Monitoring Data Pengetahuan Anak terhadap Program Pelayanan Sosial 1 Layanan Hukum

Tabel 5.28 Penilaian Responden Berdasarkan Skala Program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan No. Kategori Frekuensi F Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 - - - 2 - 4 4 3 7 - - - - 10 - 20 20 15 35 - Total 20 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data pada Tabel 5.28 diketahui bahwa mayoritas responden memberikan nilai 9 terhadap Program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan sebanyak 7 orang atau 35, yang memberikan nilai 8 berjumlah 3 orang atau 15, yang memberikan nilai 7 dan 6 masing-masing 4 orang atau 20, dan yang memberikan nilai 4 berjumlah 2 orang atau 10.

5.2.5 Monitoring

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil dari kuesioner nomor 35 yang dijawab oleh responden diketahui bahwa seluruh responden pernah menjalani proses monitoring yang dilakukan oleh lembaga PKPA. Proses monitoring ini merupakan pemantauan yang dilakukan secara reguler terhadap klien guna mengetahui kegiatan positif yang telah dilakukan oleh klien setelah kembali kepada keluarga. Monitoring ini pada umumnya wajib dilakukan lembaga terhadap klien guna mengetahui perkembangan dari klien tersebut dan akan berhenti secara otomatis ketika pihak lembaga yakin bahwa klien mereka Tabel 5.29 Tingkat Keikutsertaan Responden dalam Program Monitoring No. Kategori Frekuensi F Persentase 1 2 3 2 kali 3 kali Lebih dari 3 kali 15 4 1 75 20 5 Total 20 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data pada Tabel 5.29 diketahui bahwa mayoritas responden pada umumnya terlibat dalam program monitoring dalam kurun waktu 1 bulan adalah 2 kali. Sebanyak 15 responden atau 75 dari jumlah sampel menjawab monutoring yang dilakukan terhadap mereka sebanyak 2 kali, 4 responden atau 20 sebanyak 3 kali, dan yang lebih dari 3 kali hanya 1 orang atau 5. Bervariasi jumlah monitoring yang dilakukan terhadap klien selama satu bulan dikarenakan oleh berbeda-bedanya penangan kasus yang dialami responden, biasanya untuk Universitas Sumatera Utara responden yang didatangi sebanyak 2 kali karena kasus yang mereka alamai adalah kasus yang tidak begitu berat, sedangkan responden yang mejalanai monitoring sampai di atas 3 kali merupakan responden yang kasusnya berat atau biasanya kasus tersebut belum selesai. Tabel 5.30 Tingkat Kepuasan Responden tentang Program Monitoring No. Kategori Frekuensi F Persentase 1 2 3 Memuaskan Kurang memuaskan Tidak memuaskan 13 3 4 65 15 20 Total 20 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data pada Tabel 5.30 diketahui bahwa mayotitas responden memberikan jawaban memuaskan terhadap pelaksanaan program monitoring yang dilakukan oleh lembaga PKPA. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menjawab memuaskan sebanyak 13 orang atau 65 dari jumlah responden, 4 orang atau 20 yang menjawab tidak memuaskan dan 3 orang atau 15 yang menjawab kurang memuaskan. Program monitoring yang dilakukan lembaga PKPA biasanya dilakukan dengan cara berkomunikasi dengan klien secara langsung atau tatap muka dan berkomunikasi dengan cara via telepon. Responden yang menjawab kurang memuaskan dan tidak memuaskan pada umumnya menjelaskan mengapa mereka tidak puas karena klien menganggap program monitoring harusnya memberikan bantuan nyata berupa uang atau barang. Pada dasarnya responden yang Universitas Sumatera Utara menjawab tidak memuaskan adalah keluarga yang kurang mampu dan tidak mengetahui seperti apa program monitoring tersebut. Tabel 5.31 Tingkat Gangguan Program Monitoring bagi Responden No. Kategori Frekuensi F Persentase 1 2 Tidak mengganggu Mengganggu 18 2 90 10 Total 20 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data pada Tabel 5.31 diketahui bahwa mayoritas responden menjawab bahwa program monitoring yang dilakukan lembaga PKPA tidak mengganggu aktifitas sehari- hari dari responden. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menjawab bahwa program monitoring tidak menggangu adalah sebanyak 18 orang atau 90 dari jumlah sampel dan yang menjawab mengganggu sebanyak 2 orang atau hanya 10 dari jumlah responden. Monitoring yang dilakukan oleh lembaga PKPA sifatnya tidak memaksa, bahkan dengan adanya progam monitoring ini responden juga menjadi merasa lebih aman karena setelah penanganan kasus responden menjadi merasa tetap dilindungi. Tabel 5.32 Harapan Responden terhadap Proses Pemantauan Kondisi Klien No. Kategori Frekuensi F Persentase 1 Diberi imbalan berupa uang barang 4 20 Universitas Sumatera Utara 2 Tidak ada 16 80 Total 20 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data pada Tabel 5.32 diketahui bahwa 16 responden atau 80 tidak ada lagi mengaharapkan adanya bantuan secara fisik dari lembaga pada saat proses monitoring dilakukan, dan 4 responden atau 20 menjawab mengharapkan adanya bantuan berupa uang maupun barang. Responden yang mengharapkan adanya bantuan berupa uang maupun barang biasanya berasal dari keluarga yang kurang mampu, mereka beranggapan bahwa proses monitoring ini dapat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tabel 5.33 Penilaian Responden Berdasarkan Skala Program Monitoring No. Kategori Frekuensi F Persentase 1 1 - - Universitas Sumatera Utara 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 3 4 5 6 7 8 9 10 - - - 1 - 4 2 8 4 - - - 5 - 20 10 40 20 Total 20 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan data pada Tabel 5.33 diketahui bahwa mayoritas responden memberikan nilai 9 terhadap Program Monitoring sebanyak 8 orang atau 40, yang memberikan nilai 10 berjumlah 4 orang atau 20, yang memberikan nilai 8 berjumlah 2 orang atau 10, yang memberikan nilai 7 berjumlah 4 orang atau 20, dan yang memberikan nilai 5 berjumlah 1 orang atau 5. Pada umumnya banyak diantara responden yang sebenarnya tidak memahami apa arti monitoring yang dilakukan oleh lembaga. Sehingga pemberian skore ini mereka beri berdasarkan kepuasan klien terhadap hasil dari penanganan kasus. Untuk mengetahui hasil dari respon anak maka dapat dilihat dimana letak hasil perhitungan yang telah dilakukan dari dalam indikator ini: 1. -1.000 – -0.667 = Negatif 2. -0.668 – 0.335 = Netral Universitas Sumatera Utara 3. 0.336 – 1.00 = Positif Berdasarkan hasil perhitungan, ternyata respon yang dicapai dalam program-program PKPA-PUSPA sebagai berikut 1. Program Layanan Hukum yang merupakan program utama mendapatkan hasil 0.36 dan termasuk kedalam indikator positif. 2. Program Konseling yang merupakan kegiatan untuk mengetahui kondisi psikologis anak dan menentukan prinsip terbaik bagi anak mendapatkan hasil 0.78 dan termasuk kedalam indikator positif. 3. Program Penjemputan Penyelamatan Korban yang merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang mengancam keselamtan anak mendapatkan hasil 0.85 dan termasuk kedalam indikator positif. 4. Program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan yang merupakan langkah medis untuk mengetahui maupun menyelamatkan anak dari tindak kekerasan mendapatkan hasil 0.475 dan termasuk kedalam indikator positif. 5. Program Monitoring yang merupakan pemanrauan reguler mendapatkan hasil 0.625 dan termasuk kedalam indikator positif. Semua program menunjukkan respon positif dari hasil perhitungan yang telah diolah. Dapat disimpulkan bahwa anak yang mengalami konflik dalam naungan Lembaga PKPA tidak mengalami kesulitan dalam menjani program-program yang telah disediakan. Universitas Sumatera Utara Untuk melihat hasil dari setiap program melalui skala penilaian maka dapat digunakan rumus berikut: Mean = ∑x₁ . f₁ ∑f₁ Dimana hasil skala penilaian dari program Layanan Hukum adalah 8.4, program Konseling adalah 8.55, program Penjemputan Penyelamatan Korban adalah 8.75, program Pemeriksaan Kondisi Kesehatan adalah 7.35, dan program Monitoring adalah 8.05. Dapat disimpulkan bahwa responden memberikan penilaian yang tinggi dan diatas rata-rata. Karena jika seluruh nilai dijumlahkan 41.1 dan dibagi jumlah program yaitu 5 maka akan didapatkan nilai rata 8.22 untuk seluruh program pelayanan sosial PKPA dalam divisi PUSPA. Universitas Sumatera Utara

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Peranan Perempuan dalam Konflik Agraria (Studi Kasus Gerakan Petani Persil IV)

4 85 129

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

4 35 117

PERGESERAN KETOPRAK DOR SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DALAM MEMPERTAHANKAN INDENTITAS JAWA DELI DI DUSUN VII, DESA SEI MENCIRIM, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG.

1 5 32

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 14

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 27

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 17

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

3 4 3

Petani dan Lahan (Studi Etnografi tentang Perjuangan Lahan yang Dilakukan oleh Masyarakat Dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Teologi Pembebasan dalam pemikiran asghar

0 0 18