HASIL PENGEMBANGAN

Tabel 20. Hasil Validasi Aspek Isi Buku Kerja

Validator

No Aspek yang Dinilai Rerata Ketegori

1 Kesesuaian materi yang

4 4 4 4,00 Valid disajikan dalam buku kerja dengan kompetensi utama,

Rekapitulasi hasil validasi untuk aspek bahasa dan keterbacaan buku kerja dapat dilihat pada Tabel 21. Berdasarkan Tabel 21, terlihat bahwa rata-rata hasil validasi untuk aspek isi dari buku kerja berbasis penemuan terbimbing berada pada rentang 3,4 s/d 4,2 dengan kriteria valid. Rata-rata kevalidan aspek bahasa dan keterbacaan adalah 4,00 dengan kriteria valid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek bahasa dan keterbacaan dari buku kerja berbasis penemuan terbimbing adalah valid.

Tabel 21. Hasil Validasi Aspek Bahasa dan Keterbacaan Buku Kerja

Validator

No Aspek yang Dinilai Rerata Ketegori

1 Kesesuaian penyusunan

5 4 3 4,00 Valid

Tabel 22. Hasil Validasi Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing

secara Keseluruhan Validator

No Aspek yang dinilai Jumlah

3 Bahasa dan keterbacaan

21 21 18 60

Total skor 193 Rata-rata

4,02

Dari Tabel 22, terlihat skor rata-rata hasil validasi buku kerja berbasis penemuan terbimbing adalah 4,02 dengan kategori valid. Dengan demikian dapat disimpulkan buku kerja berbasis penemuan terbimbing valid.

berbasis penemuan terbimbing. Hasil angket praktikalitas secara garis besarnya ditampilkan pada Tabel 23.

Tabel 23. Hasil Angket Praktikalitas Buku Kerja Persentase

No

Pernyataan

Kategori Kepraktisan (%)

1 Petunjuk pengerjaan buku kerja berbasis

86 Sangat penemuan terbimbing mudah dipahami

Praktis

2 Buku kerja berbasis penemuan

72 Praktis terbimbing sulit dimengerti

3 Pernyataan dan kalimat-kalimat pada

78 Praktis buku kerja berbasis penemuan terbimbing mudah dipahami

4 Waktu yang disediakan untuk

74 Praktis menyelesaikan buku kerja berbasis penemuan terbimbing tidak mencukupi

5 Kejelasan langkah-langkah yang

84 Sangat diberikan pada latihan terbimbing

Praktis

terbimbing dinyatakan praktis. Untuk lebih jelasnya hasil angket praktikalitas untuk mahasiswa dapat diilihat pada Lampiran 10.

2. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Observasi pelaksanaan pembelajaran difokuskan untuk melihat apakah pembelajaran terlaksana sesuai dengan SAP dan melihat kendala yang terjadi selama proses pelaksanaannya. Hasil observasi pembelajaran ini juga melihat aspek kepraktisan penggunaan buku kerja dari segi ketermudahan, kejelasan belajar dan penggunaan waktu. Peneliti dan dosen pengampu mata kuliah geometri ruang menjadi observer dalam pelaksanaan pembelajaran. Peneliti berperan langsung sebagai dosen dalam mengujicobakan perangkat pembelajaran. Berikut ini uraian hasil

secara singkat aturan penggunaan dari buku kerja kepada mahasiswa dan meminta kepada mahasiswa untuk menulis nama pada buku kerja.

Dosen menanyakan kepada mahasiswa tentang benda yang ada di dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan geometri ruang. Kubus, balok, tabung, kaleng susu, kotak pensil, bola, kardus dan limas, jawaban yang diberikan oleh mahasiswa pada waktu itu. Dosen menanyakan kembali keterkatian materi luas permukaan dan volume dengan contoh dari bangun ruang yang telah disebutkan tadi. Ada yang menjawab bahwa untuk membuat suatu bangun ruang diperlukan bahan dengan luas tertentu, untuk itu perlu menghitung luas permukaan dari bangun ruang tersebut sebelum kita

Dosen memperhatikan setiap langkah yang dibuat oleh mahasiswa pada lembar buku kerjanya. Dosen juga membimbing mahasiswa dalam menjawab pertanyaan yang ada pada buku kerja.

Pertemuan pertama ini dosen membacakan masalah yang ada pada buku kerja, di saat yang sama mahasiswa mendengarkan arahan masalah dari dosen sembari menjawab pertanyaan yang ada pada buku kerja. Setelah membacakan masalah dosen memberikan arahan kepada mahasiswa untuk menganalisis masalah yang ada. Pada tahap analisis masalah dosen sengaja memancing dengan beberapa pertanyaan yang membangun kepada mahasiswa dan mahasiswa pun tampak antusias menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen. Di

Tampak beberapa mahasiswa mengeluarkan argumennya dalam menyikapi masalah yang diberikan.

Tahap selanjutnya adalah menemukan jawaban. Pada tahap ini mahasiswa sudah diarahkan pada pengkrucutan jawaban. Proses sebelumnya memberikan banyak masukan kepada mahasiswa sehingga untuk menemukan jawaban bukan hal yang sulit lagi walaupun masih perlu bimbingan dari dosen.

Tahap terakhir dari model pembelajaran penemuan terbimbing adalah membuat kesimpulan. Pada tahap ini mahasiswa dituntut untuk membuat kesimpulan dari permasalahan yang diberikan. Pada tahap sebelumnya yakni menemukan jawaban mahasiswa mampu

Dosen memberikan waktu kira-kira 5 menit untuk menyelesaikan soal nomor satu. Dosen juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk diskusi dengan teman sebelahanya dalam menyelesaikan soal nomor satu. Diskusi antar mahasiswa terlihat pada Gambar 17.

mereka tidak menemui permasalahan yang berarti untuk soal nomor satu.

Materi luas permukaan untuk balok dianggap sudah selesai seiring dengan latihan mandiri yang terjawab oleh mahasiswa. Materi selanjutnya adalah volume untuk balok. Dosen menginstruksikan kepada mahasiswa untuk membaca masalah yang terdapat pada volume balok. Mahasiswa membaca permasalahan yang diberikan. Tahap demi tahap pada pembelajaran penemuan terbimbing mereka lalui dan peran dosen dalam pembelajaran hanya mengarahkan mahasiswa pada penemuan jawaban. Untuk materi volume balok dirasa sudah cukup oleh dosen ketika mahasiswa sudah melewati

oleh mahasiswa maka dosen akan memberikan penjelasan mengenai soal tersebut. Hasil kerja mahasiswa dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Hasil Kerja Mahasiswa Menjawab Soal Latihan 3.

b) Pertemuan 2 Pertemuan kedua membahas materi sudut pada bangun rung. Pada pertemua kedua ini, mahasiswa sudah mulai terbiasa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan buku kerja berbasis penemuan terbimbing. Kegiatan awal yang dilakukan dosen sama dengan pertemuan pertama.

Pertemuan kedua ini dosen menginstruksikan mahasiswa untuk membaca masalah yang diberikan, menganalisis masalah, membuat jawaban sementara (konjektur), menemukan jawaban dan memberikan kesimpulan. Jika setiap tahap dapat pada buku kerja dipahami dengan baik oleh mahasiswa maka dosen menganggap

juga memegang peranan penting dalam kesuksesan setiap kelompok menyelesaikan soal yang ada pada latihan mandiri. Diskusi kelompok dapat dilihat pada Gambar 19.

beberapa mahasiswa yang kurang memahami soal pada latihan mandiri pada pertemuan pertama peneliti siasati dengan pembentukan kelompok dimana setiap kelompok ada mahasiswa yang memiliki IP yang tinggi sehingga diharapkan dapat membantuk mahasiswa lain dalam memahami soal yang ada pada latihan mandiri.

Materi sudut pada bangun ruang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda jika dibandingkan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang. Kekurangan yang peneliti temukan untuk pertemuan kedua adalah tingkat kesukaran materi yang berbeda membuat kepercayaan diri sebagian mahasiswa lebih mengandalkan anggota kelompok yang dinilai mampu menjawab pertanyaan yang ada dalam

Gambar 20 ar 20. Contoh Hasil Pekerjaan Kelompok Tiga u iga untuk Soal

Nomor Satu (Pertemuan Kedua)

beranggapan mahasiswa mampu mentransfer kemampuannya dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

Latihan mandiri dikerjakan oleh mahasiswa secara berkelompok seperti pertemuan kedua dan kelompoknya pun sama. Aspek kejelasan dan kemudahan penggunaan buku kerja tidak mengalami kendala yang berarti, namun kendala yang dihadapi masih mengenai waktu yang tersedia kurang mencukupi.

Kekurangan yang peneliti temukan dilapangan saat uji coba untuk pertemuan ketiga adalah masih dijumpai adanya soal dalam latihan mandiri yang menjadi momok bagi mahasiswa. Soal no 7 untuk bab jarak pada bagun ruang, banyak mahasiswa yang mengeluh

dan dikerjakan dalam waktu 60 menit. Sifat dari tes akhir ini close book.

Proses ujian yang terjadi dimulai dengan pembagian soal ujian dan lembar jawaban kepada mahasiswa. Tempat duduk mahasiswa di atur sedemikian rupa supaya tidak terjadi kecurangan dan mempermudah dalam pengawasan. Ujian berlangsung selama satu jam dan berjalan dengan lancar.

3. Hasil Wawancara dengan Mahasiswa

Wawancara dengan mahasiswa dilakukan setelah mahasiswa selesai tes akhir. Mahasiswa 1 diambil dari kelompok 1, mahasiswa 2 diambil dari kelompok 2, mahasiswa 3 diambil dari kelompok 3,

Mahasiswa 4 : Cukup jelas. Mahasiswa 5

: Cukup jelas Hasil wawancara dengan mahasiswa menunjukkan bahwa buku kerja berbasis penemuan terbimbing ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan walaupun masih dibutuhkan beberapa referensi lain. Berikut hasil wawancaranya:

Peneliti : Apakah buku kerja berbasis penemuan terbimbing ini membantu Anda dalam memahami materi perkuliahan?

Mahasiswa 1 : materinya jelas sehingga memudahkan dalam memahami perkuliahan. Mahasiswa 2 : materinya cukup jelas.

Mahasiswa 3 : cukup menarik walau belum terlalu UMMY banget. Mahasiswa 4 : desain buku kerja ini secara keseluruhan cukup menarik. Mahasiswa 5 : cukup menarik dan enak dilihat.

Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa memahami materi sesuai dengan waktu yang disediakan. Berikut hasil wawancaranya:

Peneliti : Menurut Anda apakah waktu yang diberikan sesuai dengan

kapasitas materi pada buku kerja?

Mahasiswa 1 : sudah sesuai. Mahasiswa 2 : waktu untuk mengerjakan soal yang tidak mencukupi. Mahasiswa 3 : soal yang sulit sehingga banyak memakan waktu.

Mahasiswa 3 : menurut saya dengan adanya buku kerja perkuliahan

selama ini menjadi lebih efektif dan efisien dikarenakan materi dan soal langsung ada disitu (dalam buku kerja).

Mahasiswa 4 :penggunaan buku kerja tepat guna menjadikan waktu dalam perkuliahan lebih efektif dan efisien. Mahasiswa 5 : buku kerja yang langsung memberikan ruang kosong

untuk mencatat perkuliahan memberikan kenyamanan dalam belajar sehingga waktu yang digunakan pun lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan cuplikan wawancara di atas, menurut mahasiswa buku kerja berbasis penemuan terbimbing sudah praktis dari segi waktu, ketermudahan penggunaan, dan kejelasan petunjuk. Wawancara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14.

aktivitas mahasiswa yang telah disediakan. Rekapitulasi pengamatan yang telah diperoleh ditunjukkan oleh Tabel 24.

Tabel 24. Hasil Observasi Aktivitas Mahasiswa UMMY Solok Aspek

Pertemuan

Rata-rata (%) diamati

0 4,1 Dari data yang disajikan pada Tabel 24 dapat dilihat bahwa rata- rata total persentase aktivitas siswa untuk visual activities adalah 100 % dan writing activities adalah 100 %, ini berarti banyak sekali dan sangat

1 4,1

2 8,3

yang bersifat negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa buku kerja berbasis penemuan terbimbing sudah efektif.

b. Hasil Belajar Mahasisiwa UMMY Solok

Tes hasil belajar dilakukan pada pertemuan keempat setelah semua pembelajaran dalam buku kerja telah selesai dilaksanakan. Tes hasil belajar berupa tes akhir berbentuk uraian sebanyak 5 butir soal. Pada pertemuan keempat semua mahasiswa mengikuti tes akhir.

Tabel 25. Hasil Tes Akhir Mahasiswa UMMY Solok No Nama Mahasiswa

A Lulus

2 HL

A Lulus

3 YY

A Lulus

4 AH A Lulus

sebanyak 4 orang, tidak ada mahasiswa yang mendapat nilai D dan E. Hasil tes akhir menunjukkan bahwa semua mahasiswa dikatakan lulus dalam mengikuti perkuliahan mata kuliah geometri ruang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 21. Rekaptulasi hasil tes akhir mahasiswa ditunjukkan pada Tabel 25.

Berdasarkan hasil data observasi aktivitas dan hasil belajar mahasiswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan buku kerja berbasis penemuan terbimbing dapat dikatakan efektif.

D. Revisi Buku Kerja Geometri Ruang Berbasis Penemuan Terbimbing

Berdasarkan hasil analisis data diatas ada beberapa revisi buku kerja yang dilakukan agar buku kerja lebih praktis dan efektif digunakan dalam

Pada dasarnya, buku kerja tidak mengalami revisi yang cukup signifikan. Hal ini karena hasil yang diperoleh dari angket kepraktisan, observasi dan hasil belajar menunjukkan bahwa buku kerja praktis digunakan oleh mahasiswa dan efektif diterapkan dalam pembelajaran geometri ruang. Namun ada beberapa soal yang perlu dihilangkan. Soal pada latihan terbimbing nomor 8 (sudut pada bangun ruang) dan nomor 7 (jarak pada bangun ruang) ini dihilangkan dengan alasan peneliti menilai untuk 2 soal ini banyak mahasiswa yang mengeluh atas kesukaran kedua soal tersebut.

E. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian pengembangan ini adalah pelaksanan