Jadwal Kegiatan Pengolahan Data

F. Jadwal Kegiatan

Kegiatan penelitian ini direncanakan sesuai dengan jadwal seperti Tabel 3.2 berikut: NO Bulan dan Tahun 2008 2009 Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar April Mei Juni 1. Membuat Proposal Penelitian 2. Seminar Proposal Penelitian 3. Perbaikan proposal penelitian 4. Menyusun Perangkat Pembelajaran dan Instrumen penelitian 5. Pelaksanaan di Lapangan 6. Penulisan Tesis

G. Pengolahan Data

Pada Bab 1 poin F, dinyatakan bahwa hipotesis penelitian ini adalah: 1. Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang belajar dengan pendekatan realistik lebih baik dari pada siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. 2. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pendekatan realistik lebih baik dari pada siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. 3. Terdapat kaitan antara kemampuan penalaran dengan kemampuan komunikasi matematis siswa. Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua dilakukan analisa dengan menggunakan rumus statistik perbedaan dua rata-rata terhadap gain kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian dilakukan berdasarkan hipotesis statistik berikut: H : µ g-eksperimen = µ g-kontrol H 1 : µ g-eksperimen µ g-kontrol Hipotesis 1 : H : peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang belajar dengan pendekatan realistik dan siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa sama. H 1 : peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang belajar dengan pendekatan realistik lebih baik dibandingkan siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. Hipotesis 2 : H : peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pendekatan realistik dan siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa sama. H 1 : peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pendekatan realistik lebih baik dibandingkan siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. Untuk menguji hipotesis ke-3 digunakan uji korelasi. Jika data sebaran normal maka perhitungan dilakukan dengan uji korelasi product moment Pearson, sedangkan jika sebaran data tidak normal maka perhitungan menggunakan uji statistik non parametrik. Untuk memperjelas hubungan antara dua aspek tersebut dilakukan pengujian assosiasi kontigensi. Untuk menguji hipotesis dilakukan pengolahan data secara statistik. Data yang diperoleh diolah melalui tahapan berikut ini: 1. Menghitung rata-rata skor hasil tes, dengan menggunakan rumus : ∑ ∑ = = = n i i n i i i f f x x 1 1 _ , Ruseffendi 1998 2. Menghitung deviasi standar skor hasil tes, dengan menggunakan rumus : ∑ = − − = n i i i n f x x s 1 2 1 , Ruseffendi 1998 3. Menghitung indeks gain ternormalisasi. Interpretasi indeks gain ternormalisasi dilakukan berdasarkan kriteria indeks gain dalam Meltzer Guntur, 2004. Dengan rumus: Gain ternormalisasi g = awal tes skor ideal skor awal tes skor akhir tes skor − − dengan kriteria indeks gain seperti pada Tabel 3.15 Tabel 3.15 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi Skor Gain Interpretasi g 0,7 Tinggi 0,3 g ≤ 0,7 Sedang g ≤ 0,3 Rendah 4. Menguji normalitas data skor hasil tes, dengan uji Chi Kuadrat. Keterangan: n = banyaknya subyek o f = frekuensi dari yang diamati e f = frekuensi yang diharapkan Penerimaan normalitas data didasarkan pada hipotesis berikut: H : data berdistribusi normal. H 1 : data tidak berdistribusi normal. Untuk taraf signifikansi α = 0,05, H diterima bila 2 hitung χ ≤ 2 tabel χ dengan 2 tabel χ = 1 - α χ 2 dk: j – 3 Ruseffendi, 1998. ∑ = − = n i e e o f f f 1 2 2 χ Bila tidak berdistribusi normal, dapat dilakukan dengan pengujian nonparametrik. 5. Menguji homogenitas Varians, dengan menggunakan rumus 2 2 kecil besar S S F = , Ruseffendi 1998 Penerimaan homogenitas varians didasarkan pada hipotesis statistik berikut: H : 2 1 σ = 2 2 σ H 1 : 2 1 σ ≠ 2 2 σ Untuk taraf signifikansi α = 0,05, H diterima bila F hitung F tabel. Dengan F tabel. = 1 - α F dk1 ; dk2 , dk 1 = n 1 – 1 dan dk 2 = n 2 – 1 Ruseffendi, 1998. 6. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata uji-t. Penerimaan nilai t didasarkan pada hipotesis statistik berikut: H : µ g-eksperimen = µ g-kontrol H 1 : µ g-eksperimen µ g-kontrol Jika sebaran data normal dan homogen, uji signifikansi dengan statistik uji t berikut: 1 1 2 y x y x n n S Y X t + − = − atau y x y x n n S Y X t 1 1 + − = − , dengan df = n x + n y – 2, dan varians 2 2 2 2 − + − Σ + − Σ = − y x y x n n Y Y X X S , Ruseffendi, 1998 Jika sebaran data tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah uji non parametris. Untuk taraf signifikansi α = 0,05 dan dk = n e + n k – 2, H diterima jika t hitung t tabel Ruseffendi, 1998. 7. Untuk melihat kaitan yang lebih jelas apakah siswa yang mempunyai skor yang baik pada tes penalaran akan memperoleh skor yang baik juga pada tes komunikasi digunakan uji asosiasi kontingensi. Sedangkan untuk melakukan perhitungan asosiasi kontingensi dibuat kriteria yang digunakan untuk menggolongkan data berdasarkan skor maksimalnya. Kedua data hasil tes digolongkan sebagai berikut: Baik : total skor 70 Cukup : 50 ≤ total skor ≤ 70 Kurang : total skor 50 Ruseffendi, 1998 Untuk mengetahui asosiasi antara kemampuan penalaran dan komunikasi matematik, dihitung menggunakan rumus Chi Kuadrat χ 2 . Keterangan: n = banyaknya subyek o f = frekuensi dari yang diamati ∑ = − = n i e e o f f f 1 2 2 χ e f = frekuensi yang diharapkan Setelah dilakukan perhitungan, kemudian 2 hitung χ dibandingkan dengan 2 tabel χ pada taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan dk = n-1n-1, dengan n menyatakan banyaknya subjek. Jika 2 hitung χ 2 tabel χ , maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut terdapat asosiasi. Untuk menentukan tingkat asosiasi, digunakan rumus koefisien kontingensi yaitu: C = n + 2 2 χ χ Tingkat asosiasi berdasarkan koefisien kontingensi adalah sebagai berikut: C = 0, tidak mempunyai asosiasi; 0 C 0,20 C maks , asosiasi sangat rendah; 0,20 C maks ≤ C 0,40 C maks , asosiasi rendah; 0,40 C maks ≤ C 0,70 C maks , asosiasi cukup; 0,70 C maks ≤ C 0,90 C maks , asosiasi tinggi; 0,90 C maks ≤ C C maks , asosiasi sangat tinggi; C = C maks , asosiasi sempurna. Sedangkan C maks = m m 1 − , dengan m adalah maksimum jumlah kolom dan baris Nurgana, 1993 8. Jika sebaran data normal dan homogen, uji signifikansi dengan statistik uji-t. Jika sebaran data tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah uji statistik non parametrik, dalam penelitian ini digunakan Kolmogorov-Smirnov dan uji Wilcoxon. 9. Untuk mempermudah proses penghitungan data statistik digunakan program SPSS 15.00, SPSS 17.00 dan program MS Exel. 10. Data yang diperoleh melalui angket dianalisa dengan menggunakan cara pemberian skor butir skala sikap model Likert. 11.Dari data observasi akan dianalisis aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Analisis dilakukan dengan membandingkan skor rata-rata.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan realistik mengalami peningkatan kemampuan penalaran matematis yang lebih baik dibanding siswa yang belajar melalui pembelajaran biasa. 2. Siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan realistik mengalami peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik dibanding siswa yang belajar melalui pembelajaran biasa. 3. Terdapat kaitan yang signifikan antara kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa. 4. Siswa kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah dengan pembelajaran pendekatan realistik lebih baik dibandingkan siswa yang kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah dengan pembelajaran biasa. 5. Sikap siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap pembelajaran dengan pendekatan realistik PR, terhadap soal kemampuan penalaran dan komunikasi matematis dan terhadap pelajaran matematika. Pendekatan realistik dapat memperbaiki sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan penalaran adaptif matematis siswa eksperimen di salah satu SMP Negeri di Depok

9 47 208

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SERTA MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DISCOVERY DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK: studi kuasi eksperimen pada salah satu SMP di jakarta barat.

0 1 62

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN METAKOGNITIF: Penelitian Kuasi eksperimen pada Salah Satu SMP Negeri di Kota Medan.

0 0 46

PENGARUH PENERAPAN HYPNOTEACHING DALAM PROBLEM-BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : Studi Kuasi-Eksperimen pada Siswa Salah Satu SMP Negeri di Bandung.

1 4 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING.

0 1 64

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK :Studi Eksperimen di Salah Satu SMP Negeri di Bandung.

0 0 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(Penelitian pada salah satu SMPN di Kabupaten Nias).

0 0 47

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME (Studi Eksperimen Pada Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Cirebon).

0 1 132

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL CORE MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : Studi Eksperimen Pada Salah Satu SMP Negeri di Kota Ambon.

0 1 43