BAB II difusi inovasi pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK INOVASI PENDIDIKAN
Everett M. Rogers mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut :
1. Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dapat memberikan manfaat atau
keuntungan, bagi penerimanya, yang dapat diukur berdasarkan nilai
ekonominya, prestise sosial, kenyamanan, kepuasaan dan lainnya.
2. Konfirmanilitas/Kompatibel (Compatibility), ialah tingkat kesesuaian inovasi
dengan nilai (value), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.
3. Kompleksitas (complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan untuk
memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
4. Trialabilitas (Trialability), ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh
penerima.
5. Dapat diamati (Observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil
inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat
diterima oleh masyarakat. Adapun beberapa kemampuan bidang yang dapat
diamati, diantaranya : manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum,dll.
Dari kelima karakteristik tersebut didapat peta konsep sebagai berikut :
1. Keunggulan reatif


Manfaat

menguntungkan pengguna

ekonomis

kepuasan pengguna

2. Kompleksitas
 Kerumitan
 tingkat kesulitan
3. Kompatibilitas
 kesesuaian dengan nilai
 kesesuaian dengan pengalaman
 kesesuaian dengan kebutuhan
4. Trialabilitas
5. Observability
6. dapat diuji coba
7. bergerak dan fakta

 dapat diamati
 terlihat
 dapat dirasakan
B.

STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN

1.

Strategi Fasilitatif (facilitative strategies)
Strategi fasilitatif merupakan pelaksanaan program perubahan sosial
yang didalam nya lebih mengutamakan penyediaan fasilitas.

2.

Strategi Pendidikan (re-educative strategies)
Menurut ( Zaltman, Duncan, 1977:111 ) Strategi Pendidikan dapat
didefinisikan sebagai perubahan sosial atau pengajaran kembali ( reeducation ), pendidikan dipakai untuk mencapai perubahan sosial.
Dengan demikian jika pendidikan menggunakan strategi pendidikan itu
sama


saja

mengadakan

suatu

perubahan

sosial

dengan

cara

menyampaikan fakta, dengan begitu orang yang menggunakan fakta
atau informasi itu dapat menentukan dan mengambil tindakan yang
akan dilakukanya. Setiap manusia memiliki dasar pemikiran yang
berbeda-beda untuk dapat


membedakan fakta serta memilih untuk

mengatur sikap atau tingkah lakunya apabila fakta itu ditujukan
kepadanya.
Penggunaan strategi pendidikan dalam suatu pendidikan sangat perlu
karena untuk mempermudah proses pendidikan sehingga dapat
mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses
pendidikan tidak akan terarah sehingga tujuan pendidikan yang telah
efektif dan efisien semuanya sia-sia. Strategi Bujukan (persuasive
strategies)
Starategi bujukan merupakan strategi yang digunakan dengan cara
membujuk para sasaran perubahan agar mau mengikuti perubahan
sosial. Strategi bujukan ini akan berhasil jika alasan yang diberikan
rasional, fakta yang akurat. Biasanya strategi ini digunakan pada saat
kampanye atau sebuah reklame pemasaran dari hasil perusahaan.

Namun

terkadang


strategi

bujukan ini muncul

ketika saling

berkomunikasi tanpa disadari.
3.

Sretegi Paksaan (power strategies)
Strategi paksaan merupakan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan
program perubahan sosial dengan cara memaksa klien (sasaran
perubahan) untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa
merupakan bentuk hasil target yang diharapkan. Ukuran hasil target
perubahan tergantung dari kepuasan pelaksanaan perubahan. Kekuatan
paksaan dipengaruhi oleh ketatnya pengawasan yang dilakukan
pelaksana perubahan, tersedianya berbagai alternatif untuk mencapai
tujuan perubahan, dan juga tergantung tersedianya dana (biaya) untuk
menunjang pelaksanaan program.


C. PETUNJUK PENERAPAN INOVASI PENDIDIKAN
Petunjuk penerapan inovasi pada suatu sekolah dapat diuraikan sebagai
berikut.
1.

Buatlah Rumusan yang Jelas tentang Inovasi yang Akan Diterapkan

2.

Gunakan Metode atau Cara yang Memberi Kesemapatan untuk
Berpartispasi Secara Aktif dalam Usaha Merubah Pribadi Maupun
Sekolah.

3.

Gunakan Berbagai Macam Alternatif Pilihan

(Option) untuk

Mempermudah Penerapan Inovasi.

4.

Gunakan Data atau Informasi yang Sudah Ada untuk Bahan
Pertimbangan dalam Menyusun Perencanaan dan Penerapan Inovasi.

5.

Gunakan Tambahan Data untuk Mempermudah Fasilitas Terjadinya
Penerapan Inovasi.

6.

Gunakan Kemanfaatan dari Pengalaman Sekolah atau Lembaga yang
lain.

7.

Usahakan Adanya Pengorganisasian Kegiatan yang Memungkinkan
Terjadinya Kepemimpinan yang Efektif


8.

Mencari Jawaban Atas Beberapa Pertanyaan Dasar Tentang Inovasi di
Sekolah.

9.

Tujuan inovasi di sekolah ialah untuk meningkatkan kualitas sekolah.

10. Inovasi atau perubahan di sekolah seharusnya untuk meningkatkan

kualitas sekolah.