Stroke Iskemik Rambe, Sp.SK dr. Amira Permatasari, Sp.P

Melakukan aktivitas fisik yang mempunyai nilai aerobik jalan cepat, bersepeda, berenang, dll secara teratur minimum 3 kali perminggu untuk dewasa, tiap kali 20-30 menit akan dapat menurunkan tekanan darah, memperbaiki kontrol diabetes, memperbaiki kebiasaan makan dan menurunkan berat badan. Efek biologis: penurunan aktivitas platelet, reduksi fibrinogen plasma dan menaiknya aktivitas tissue plasminogen activator dan konsentrasi HDL 5. Menghindari stres dan beristirahat yang cukup Istirahat cukup dan tidur teratur antara 6-8 jam sehari. Mengendalikan stres dengan cara berpikir positif. Pada konsensus nasional pengelolaan stroke di Indonesia 2004 dalam Lumbantobing 2007, dikemukakan upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan primer penyakit stroke adalah dengan memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke, antara lain: 1. Menghindari: merokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebih. 2. Mengurangi: kolesterol, konsumsi lemak dalam makanan. 3. Mengendalikan: hipertensi, DM, penyakit jantung misalnya fibrilasi atrium. 4. Menganjurkan: konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur.

2.2 Stroke Iskemik

Sekitar 80-85 stroke adalah stroke iskemik, yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Menurut Price dan Wilson 2006, obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan trombus yang terbentuk di dalam suatu pembuluh otak atau pembuluh atau organ distal. Pada trombus vaskular distal, bekuan dapat terlepas, atau mungkin terbentuk di dalam suatu organ seperti jantung, dan kemudian dibawa melalui sistem arteri ke otak sebagai suatu embolus. Terdapat beragam penyebab stroke trombolitik dan embolik primer, termasuk aterosklerosis, keadaan hiperkoagulasi, dan penyakit jantung struktural. Namun, trombosis yang menjadi penyulit aterosklerosis Universitas Sumatera Utara merupakan penyebab pada sebagian besar kasus stroke trombotik, dan embolus dari pembuluh besar atau jantung merupakan penyebab tersering stroke embolik. Sumbatan aliran di arteri karotis interna sering merupakan penyebab stroke pada orang berusia lanjut, yang sering mengalami pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan atau stenosis. Pangkal arteri karotis interna tempat arteri karotis komunis bercabang menjadi arteri karotis interna dan eksterna merupakan tempat tersering terbentuknya aterosklerosis. Penyebab lain stroke iskemik adalah vasospasme, yang sering merupakan respons vaskuler reaktif terhadap perdarahan ke dalam ruang antara lapisan araknoid dan piamater meningen. Sebagian besar stroke iskemik tidak menimbulkan nyeri, karena jaringan otak tidak peka terhadap nyeri. Namun, pembuluh darah besar di leher dan batang otak memiliki banyak reseptor nyeri, dan cedera pada pembuluh-pembuluh ini saat serangan iskemik dapat menimbulkan nyeri kepala. Dengan demikian, pada pasien dengan stroke iskemik disertai gambaran klinis berupa nyeri kepala perlu dilakukan uji-uji diagnostik yang dapat mendeteksi cedera seperti aneurisma disekans di pembuluh leher dan batang otak Price, 2006. Menurut Rambe 2007, bila terjadi obstruksioklusi pembuluh arteri serebral oleh emboli maupun trombus, aliran darah ke bagian otak yang diperdarahi arteri tersebut, baik korteks maupun substansia albanya, akan berkurang secara drastis, atau bahkan dapat terhenti sama sekali. Akibatnya terjadilah iskemi di daerah tersebut, yang bila berlanjut dapat berubah menjadi infark. Pada infark hemoragik, area yang terlibat, umumnya substansia grisea, mengalami kongesti disertai perdarahan ptekial. Sedangkan pada infark pucat, yang biasanya melibatkan substansia alba, jaringan terlihat pucat diserta edema. Pada kedua jenis infark ini, secara mikroskopis terlihat nekrosis jaringan otak yang masif, terutama di bagian tengah infark. Semakin ke pinggir kerusakannekrosis yang terjadi semakin ringan. Proses perbaikan dimulai pada hari ke-4 atau ke-5, yang dimulai dengan infiltrasi polimorfonuklear, yang dilanjutkan oleh fagosit mononuklear, yang memfagositosis semua hasil Universitas Sumatera Utara disintegrasi seluler dan mielin. Selanjutnya daerah yang rusak akan digantikan oleh hipertrofi dan hiperplasia astrosit Rambe, 2007.

2.3 Stroke Hemoragik