PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM ASING, MANAJERIAL DAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM ASING, MANAJERIAL DAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB

SOSIAL PERUSAHAAN

Oleh

EGHA INDAH PERTIWI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan saham yang diwakili oleh kepemilikan saham asing, manajerial dan institusional (BUMN dan Non-BUMN) pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan leverage dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol pada periode 2009-2012. Peneliti menggunakan metode purposive sampling dan memperoleh 14 perusahaan yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Total pengamatan sejumlah 56 data. Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemilikan saham institusional BUMN berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan variabel kepemilikan saham asing, manajerial dan institusional Non-BUMN berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kata kunci: Kepemilikan saham asing, kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham institusional (BUMN dan Non-BUMN), leverage, ukuran perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.


(2)

ABSTRACT

INFLUENCE OF FOREIGN OWNERSHIP, MANAGERIAL OWNERSHIP AND INSTITUTIONAL OWNERSHIP TO CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE

By

EGHA INDAH PERTIWI

This research aims to examine empirically about shareholding structure that represented by foreign ownership, managerial ownership and institusional ownership (BUMN and Non-BUMN) of mining companies that listed at Indonesia Stock Exchange toward corporate social responsibility disclosure with leverage and firm’s size as controlling variable in 2009-2012 period.

Researcher used purposive sampling method to take 14 companies that suitable with criteria in this research. Total of observation is 56 data. This research is examined by multiple regression.

The result indicates that BUMN institutional ownership affects corporate social responsibility disclosure positively, in contrast other variables such as foreign ownership, managerial ownership and Non-BUMN institusioanl ownership affects corporate social responsibility disclosure negatively.

Keywords: Foreign ownership, managerial ownership, institutional ownership (BUMN and Non-BUMN), leverage, firm size, and corporate social responsibility disclosure.


(3)

PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM ASING, MANAJERIAL DAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGUNGKAPAN

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012)

Oleh

EGHA INDAH PERTIWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 20 April 1992. Penulis merupakan putri ketiga dari enam bersaudara, buah hati dari pasangan Chairul Saleh dengan Kartini Nandi. Penulis menyelesaikan pendidikan SD Negeri 2 Beringin Raya Bandar Lampung pada tahun 2004, SMP Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2007, SMA Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yaitu Economics English Club (EEC) periode 2011-2012 sebagai anggota bidang Creativity and Insight, diteruskan pada periode kepengurusan 2012-2013 sebagai General Treasure.


(8)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini kepada:

Mama Kartini Nandi Papa Chairul saleh

Teteh Icha Atin Fita Mba Nisa Kakak Bela Gilang Ramadhan Semua sahabat, teman


(9)

Moto

Pray.


(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis hanturkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Pengaruh Kepemilikan Saham Asing, Manajerial dan Institusional terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012)” dapat penulis selesaikan. Terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si.,Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku dosen pembahas;

4. Ibu Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt. selaku pembimbing I, yang telah banyak membantu dalam memberikan kritik dan saran selama proses penyelesaian skripsi ini;

5. Ibu Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc., Akt., selaku pembimbing II, yang memberikan banyak masukan, bimbingan serta waktu selama pengerjaan skripsi;


(11)

6. Bapak Usep Syaipudin, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik; 7. Orang tuaku tercinta. Mama (Kartini Nandi) dan papa (Chairul Saleh)

yang tiada henti memberikan doa, dukungan dan semangat dalam setiap langkah yang ku tempuh. Tetaplah sehat dan berada dibelakangku. Kalian adalah semangatku untuk terus menjadi lebih baik. Kalian adalah rasa syukur terbesar dalam hidupku;

8. Kakak dan adikku. Risca Yolanda, Fita Aprilla Fitriana, Wenika Anisa Putri, Bela Octavia Rosa dan M. Gilang Ramadhan yang selalu

memberikan kegaduhan, keramaian dan keceriaan yang selalu dirindukan; 9. Keluarga besar Chairul Saleh dan Kartini Nandi. Terima kasih untuk doa

yang diberikan sehingga proses penyelesaian skripsi ini dapat berjalan dengan lancar;

10.Enuty. Tia Lidarni dan Nurul Ayuningtyas. Tak ada yang bisa

menggambarkan rasa bahagia karna masih memiliki dua orang sahabat seperti kalian, hanya ucapan terima kasih untuk semua waktu, tangis dan tawa yang selalu membuat ingin bersama-sama. Semoga kebersamaan yang sudah mencapai sembilan tahun ini dapat terus kita jaga;

11.Mei Risky Aristama. Seseorang yang banyak memberikan waktu,

menghabiskan waktu. Memberikan sedih, menghapus sedih. Terima kasih untuk kesabaran, pengertian dan perhatian yang selama ini selalu

diberikan. Terima kasih karna selalu mengalah, mendengar dan berusaha memberikan yang terbaik. Terima kasih karna sejauh ini tetap bertahan untuk terus berada di sampingku. Techihhila;


(12)

12.Loveya. Elychia Roly Putri, Ainul Fitri, Ela Marisa, Mareta Vidya Putri, Mia Febriani Putri, Retta Ramadhina Rias, Gorendva R. Warganegara. Terima kasih karna telah memberikan warna dan cerita di masa SMAku. Terima kasih karna sampai sekarang selalu menyempatkan berkumpul untuk merayakan salah satu sahabat kita yang sedang berulang tahun dan terima kasih karna selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul ketika beberapa sahabat kita yang menempuh pendidikan di luar kota sedang pulang ke Bandarlampung. Semoga kita selalu diberikan kelancaran, kebahagiaan dan nantinya dapat berkumpul dalam kesuksesan;

13.Sahabat IPA tiga. Dwi Cahyani, Eka Nur Junianto, Fenny Indrawan, Heru Jaya Saputra, M. Afif Nurizfantiar, M. Toga Putra. Terima kasih karna selalu menyempatkan waktu untuk bertemu walaupun hanya sekali dalam setahun;

14.Nyons. Akhmad Iqbal Zhafar, Arlenti Pusparani, Devriyansyah Irwan, Dianti Wulanda, Eka Novita Sari, Frilly Sakina Ramadhani, Surya Prasetya T., Susanto Ario. Terima kasih karna selalu mendampingi, mengajarkan dan membantu di setiap kesulitan yang ku temui selama masa perkuliahan ini. Kita selalu berusaha untuk bersama-sama dan semoga kita dapat terus menjaga kebersamaan ini walaupun dalam jarak dan tempat yang berbeda;

15.Teman-teman Akuntansi 2010. Ayu, sisi, nurul, iing, farah, devy, ipeh, citra, iga, ivonna, mila, deni, tiya, wella, jane, marlina, tiwi, andriani, sella, jeni, fenny, tiaraku, eka chandra, novia, yesi, ira, dwi, mareta, ocy, bebeu, hana, firsty, nevia, nanda, apri, esti, endang, tina, sharon, elza, yobel,


(13)

yasni, rica, anas, mahmud, satria, teja, egi, syarif, ari, ferry, rizal, hendrik, ben, jirry, marwanto, yoga, pungki dan yang tidak tersebutkan. Terima kasih untuk empat tahun kebersamaan, 2010-2014;

16.Economics English Club. Dila, Sonia, Tetik, Latifa, Nope, Kaka, Ali, Inaya, Sisi, Virgie, Eko, Rudi, Andre, Rilly, Aldo, demisioners, boards dan newbie yang telah bersama-sama memberikan yang terbaik untuk EEC. Terima kasih untuk pengalaman selama ini;

17.Indra, Bastian VP, Amy Susanto dan Zenicko Hasabi. Terima kasih untuk kakak-kakak dan adik ganteng yang selalu memberikan bantuan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi pembaca dan yang lainnya.

Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah... 8

1.2.1 Rumusan Masalah... 8

1.2.2 Batasan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori...………... 10

2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan... 10

2.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan..…... 11

2.2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan... 11

2.2.2 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan... 12

2.3 Struktur Kepemilikan Saham di dalam Perusahaan... 14

2.4 Penelitian Terdahulu... 16


(15)

2.6 Hipotesis...…... 19

2.6.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kepemilikan Asing... 19

2.6.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial... 20

2.6.3 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kepemilikan Institusional... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data... 24

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian... 25

3.2.1 Variabel Penelitian... 25

3.2.1.1 Variabel Dependen... 25

3.2.1.2 Variabel Independen... 26

3.2.1.3 Variabel Kontrol... 27

3.2.2 Analisis Statistik Deskriptif... 28

3.2.3 Uji Asumsi Klasik... 29

3.2.3.1 Uji Normalitas... 29

3.2.3.2 Uji Multikolinieritas... 29

3.2.3.3 Uji Autokorelasi... 30

3.2.3.4 Uji Heteroskedastisitas... 30

3.2.4 Pengujian Hipotesis... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data... 33

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 34

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik... 38


(16)

4.3.2 Uji Multikolinieritas... 40

4.3.3 Uji Autokorelasi... 41

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas... 42

4.4 Hasil Pengujian Hipotesis... 44

4.5 Pembahasan... 45

4.5.1 Hipotesis 1... 45

4.5.2 Hipotesis 2... 46

4.5.3 Hipotesis 3... 47

4.5.4 Hipotesis 4... 48

4.5.5 Variabel Kontrol... 49

4.5.5.1 Leverage... 49

4.5.5.2 Ukuran Perusahaan... 49

4.6 Analisis Tambahan... 50

BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan... 52

5.2 Keterbatasan Penelitian... 54

5.3 Saran... 54

DAFTAR PUSTAKA... 55 LAMPIRAN


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel... 25

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif... 34

Tabel 4.2 Frekuensi Kepemilikan Institusional... 34

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas... 39

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas... 40

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi... 41

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis... 44

Tabel 4.7 Hasil Uji ANOVA... 44


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Perusahaan Sampel

Lampiran 2. Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan Berdasarkan Global Reporting Initiatives Lampiran 3. Data Pengamatan Tahun 2009

Lampiran 4. Data Pengamatan Tahun 2010 Lampiran 5. Data Pengamatan Tahun 2011 Lampiran 6. Data Pengamatan Tahun 2012 Lampiran 7. Hasil Uji Statistik


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Normal Probability Plot ... 39 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 42


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan memiliki kaitan erat dengan lingkungan dan masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan operasional perusahaan yang berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan dan masyarakat. Namun perusahaan terkadang mengabaikan kepentingan lingkungan dan masyarakat dengan

mengekploitasi sumber daya alam dalam memkasimalkan keuntungan untuk kepentingan shareholder semata. Orientasi perusahaan seharusnya bergeser dari orientasi untuk shareholder dengan bertitik tolak pada ukuran kinerja ekonomi semata, ke arah kesinambungan lingkungan dan masyarakat dengan

mempertimbangkan dampak sosial (Hadi, 2011).

Semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka semakin banyak dampak yang dihasilkan, terutama perusahaan yang memiliki kegiatan operasional yang berhubungan langsung dengan alam, salah satu contohnya yaitu perusahaan pertambangan. Dampak-dampak tersebut lebih cenderung ke arah negatif, sehingga pemerintah menerapkan sistem tanggung jawab sosial perusahaan. Saat ini tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi perhatian banyak pihak,


(21)

2

dikarenakan keadaan sumber daya manusia yang semakin kritis atas tindakan dan keputusan yang diambil oleh perusahaan.

Terdapat peraturan pemerintah yang mewajibkan perusahaan untuk menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan Perseroan Terbatas. Tanggung jawab sosial perusahaan berasumsi bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan shareholder tetapi juga

kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak eksternal yang memiliki kepentingan (stakeholder), termasuk di dalamnya adalah customers, pegawai, komunitas (masyarakat), pemerintah, supplier bahkan kompetitor (Rustiarini, 2011). Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di dalam perusahaan diwujudkan dengan pengungkapan pertanggungjawaban pada annual report maupun sustainability report.

Pengungkapan pertanggungjawaban sosial sangat penting bagi shareholder ataupun stakeholder. Calon investor akan lebih memilih perusahaan yang menjalankan program pertanggungjawaban sosial secara berkelanjutan karena perusahaan akan mendapatkan simpati dari masyarakat dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini memberikan keuntungan jangka panjang untuk

perusahaan, khususnya shareholder. Bagi stakeholder, pengungkapan

pertanggungjawaban sosial penting karena stakeholder membutuhkan informasi dan bentuk tanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.

Pemilik perusahaan yang berbeda akan memiliki tujuan dan pola pengambilan keputusan yang berbeda (Hoskisson et al., 2002). Perusahaan yang mempunyai


(22)

3

struktur kepemilikan yang terdispersi, pada umumnya akan memperbaiki kebijakan pelaporan keuangan perusahaan dengan menggunakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi,

sedangkan perusahaan dengan struktur kepemilikan yang terpusat pada umumnya kurang termotivasi untuk mengungkapkan informasi tambahan pada kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan perusahaan. Hal ini dikarenakan para shareholder pada perusahaan tersebut dapat memperoleh informasi secara langsung dari perusahaan (Reverte, 2008). Pemegang saham memiliki

kepentingan terhadap keberlangsungan jangka panjang perusahaan, maka mereka akan berusaha memaksimalkan tidak hanya kondisi ekonomi perusahaan, tetapi juga sosial dan lingkungan. Dalam penelitian ini, struktur kepemilikan saham dipisahkan menjadi tiga yang mengacu pada penelitian Rustiarini (2011), yaitu kepemilikan asing, manajerial dan kepemilikan institusional. Namun, kepemilikan institusional dibagi menjadi dua, yaitu institusional BUMN dan institusional Non-BUMN.

Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing, baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia. Kepemilikan asing di dalam suatu perusahaan memungkinan perusahaan memiliki stakeholder yang lebih banyak dibanding perusahaan berbasis nasional sehingga permintaan informasi juga lebih besar dan dituntut untuk melakukan

pengungkapan yang lebih luas. Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen


(23)

4

perusahaan (Rustiarini, 2011). Manajer memiliki pengetahuan yang sangat memadai atas aktivitas perusahaan dan memiliki pengaruh yang besar pada strategi yang dijalankan perusahaan (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Pemegang saham institusional biasanya berbentuk entitas seperti perbankan, asuransi, dana pensiun, reksa dana, dan institusi lain. Investor institusional umumnya merupakan pemegang saham yang cukup besar karena memiliki pendanaan yang besar (Rustiarini, 2011). Kepemilikan institusional formal dibagi menjadi dua bagian, yaitu institusional BUMN dan Non-BUMN. Definisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui

penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dan BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk

menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Sedangkan institusional Non-BUMN adalah institusi berbadan hukum yang dibentuk oleh pihak swasta, baik perorangan maupun kelompok.

Kepemilikan saham oleh pihak asing lebih dikenal dengan Penanaman Modal Asing (PMA). Penanaman modal asing semakin ramai dibicarakan. Hal ini dikarenakan kelangsungan pembangunan nasional yang membutuhkan banyak dana dan tidak hanya dapat dicukupi oleh pemerintah ataupun pihak swasta nasional, namun juga dibutuhkan dari investor asing. Kepemilikan saham oleh investor asing pada perusahaan nasional maupun multinasional sangat

membutuhkan dukungan dari stakeholder agar kelangsungan usaha dapat berjalan lancar dan berjangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan semaksimal mungkin melakukan pengambilan keputusan yang tidak merugikan serta melakukan


(24)

5

berbagai kegiatan untuk mendapatkan simpati yang besar dari stakeholder, salah satunya yaitu dengan menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan dan diungkapkan secara luas. Perusahaan berbasis asing biasanya juga memiliki permintaan pengungkapan informasi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan perusahaan nasional (Rustiarini, 2011).

Selain terdapat kepemilikan asing, di dalam perusahaan juga terdapat kepemilikan manajerial. Semakin besar kepemilikan saham oleh manajer, maka tindakan yang diambil akan cenderung dari perspektif pemilik. Dengan keterlibatan manajer dalam kepemilikan saham perusahaan, atau lebih dikenal dengan bonding strategy, maka manajer akan bertindak secara hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi atas keputusan yang diambil (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Hal ini secara langsung juga dipengaruhi oleh kondisi perusahaan, terutama kondisi keuangan perusahaan. Jika kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan baik dan terdapat peningkatan nilai perusahaan,

memungkinkan manajer mengambil keputusan untuk terus melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan dan mengungkapkannya secara luas. Namun jika kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan buruk, maka memungkinkan manajer mengambil keputusan dengan mengedepankan kepentingan perusahaan. Salah satu cara yang dilakukan yaitu income smoothing dengan mengurangi biaya-biaya agar nilai pendapatan dapat lebih tinggi, termasuk biaya

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Pihak institusional biasanya memiliki saham secara mayoritas dan berjangka panjang. Oleh karena itu, investor memiliki kepentingan tidak hanya pada kinerja keuangan perusahaan, tetapi juga pada strategi dan aktivitas sosial yang akan


(25)

6

berdampak pada kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan (Saleh et al., 2010). Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan mengurangi perilaku opportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost yang diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan (Wahyudi et al., 2006). Perusahaan yang dimiliki oleh institusi BUMN memiliki standar kinerja tinggi dengan mengedepankan kepentingan stakeholder, terutama masyarakat. Hal ini dikarenakan tujuan dari institusi BUMN adalah untuk memberikan pendapatan kepada negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta mensejahterakan masyarakat luas. Oleh karena itu, perusahaan akan menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan dengan konsisten dan mengungkapkannnya secara luas.

Sedangkan institusi Non-BUMN juga dapat mempengaruhi pelaksanaan dan luas pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal ini disebabkan karena aktivitas

tanggung jawab sosial perusahaan dapat meningkatkan reputasi dan kinerja perusahan.

Penelitian ini memperluas penelitian dari Rustiarini (2011) dengan tujuan menguji pengaruh sruktur kepemilikan saham pada aktivitas tanggung jawab sosial

perusahaan yang diproksikan dengan luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan menambahkan variabel kontrol, yaitu leverage dan ukuran perusahaan. Hal ini dilakukan agar tidak terdapat perhitungan bias dan juga diperkirakan leverage dan ukuran perusahaan ikut berpengaruh di dalam

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sampel penelitian mengambil perusahaan pertambangan karena memiliki aktivitas operasional yang

berhubungan dan berdampak langsung pada sumber daya alam dan sesuai dengan peraturan pemerintah untuk perseroan terbatas yang diwajibkan melaksanakan


(26)

7

program tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan maka peneliti mengambil judul penelitian sebagai berikut

“pengaruh kepemilikan saham asing, manajerial dan institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.”


(27)

8

1.2Rumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah kepemilikan asing berpengaruh tehadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?

2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?

3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?

1.2.2 Batasan Masalah

Peneliti mempersempit batasan masalah dalam penelitian dengan hanya

menggunakan tiga jenis kepemilikan saham, yaitu kepemilikan asing, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institutional karena mayoritas kepemilikan di dalam perusahaan adalah ketiga jenis kepemilikan tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji serta menyediakan bukti empiris bahwa kepemilikan saham berpengaruh dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang dapat dinilai melalui pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.


(28)

9

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu:

1. Memberikan bukti empiris bahwa struktur kepemilikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan dan pengungkapan

pertanggungjawaban sosial perusahaan.

2. Memberikan masukan untuk perusahaan agar dapat meningkatkan kualitas dan konsistensi dalam menjalankan program tanggung jawab sosial

perusahaan serta mengungkapkannya secara luas di dalam annual report maupun sustainability report.

3. Untuk mengetahui sampai sejauh mana tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dilakukan oleh perusahaan, sehingga pemerintah dapat

mempertimbangkan dan menetapkan standar pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia.


(29)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu:

a. Decision Usefulness Studies

Pengungkapan tanggung jawab sosial dilakukan perusahaan karena informasi tersebut dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan dan ditempatkan pada posisi yang moderately important.

b. Economic Theory Studies

Pihak manajemen melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan publik.

c. Social and Political Theory Studies Studi di bidang ini menggunakan teori stakeholders, teori legitimasi organisasi dan teori ekonomi politik.

- Teori Stakeholder

Perusahaan tidak hanya bertanggung jawab terhadap para pemilik dengan sebatas pada indikator ekonomi namun bergeser menjadi lebih luas yaitu sampai pada


(30)

11

ranah sosial kemasyarakatan dengan memperhitungkan faktor-faktor sosial, sehingga muncul istilah tanggung jawab sosial.

- Teori Legitimasi

Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Legitimasi merupakan keadaan psikologis keberpihakan orang dan kelompok orang yang sangat peka.

2.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2.2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka,

komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan (The World Business Council for Sustainable Development – WBCSD, 2005). Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab perusahaan baik ke dalam maupun ke luar perusahaan. Tanggung jawab ke dalam diarahkan kepada pemegang saham dan karyawan dalam wujud profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan, sedangkan tanggung jawab ke luar dikaitkan dengan peran perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi generasi mendatang (Susanto dalam Agoes, 2011).

Tanggung jawab sosial perusahaan mencakup tiga dimensi, yang lebih populer dengan singkatan 3P, yaitu: mencari keuntungan (profit) bagi perusahaan, memberdayakan masyarakat (people) dan memelihara kelestarian alam/bumi


(31)

12

(planet) (Elkington dalam Agoes, 2011). Dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan dijalankan terintegrasi dengan kelangsungan kegiatan operasi perusahaan, tidak hanya memperhatikan kepentingan shareholders namun juga memperhatikan kepentingan stakeholders dengan harapan agar dapat

memberikan manfaat bagipara pemangku kepentingan. Adapun tujuan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan adalah sebagai berikut (Rosmasita, 2007):

1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik. 2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial diantara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.

3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor.

2.2.2 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pengungkapan dapat diartikan sebagai pemberian informasi bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Terdapat dua jenis informasi yang dimuat di dalam annual report, yaitu yang pertama adalah laporan tahunan dengan pengungkapan wajib yaitu pengungkapan informasi yang wajib diberitahukan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bapepam No.: Kep-38/PM/1996 17 Januari 1996. Jenis yang kedua adalah laporan tahunan dengan pengungkapan sukarela yaitu pengungkapan informasi selain pengungkapan wajib yang diberikan dengan sukarela oleh perusahaan para pemakai (Yuliarto dan Chariri, 2003). Salah satu bagian dari


(32)

13

pengungkapan sukarela yang diungkapkan di dalam annual report atau sustainability report yaitu pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Tujuan dari pengungkapan tanggung jawab sosial adalah agar perusahaan dapat menyampaikan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan dalam kurun waktu satu tahun periode. Pengungkapan tanggung jawab sosial ini juga dapat memberikan gambaran atas kebijakan yang akan diambil oleh perusahaan mengenai tanggung jawanb sosial yang akan dilaksanakan pada peroide

selanjutnya. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki tata cara manajerial yang berbeda-beda.

Aspek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan di dalam Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 yaitu aspek lingkungan hidup (penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki), praktik ketenagakerjaan (kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat perpindahan karyawan, tingkat kecelakaan kerja, pelatihan), pengembangan sosial dan kemasyarakatan (penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya) dan tanggung jawab produk (kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan


(33)

14

2.3 Struktur Kepemilikan Saham di dalam Perusahaan

Struktur kepemilikan saham di dalam perusahaan dikelompokkan atas proporsi saham yang dimiliki. Kepemilikan saham dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga katagori, yaitu:

a. Kepemilikan Asing

Kepemilikan asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri (Rustiarini, 2011). Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan (Machmud dan Djakman, 2008). Salah satu cara yang dipilih

perusahaan untuk menunjukan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan adalah dengan melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan yang memiliki kepemilikan saham asing harus memberikan pengungkapan yang lebih dibandingkan dengan yang tidak memiliki kepemilikan saham asing, yaitu: perusahaan asing memiliki sistem informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal (operasional perusahaan) dan didindikasikan perusahaan berbasis asing memiliki permintaan pengungkapan informasi yang lebih luas dari stakeholder dan juga memiliki standar kinerja tinggi dan tata kelola perusahaan yang baik.

b. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Rustiarini, 2011). Struktur kepemilikan manajerial dapat dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu pendekatan keagenan dan


(34)

15

pendekatan ketidakseimbangan informasi. Pendekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan manajerial sebagai sebuah instrument atau alat utnuk mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim terhadap perusahaan. Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan manajerial sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insider dan outsider melalui pengungkapan informasi di dalam pasar modal (Itturiaga dan Sanz, 1998).

c. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh institusi keuangan, institusi berbadan hukum, dana perwalian serta institusi lainnya (Soliman et al., 2012). Kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan kepemilikan saham oleh investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen serta pengawasan dalam pengambilan keputusan yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam penelitian ini, institusional dibagi menjadi dua, yaitu institusional BUMN dan institusional Non-BUMN. Pada institusi BUMN, program CSR diwujudkan dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sesuai dengan SK No. 236/MBU/2003. PKBL merupakan kewajiban perusahaan milik Negara dalam bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitarnya untuk bidang sosial, keagamaan, dan ekonomi masyarakat baik kegiatan pengembangan masyarakat (community development) maupun program kemitraan di bidang ekonomi (Rakhmawati dan Syafruddin, 2011).


(35)

16

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Soliman et al., (2012) pada perusahaan di Mesir mengindikasikan bahwa kepemilikan saham oleh institusional dan pihak asing berpengaruh positif terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mahoney et al., (2007) tentang tanggung jawab sosial perusahaan dan kepemilikan saham institusional perusahaan di Indonesia, menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Investor institusional tidak menjadikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai tujuan investasi, mereka lebih fokus pada keuntungan yang dihasilkan dalam jangka pendek.

Rustiani (2011) melakukan penelitian yang sama pada perusahaan manufaktur di Indonesia dengan hasil kepemilikan manajerial dan institusional tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan namun kepemilikan asing berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Eriandani (2013)

mengindikasikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan kepemilikan

institusional tidak berpengaruh signifikan. Politon dan Rustiyaningsih (2013) melakukan penelitian pada perusahan manufaktur go publik di Indonesia dan mendapatkan hasil bahwa size, profil, dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sementara


(36)

17

itu, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, leverage, dan kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Rakhmawati dan Syafruddin (2011)

mengindikasikan bahwa tipe industri, ukuran perusahaan dan perusahaan BUMN berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun hasil lain yang juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Eriandani (2013) yaitu kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

2.5 Model Penelitian

Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, memiliki kaitan erat dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan manusia sebagai makhluk hidup tidak akan pernah lepas dari kebutuhan akan sumber daya alam. Sehingga sumber daya alam, khususnya yang terbatas, harus tetap dijaga kelestariannya agar tetap dapat memberikan manfaat untuk generasi yang akan datang. Peraturan pemerintah untuk Perseroan Terbatas yang mewajibkan perusahaan melakukan pertanggungjawaban sosial yaitu Nomor 47 Tahun 2012. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu bagian penting di dalam perusahaan. Program ini membantu perusahaan untuk dapat terus berkembang secara berkelanjutan. Jika perusahaan memiliki image baik, maka akan

mempermudah perusahaan untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari stakeholder agar dapar terus eksis dalam menjalankan perusahaan. Selain itu, program ini juga membantu pemerintah untuk mengawasi dan membatasi


(37)

18

kegiatan operasional perusahaan, terutama yang terdapat kaitannya dengan sumber daya alam.

Di dalam suatu perusahaan, terdapat persentase kepemilikan saham yang berbeda-beda yang akan menyebabkan kebijakan dan keputusan yang diambil oleh

perusahaan memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda. Dalam hal ini, keputusan yang diambil oleh perusahaan adalah mengenai pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini, membagi

kepemilikan saham menjadi tiga, yaitu kepemilikan asing, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Dalam penelitian ini kepemilikan institusional dibagi menjadi dua, yaitu institusional BUMN dan institusioanl Non-BUMN. Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol, yaitu leverage dan ukuran perusahaan yang diduga ikut berpengaruh di dalam pengungkapan

pertanggungjawaban sosial.

Semakin tinggi tingkat leverage perusahaan, diindikasikan perusahaan akan melanggar perjanjian hutang dan menghilangkan kepercayaan dari debtholder (Nur dan Priantinah, 2012). Perusahaan akan cenderung berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan mengurangi

pengungkapan tanggung jawab sosial. Perusahaan dengan skala besar biasanya memiliki biaya keagenan yang juga besar, maka perusahaan akan cenderung lebih banyak mengungkapkan informasi untuk mengurangi biaya keagenan. Salah satu informasi yang dapat diungkapkan secara luas yaitu tanggung jawab sosial. Berdasarkan uraian di atas maka, model penelitian yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(38)

19

2.6 Hipotesis

2.6.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kepemilikan Asing

Perusahaan berbasis asing memiliki teknologi yang cukup, kemampuan karyawan yang baik serta jaringan informasi yang luas, sehingga memungkinkan untuk melakukan pengungkapan secara luas. Melalui pengungkapan tanggung jawab sosial, perusahaan dapat memperlihatkan kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan. Dengan kata lain, apabila perusahaan di Indonesia memiliki kontrak dengan pihak asing baik kepemilikan dan trade, maka perusahaan akan lebih mendapatkan dukungan dalam rangka pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Sesuai dengan teori stakeholder, semakin banyak dan kuat posisi stakeholder, semakin besar kecenderungan perusahaan untuk mengadaptasi diri terhadap keinginan para stakeholder. Hal tersebut diwujudkan dengan cara melakukan aktivitas pertanggungjawaban terhadap sosial dan lingkungannya atas aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Soliman

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Kepemilikan Asing Kepemilikan Institusional BUMN Kepemilikan Manajerial Leverage Ukuran Perusahaan Variabel Independen Variabel Kontrol Kepemilikan Institusional Non-BUMN Variabel Dependen


(39)

20

et al., (2012) pada perusahaan di Mesir dan Rustiarini (2011) pada perusahaan manufaktur di Indonesia mengindikasikan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif pada pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan oleh Politon dan Rustiyaningsih (2013) yang juga dilakukan pada perusahaan manufaktur mengindikasikan bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Hal ini diindikasikan terjadi karena perbedaan tahun penelitian sehingga terdapat perbedaan kondisi internal maupun eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Selain itu, item pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang menjadi acuan dalam penelitian juga berbeda.

Penjelasan di atas mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara kepemilikan asing dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam penelitian ini

memprediksi adanya pengaruh positif kepemilikan asing terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

H1: Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

2.6.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial Jumlah kepemilikan manajerial yang besar akan menyebabkan manajemen ikut merasakan dampak langsung atas setiap keputusan yang mereka ambil karena mereka juga menjadi pemilik perusahaan. Mereka akan cenderung mengambil keputusan dengan tujuan memaksimalkan shareholder value. Jika tanggung jawab sosial dapat meningkatkan nilai perusahaan, kepemilikan terhadap saham akan memberikan insentif pada manajer untuk melakukan aktivitas tanggung jawab


(40)

21

sosial perusahaan. Aktivitas tersebut memang dapat mempengaruhi negatif profitabilitas jangka pendek perusahaan, tetapi manajer akan tetap melakukan tanggung jawab sosial perusahaan karena akan meningkatkan image perusahaan dan nilai perusahaan dalam jangka panjang.

Beberapa penelitian telah membuktikan hubungan tanggung jawab sosial

perusahaan dan kepemilikan manajemen, namun dengan hasil yang berbeda-beda. Uwuigbe (2011) menemukan adanya pengaruh positif kepemilikan manajerial pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan di Nigeria. Di Indonesia, hal yang sama dibuktikan oleh Rosmasita (2007) yang menemukan bahwa kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia. Namun ketidakkonsistenan hasil ditunjukkan oleh penelitian Susanti dan Raharjo (2013) pada perusahaan

cosmetics and household yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini didindikasikan karena jumlah kepemilikan saham manajerial yang relatif berbeda di setiap sektor perusahaan.

Penjelasan di atas mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara kepemilikan manajerial dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam penelitian ini memprediksi adanya pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

H2: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.


(41)

22

2.6.3 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kepemilikan Institusional Investor institusional dapat mendorong besarnya aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan perusahaan dengan dua cara, yaitu melalui

keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan perusahaan dan dengan hanya berinvestasi pada perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosial

perusahaan (Li et al., 2006). Investor institusional akan mendorong kinerja

tanggung jawab sosial perusahaan dengan maksud meningkatkan kinerja financial jangka panjang, menjaga reputasi, serta mendapatkan legitimasi sosial. Pada umumnya investor institusional Non-BUMN lebih memilih untuk terlibat dalam menentukan rencana strategis perusahaan tempatnya berinvestasi daripada

memindahkan investasinya ke perusahaan lain. Investor Non-BUMN juga banyak tertarik untuk mempertahankan serta meningkatkan nilai perusahaan agar

mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, salah satu cara yang dilakukan yaitu melalui tanggung jawab sosial perusahaan.

Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional, sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer. Kepemilikan institusional BUMN biasanya menguasai sebagian besar saham sehingga dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab social secara luas. Selain itu, institusional BUMN juga merupakan lembaga yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat sehingga perusahaan akan melaksanakan dan mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan secara luas. Penelitian yang dilakukan oleh Soliman et al., (2012) pada perusahaan di Mesir serta Politon dan Rustiyaningsih (2013) pada perusahaan manufaktur di Indonesia mengindikasikan


(42)

23

bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Namun pada penelitian Mahoney et al., (2007), Rustiarini (2011) dan Eriandani (2013) yang dilakukan di Indonesia mengindikasikan bahwa kepemilikan saham institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhmawati dan Syafruddin (2011) mengindikasikan bahwa kepemilikan BUMN berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penjelasan di atas mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara kepemilikan institusional BUMN dan kepemilikan institusional Non-BUMN dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam penelitian ini memprediksi adanya pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

H3: Kepemilikan institusional BUMN berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

H4: Kepemilikan institusional Non-BUMN berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.


(43)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sampel dan Data

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012. Penelitian ini

menggunakan sampel perusahaan pertambangan karena kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan langsung sumber daya alam serta memiliki risiko tinggi akan kerusakan lingkungan (Ramadhan, 2012). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu dengan kriteria:

1. Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2012.

2. Perusahaan yang menyajikan annual report atau sustainability report selama periode 2009-2012.

3. Perusahaan yang tidak berpindah sektor selama tahun pengamatan. 4. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data untuk seluruh tahun


(44)

25

Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahaan Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama tahun 2009-2012

38 Dikurangi perusahaan yang tidak menyajikan

annual report atau sustainability report periode 2009-2012

11

Dikurangi perusahaan yang berpindah sektor selama tahun pengamatan

2 Dikurangi perusahaan yang tidak memiliki

kelengkapan data untuk seluruh tahun pengamatan 11 Jumlah perusahaan yang memenuhi syarat

sebagai sampel

14 Sumber: data olahan

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.2.1 Variabel Penelitian

3.2.1.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Penelitian ini menggunakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai variabel dependen. Penelitian ini mengacu pada penelitian Rustiarini (2010) dengan menggunakan indikator pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan per dimensi berdasarkan Global Reporting Initiatives (GRI) sejumlah 78 item. Adapun indikator-indikator tersebut yaitu:

1. Pengungkapan dimensi lingkungan (13 indikator). 2. Pengungkapan dimensi energi (7 indikator).

3. Pengungkapan dimensi kesehatan dan keselamatan tenaga kerja (8 indikator). 4. Pengungkapan dimensi produk (10 indikator).

5. Pengungkapan dimensi keterlibatan masyarakat (9 indikator). 6. Pengungkapan dimensi umum (2 indikator).


(45)

26

7. Pengungkapan dimensi lain-lain tentang tenaga kerja (29 indikator).

Pengukuran dilakukan menggunakan content analysis dengan pertimbangan bahwa penelitian ini berfokus pada luas atau jumlah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang mengacu pada penelitian Rustiarini (2011) dan Retno (2012).

Keterangan:

CSRDIj = Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j Xij = dummy variable: 1= jika item i diungkapkan; 0= jika item i tidak

diungkapkan.

Nj = jumlah item untuk perusahaan j, nj=78

3.2.1.2 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen pada penelitian ini adalah struktur kepemilikan asing, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional yang mengacu pada penelitian Rustiarini (2011).

1. Kepemilikan Asing

Variabel ini diukur dari jumlah persentase saham yang dimiliki oleh pihak asing dengan jumlah saham yang diterbitkan. Apabila suatu perusahaan terdapat lebih dari satu pemilikan asing yang memiliki saham perusahaan, maka kepemilikan saham diukur dengan menghitung total seluruh saham yang dimiliki oleh seluruh pemilikan institusi (Soliman et al., 2012).


(46)

27

Struktur Kepemilikan = Σ % Kepemilikan Institusional Non-BUMN 2. Kepemilikan Manajerial

Merupakan proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris). Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (Soliman et al., 2012).

Struktur Kepemilikan = Σ % Kepemilikan Manajerial

3. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada akhir tahun. Dalam penelitian ini kepemilikan institusional dibagi menjadi dua, yaitu kepemilikan institusional BUMN dan Non-BUMN. Variabel struktur kepemilikan akan diproksikan menggunakan persentase kepemilikan oleh institusi (Soliman et al., 2012).

Struktur Kepemilikan = Σ % Kepemilikan Institusional BUMN

2.2.1.3Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Fungsi dari variabel kontrol adalah untuk mencegah adanya hasil perhitungan bias. Variabel kontrol adalah variabel untuk melengkapi atau mengontrol hubungan kausalnya agar lebih baik untuk mendapatkan model


(47)

28

empiris yang lengkap dan lebih baik. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah leverage dan ukuran perusahaan yang mengacu pada penelitian Eriandani (2013), Sari (2012), Politon dan Rustiyaningsih (2013).

1. Leverage

Leverage mencerminkan risiko keuangan suatu perusahaan yang dapat menggambarkan struktur modal dan mengetahui risiko tak tertagihnya utang perusahaan. Penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) yaitu rasio yang mengukur total kewajiban terhadap modal sendiri (shareholders equity) (Sari, 2012).

Debt to Equity Ratio =

2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan In (total aset) dengan tujuan agar perbedaan antara perusahaan besar dan kecil tidak terlalu signifikan sehingga data aset dapat terdistribusi normal (Sari, 2012).

Ukuran Perusahaan = ln (Total Aset)

3.2.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan gambaran informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan

menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik


(48)

29

deskriptif meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan deviasi standar (Ghozali, 2011).

1.2.3 Uji Asumsi Klasik

Tujuan pengujian asumsi klasik adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.

3.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan analisis grafik dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi dikatakan normal, jika garis yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya. Selain itu, untuk memastikan kehandalan hasil uji normalitas dalam penelitian ini, digunakan sebuah uji statistik non-parametrik, yaitu one sample Kolmogorov-Smirnov (K-S). Data dikatakan terdistribusi normal, jika nilai Asymp Sig lebih dari 0,05 (Ghozali, 2011).

3.2.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independen. Jika variabel


(49)

30

orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model, peneliti akan melihat Tolerence dan Variance Inflation Factors (VIF) dengan alat bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS).

Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerence). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerence < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Bila nilai tolerance > 0.10 atau sama dengan VIF < 10, berarti tidak ada multikolinearitas antar variabel dalam model regresi (Ghozali, 2011).

3.2.3.3Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011). Untuk melakukan pengujian ada tidaknya masalah autokorelasi, peneliti akan melakukan uji Durbin – Watson dengan syarat du < DW < 4 – du (Ghozali, 2011).

3.2.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain


(50)

31

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Sebuah model regresi yang baik adalah model regresi yang mempunyai data yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentize. Selain itu untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini, dilakukan uji glejser dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel

independen (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2011).

3.2.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh antarvariabel terikat dan variabel bebas. Pengujian masing-masing hipotesis dilakukan dengan menguji masing-masing masing-masing koefisien regresi dengan uji t. Model regresi berganda ditunjukkan oleh persamaan berikut ini, dengan mengacu pada penelitian Eriandani (2013).

CSR DI= α + β1FRG + β2MG+ β3INSTB+ β4INSTNB+ β5LEV + β6SIZE + ε Keterangan:

CSRDI = pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

Α = konstanta

FRG = kepemilikan asing MNG = kepemilikan manajerial

INSTB = kepemilikan institusional BUMN INSTNB = kepemilikan institusional Non-BUMN


(51)

32

LEV = leverage

SIZE = ukuran perusahaan

Ε = error

β1, β2, β3, β4, β5 dan β6 merupakan koefisien regresi yang menunjukkan angka

peningkatan atau penurunan variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas. Arah hubungan dari koefisien regresi tersebut menandakan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah seperti berikut ini:

1. H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila ρ value < 0.05 atau bila nilai

signifikansi lebih dari nilai alpha 0.05 berarti model regresi dalam penelitian ini tidak layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.

2. H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila ρ value > 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0.05 berarti model regresi dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.

Kemudian dilakukan pengujian ketepatan perkiraan (R2). Koefisien determinasi (R²) pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel terkait. Nilai R² berada diantara 0 dan 1. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terkait sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terkait. Dapat juga dikatakan bahwa R²=0 berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait, sedangkan R²=1 menandakan suatu hubungan yang sempurna (Ghozali, 2011).


(52)

52

BAB V SIMPULAN

5.1Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan kepemilikan asing, manajerial, institusional BUMN dan institusional Non-BUMN dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran kepemilikan dilihat dari besarnya persentase kepemilikan saham di dalam perusahaan dan ukuran pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan Global Reporting Initiatives (GRI) indeks sejumlah 78 item. Variabel kontrol berupa leverage dan ukuran perusahaan digunakan untuk mengurangi dampak variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi hubungan kepemilikan saham asing, manajerial, institusional BUMN dan institusional Non-BUMN dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi berganda sebagai alat analisis hipotesis. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel kepemilikan asing memiliki hubungan negatif dengan variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.680. Jumlah persentase kepemilikan saham oleh pihak asing tidak memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab


(53)

53

sosial perusahaan walaupun seharusnya pihak asing lebih peduli dengan tanggung jawab sosial perusahaan agar mendapatkan legitimasi dari masyarakat untuk keberlangsungan perusahaan.

2. Variabel kepemilikan manajerial memiliki hubungan negatif dengan variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.340. Jumlah persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan walaupun manajer ikut memiliki peran dalam pengambilan keputusan di dalam perusahaan.

3. Variabel kepemilikan institusional BUMN memiliki hubungan positif dengan variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Jumlah persentase kepemilikan saham oleh pihak institusional BUMN memiliki pengaruh besar terhadap pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan BUMN memiliki tujuan yang berkaitan dengan kemakmuran masyarakat.

Variabel kepemilikan institusional Non-BUMN memiliki hubungan negatif dengan variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.092. Jumlah persentase kepemilikan saham oleh pihak institusional Non-BUMN tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan walaupun institusional Non-BUMN juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan membantu pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat.


(54)

54

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini yaitu:

1. Populasi dari penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan terbatas hanya empat tahun masa pengamatan.

2. Penelitian ini hanya menggunakan tiga jenis kepemilikan saham, yaitu kepemilikan asing, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional (BUMN dan Non-BUMN).

5.3 Saran

Peneliti memiliki beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memasukan variabel leverage dan ukuran perusahaan ke dalam variabel independen. Hal ini dikarenakan variabel tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar di dalam pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengikuti perkembangan sehingga

item-item yang digunakan untuk menilai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan lebih sesuai dengan kondisi tempat penelitian.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Eriandani, Rizky. 2013. Pengaruh Institutional Ownership Dan Managerial Ownership Terhadap Pengungkapan CSR Pada Laporan Tahunan Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur 2010-2011. Simposium Nasional Akuntansi XVI: Manado.

Ghozali, Imam dan Chariri, Anis. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Gray, R, Kouhy, R & Lavers, S. 1995. Corporate Social and Environmental

Reporting a Review of the Literature and a longitudinal Study of UK Disclosure. Accounting, Auditing Accountability Journal.

Hadi, Nor. (2011). Corporate Social Responsibility edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hoskisson, R. E., Hitt, M. A., Johnson, R. A., and Grossman, W., 2002.

Conflicting voices: the effects of institutional ownership heterogeneity and internal governance on corporate innovation strategies. Academy of Management Journal. 45, 697-716.

Iturriaga dan Sanz. 1998. Managerial Ownership, Accounting Choices, and Informativeness of Earnings. Journal of Accounting and Economics, Vol.20. No.1. July, pp.61-91.

Li, D., Moshirian, F., Kien pham, P., dan Zein, J., 2006. When financial institutions are large shareholders: the role of macro corporate governance environments. Journal of finance, 61(6).

Machmud, N., & Djakman, C. D. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan

terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Publik


(56)

yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Mahoney, L., Fauzi, H., and Rahman. 2007. Institutional Ownership and Corporate Social Performance: Empirical Evidence from Indonesian Companies. Issues in Social and Environmental Accounting Vol. 1, No. 2 December 2007 Pp 334-347.

Nur, Marzully dan Priantinah, Denies. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Berkategori High Profile Yang Listing di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Nominal / Volume I Nomor I. 13 hlm.

Politon dan Rustiyaningsih. 2013. Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 1.

Rakhmawati, Desie dan Syafruddin, Muchammad. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Perusahaan Bumn Dan Non Bumn Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Csr Disclosure) Pada Perusahaan Di Bei Tahun 2009. Jurnal. 28 hlm. Ramadhan, Adhitya. 70 % Kerusakan Lingkungan akibat Sektor Tambang.

bangkapos.com. Suhendri (Ed). 28 September 2012. Bangka Pos. April 20014 http://bangka.tribunnews.com/2012/09/28/70-persen-kerusakan-lingkungan-akibat-tambang

Retno, R. D. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Nominal / Volume I Nomor I. 20 hlm.

Reverte, C. 2008. Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure Ratings by Spanish Listed Firms.Journal of Business Ethics. Journal of Business Ethics.

Rosmasita, H . 2007 . Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Rustiarini, N. W. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada

Pengungkapan Corporate Social Responsibility. AUDI Jurnal Akuntansi dan Bisnis.

Saleh, M., Zulkifli, N., Muhamad, R., 2010. Corporate social responsibility disclosure and its relation in institutional ownership: evidence from public listed companies in Malaysia. Managerial Auditing Journal, Vol.25, No. 6, 591-613.


(57)

Sari R.A., 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal / Volume I Nomor I. 17 hlm. Sofyaningsih, Sri dan Hardiningsih, Pancawati. 2011. Struktur Kepemilikan,

Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang Dan Nilai Perusahaan Ownership Structure Dividend Policy And Debt Policy and Firm Value. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan. 20 hlm.

Soliman, M. M., El Din, M., and Sakr, A. 2012. Ownership structure and corporate social responsibility (CSR): an empirical study of the listed companies in egypt 2012. The international journal of social science. Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,

Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Journal Ekonomi Manjemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Petra. Sumarjo, Hendra. 2010. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Susanti dan Riharjo. 2013. Pengaruh good corporate governance terhadap

corporate social responsibility pada perusahaan cosmetics and household. Jurnal ilmu dan riset akuntansi vol.1 no.1, Januari 2013.

Susanto, A.B. 2007. Corporate Social Responsibility. Jakarta. Erlangga. dalam Agoes, Sukrisno. 2011. Etika Bisnis dan Profesi (Edisi Revisi). Jakarta. Salemba Empat.

Uwuigbe, Uwalomwa.2011. An Examination of the Relationship between

Management Ownership and Corporate Social Responsibility Disclosure: AStudy of Selected Firms in Nigeria. Research Journal of Finance and Accounting.

Wahyudi, Untung dan Hartini P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Inetrving. Simposium Nasional Akuntansi IX: Padang. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). 2005.

Corporate Social Responsibility.

Yularto, A. Dan A. Chariri. 2003. Analisis Perbandingan Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Sebelum Krisis dan Pada Periode Krisis. Jurnal Maksi vol. 2, Januari pp. 35-51.


(1)

52

BAB V SIMPULAN

5.1Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan kepemilikan asing, manajerial, institusional BUMN dan institusional Non-BUMN dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran kepemilikan dilihat dari besarnya persentase kepemilikan saham di dalam perusahaan dan ukuran pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan Global Reporting Initiatives (GRI) indeks sejumlah 78 item. Variabel kontrol berupa leverage dan ukuran perusahaan digunakan untuk mengurangi dampak variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi hubungan kepemilikan saham asing, manajerial, institusional BUMN dan institusional Non-BUMN dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi berganda sebagai alat analisis hipotesis. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabel kepemilikan asing memiliki hubungan negatif dengan variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.680. Jumlah persentase kepemilikan saham oleh pihak asing tidak memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab


(2)

53

sosial perusahaan walaupun seharusnya pihak asing lebih peduli dengan tanggung jawab sosial perusahaan agar mendapatkan legitimasi dari masyarakat untuk keberlangsungan perusahaan.

2. Variabel kepemilikan manajerial memiliki hubungan negatif dengan variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.340. Jumlah persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan walaupun manajer ikut memiliki peran dalam pengambilan keputusan di dalam perusahaan.

3. Variabel kepemilikan institusional BUMN memiliki hubungan positif dengan variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Jumlah persentase kepemilikan saham oleh pihak institusional BUMN memiliki pengaruh besar terhadap pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan BUMN memiliki tujuan yang berkaitan dengan kemakmuran masyarakat.

Variabel kepemilikan institusional Non-BUMN memiliki hubungan negatif dengan variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.092. Jumlah persentase kepemilikan saham oleh pihak institusional Non-BUMN tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan walaupun institusional Non-BUMN juga memiliki kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan membantu pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat.


(3)

54

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini yaitu:

1. Populasi dari penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan terbatas hanya empat tahun masa pengamatan.

2. Penelitian ini hanya menggunakan tiga jenis kepemilikan saham, yaitu kepemilikan asing, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional (BUMN dan Non-BUMN).

5.3 Saran

Peneliti memiliki beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memasukan variabel leverage dan ukuran perusahaan ke dalam variabel independen. Hal ini dikarenakan variabel tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar di dalam pelaksanaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengikuti perkembangan sehingga

item-item yang digunakan untuk menilai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan lebih sesuai dengan kondisi tempat penelitian.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Eriandani, Rizky. 2013. Pengaruh Institutional Ownership Dan Managerial Ownership Terhadap Pengungkapan CSR Pada Laporan Tahunan Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur 2010-2011.

Simposium Nasional Akuntansi XVI: Manado.

Ghozali, Imam dan Chariri, Anis. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Gray, R, Kouhy, R & Lavers, S. 1995. Corporate Social and Environmental

Reporting a Review of the Literature and a longitudinal Study of UK Disclosure. Accounting, Auditing Accountability Journal.

Hadi, Nor. (2011). Corporate Social Responsibility edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hoskisson, R. E., Hitt, M. A., Johnson, R. A., and Grossman, W., 2002.

Conflicting voices: the effects of institutional ownership heterogeneity and internal governance on corporate innovation strategies. Academy of Management Journal. 45, 697-716.

Iturriaga dan Sanz. 1998. Managerial Ownership, Accounting Choices, and Informativeness of Earnings. Journal of Accounting and Economics, Vol.20. No.1. July, pp.61-91.

Li, D., Moshirian, F., Kien pham, P., dan Zein, J., 2006. When financial institutions are large shareholders: the role of macro corporate governance environments. Journal of finance, 61(6).

Machmud, N., & Djakman, C. D. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan

terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Publik


(5)

yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Mahoney, L., Fauzi, H., and Rahman. 2007. Institutional Ownership and Corporate Social Performance: Empirical Evidence from Indonesian Companies. Issues in Social and Environmental Accounting Vol. 1, No. 2

December 2007 Pp 334-347.

Nur, Marzully dan Priantinah, Denies. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Berkategori High Profile Yang Listing di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Nominal / Volume I Nomor I. 13 hlm.

Politon dan Rustiyaningsih. 2013. Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 1.

Rakhmawati, Desie dan Syafruddin, Muchammad. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Perusahaan Bumn Dan Non Bumn Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Csr Disclosure) Pada Perusahaan Di Bei Tahun 2009. Jurnal. 28 hlm. Ramadhan, Adhitya. 70 % Kerusakan Lingkungan akibat Sektor Tambang.

bangkapos.com. Suhendri (Ed). 28 September 2012. Bangka Pos. April 20014 http://bangka.tribunnews.com/2012/09/28/70-persen-kerusakan-lingkungan-akibat-tambang

Retno, R. D. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Nominal / Volume I Nomor I. 20 hlm.

Reverte, C. 2008. Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure Ratings by Spanish Listed Firms.Journal of Business Ethics. Journal of Business Ethics.

Rosmasita, H . 2007 . Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Rustiarini, N. W. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada

Pengungkapan Corporate Social Responsibility.AUDI Jurnal Akuntansi dan Bisnis.

Saleh, M., Zulkifli, N., Muhamad, R., 2010. Corporate social responsibility disclosure and its relation in institutional ownership: evidence from public listed companies in Malaysia. Managerial Auditing Journal, Vol.25, No. 6, 591-613.


(6)

Sari R.A., 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal / Volume I Nomor I. 17 hlm. Sofyaningsih, Sri dan Hardiningsih, Pancawati. 2011. Struktur Kepemilikan,

Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang Dan Nilai Perusahaan Ownership Structure Dividend Policy And Debt Policy and Firm Value. Jurnal

Dinamika Keuangan dan Perbankan. 20 hlm.

Soliman, M. M., El Din, M., and Sakr, A. 2012. Ownership structure and corporate social responsibility (CSR): an empirical study of the listed companies in egypt 2012. The international journal of social science. Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,

Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Journal Ekonomi Manjemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Petra. Sumarjo, Hendra. 2010. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Susanti dan Riharjo. 2013. Pengaruh good corporate governance terhadap

corporate social responsibility pada perusahaan cosmetics and household. Jurnal ilmu dan riset akuntansi vol.1 no.1, Januari 2013.

Susanto, A.B. 2007. Corporate Social Responsibility. Jakarta. Erlangga. dalam Agoes, Sukrisno. 2011. Etika Bisnis dan Profesi (Edisi Revisi). Jakarta. Salemba Empat.

Uwuigbe, Uwalomwa.2011. An Examination of the Relationship between

Management Ownership and Corporate Social Responsibility Disclosure: AStudy of Selected Firms in Nigeria.Research Journal of Finance and Accounting.

Wahyudi, Untung dan Hartini P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Inetrving. Simposium Nasional Akuntansi IX: Padang. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). 2005.

Corporate Social Responsibility.

Yularto, A. Dan A. Chariri. 2003. Analisis Perbandingan Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Sebelum Krisis dan Pada Periode Krisis. Jurnal Maksi vol. 2, Januari pp. 35-51.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM ASING, MANAJERIAL DAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

1 12 55

PENGARUH PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERHADAP KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL.

0 5 9

PENGARUH PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PENGARUH PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manuf

0 2 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

0 1 28

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN.

0 0 17

Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Cover 1

0 0 18

PENGARUH PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING - UDiNus Repository

0 0 15

TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 0 14

HUBUNGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 13