Resume 5 Belajar dan Pembelajaran Desain

  

RESUME BAB V

ASESMEN YANG MENDIDIK, OTENTIK,

DAN BERKELANJUTAN DI KURIKULUM 2013

  Menurut Hart, asesmen adalah proses pengumpulan informasi mengenai siswa yaitu apa yang mereka ketahui dan dapat lakukan. Secara umum pembelajaran asesmen dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan informasi tentang pengetahuan dan kinerja siswa. Terdapat banyak cara untuk mengumpulkan data atau informasi ini yaitu, misalnya, dengan mengamati siswa pada saat mereka belajar, memeriksa apa yang dapat mereka hasilkan, atau mengetes pengetahuan dan ketrampilan mereka. Asesmen dalam pembelajaran harus berbentuk interaksi antara guru dan siswa sehingga merupakan kegiatan yang terintegrasi atau terpadu dengan pembelajaran. Informasi tentang hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui hasil pengukuran, baik menggunakan tes maupun non tes.

  Proses asesmen mencakup pengumpulan sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa. Dengan demikian, asesmen adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Pengumpulan informasi dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan waktu khusus, misalnya untuk penilaian aspek sikap/nilai dengan tes atau non tes atau terintegrasi dengan seluruh kegiatan belajar mengajar. Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan profesional untuk memperbaiki pembelajaran.

  Asesmen dibedakan menjadi 3 yaitu asesmen Tradisional, asesmen Otentik, dan asesmen Informal. Asesmen tradisional menggunakan dua-duanya baik pertanyaan-pertanyaan tertutup tradisional, seperti pilhan ganda, benar salah, isian, dan memasangkan, pada tes yang dibakukan. Asesmen otentik adalah asesmen yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas otentik yang bermanfaat, penting, dan bermakna. Asesmen informal merupakan asesmen siswa melalui pengamatan tidak resmi, interview informal, dan prosedur-prosedur tidak baku.

  Menurut Harsiati, prosedur penilaian, secara umum, mengandung tiga langkah yaitu persiapan, pengumpulan data, dan penilaian. Rubrik adalah seperangkat kriteria penskoran yang digunakan untuk mengevaluasi kerja siswa dan mengakses kinerja siswa. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi

  Pemanfaatan hasil penilaian untuk siswa berguna dalam mengetahui kemajuan hasil belajar diri, mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai, memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan memperbaiki strategi belajar. Untuk orang tua berguna dalam membantu anaknya belajar, memotivasi anaknya belajar, membantu sekolah meningkatkan belajar siswa, dan membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar. Sedangkan untuk guru dan kepala sekolah hasil penilaian digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam satu kelas dan sekolah dalam semua mata pelajaran.

  

RESUME BAB VI

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

DI KURIKULUM 2013

  PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memnuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik. Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajaran yang mampu mengajak peserta didik untuk memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar, sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.

  Pembelajar mandiri dapat diartikan sebagai mata proses, di mana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain. Karakteristik utama pendidikan dengan sistem belajar mandiri adalah tanggung jawab dalam mengendalikan dan mengarahkan belajarnya sendiri berada di tangan pebelajar. Hal tersebut mencakup kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar memilih dan melaksanakan strategi belajar dan menilai hasil belajar.

  Pola pembelajaran abad 21 sudah mulai meninggalkan pola tradisional di mana guru yang menjadi pusat pembelajaran. Pembelajaran abad 21 ini telah berganti pada sistem child-centered yaitu siswa yang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan belajar yang sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka serta siswa tersebut dapat mengukur sendiri sejauh mana pemahaman dan penguasaan mereka terhadap suatu materi. Karakter belajar abad ke-21 yaitu, komunikasi, kolaborasi, berfikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan berinovasi. Siswa diharapkan memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Sedikitnya ada lima entitas, masing-masing peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen satuan pendidikan, negara dan bangsa, serta masyarakat umum, yang diharapkan mengalami perubahan.