59
gelar sarjana pada tahun 1965. Namun demikian setelah meraih gelar sarjana mereka tidak kembali ke daerah asal melainkan lebih memilih hidup di perantauan dan
bidang pekerjaan yang digeluti rata-rata di kantor pemerintahan.
62
4.3.3 Cakrawala Pemikiran
Pendidikan tersebut membuka cakrawala pemikiran mereka menjadi lebih luas dan perhatian kepada pertanian pun lambat laun berkurang. Jabatan dalam gereja, dan
sebagai guru bantu di sekolah-sekolah zending mulai menjadi idaman walaupun mereka tidak memperoleh gaji. Mereka melihat jabatan tersebut mengangkat status
sosial sesuai dengan pandangan masyarakat ketika itu. Menurut pandangan masyarakat pada saat itu bahwa orang yang bekerja di kantoran lebih tinggi
derajatnya dan status sosialnya lebih terhormat di masyarakat. Hal ini juga yang kemudian mendorong para orangtua untuk meyekolahkan anak-anaknya ke tingkat
yang lebih tinggi. Agar kelak mendapatkan pekerjaan yang dapat meningkatkan status sosial mereka dalam masyarakat.
Berdirinya Universitas HKBP Nomensen di Pematang Siantar pada tahun 1954 semakin meningkatkan keinginan para orang tua untuk menyekolahkan anaknya
sampai pada tingkat universitas. Jika pada masa sebelum tahun 1960-an di mana para orang tua harus menitikkan air mata untuk memberangkatkan anak-anaknya sekolah
karena keterbatasan ekonomi, belakangan kondisi tersebut menjadi terbalik. Mereka akan sangat sedih apabila anak-anaknya tidak mau sekolah. Hal ini dianggap
menurunkan wibawa sosial mereka. Sepanjang orangtua mampu membiayai
62
Wawancara dengan S. Pakpahan, Pensiunan Guru. Tanggal 12 Juli 2010
Universitas Sumatera Utara
60
pendidikan anak-anaknya minimum SLTA. Mengenai pendidikan seorang anak, bagi masyarakat Batak merupakan hal yang paling penting. Sebenarnya maksudnya adalah
agar si anak memiliki kehidupan yang lebih baik dari pada orangtuanya. Salah satu cara untuk mencapai kehidupan yang lebih baik tersebut adalah dengan memperoleh
pendidikan. Sebab menurut mereka orang yang berpendidikan akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang nantinya dapat mengubah kehidupannya ke arah yang
lebih baik. Dalam hal ini orangtua akan berusaha keras untuk meningkatkan derajat sosial anaknya dalam masyarakat. Sebab anak merupakan kekayaan bagi orang tua
yang harus dijaga dan dirawat sebaik mungkin. Seperti yang terungkap dalam filosofi orang Batak yang menyebutkan ”Anakkokki do hamoraon di au” yang artinya anakku
adalah kekayaan bagiku. Dalam bidang kesehatan masyarakat sudah lebih rasional memilih cara
pengobatan di mana pada masa sebelumnya masyarakat masih lebih percaya dengan pengobatan tradisional atau disebut mardatu. Mardatu yaitu apabila ada keluarga
yang sakit maka mereka akan lebih memilih berobat kepada dukun. Tetapi setelah tahun 1965, masyarakat Onan Runggu sudah lebih menyerahkan masalah pengobatan
kepada pusat-pusat kesehatan yang didirikan zending dan pemerintah sehingga akses mendapatkan layanan kesehatan sudah lebih terbuka keluar Samosir dengan
lancarnya transportasi kapal.
63
63
Wawancara dengan Ibu Dame Boru Pakpahan, Pemilik Kapal Tani, tanggal 10 Desember 2010
Universitas Sumatera Utara
61
4.3.4 Kepemilikan Barang-Barang Elektronik