Buku Saku Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
:
セ@
j
I
BUKU SAKU
DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2011
DAFTAR 151
Halaman
Sambutan ..... .. ......... ..... .. ... .. ....... ... ........ .. .. .. .. ...... ... .... .... .. i
Daftar lsi ... ....... .. ............... .. ........ .. ....... .. ......... ............... .. ii
Daftar Gambar .. ..... ....................................... .. .. .. ... ... ..... iii
Daftar lsi ... .. ............ .. .. .. .. ...... ... ............ ... .. ..... ...... .... .... ... iii
Pendahuluan ... .. ... .. ... ....... ... .... ..... ...... ... .. .... ....... ... ........ .. 1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ................. 1
Visi dan Misi ..... .. .... ................. ..... .. .... .... .... .. .. ............ 9
Strategi ..... .... ... ... .... ... ...... ..... ... .. ........... ... .. ...... ..... ...... 9
Prioritas Pengembangan Kesehata n .. .... . .... ............. 10
Reformasi Kesehatan .. .... . ..... .. .... ............ . .. .. .. .. .... 11
Data Rasio Tenaga Kesehatan Nasional ......... .. .. 12
Tugas Pokok dan FL!ngsi .. ......... .. . .... ... ... .. ..... .. ...
14
Girektorat Bina Upaya Kesehatan Dasar ...... .. ..... ..... 15
Subdit Bina Van Kes Dasar ..... . ..................
19
Subdit Bina Van Kes di DTPK ................... .. ... ... ...... .. 24
Subdit Bina Van Kes Gigi dan Mulut... .. ..... .... .... .. .. .... 31
Subdit Bina Van Kedokteran Keluarga .... .. .... .. .. .. .. ... . 3 8
Subdit Bina Van Kes KUD ........................................ .45
Subbag Tata Usaha ........ ...... .... .... ....... ... .... .. ............ 54
Daftar Nama Pegawai ...... .. .. .. ....... .... .... .. ...................... 55
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan RI .. .... .. .. 5
2 Struktur Organisasi Ditjen Bina Upaya Kesehatan ...... 6
3 Struktur Organisasi Dit. Bina Upaya Kes. Dasar ... .. .... 7
4 Peta Wilayah Indonesia ... ... ...... ... ........ ................ .. .... 13
DAFT A R T A BEL
Halaman
1 Sasaran Indikator ..... .. .. ... ... ......... .. .. .. ...... ....... ......... ... 11
2 Rasio Jumlah Nakes Terhadap Jumlah Penduduk ... 12
3 Data Dasar Juni Nopember 2011 ..... ...... .. ............ .. ... 18
iii
PENDAHULUAN
1
DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR
PENDAHULUAN
Sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009, disebutkan
bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap man usia ..
Organisasi
kesehatan
sedunia
World
Health
Organization (WHO) dalam memberikan definisi sehat
adalah a state of completely physical, mental, and social
well being and not merely the absent of disease or
infirmity (Suatu keadaan yang sempurna baik fisik,
mental dan sosial tidak hanya terbebas dari penyakit
atau kelemahan).
Tujuan Nasional Negara Repubik Indonesia yaitu :,
1) melindungi seluruh rakyat dan tumpah darah
Indonesia
2) mencerdaskan kehidupan bangsa,
3) memajukan kesejahteraan umum , serta
4) ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan , perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap
orang
agar
terwujud
derajat
kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara social dan ekonomis.
2
UndangUndang Oasar 1945 pasal 28 (H) ayat 1 yang
berbunyi"setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan", dengan demikian jelas terlihat
bahwa kesehatan setiap warga negara Indonesia
merupakan tanggungjawab pemerintah, baik pusat
maupun daerah.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap
orang
agar
terwujud
derajat
kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis (UU No .36/2009,
bab " ps.3). Oi tingkat pusat, Kementerian Kesehatan
memegang peranan penting untuk mengatur setiap
kebijakan dalam bidang kesehatan.
Indonesia sebagai salah satu negara yang menyepakati
Oeklarasi Millenium memiliki komitmen untuk mencapai
sasaran MOG's yang diintegrasikan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 20042025 yang
dijabarkan dalam RPJMN 20102014 melalui Keputusan
Presiden
no.5
tahun
2010
dengan
sasaran
pembangunan kesehatan yaitu peningkatan akses
masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan
yang
tercermin dari indikator dampak tahun 2014 sebagai
berikut :
3
1. Menurunnya AKB dari 34 per 1.000 kelahiran
hid up menjadi 24 per 1.00 Kelahiran hidup
2. Menurunnya AKI dari 228 per 100.000 kelahiran
hidup menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup
3. Menurunnya prevalensi gizi kurang dan buruk
pada anak balita dari 18,4% menjadi 15,0%
4. Meningkatnya UHH dari 70,7 tahun menjadi 72
tahun .
Dalam rangka mengoptimalkan kinerja, Kementerian
Kesehatan memandang perlu untuk mengadakan
perubahan organisasi di dalamnya. Pad a bulan Januari
tahun
2011 ,
berdasarkan
Permenkes
1144/MENKES/PERIVII1I2010 terbentuklah Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan yang terdiri dari
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Direktorat Bina
Upaya Kesehatan Rujukan, Direktorat Bina Upaya
Kesehatan
Penunjang,
Direktorat
Bina
Upaya
Kesehatan Jiwa dan Direktorat Bina Upaya Kesehatan
Keperawatan .
Masingmasing Direktorat tersebut mempunyai tugas
dan fungsinya masingmasing, yang tentunya terdapat
saling keterkaitan sehingga sesuai dengan yang
diharapkan, dapat mendukung Kementerian Kesehatan
untuk dapat mewujudkan visi nya yaitu Masyarakat
Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan .
4
lAMPIRAN PfRATURAN MEtlTERlIC.E5[HATAH
HC»otOII
lH4/MElfKfS/ PER/VIII12010
TAIIGGAl : 19 A....t'" 2010
1 5101 "'101 ' """,, _
_
.fMI *."IIod ,.......,.,
..
セ
L@
l lW ,.. ... NL@
STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
F Gセ
,
I
i@
Gセaャi\⦅
セ@
L ⦅セN@
セセ
aャiッ@
⦅
M
エNLゥ@
M
セ@
_ _HAUII
N
M[
M MセL@
5
•
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAl
BINA UPAYA KESEHATAN
SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL
r
DIREKTORAT
BINAUPAYA
KESEHATAN DASAR
I
DIREKTORAT
BINA UPAYA
KESEHATAN
RUJUKAN
I
DIREKTORAT
BINA PELAYANAN
KEPERAWATAN DAN
KETEKNISIAN MEDIK
DIREKTORAT
BINA PELAYANAN
PENUNJANG MEDIK
DAN SARANA
KESEHATAN
L...-
6
I
DIREKTORAT
BINA KESEHATAN
JIWA
I
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR
DIREKTUR BINA UPAYA
KESEHATAN OASAR
dr. Bambang Sardlono.MPH
NIP 195508141982041002
1
(KA. SUB BAG TATA USAHA]
Hemlln Y G@ セ ウ・ャョ。N@
SH. MH
NIP 196003:3 1982032001
H
SUBDIT BIN A PELAYAHAH
KESEHATAH DASAR
dr. Muh. IIh,."y S., Sp.OG
NIP 196406201991031003
SUBOIT BIN A PELAYANAN
KESEHATAN GIGI &MULUT
drg. Sudono, M.Kes
NIP 195907211987 101001
SEKSI ST A HDARISASI
BIN A YAHKES DASAR
dr. Ganda R ParlDgi Sinaga
NIP 19751101200511008
SEKSI STANDARISASI
BINA YAHKES GIGI & MULUT
drg. Dewi Kartini Sari. M.Kes
NIP 196805201993122001
SEKSI BIMB & EVAlUASI
YANKES DASAR
drg. Wahyu Pumomo Wulan
NIP 196201201993031001
r
SEKSI BIMB. & EVALUASI
BIN A YANKES GIGI & MULUT
drg. Ellya Fonda, M.Kes
NIP 195606281984112001
SUBDIT BINA PELAYANAN
KEDOKTERAH KELUARGA
drg. Bulan Rachmadi , M Kas
NIP 195709261983121002
f
UBDIT BINA YAHKES KHUSU
USIA LANJUT & YAN DARAH
dr. Onny T . Prabo'NO
NIP. 195808121987011001
SEKSI STANDARISASI
BINA YAH KEDOKTERAN KEL
f
drg. Saraswali, MPH
NIP 196709181993022001
SEKSI STANDARISASI
BINA YAHKES KHUSUS ,
USILA & YAH DARAH
dr. Elida M.rpaung
NIP 197101292005012001
SEKSI BIMB. & EVALUASI
BINA YAN KEDOKTERAN KEL
dr. Novana Perdana Putri
NIP 196011091991032001
SEKSI BIMB. & EVALUASI
81NA YANKES KHUSUS.
USILA & YAN OARAH
dr. K..nar Amiruddin
NIP 197110162005011002
SUBOIT BINA PELAYAHAH
KESEHATAN 01 DTPK
drg. Kartini Rustandi, M .Kes
NIP 19630407 1987122001
f
SEKSI STANDARISASI
BIN A YAHKES 01 DTPK
dr. Emil Ibrahim, MARS
NIP 196210181990121001
SEKSI BIMB. & EVALUASI ....
BINA YAHKES 01 DTPK
drg . H"slinda, M .Kes
NIP 196504191993122001
セ@
KELOMPOK
JABATAH FUNGSIONAL
7
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
8
•
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
I. Visi dan Misi
Visi :
Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan.
Misi :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat mandiri ,
2. Melindungi
kesehatan
masyarakat
dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, イL
3. Menjamin
セ、cQ
エ。@
L@
bermutu dan berkeadilan ,
ketersediaan
dan
pemerataan
sumberdaya kesehatan ,
4 . Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang
baik
II. Strategi'
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat , swasta
dan masyarakat madani dalam pembangunan
kesehatan
melalui
kerjasama
nasional
dan
regional ,
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata ,
terjangkau , bermutu
dan
berkeadilan,
serta
berbasis bukti ; dengan mengutamakan pada
upaya promotif dan preventif,
9
•
3. Meningkatkan
pembiayaan
pembangunan
kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan
sosial kesehatan nasional,
4. Meningkatkan
pengembangan
dan
pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan
bermutu,
5. Meningkatkan ketersediaan,
pemerataan dan
keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta
menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan dan
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan
makanan,
6. Meningkatkan
akuntabel,
manajemen
transparan,
kesehatan
yang
berdayaguna
dan
berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi
kesehatan yang bertanggung jawab.
III. Prioritas Pembangunan Kesehatan
Prioritas pembangunan kesehatan pada tahun 20102014 difokuskan pada
delapan fokus prioritas,
yaitu :
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita;
2. Perbaikan status gizi masyarakat;
3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit
tidak menular diikuti penyehatan lingkungan;
4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan
SDM kesehatan;
5. Peningkatan
ketersediaan,
keterjangkauan,
pemerataan, keamanan , mutu dan penggunaan
obat serta pengawasan obat dan makanan;
10
6. Pengembangan
sistem
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas);
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan
bencana dan krisis kesehatan;
8. Peningkatan
pelayanan
kesehatan
primer,
sekunder dan tersier.
IV. Reformasi Kesehatan :
1. Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Oasar
2. Penyediaan
distribusi
dan
retensi
SOM
Kesehatan
3. Penyediaan dan distribusi obat dan alat kesehatan
di seluruh fasilitas kesehatan
4 . Penanganan
Oaerah
Bermasalah
Kesehatan
(POBK) dan Pelayanan Kesehatan di Oaerah
Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (OTPK)
5, Jamkesmas dan pencapaian Jaminan Kesehatan
Semesta
6. Reformasi Birokrasi Kesehatan
7. Pengembangan World class Health Care
Tabel 1, Sasaran Indikator
CAPAIAN
2010
70.7
RPJMN 2010 2014 (Perpres
5/20 101
TARGET
MOG's
Meningkatnya UHH menjadi 72.0 thn
34 per 1000 KH Menurunnya AKB menJadi 24 per
1000 KH
23 per 1000
KH
228 per
100,000 KH
Menurunnya AKI menjadi 118 per
100,000 kh
102 per
100.000 KH
18.4% pada
anak balita
Menurunnya prevalensi gizikurang
pad a anak balita menjadi 15%.
18.8%
11
V. Data Rasio Tenaga Kesehatan Nasional
1. Rasio jumlah RSUD Kab/Kota terhadap jumlah
kabupaten sebesar 1 : 1.
2. Rasio
jumlah
Puskesmas
terhadap
jumlah
penduduk sebesar 1 : 30 .000.
3. Rasio jumlah tenaga
kesehatan terhadap jumlah
penduduk sebagai berikut :
Tabel 2. Rasio Jumlah Tenaga Kesehatan Terhadap
Jumlah Penduduk
Tenaga
Profesi
No
Jumlah
Jumlah
Penduduk
Rasio
1
Dokter Spesialis
8
100.000
1 : 12.500
2
Dokter Umum
29
100.000
1 : 3.448
3
Dokter Gigi
10
100.000
1 : 10.000
4
Perawat
14
100.000
1 : 7.143
5
Perawat Gigi
14
100.000
1 : 7.143
69
6
Bidan Puskesmas
7
Bidan Desa
8
Apoteker
9
1M
10 SKM
100.000
1 : 1.449
100.000
1 : 1
8
100.000
1 : 12.500
17
100.000
1 : 5.882
7
100.000
1 : 14.286
11 Sanitarian
9
100.000
1 : 11 .111
12 Nutrisionis/Gizi
16
100.000
1 : 6.250
13 Keterapian Fisik
3
100.000
1 : 33.333
14 Keteknisian Medis
1 : 20.000
5
100.000
HK.00.061 .1.02745 Rencana Aksl BPPSDMK 2005 2009 , 16
Juli 2007.
12
PETA WI LAY AH INDONESIA
AIlSMINITRA')U'
U !AS WILAY AII
Jl 'ML,\llI' UL,\ U
.It1 MI.A" I'ENllllflUK
Sl.lKllllA NnS A
BAHASA
JI JMI.Alll'1l0l'I NSI
JIJ ML AIl KMIIJI'A ('EN
: 1,910,931,32 KM'
: セ@ 17.504 puluu
: 237 ,641 ,326 jiwa
: _ 740
NiBmセ@
: 98
K()"IA
j u mi
L |ャikf
HG B |セiat
O |n@
.IllMLAfi KEl.\IRMiAN
.IliM!." " 1ll ', SA
Sum}x'r ; ャGオ
セ ィャゥョ@
: , Uセ
: D
S@
: 404
: 665 1
: S072
: 77. 126
20 II. I)il,icn PUM. k
H ᄋュ」ョ、ゥNャセイ@
Md 20111 & Sen, u. 2010 rll'S
13
.,.. ,
TUGAS POKOK
DAN
FUNGSI
14
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIREKTORAT BINA
UPAYA KESEHATAN DASAR (BUKD)
Tugas:
1. Melaksanakan
penyiapan
perumusan
dan
pelaksanaan kebijakan.
2. Penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria (NSPK) .
3. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang bina upaya kesehatan dasar.
Fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan pelaksanaan
kegiatan
2. Penyiapan
penyusunan
norma,
standar,
prosedur, dan kriteria
3. Penyiapan pemberian bimbingan teknis
4. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
kebijakan
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
tangga
Dalam menjalankan Tupoksi nya, Direktorat BUKD
memiliki 5 Subdirektorat ditambah Subbag Tata Usaha
yang mendukung di bidang :
I. Bina Yankes Dasar
II. Bina
Yankes di
DTPK (Daerah Terpencil,
Perbatasan dan Kepulauan Terluar)
III. Bina Yankes Gigi dan Mulut
IV. Bina Yankes Dokkel
V. Bina Yankes Khusus, Usila dan Van. Darah
15
Dengan adanya
5 Subdirektorat tersebut,
maka
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar memiliki
program sebagai berikut :
1. Peningkatan
akses
dan
mutu
pelayanan
kesehatan dasar di DTPK.
2. Peningkatan
kemampuan
teknis
petugas
Puskesmas
3. Bekerja sama dengan PMI dalam program dan
kegiatan pelayanan darah;
4. Advokasi pada pemerintah daerah dalam
menyediakan fasilitas pelayanan darah (UTD
dan BDRS);
5. Penyusur.an kebijakan pelayanan kesehatan
kedokteran keluarga yang mencakup pelayanan
dokter dan dokter gigi keluarga dalam tim
dengan para pakar dan PPJK;
7. Advokasi pada
pemerintah daerah dalam
pelayanan kedokteran keluarga;
8. Penyusunan NSPK serta pembinaan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
9. Penyusunan kebijakan pelayanan kesehatan
dasar di fasilitas kesehatan di Lapas/Rutan.
16
Dengan program unggulan untuk tahun 2011 :
1. Puskesmas prioritas nasional (101) Puskesmas
yang
menjadi
perbatasan
dan
puskesmas
pulaupulau
perawatan
kecil
di
terluar
berpenduduk (PPKTB).
2. Puskesmas rawat inap mampu melaksanakan
Penanganan
Obstetri
Neonatal
Emergensi
Dasar (PONED).
Sasaran Program Direktorat Bina Upaya Kesehatan
Dasar :
1. Sasaran Institusi
a. Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan
dasar lainnya.
b. Puskesmas terpencil dan sangat terpencil di
daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan.
c. Bank Darah Rumah Sakit dan Unit TORS
2. Sasaran Program
a. Dinkes propinsi dan kabupaten .
b. Kelompok usia lanjut
3. Dukungan
a. Event nasional dan internasional.
17
Tabel3. Data DasarJuni 2011
KET
JUNI2011
I
Provinsi
33
Kabupaten
397
Kota
98
Kecamatan
6.543
Kelurahan
8.072
Oesa
77.126
Jml Penduduk
237 .000 .000
BKMM Pusat
2
BKMM Oaerah
6
uro RS
202
UTO PMI
211
UTO Pemda
1
Cikampek,
Makasar
BORS
Puskesmas Total
Puskesmas
Perawatan
9293
2011
3007
2011
Puskesmas
6286
2011
Puskesmas Poned
1579
2010
Pustu
23,049
2010
Posyandu
266,827
2009
Poskesdes
36,082
2010
Poskesteren
1,040
Sumber Data : BPS, Oagri. Pusdatin
18
I. Subdit Bina Pelayanan Kesehatan Dasar
Kasubdit
dr. M. IIhamy S, Sp.OG
Kasi Standarisasi
dr. Ganda Raja P.Sinaga
Kasi Bimbingan & Evaluasi
Tinexcelly M S, SKM, MKM
Email
yankesdas@gmail.com
Pendahuluan
Dalam
nasional
rangka
dan
mencapai
sasaran
pemerataan
pembangunan
layanan
kesehatan
masyarakat, Pemerintah telah membangun Puskesmas
di seluruh Indonesia. Seperti diketahui bahwa konsep
Puskesmas sudah mulai dikembangkan sejak periode
1970an. Sejak saat itu, Puskesmas telah berhasil
memberikan kontribusinya dalam meningkatkan status
kesehatan masyarakat di Indonesia. Kemudian pada
peri ode
19801990
ditingkatkan
melalui
pembangunan
pendekatan
Puskesmas
Inpres
Sarana
Kesehatan. Pada tahun 2004, Departemen Kesehatan
menetapkan
Kebijakan
Dasar
Pusat
Kesehatan
Masyarakat yang tertuang dalam Kepmenkes Nomor
128/Menkes/SKl1I/2004. Penerapan dan pelaksanaan
kebijakan tersebut di daerah ternyata sangat beragam
antara daerah satu dengan daerah lainnya. Adanya
berbagai bantuan maupun pinjaman dana dari negara
Asing (Bilateral/multilateral) sudah menunjukkan hasil
yang bervariasi antara satu tempat dan tempat lainnya,
19
namun secara keseluruhan belum menunjukkan hasil
yang optimal. Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka
Kementerian Kesehatan bermaksud melakukan upaya
revitalisasi
Puskesmas
pembangunan
dalam rangka
kesehatan
dengan
percepatan
pendekatan
pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care).
Definisi Operasional
Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Dasar)
menurut Deklarasi Alma Ata adalah: Pelayanan esensial
yang berdasarkan pad a metode dan teknologi praktis,
ilmiah dan secara sosial dapat diterima, yang sengaja
diciptakan, agar dapat diakses secara universal oleh
individu dan kelunrga di tingkat masyarakat melalui
partisipasi penuh mereka dengan biaya yang mampu
ditanggung oleh masyarakat dan negara, di tiap
tingkatan pembangunan mereka dengan semangat
kemandirian dan swakarsa.
Tujuan Umum
Peningkatan pelayanan kesehatan primer.
Tujuan Khusus
1. Peningkatan mutu sarana kesehatan dasar.
2. Revitalisasi Puskesmas
3. Peningkatan manajemen Puskesmas
4. Pengembangan Puskesmas PONED
5. Pengembangan sarana kesehatan dasar lain selain
Puskesmas
20
Issu Strategis
1. Arah Pelayanan Kesehatan di Puskesmas cenderung
kuratif.
2. Adanya aktor penentu diuar sektor kesehatan di
dalam era desentralisasi sehingga banyak Kepala
Puskesmas non Sarjana Kesehatan.
3. Keterbatasan tenaga dokter, perawat, bidan serta
tenaga administrasi.
4. Keterbatasan pembiayaan .
5. Keterbatasan pembinaan .
Kebijakan Terkait
1. Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas
2. Permenkes 971 tahun 2009 tentang kompetensi
pejabat struktural bidang kesehatan
3. Penempatan tenaga kesehatan strategis melalui PTT
4. JUknis
penggunaan
dana
Jamkesmas,
BOK,
Jampersal
5. Disalurkannya
dana
dekonsentrasi
untuk
meningkatkan pembinaan Puskesmas oleh Dinkes
Kab/Kota
Strategi
1. Meningkatkan pembiayaan operasional Puskesmas
untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif
2. Pelatihan SDM Kesehatan di Puskesmas sesuai
dengan Permenkes 971 tahun 2009 oleh BPPSDM
Kemenkes RI
21
3. Penempatan Tenaga PTT di Puskesmas dengan
harapan tenaga kesehatan PTT tersebut dapat terus
dipertahankan oleh daerah setelah selesai masa
tugasnya
4. Penyaluran dana Jamkesmas, BOK, jampersal
5. Dilaksanakannya
TOT
pelatihan
manajemen
Puskesmas
Program Unggulan
1. Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas
2. Review
pedoman
pengembangan
Puskesmas
paNED
3. Penyusunan pedoman penyelenggaraan Puskesmas
perawatan
Sasaran Umum
Total Seluruh Puskesmas
Sasaran Khusus
1. Puskesmas Perawatan
2. Puskesmas Non Perawatan
3. Puskesmas paNED
22
KENAIKAN JUMLAH PUSKESMAS
9500 - - Yセ@
MN
9133
セ セ
•.
8500
7500
DES 2008
DES 2009
DES 2010
JUNI2011
Jumlah Puskesmas Indonesia (Pusdatin. 2011)
I RT
I RB
I RR
I
Kondisi Bangunan Puskesmas Perawatan Per Provinsi
(Pusdatin. Kemkes RI Data per Desember 2010)
23
BAIl;
II. Subdit Bina Pelayanan Kesehatan di DTPK
Kasubdit
drg. Kartini Rustandi. M.Kes
Kasi Standarisasi
dr. Emil Ibrahim. MARS
Kasi Bimbingan & Evaluasi
drg . Haslinda T. M.Kes
Email
dtpk_1@yahoo.com
Pendahuluan
Pembangunan kesehatan yang telah diselenggarakan
selama In! telah berhasil meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. tetapi masih terdapat disparitas
status kesehatan antar daerah dan kelompok.
Khususnya pada kelompok masyarakat miskin dan
daerah tertinggal. perbatasan dan kepulauan.
Arah kebijakan Kementerian Kesehatan 2010-2014
adalah "Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan
Kesehatan" yang diarahkan pada kelompok miskin dan
daerah tertinggal. Telah di tetapkan 8 fokus prioritas
kesehatan dan 7 reformasi kesehatan untuk mendorong
percepatan pencapaian derajat kesehatan masyarakat
yang diharapkan. Salah satu dari reformasi kesehatan
adalah Pelayanan Kesehatan Daerah Tertinggal.
Perbatasan dan Kepulauan yang didukung 4 reformasi
lainnya yaitu Biaya Operasional Puskesmas (BOK).
Jamkesmas. Penanggulangan Daerah Bermasalah
Kesehatan (PDBK) serta Ketersedianan obat.
24
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, harus
adanya dukungan berbagai kebijakan , kegiatan serta
pembiayaan dari berbagai lintas sektor terkait serta
pemerintah daerah. Untuk itu perlu adanya pemahaman
yang sama dalam melihat permasalahan kesehatan di
DTPK, tidak hanya melihat dari segi efektif efisien , tetapi
melihat segi eksistensi negara , kedaulatan negara , hak
asazi, sosial budaya serta berbagai segi lainnya.
Definisi Operasional
1. Daerah tertinggal : Kabupaten yang relatif kurang
berkembang dibandingkan daerah lain dalam saka
nasional
dan
berpenduduk
relatif
tertinggal
Dalam RPJMN dinyatakan terdapat 183 kabupaten
tertinggal.
2. Daerah Perbc. lasan :Wilayah yang secara geografis
berhadapan dengan negara tetangga , dengan
penduduk yang bermukim di wilayah terse but
disatukan melalui hubungan sosial -ekonomi dan
sosial-budaya dengan cakupan wilayah administrasi
tertentu setelah ada kesepakatan antar negara yang
berbatasan.
3. PPKT : Pulau-pulau dengan luas area kurang atau
sam a dengan 2000 km2 yang memilliki titik dasar
koordinat geografis yang menhubungkan garis
pangkal laut kepulauan sesuai hukum internasional
dan nasional.
4. PPKTB : Pulau-pulau kecil terluar yang berpenduduk .
yang memerlukan pelayanan dasar.
25
Tujuan
Meningkatkan jangkauan dan pemerataan pelayanan
kesehatan yang bermutu pada masyarakat di DTPK.
Isu Strategis
1. Kondisi geografi dan iklim yang berpengaruh pad a
masalah sosekbud
2. Sumber daya dan kekayaan alam di DTPK besar
3. Pembangunan relatif lambat sehingga terjadi
disparitas
4. Kedaulatan Negara RI
5. Double burden or multiple burden
6. Rendahnya status kesehatan masyarakat
7. Terbatasnya akses dan sarana & prasarana
8. Terbatasnya SDM kesehatan
9. Terbatasnya pembiayaan
10. Kurangnya integrasi program
11. Lemahnya pengendalian program
Kebijakan Terkait
Kebijakan pelaksanaan pada Subdit Daerah Terpencil,
Perbatasan, dan Kepulauan :
1. Kebijakan pengembangan kesehatan di DTPK
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kebijakan
Rencana
Pembangunan
Kesehatan
Menuju Indonesia Sehat dan Kebijakan Pemerintah
Daerah .
2. Pelayanan kesehatan di DTPK merupakan pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan
masyarakat di daerah terse but
26
3. Pelayanan kesehatan di DTPK diutamakan untuk
meningkatkan jangkauan, pemerataan serta mutu
pelayanan
4. Pengembangan program pelayanan kesehatan di
DTPK dilakukan secara bertahap, terpadu dan
berkesinambungan
5. Pemberdayaan masyarakat di DTPK, ditujukan untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
kemauan
masyarakat pada masalah kesehatan
6. Pengembangan daerah tertinggal melibatkan LS &
セ。ウエ@
dalam memanfaatkan tenaga setempat
Strategi
1. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat di
DTPK
2. Meningkatkan akses masyarakat DTPK terhadap
yankes yang berkualitas
3. Meningkatkan pembiayaan yankes di DTPK
4. Meningkatkan pemberdayaan SDM Kesehatan di
DTPK
5. Meningkatkan ketersediaan obat dan alkes
6. Meningkatkan sistim survailance, monev dan SIK di
DTPK
7. Meningkatkan manajemen kesehatan di DTPK
8. Dalam pelaksanaan disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi masing-masing daerah
Rencana Aksi
1.Pemberdayaan Masyarakat (Oesa siaga, poskesdes,
Posyandu)
27
2.Peningkatan pelayanan Program KIA, Gizi, P2M, dll
Dokter Terbang, Dokter Plus, RS Bergerak
3.Peningkatan Pembiayaan kesehatan DAK, TP, Dekon ,
Program, Bansos , Jamkesmas, BOK, dll
4.Peningkatan SD khususnya SDM Kesehatan PTT,
Penugasan Khusus, Tugas Belajar dll
5.Peningkatan
pemenuhan
obat
dan
peralatan
kesehatan
6.Peningkatan
manajemen
kesehatan
(termasuk
pelatihan
manage men
Puskesmas,
program
Survailance dll)
Sasaran Umum
1. Daerah Tertinggal
2. Daerah terpencil
3. Daerah Perbatasan
4. Pulau-Pulau Kecil Terluar
Sasaran Khusus
1.101 Puskesmas Prioritas Nasional di Perbatasan dan
PPKTB
2.45 Kabupaten/Kota Priorotas nasional di DTPK
3.50 Kabupaten tertinggal yang terentaskan dari 183
Kabupaten T ertinggal
28
kONSEPTUAL FRAME WORk DTPk
MASALAH
I
PETA DAERAH TERTINGGAl 01 INDONESIA
183 ka bupaten terti nggat
hID............ 404 KaIIUpIten dan 98 Kac.
_ t a ... I FイGセ@
29
DAERAH PERBATASAN
-I
30
III. Subdit Bina Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Kasubdit
drg. Sudono, M.Kes
Kasi Standarisasi
drg . Dewi Kartini Sari , M .Kes
Kasi Bimbingan & Evaluasi
drg . Ellya Farida, M .Kes
Email
subditdoktergigi@yahoo .com
Pendahuluan
Prevalensi nasional masalah gigi-mulut adalah 23,5%
Prevalensi pengalaman karies adalah 72,1% Prevalensi
nasional Karies Aktif adalah 43,4% . Indeks DMF-T
secara
nasional
sebesar 4,85 . Ini berarti
rata-rata
kerusakan gigi pad a penduduk Indonesia 5 buah gigi per
orang.
Dilaporkan
penduduk
Indonesia
yang
menyadari dirinya bermasalah gigi dan mulut hanya 23%
dan diantara mereka yang menyadari itu , hanya 3%
yang
menerima
perawatan
atau
pengobatan
dari
nakesgilut. ini berarti effective demand untuk berobat
gigi sang at rendah , yaitu hanya 7%. temuan selanjutnya
adalah
angka
keperawatan
yang
sangat
rendah,
terjadinya keterlambatan perawatan yang sangat tinggi,
sehingga
kerusakan
gigi
sebagian
besar
berakhir
dengan pencabutan. UU 36-2009 ttg Kesehatan,
Pasal93
Pel kesgilut dilakukan utk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyrakat dalam bentuk peningkatan
kesehatan gigim, pencegahan penyakit gigi , pengobatan
31
penyakit gigi,
dan
pemulihan
kesehatan
gigi oleh
Pemerintah, pemerintah daerah , dan/atau masyarakat
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan.
terpadu,
terintegrasi
dan
Ayat (1) Lingkup masalah dari
kesehatan gigi dan mulut ditinjau dari fase tumbuh
kembang :
1. Fase janin ;
2. Ibu Hamil;
3. Anak-anak ;
4. Remaja;
5. Dewasa ; dan
6. Lanjut Usia.
(Ayat 2) Kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan gigi perseorangan,
kesehatan
gigi
masyarakat,
usaha
pelayanan
kesehatan
gigi
sekolah
Pasal 94
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan , alat dan obat
kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan
pelayanan
kesehatan
gigi
dan
mulut yang
aman,
bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
Definisi Operasional
Pelayanan
kesehatan.
penyelenggaraan
upaya
gigi
dan
kesehatan
mulut
yang
adalah
paripurna,
terpadu
dan
berkualitas
yang
meliputi
upaya
peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan
kesehatan gigi dan mulut yang diselenggarakan guna
32
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya .
Tujuan Umum
Pembangunan kesehatan gigi dan mulut bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran , kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Tujuan Khusus
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
secara profesional, komprehensif dan terpadu sesuai
standar dan etika profesi baik dalam Upaya
Kesehatan Perorangan maupun Upaya Kesehatan
Masyarakat.
2. Meningkatkan manajemen dan informasi pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang efesien dan efektif.
3. Meningkatkan sumber daya manusia kesehatan gigi
dan mulut yang berkualitas .
4. Meningkatkan peran serta daerah dalam pemenuhan
kebutuhan sarana , prasarana, dan alat dan cara
pembiayaannya .
5. Meningkatkan kemandirian pelayanan kesehatan gigi
dan mulut dan meningkatkan status kesehatan gigi
dan mulut.
6. Mengembangkan pelaksanaan penelitian kesehatan
gigi dan mulut.
33
'I
エャ@
t
.. セ@ i ( .
セ@
"J セ@
'F.
"Ill セ \A N@
;1,;:,'/
'r
It
"
セ@
,; :; "II
.!! 11 ·
' 1 I
1..1
.;
,
セ@
j
I
BUKU SAKU
DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2011
DAFTAR 151
Halaman
Sambutan ..... .. ......... ..... .. ... .. ....... ... ........ .. .. .. .. ...... ... .... .... .. i
Daftar lsi ... ....... .. ............... .. ........ .. ....... .. ......... ............... .. ii
Daftar Gambar .. ..... ....................................... .. .. .. ... ... ..... iii
Daftar lsi ... .. ............ .. .. .. .. ...... ... ............ ... .. ..... ...... .... .... ... iii
Pendahuluan ... .. ... .. ... ....... ... .... ..... ...... ... .. .... ....... ... ........ .. 1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ................. 1
Visi dan Misi ..... .. .... ................. ..... .. .... .... .... .. .. ............ 9
Strategi ..... .... ... ... .... ... ...... ..... ... .. ........... ... .. ...... ..... ...... 9
Prioritas Pengembangan Kesehata n .. .... . .... ............. 10
Reformasi Kesehatan .. .... . ..... .. .... ............ . .. .. .. .. .... 11
Data Rasio Tenaga Kesehatan Nasional ......... .. .. 12
Tugas Pokok dan FL!ngsi .. ......... .. . .... ... ... .. ..... .. ...
14
Girektorat Bina Upaya Kesehatan Dasar ...... .. ..... ..... 15
Subdit Bina Van Kes Dasar ..... . ..................
19
Subdit Bina Van Kes di DTPK ................... .. ... ... ...... .. 24
Subdit Bina Van Kes Gigi dan Mulut... .. ..... .... .... .. .. .... 31
Subdit Bina Van Kedokteran Keluarga .... .. .... .. .. .. .. ... . 3 8
Subdit Bina Van Kes KUD ........................................ .45
Subbag Tata Usaha ........ ...... .... .... ....... ... .... .. ............ 54
Daftar Nama Pegawai ...... .. .. .. ....... .... .... .. ...................... 55
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan RI .. .... .. .. 5
2 Struktur Organisasi Ditjen Bina Upaya Kesehatan ...... 6
3 Struktur Organisasi Dit. Bina Upaya Kes. Dasar ... .. .... 7
4 Peta Wilayah Indonesia ... ... ...... ... ........ ................ .. .... 13
DAFT A R T A BEL
Halaman
1 Sasaran Indikator ..... .. .. ... ... ......... .. .. .. ...... ....... ......... ... 11
2 Rasio Jumlah Nakes Terhadap Jumlah Penduduk ... 12
3 Data Dasar Juni Nopember 2011 ..... ...... .. ............ .. ... 18
iii
PENDAHULUAN
1
DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR
PENDAHULUAN
Sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009, disebutkan
bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap man usia ..
Organisasi
kesehatan
sedunia
World
Health
Organization (WHO) dalam memberikan definisi sehat
adalah a state of completely physical, mental, and social
well being and not merely the absent of disease or
infirmity (Suatu keadaan yang sempurna baik fisik,
mental dan sosial tidak hanya terbebas dari penyakit
atau kelemahan).
Tujuan Nasional Negara Repubik Indonesia yaitu :,
1) melindungi seluruh rakyat dan tumpah darah
Indonesia
2) mencerdaskan kehidupan bangsa,
3) memajukan kesejahteraan umum , serta
4) ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan , perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap
orang
agar
terwujud
derajat
kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara social dan ekonomis.
2
UndangUndang Oasar 1945 pasal 28 (H) ayat 1 yang
berbunyi"setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan", dengan demikian jelas terlihat
bahwa kesehatan setiap warga negara Indonesia
merupakan tanggungjawab pemerintah, baik pusat
maupun daerah.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap
orang
agar
terwujud
derajat
kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis (UU No .36/2009,
bab " ps.3). Oi tingkat pusat, Kementerian Kesehatan
memegang peranan penting untuk mengatur setiap
kebijakan dalam bidang kesehatan.
Indonesia sebagai salah satu negara yang menyepakati
Oeklarasi Millenium memiliki komitmen untuk mencapai
sasaran MOG's yang diintegrasikan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 20042025 yang
dijabarkan dalam RPJMN 20102014 melalui Keputusan
Presiden
no.5
tahun
2010
dengan
sasaran
pembangunan kesehatan yaitu peningkatan akses
masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan
yang
tercermin dari indikator dampak tahun 2014 sebagai
berikut :
3
1. Menurunnya AKB dari 34 per 1.000 kelahiran
hid up menjadi 24 per 1.00 Kelahiran hidup
2. Menurunnya AKI dari 228 per 100.000 kelahiran
hidup menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup
3. Menurunnya prevalensi gizi kurang dan buruk
pada anak balita dari 18,4% menjadi 15,0%
4. Meningkatnya UHH dari 70,7 tahun menjadi 72
tahun .
Dalam rangka mengoptimalkan kinerja, Kementerian
Kesehatan memandang perlu untuk mengadakan
perubahan organisasi di dalamnya. Pad a bulan Januari
tahun
2011 ,
berdasarkan
Permenkes
1144/MENKES/PERIVII1I2010 terbentuklah Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan yang terdiri dari
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Direktorat Bina
Upaya Kesehatan Rujukan, Direktorat Bina Upaya
Kesehatan
Penunjang,
Direktorat
Bina
Upaya
Kesehatan Jiwa dan Direktorat Bina Upaya Kesehatan
Keperawatan .
Masingmasing Direktorat tersebut mempunyai tugas
dan fungsinya masingmasing, yang tentunya terdapat
saling keterkaitan sehingga sesuai dengan yang
diharapkan, dapat mendukung Kementerian Kesehatan
untuk dapat mewujudkan visi nya yaitu Masyarakat
Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan .
4
lAMPIRAN PfRATURAN MEtlTERlIC.E5[HATAH
HC»otOII
lH4/MElfKfS/ PER/VIII12010
TAIIGGAl : 19 A....t'" 2010
1 5101 "'101 ' """,, _
_
.fMI *."IIod ,.......,.,
..
セ
L@
l lW ,.. ... NL@
STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
F Gセ
,
I
i@
Gセaャi\⦅
セ@
L ⦅セN@
セセ
aャiッ@
⦅
M
エNLゥ@
M
セ@
_ _HAUII
N
M[
M MセL@
5
•
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAl
BINA UPAYA KESEHATAN
SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL
r
DIREKTORAT
BINAUPAYA
KESEHATAN DASAR
I
DIREKTORAT
BINA UPAYA
KESEHATAN
RUJUKAN
I
DIREKTORAT
BINA PELAYANAN
KEPERAWATAN DAN
KETEKNISIAN MEDIK
DIREKTORAT
BINA PELAYANAN
PENUNJANG MEDIK
DAN SARANA
KESEHATAN
L...-
6
I
DIREKTORAT
BINA KESEHATAN
JIWA
I
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR
DIREKTUR BINA UPAYA
KESEHATAN OASAR
dr. Bambang Sardlono.MPH
NIP 195508141982041002
1
(KA. SUB BAG TATA USAHA]
Hemlln Y G@ セ ウ・ャョ。N@
SH. MH
NIP 196003:3 1982032001
H
SUBDIT BIN A PELAYAHAH
KESEHATAH DASAR
dr. Muh. IIh,."y S., Sp.OG
NIP 196406201991031003
SUBOIT BIN A PELAYANAN
KESEHATAN GIGI &MULUT
drg. Sudono, M.Kes
NIP 195907211987 101001
SEKSI ST A HDARISASI
BIN A YAHKES DASAR
dr. Ganda R ParlDgi Sinaga
NIP 19751101200511008
SEKSI STANDARISASI
BINA YAHKES GIGI & MULUT
drg. Dewi Kartini Sari. M.Kes
NIP 196805201993122001
SEKSI BIMB & EVAlUASI
YANKES DASAR
drg. Wahyu Pumomo Wulan
NIP 196201201993031001
r
SEKSI BIMB. & EVALUASI
BIN A YANKES GIGI & MULUT
drg. Ellya Fonda, M.Kes
NIP 195606281984112001
SUBDIT BINA PELAYANAN
KEDOKTERAH KELUARGA
drg. Bulan Rachmadi , M Kas
NIP 195709261983121002
f
UBDIT BINA YAHKES KHUSU
USIA LANJUT & YAN DARAH
dr. Onny T . Prabo'NO
NIP. 195808121987011001
SEKSI STANDARISASI
BINA YAH KEDOKTERAN KEL
f
drg. Saraswali, MPH
NIP 196709181993022001
SEKSI STANDARISASI
BINA YAHKES KHUSUS ,
USILA & YAH DARAH
dr. Elida M.rpaung
NIP 197101292005012001
SEKSI BIMB. & EVALUASI
BINA YAN KEDOKTERAN KEL
dr. Novana Perdana Putri
NIP 196011091991032001
SEKSI BIMB. & EVALUASI
81NA YANKES KHUSUS.
USILA & YAN OARAH
dr. K..nar Amiruddin
NIP 197110162005011002
SUBOIT BINA PELAYAHAH
KESEHATAN 01 DTPK
drg. Kartini Rustandi, M .Kes
NIP 19630407 1987122001
f
SEKSI STANDARISASI
BIN A YAHKES 01 DTPK
dr. Emil Ibrahim, MARS
NIP 196210181990121001
SEKSI BIMB. & EVALUASI ....
BINA YAHKES 01 DTPK
drg . H"slinda, M .Kes
NIP 196504191993122001
セ@
KELOMPOK
JABATAH FUNGSIONAL
7
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
8
•
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
I. Visi dan Misi
Visi :
Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan.
Misi :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat mandiri ,
2. Melindungi
kesehatan
masyarakat
dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, イL
3. Menjamin
セ、cQ
エ。@
L@
bermutu dan berkeadilan ,
ketersediaan
dan
pemerataan
sumberdaya kesehatan ,
4 . Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang
baik
II. Strategi'
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat , swasta
dan masyarakat madani dalam pembangunan
kesehatan
melalui
kerjasama
nasional
dan
regional ,
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata ,
terjangkau , bermutu
dan
berkeadilan,
serta
berbasis bukti ; dengan mengutamakan pada
upaya promotif dan preventif,
9
•
3. Meningkatkan
pembiayaan
pembangunan
kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan
sosial kesehatan nasional,
4. Meningkatkan
pengembangan
dan
pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan
bermutu,
5. Meningkatkan ketersediaan,
pemerataan dan
keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta
menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan dan
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan
makanan,
6. Meningkatkan
akuntabel,
manajemen
transparan,
kesehatan
yang
berdayaguna
dan
berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi
kesehatan yang bertanggung jawab.
III. Prioritas Pembangunan Kesehatan
Prioritas pembangunan kesehatan pada tahun 20102014 difokuskan pada
delapan fokus prioritas,
yaitu :
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita;
2. Perbaikan status gizi masyarakat;
3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit
tidak menular diikuti penyehatan lingkungan;
4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan
SDM kesehatan;
5. Peningkatan
ketersediaan,
keterjangkauan,
pemerataan, keamanan , mutu dan penggunaan
obat serta pengawasan obat dan makanan;
10
6. Pengembangan
sistem
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas);
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan
bencana dan krisis kesehatan;
8. Peningkatan
pelayanan
kesehatan
primer,
sekunder dan tersier.
IV. Reformasi Kesehatan :
1. Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Oasar
2. Penyediaan
distribusi
dan
retensi
SOM
Kesehatan
3. Penyediaan dan distribusi obat dan alat kesehatan
di seluruh fasilitas kesehatan
4 . Penanganan
Oaerah
Bermasalah
Kesehatan
(POBK) dan Pelayanan Kesehatan di Oaerah
Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (OTPK)
5, Jamkesmas dan pencapaian Jaminan Kesehatan
Semesta
6. Reformasi Birokrasi Kesehatan
7. Pengembangan World class Health Care
Tabel 1, Sasaran Indikator
CAPAIAN
2010
70.7
RPJMN 2010 2014 (Perpres
5/20 101
TARGET
MOG's
Meningkatnya UHH menjadi 72.0 thn
34 per 1000 KH Menurunnya AKB menJadi 24 per
1000 KH
23 per 1000
KH
228 per
100,000 KH
Menurunnya AKI menjadi 118 per
100,000 kh
102 per
100.000 KH
18.4% pada
anak balita
Menurunnya prevalensi gizikurang
pad a anak balita menjadi 15%.
18.8%
11
V. Data Rasio Tenaga Kesehatan Nasional
1. Rasio jumlah RSUD Kab/Kota terhadap jumlah
kabupaten sebesar 1 : 1.
2. Rasio
jumlah
Puskesmas
terhadap
jumlah
penduduk sebesar 1 : 30 .000.
3. Rasio jumlah tenaga
kesehatan terhadap jumlah
penduduk sebagai berikut :
Tabel 2. Rasio Jumlah Tenaga Kesehatan Terhadap
Jumlah Penduduk
Tenaga
Profesi
No
Jumlah
Jumlah
Penduduk
Rasio
1
Dokter Spesialis
8
100.000
1 : 12.500
2
Dokter Umum
29
100.000
1 : 3.448
3
Dokter Gigi
10
100.000
1 : 10.000
4
Perawat
14
100.000
1 : 7.143
5
Perawat Gigi
14
100.000
1 : 7.143
69
6
Bidan Puskesmas
7
Bidan Desa
8
Apoteker
9
1M
10 SKM
100.000
1 : 1.449
100.000
1 : 1
8
100.000
1 : 12.500
17
100.000
1 : 5.882
7
100.000
1 : 14.286
11 Sanitarian
9
100.000
1 : 11 .111
12 Nutrisionis/Gizi
16
100.000
1 : 6.250
13 Keterapian Fisik
3
100.000
1 : 33.333
14 Keteknisian Medis
1 : 20.000
5
100.000
HK.00.061 .1.02745 Rencana Aksl BPPSDMK 2005 2009 , 16
Juli 2007.
12
PETA WI LAY AH INDONESIA
AIlSMINITRA')U'
U !AS WILAY AII
Jl 'ML,\llI' UL,\ U
.It1 MI.A" I'ENllllflUK
Sl.lKllllA NnS A
BAHASA
JI JMI.Alll'1l0l'I NSI
JIJ ML AIl KMIIJI'A ('EN
: 1,910,931,32 KM'
: セ@ 17.504 puluu
: 237 ,641 ,326 jiwa
: _ 740
NiBmセ@
: 98
K()"IA
j u mi
L |ャikf
HG B |セiat
O |n@
.IllMLAfi KEl.\IRMiAN
.IliM!." " 1ll ', SA
Sum}x'r ; ャGオ
セ ィャゥョ@
: , Uセ
: D
S@
: 404
: 665 1
: S072
: 77. 126
20 II. I)il,icn PUM. k
H ᄋュ」ョ、ゥNャセイ@
Md 20111 & Sen, u. 2010 rll'S
13
.,.. ,
TUGAS POKOK
DAN
FUNGSI
14
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIREKTORAT BINA
UPAYA KESEHATAN DASAR (BUKD)
Tugas:
1. Melaksanakan
penyiapan
perumusan
dan
pelaksanaan kebijakan.
2. Penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria (NSPK) .
3. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang bina upaya kesehatan dasar.
Fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan pelaksanaan
kegiatan
2. Penyiapan
penyusunan
norma,
standar,
prosedur, dan kriteria
3. Penyiapan pemberian bimbingan teknis
4. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
kebijakan
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
tangga
Dalam menjalankan Tupoksi nya, Direktorat BUKD
memiliki 5 Subdirektorat ditambah Subbag Tata Usaha
yang mendukung di bidang :
I. Bina Yankes Dasar
II. Bina
Yankes di
DTPK (Daerah Terpencil,
Perbatasan dan Kepulauan Terluar)
III. Bina Yankes Gigi dan Mulut
IV. Bina Yankes Dokkel
V. Bina Yankes Khusus, Usila dan Van. Darah
15
Dengan adanya
5 Subdirektorat tersebut,
maka
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar memiliki
program sebagai berikut :
1. Peningkatan
akses
dan
mutu
pelayanan
kesehatan dasar di DTPK.
2. Peningkatan
kemampuan
teknis
petugas
Puskesmas
3. Bekerja sama dengan PMI dalam program dan
kegiatan pelayanan darah;
4. Advokasi pada pemerintah daerah dalam
menyediakan fasilitas pelayanan darah (UTD
dan BDRS);
5. Penyusur.an kebijakan pelayanan kesehatan
kedokteran keluarga yang mencakup pelayanan
dokter dan dokter gigi keluarga dalam tim
dengan para pakar dan PPJK;
7. Advokasi pada
pemerintah daerah dalam
pelayanan kedokteran keluarga;
8. Penyusunan NSPK serta pembinaan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
9. Penyusunan kebijakan pelayanan kesehatan
dasar di fasilitas kesehatan di Lapas/Rutan.
16
Dengan program unggulan untuk tahun 2011 :
1. Puskesmas prioritas nasional (101) Puskesmas
yang
menjadi
perbatasan
dan
puskesmas
pulaupulau
perawatan
kecil
di
terluar
berpenduduk (PPKTB).
2. Puskesmas rawat inap mampu melaksanakan
Penanganan
Obstetri
Neonatal
Emergensi
Dasar (PONED).
Sasaran Program Direktorat Bina Upaya Kesehatan
Dasar :
1. Sasaran Institusi
a. Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan
dasar lainnya.
b. Puskesmas terpencil dan sangat terpencil di
daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan.
c. Bank Darah Rumah Sakit dan Unit TORS
2. Sasaran Program
a. Dinkes propinsi dan kabupaten .
b. Kelompok usia lanjut
3. Dukungan
a. Event nasional dan internasional.
17
Tabel3. Data DasarJuni 2011
KET
JUNI2011
I
Provinsi
33
Kabupaten
397
Kota
98
Kecamatan
6.543
Kelurahan
8.072
Oesa
77.126
Jml Penduduk
237 .000 .000
BKMM Pusat
2
BKMM Oaerah
6
uro RS
202
UTO PMI
211
UTO Pemda
1
Cikampek,
Makasar
BORS
Puskesmas Total
Puskesmas
Perawatan
9293
2011
3007
2011
Puskesmas
6286
2011
Puskesmas Poned
1579
2010
Pustu
23,049
2010
Posyandu
266,827
2009
Poskesdes
36,082
2010
Poskesteren
1,040
Sumber Data : BPS, Oagri. Pusdatin
18
I. Subdit Bina Pelayanan Kesehatan Dasar
Kasubdit
dr. M. IIhamy S, Sp.OG
Kasi Standarisasi
dr. Ganda Raja P.Sinaga
Kasi Bimbingan & Evaluasi
Tinexcelly M S, SKM, MKM
yankesdas@gmail.com
Pendahuluan
Dalam
nasional
rangka
dan
mencapai
sasaran
pemerataan
pembangunan
layanan
kesehatan
masyarakat, Pemerintah telah membangun Puskesmas
di seluruh Indonesia. Seperti diketahui bahwa konsep
Puskesmas sudah mulai dikembangkan sejak periode
1970an. Sejak saat itu, Puskesmas telah berhasil
memberikan kontribusinya dalam meningkatkan status
kesehatan masyarakat di Indonesia. Kemudian pada
peri ode
19801990
ditingkatkan
melalui
pembangunan
pendekatan
Puskesmas
Inpres
Sarana
Kesehatan. Pada tahun 2004, Departemen Kesehatan
menetapkan
Kebijakan
Dasar
Pusat
Kesehatan
Masyarakat yang tertuang dalam Kepmenkes Nomor
128/Menkes/SKl1I/2004. Penerapan dan pelaksanaan
kebijakan tersebut di daerah ternyata sangat beragam
antara daerah satu dengan daerah lainnya. Adanya
berbagai bantuan maupun pinjaman dana dari negara
Asing (Bilateral/multilateral) sudah menunjukkan hasil
yang bervariasi antara satu tempat dan tempat lainnya,
19
namun secara keseluruhan belum menunjukkan hasil
yang optimal. Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka
Kementerian Kesehatan bermaksud melakukan upaya
revitalisasi
Puskesmas
pembangunan
dalam rangka
kesehatan
dengan
percepatan
pendekatan
pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care).
Definisi Operasional
Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Dasar)
menurut Deklarasi Alma Ata adalah: Pelayanan esensial
yang berdasarkan pad a metode dan teknologi praktis,
ilmiah dan secara sosial dapat diterima, yang sengaja
diciptakan, agar dapat diakses secara universal oleh
individu dan kelunrga di tingkat masyarakat melalui
partisipasi penuh mereka dengan biaya yang mampu
ditanggung oleh masyarakat dan negara, di tiap
tingkatan pembangunan mereka dengan semangat
kemandirian dan swakarsa.
Tujuan Umum
Peningkatan pelayanan kesehatan primer.
Tujuan Khusus
1. Peningkatan mutu sarana kesehatan dasar.
2. Revitalisasi Puskesmas
3. Peningkatan manajemen Puskesmas
4. Pengembangan Puskesmas PONED
5. Pengembangan sarana kesehatan dasar lain selain
Puskesmas
20
Issu Strategis
1. Arah Pelayanan Kesehatan di Puskesmas cenderung
kuratif.
2. Adanya aktor penentu diuar sektor kesehatan di
dalam era desentralisasi sehingga banyak Kepala
Puskesmas non Sarjana Kesehatan.
3. Keterbatasan tenaga dokter, perawat, bidan serta
tenaga administrasi.
4. Keterbatasan pembiayaan .
5. Keterbatasan pembinaan .
Kebijakan Terkait
1. Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas
2. Permenkes 971 tahun 2009 tentang kompetensi
pejabat struktural bidang kesehatan
3. Penempatan tenaga kesehatan strategis melalui PTT
4. JUknis
penggunaan
dana
Jamkesmas,
BOK,
Jampersal
5. Disalurkannya
dana
dekonsentrasi
untuk
meningkatkan pembinaan Puskesmas oleh Dinkes
Kab/Kota
Strategi
1. Meningkatkan pembiayaan operasional Puskesmas
untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif
2. Pelatihan SDM Kesehatan di Puskesmas sesuai
dengan Permenkes 971 tahun 2009 oleh BPPSDM
Kemenkes RI
21
3. Penempatan Tenaga PTT di Puskesmas dengan
harapan tenaga kesehatan PTT tersebut dapat terus
dipertahankan oleh daerah setelah selesai masa
tugasnya
4. Penyaluran dana Jamkesmas, BOK, jampersal
5. Dilaksanakannya
TOT
pelatihan
manajemen
Puskesmas
Program Unggulan
1. Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas
2. Review
pedoman
pengembangan
Puskesmas
paNED
3. Penyusunan pedoman penyelenggaraan Puskesmas
perawatan
Sasaran Umum
Total Seluruh Puskesmas
Sasaran Khusus
1. Puskesmas Perawatan
2. Puskesmas Non Perawatan
3. Puskesmas paNED
22
KENAIKAN JUMLAH PUSKESMAS
9500 - - Yセ@
MN
9133
セ セ
•.
8500
7500
DES 2008
DES 2009
DES 2010
JUNI2011
Jumlah Puskesmas Indonesia (Pusdatin. 2011)
I RT
I RB
I RR
I
Kondisi Bangunan Puskesmas Perawatan Per Provinsi
(Pusdatin. Kemkes RI Data per Desember 2010)
23
BAIl;
II. Subdit Bina Pelayanan Kesehatan di DTPK
Kasubdit
drg. Kartini Rustandi. M.Kes
Kasi Standarisasi
dr. Emil Ibrahim. MARS
Kasi Bimbingan & Evaluasi
drg . Haslinda T. M.Kes
dtpk_1@yahoo.com
Pendahuluan
Pembangunan kesehatan yang telah diselenggarakan
selama In! telah berhasil meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. tetapi masih terdapat disparitas
status kesehatan antar daerah dan kelompok.
Khususnya pada kelompok masyarakat miskin dan
daerah tertinggal. perbatasan dan kepulauan.
Arah kebijakan Kementerian Kesehatan 2010-2014
adalah "Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan
Kesehatan" yang diarahkan pada kelompok miskin dan
daerah tertinggal. Telah di tetapkan 8 fokus prioritas
kesehatan dan 7 reformasi kesehatan untuk mendorong
percepatan pencapaian derajat kesehatan masyarakat
yang diharapkan. Salah satu dari reformasi kesehatan
adalah Pelayanan Kesehatan Daerah Tertinggal.
Perbatasan dan Kepulauan yang didukung 4 reformasi
lainnya yaitu Biaya Operasional Puskesmas (BOK).
Jamkesmas. Penanggulangan Daerah Bermasalah
Kesehatan (PDBK) serta Ketersedianan obat.
24
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, harus
adanya dukungan berbagai kebijakan , kegiatan serta
pembiayaan dari berbagai lintas sektor terkait serta
pemerintah daerah. Untuk itu perlu adanya pemahaman
yang sama dalam melihat permasalahan kesehatan di
DTPK, tidak hanya melihat dari segi efektif efisien , tetapi
melihat segi eksistensi negara , kedaulatan negara , hak
asazi, sosial budaya serta berbagai segi lainnya.
Definisi Operasional
1. Daerah tertinggal : Kabupaten yang relatif kurang
berkembang dibandingkan daerah lain dalam saka
nasional
dan
berpenduduk
relatif
tertinggal
Dalam RPJMN dinyatakan terdapat 183 kabupaten
tertinggal.
2. Daerah Perbc. lasan :Wilayah yang secara geografis
berhadapan dengan negara tetangga , dengan
penduduk yang bermukim di wilayah terse but
disatukan melalui hubungan sosial -ekonomi dan
sosial-budaya dengan cakupan wilayah administrasi
tertentu setelah ada kesepakatan antar negara yang
berbatasan.
3. PPKT : Pulau-pulau dengan luas area kurang atau
sam a dengan 2000 km2 yang memilliki titik dasar
koordinat geografis yang menhubungkan garis
pangkal laut kepulauan sesuai hukum internasional
dan nasional.
4. PPKTB : Pulau-pulau kecil terluar yang berpenduduk .
yang memerlukan pelayanan dasar.
25
Tujuan
Meningkatkan jangkauan dan pemerataan pelayanan
kesehatan yang bermutu pada masyarakat di DTPK.
Isu Strategis
1. Kondisi geografi dan iklim yang berpengaruh pad a
masalah sosekbud
2. Sumber daya dan kekayaan alam di DTPK besar
3. Pembangunan relatif lambat sehingga terjadi
disparitas
4. Kedaulatan Negara RI
5. Double burden or multiple burden
6. Rendahnya status kesehatan masyarakat
7. Terbatasnya akses dan sarana & prasarana
8. Terbatasnya SDM kesehatan
9. Terbatasnya pembiayaan
10. Kurangnya integrasi program
11. Lemahnya pengendalian program
Kebijakan Terkait
Kebijakan pelaksanaan pada Subdit Daerah Terpencil,
Perbatasan, dan Kepulauan :
1. Kebijakan pengembangan kesehatan di DTPK
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kebijakan
Rencana
Pembangunan
Kesehatan
Menuju Indonesia Sehat dan Kebijakan Pemerintah
Daerah .
2. Pelayanan kesehatan di DTPK merupakan pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan
masyarakat di daerah terse but
26
3. Pelayanan kesehatan di DTPK diutamakan untuk
meningkatkan jangkauan, pemerataan serta mutu
pelayanan
4. Pengembangan program pelayanan kesehatan di
DTPK dilakukan secara bertahap, terpadu dan
berkesinambungan
5. Pemberdayaan masyarakat di DTPK, ditujukan untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
kemauan
masyarakat pada masalah kesehatan
6. Pengembangan daerah tertinggal melibatkan LS &
セ。ウエ@
dalam memanfaatkan tenaga setempat
Strategi
1. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat di
DTPK
2. Meningkatkan akses masyarakat DTPK terhadap
yankes yang berkualitas
3. Meningkatkan pembiayaan yankes di DTPK
4. Meningkatkan pemberdayaan SDM Kesehatan di
DTPK
5. Meningkatkan ketersediaan obat dan alkes
6. Meningkatkan sistim survailance, monev dan SIK di
DTPK
7. Meningkatkan manajemen kesehatan di DTPK
8. Dalam pelaksanaan disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi masing-masing daerah
Rencana Aksi
1.Pemberdayaan Masyarakat (Oesa siaga, poskesdes,
Posyandu)
27
2.Peningkatan pelayanan Program KIA, Gizi, P2M, dll
Dokter Terbang, Dokter Plus, RS Bergerak
3.Peningkatan Pembiayaan kesehatan DAK, TP, Dekon ,
Program, Bansos , Jamkesmas, BOK, dll
4.Peningkatan SD khususnya SDM Kesehatan PTT,
Penugasan Khusus, Tugas Belajar dll
5.Peningkatan
pemenuhan
obat
dan
peralatan
kesehatan
6.Peningkatan
manajemen
kesehatan
(termasuk
pelatihan
manage men
Puskesmas,
program
Survailance dll)
Sasaran Umum
1. Daerah Tertinggal
2. Daerah terpencil
3. Daerah Perbatasan
4. Pulau-Pulau Kecil Terluar
Sasaran Khusus
1.101 Puskesmas Prioritas Nasional di Perbatasan dan
PPKTB
2.45 Kabupaten/Kota Priorotas nasional di DTPK
3.50 Kabupaten tertinggal yang terentaskan dari 183
Kabupaten T ertinggal
28
kONSEPTUAL FRAME WORk DTPk
MASALAH
I
PETA DAERAH TERTINGGAl 01 INDONESIA
183 ka bupaten terti nggat
hID............ 404 KaIIUpIten dan 98 Kac.
_ t a ... I FイGセ@
29
DAERAH PERBATASAN
-I
30
III. Subdit Bina Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Kasubdit
drg. Sudono, M.Kes
Kasi Standarisasi
drg . Dewi Kartini Sari , M .Kes
Kasi Bimbingan & Evaluasi
drg . Ellya Farida, M .Kes
subditdoktergigi@yahoo .com
Pendahuluan
Prevalensi nasional masalah gigi-mulut adalah 23,5%
Prevalensi pengalaman karies adalah 72,1% Prevalensi
nasional Karies Aktif adalah 43,4% . Indeks DMF-T
secara
nasional
sebesar 4,85 . Ini berarti
rata-rata
kerusakan gigi pad a penduduk Indonesia 5 buah gigi per
orang.
Dilaporkan
penduduk
Indonesia
yang
menyadari dirinya bermasalah gigi dan mulut hanya 23%
dan diantara mereka yang menyadari itu , hanya 3%
yang
menerima
perawatan
atau
pengobatan
dari
nakesgilut. ini berarti effective demand untuk berobat
gigi sang at rendah , yaitu hanya 7%. temuan selanjutnya
adalah
angka
keperawatan
yang
sangat
rendah,
terjadinya keterlambatan perawatan yang sangat tinggi,
sehingga
kerusakan
gigi
sebagian
besar
berakhir
dengan pencabutan. UU 36-2009 ttg Kesehatan,
Pasal93
Pel kesgilut dilakukan utk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyrakat dalam bentuk peningkatan
kesehatan gigim, pencegahan penyakit gigi , pengobatan
31
penyakit gigi,
dan
pemulihan
kesehatan
gigi oleh
Pemerintah, pemerintah daerah , dan/atau masyarakat
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan.
terpadu,
terintegrasi
dan
Ayat (1) Lingkup masalah dari
kesehatan gigi dan mulut ditinjau dari fase tumbuh
kembang :
1. Fase janin ;
2. Ibu Hamil;
3. Anak-anak ;
4. Remaja;
5. Dewasa ; dan
6. Lanjut Usia.
(Ayat 2) Kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan gigi perseorangan,
kesehatan
gigi
masyarakat,
usaha
pelayanan
kesehatan
gigi
sekolah
Pasal 94
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan , alat dan obat
kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan
pelayanan
kesehatan
gigi
dan
mulut yang
aman,
bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
Definisi Operasional
Pelayanan
kesehatan.
penyelenggaraan
upaya
gigi
dan
kesehatan
mulut
yang
adalah
paripurna,
terpadu
dan
berkualitas
yang
meliputi
upaya
peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan
kesehatan gigi dan mulut yang diselenggarakan guna
32
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya .
Tujuan Umum
Pembangunan kesehatan gigi dan mulut bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran , kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Tujuan Khusus
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
secara profesional, komprehensif dan terpadu sesuai
standar dan etika profesi baik dalam Upaya
Kesehatan Perorangan maupun Upaya Kesehatan
Masyarakat.
2. Meningkatkan manajemen dan informasi pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang efesien dan efektif.
3. Meningkatkan sumber daya manusia kesehatan gigi
dan mulut yang berkualitas .
4. Meningkatkan peran serta daerah dalam pemenuhan
kebutuhan sarana , prasarana, dan alat dan cara
pembiayaannya .
5. Meningkatkan kemandirian pelayanan kesehatan gigi
dan mulut dan meningkatkan status kesehatan gigi
dan mulut.
6. Mengembangkan pelaksanaan penelitian kesehatan
gigi dan mulut.
33
'I
エャ@
t
.. セ@ i ( .
セ@
"J セ@
'F.
"Ill セ \A N@
;1,;:,'/
'r
It
"
セ@
,; :; "II
.!! 11 ·
' 1 I
1..1
.;
,