peserta sudah mengetahui tentang kegiatan sosialisasi Empat Pilar hanya 26 yang belum mengetahui. Setelah mengikuti rangkaian kegiatan sosialisasi, sekitar 11 peserta makin sangat paham dengan pentingnya pemahaman dan pengamalan Empat Pilar Bangsa, 76 paham tentang pentingnya pemahaman dan pengamalan Empat Pilar Bangsa, hanya 13 peserta yang masih perlu didorong dan mempelajari lagi soal Empat Pilar Bangsa. 3 Secara garis besar, setelah mengikuti kegiatan sosialisasi secara intensif, secara umum terjadi peningkatkan pemahaman yang massif dalam diri para komunikan soal Empat Pilar Bangsa. Bahkan, para komunikan berencana tidak hanya selesai hanya dalam tataran teoritis saja, tapi akan mengadopsi nilai-nilai luhur Pancasila dalam kegiatan sehari-hari mulai dari lingkungan terdekat. Demi menciptakan masyarakat yang penuh dengan rasa nasionalisme yang tinggi, MPR RI terus menggalakkan berbagai kegiatan sosialisasi Empat Pilar Bangsa di berbagai kalangan sebagai langkah awal dalam membangun sumber daya manusia dan bangsa yang berkualitas. Kegiatan sosialisasi Empat Pilar Bangsa senantiasa dilakukan agar masyarakat kritis terhadap nilai-nilai dari budaya barat, maka dari itu kita harus punya filter yaitu Empat Pilar Bangsa ini. Jadi, nilai-nilai dari luar yang mempunyai dampak buruk bagi kehidupan masyarakat bisa kita cegah. 3 https:www.mpr.go.idberitaread2013090212559nyala-api-unggun-tutup-tot-outbound- 4-pilar 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan Empat Pilar Bangsa di Indonesia tidak lepas dari peran serta universitas-universitas dan kalangannya dalam membuat acara sosialisasi yang nyaman dan kondusif. Perlu adanya pembinaan terhadap seluruh penyelenggara negara agar rasa nasionalisme didalam diri terus ditularkan ke seluruh lapisan masyarakat. Sebagai salah satu Biro di MPR RI, Biro Humas MPR RI telah berusaha memberikan kontribusi yang nyata terhadap tugas-tugas Pimpinan dan anggota MPR saat ini. Penulis menyimpulkan bahwa Peran Humas MPR secara umum, seperti menjadi Communicator, membina Relationship , peranan Back Up Management dan membentuk Corporate Image berjalan cukup baik. Mendukung secara teknis dan administratif tugas-tugas dari Pimpinan MPR. Ini bisa kita lihat pada kegiatan- kegiatan sosialisasi MPR RI dimana Pimpinan MPR RI dan Tim Kerja Sosialisasi MPR RI yang telah dibentuk. Karena juru bicara dari MPR sebenarnya adalah Pimpinan MPR sendiri. Kegiatan Humas MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa ini disusun sebagai kerangka dalam menjadikan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa. Sehingga cita-cita dan tujuan dari sosialisasi Empat Pilar Bangsa bisa terwujud. Segala persiapan yang matang dilakukan oleh Humas MPR RI demi terciptanya hubungan yang baik antara instansi pemerintah dengan masyarakat Indonesia dengan menampung aspirasi publiknya. Dengan memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut: 1. Adanya humas dalam lingkungan manajemen MPR RI saat ini secara umum memang sudah ada. Hanya saja dalam pengamatan penulis menunjukkan bahwa peranan humas MPR RI belum dimanfaatkan secara optimal dan strategis. Indikasi ini dapat dilihat dalam kasus-kasus tertentu yang dialami MPR RI dimana sering terjadi permasalahan-permasalahan opini publik terpublikasikan secara tidak terorganisir dan terkoordinasi. 2. Biro humas MPR RI masih sangat sulit untuk menjalankan fungsi politik kehumasan yang sebenarnya. Fungsi kehumasan politik sebenarnya tidak perlu dijalankan tim kehumasan, namun perlu disadari bahwa humas politik harus dijalankan dengan baik oleh anggota MPR RI itu sendiri, karena sebenarnya penilaian kinerja dan humas MPR RI di mata rakyat ditentukan oleh anggota MPR RI itu sendiri. Maka dari itu baik pimpinan maupun anggota MPR RI sendiri harus menjadi seorang humas yang baik bagi lembaganya, apapun yang diucapkan harus dipegang dengan baik, karena apa yang diucapkaannya adalah cerminan bagi lembaganya itu sendiri. 63 DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro. Teori dan Metodologi Penelitian “Public Relations”. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Asshiddiqie, Jimly. 2005. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan Dalam UUD 1945. Yogyakarta: UII Press. Bertrand R. Canfield. 1959. Public Relations, Principles and Problems, dikutip oleh Roland E. Wolseley Laurence R. Campbell, Third Edition, Exploring Journalism, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J. Berry, David. 1995. Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Departemen Penerangan RI, “Pedoman dan Manual Penerangan”, Booklet. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Dinas Pembinaan Mental TNI AD, Al Qur’an Terjemah Indonesia, Jakarta: PT. Sari Agung, 1997, cet- XI Effendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung: CV Mandar Maju. -------------------------------. 1999. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Jefkins, Frank – Daniel Yadin. 2003. Public Relations. Jakarta: Erlangga. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Linggar Anggoro, M. 2005. Teori dan Profesi KeHumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Litbang Sekretariat Jenderal MPR RI, Biro Hubungan Antar Lembaga. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. -----------------------. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014. 2013. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.