BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan tesis ini adalah sebagai berikut: 1.
Perlindungan hukum terhadap nasabah pada bank yang menerima bantuan likuiditas adalah dengan melindungi kepentingan nasabah penyimpan dana dan
simpanannya terhadap risiko kerugian. Dalam Undang-undang Perbankan tidak ada ketentuan yang secara khusus mengatur masalah perlindungan hukum
terhadap simpanan bank. Perlindungan terhadap nasabah penyimpan, dapat dilakukan melalui dua cara yaitu : Pertama, perlindungan secara implicit Implisit
Deposit Protection, yaitu perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank yang efektif, yang dapat menghindarkan terjadinya kebangkrutan
bank yang diawasi. Kedua, perlindungan secara eksplisit Explicit Deposit Protection, yaitu perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang
menjamin simpanan masyarakat. Perlindungan ini diperoleh melalui pembentukan lembaga yang menjamin simpanan masyarakat, sebagaimana diatur dalam
Keputusan Presiden RI Nomor 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Bank Umum dan dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004
tentang Lembaga Penjamin Simpanan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemberian likuiditas yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada Bank Umum
merupakan pemberian fasilitas kredit oleh Bank Indonesia sebagai lender of the last resort LoLR. Hal ini sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 11 ayat 1
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan dalam PBI Nomor
1026PBI2008 tentang Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum dan PBI Nomor 81PBI2006 tentang Fasilitas Pembiayaan Darurat. Pemberian likuiditas
pada Bank Umum oleh Bank Indonesia merupakan bagian dari Jaring Pengaman Sistem Keuangan JPSK untuk mencegah terjadinya bank run dan
meminimalkan kemungkinan terjadinya krisis keuangan. Hal ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan dari masyarakat terhadap dunia perbankan.
3. Tujuan Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Pasal 7 Undang-undang Nomor 3
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yaitu untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pada Pasal 8 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 terdapat ketentuan bahwa Bank Indonesia mempunyai
tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan mengawasi Bank. Hal ini
berarti Bank Indonesia memiliki kewenangan, tanggung jawab, dan kewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bank dengan menempuh
upaya-upaya baik yang bersifat preventif maupun represif. Kewenangan tersebut
Universitas Sumatera Utara
diatur dalam Pasal 24 sampai Pasal 35 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 serta dalam Pasal 29 sampai Pasal 37 Undang-undang Nomor 10 tahun 1998
Tentang Perbankan. Dalam kasus PT Bank Century, Tbk seharusnya Bank Indonesia dapat melakukan pengawasan dini baik yang dilakukan secara
langsung, yaitu berbentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan-tindakan perbaikan ataupun pengawasan tidak langsung yaitu suatu bentuk pengawasan
dini melalui penelitian, analisis, dan evaluasi laporan bank. Bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank wajib memeriksa secara berkala sekurang-
kurangnya satu tahun sekali sehingga apabila terjadi penyimpangan- penyimpangan pada bank tersebut dapat dideteksi secara dini. sehingga kerugian
negara dapat diminimalkan dan mencegah terjadinya krisis keuangan akibat dampak sistemik yang terjadi pada bank.
B. Saran