SEJARAH KOTA PANGURURAN.

SEJARAH KOTA PANGURURAN

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian
Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh :
LASTRIKA DEBORA MARBUN
NIM. 3123121029

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

i

ABSTRAK
LASTRIKA DEBORA MARBUN. NIM.3123121029. SEJARAH KOTA
PANGURURAN. SKRIPSI S-1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH.

FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Pangururan, untuk
mengetahui latar belakang dijadikannya Pangururan sebagai ibukota Kabupaten
Samosir, dan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan Pangururan setelah
menjadi ibukota. Penelitian ini dilaksanakan di kota Pangururan.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan dari skripsi ini
digunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan
deskriptif kualitatif, dimana data diperoleh dari lapangan yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian. Data juga diperoleh dari hasil wawancara dengan
para tokoh yang mengetahui tentang sejarah dan perkembangan dari kota
Pangururan, selain itu data juga diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian, peneliti dapat mengetahui tentang asal mula nama
Pangururan. Kota Pangururan mengalami perkembangan dengan tahapan-tahapan
yang sangat panjang yang terbagi meliputi perkembangan Pangururan di bidang
jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan dan transportasi. Dari keseluruhan hasil
penelitian di lapangan diperoleh kesimpulan bahwa perkembangan Pangururan
terjadi pada awal kota Pangururan menjadi ibukota Kabupaten Samosir baik
dalam bidang pertumbuhan jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan dan mata
pencaharian.
Kata Kunci : Kota Pangururan


ii

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala anugerah yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis. Dan hanya
melalui penyertaan-Nya penulis dimampukan menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Sejarah Kota Pangururan”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisannya, penggunaan tata bahasa
bahkan dalam penyajiannya. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati
penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Begitu banyak
pihak yang terlibat mendukung dalam penulisan sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis sepatutnya mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya, antara lain kepada:
-

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.


-

Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

-

Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Sejarah

sekaligus

sebagai

Dosen

Pembimbing

Skripsi

penulis.


Terimakasih untuk bimbingan dan semua masukan yang telah Bapak
berikan yang sangat membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
-

Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis. Terimakasih untuk arahan serta bimbingan yang selalu diberikan
kepada penulis selama masa perkuliahan.

-

Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku Dosen penguji atau pembanding bebas
yang banyak memberi inspirasi bagi peneliti.

-

Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen penguji yang banyak memberi
inspirasi bagi peneliti.

-


Seluruh staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Unimed khususnya Jurusan
Pendidikan Sejarah yang selama ini telah mentransferkan ilmunya dengan
senang hati kepada penulis.

iii

-

Terimakasih kepada semua informan yang telah membantu,

bersedia

meluangkan waktu, dan menyumbangkan pemikirannya kepada penulis.
-

Ayahanda tercinta Hasiholan Marbun dan Ibunda tercinta Magdalena
Siallagan. Mereka adalah pahlawan terhebat dalam hidup penulis. Terima
kasih untuk kasih sayang, pengorbanan, serta dukungan yang selalu
diberikan. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan umur yang panjang.

Dan tak lupa juga kepada saudara penulis Enansya Marbun, Rolexton
Manurung, Elfrida Marbun, Jaya Ambarita, Enjel LT Marbun, Rejekinta
Marbun, Fraude Marbun, Elfonsyah Marbun dan Glenn Alvaro Manurung.
Semoga pengorbanan kedua Orang Tua kita tidak sia-sia dan semoga kita
bisa membahagiakan mereka selalu.

-

Kak Nova Situmorang dan bang Moren Naibaho. Terimakasih untuk
tempat tinggal yang diberikan selama penulis mengadakan penelitian.

-

Sahabat-Sahabat penulis di Five Girls (Eva Susanti, Jelita Simbolon, Sister
Togatorop dan Dewi Sihaloho). Santi Malau dan Waty Sitanggang

-

Teman satu kelas penulis Reguler A 2012. Terima kasih untuk
persahabatan selama perkuliahan.


-

Terimakasih kepada Josef Leon Pinsker yang telah memberikan semangat
dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

-

Keluarga Cemara Kak Desy Sitanggang, Kak Renyta, Kak Siska, Novela,
Bang Tunggul, Bang Nuel, Jody, Indra, Merdeka, Akung, Manri, Helpin,
Anto. Semoga Tuhan menyertai kita senantiasa.

-

Teman-Teman PPL SMANDU LUPA (SMA N 2 Lubuk Pakam). TemanTeman di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia)

-

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.


Medan,

Agustus 2016

Lastrika Debora Marbun

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ..................................................................................

ii

DAFTAR ISI .................................................................................................


v

DAFTAR TABEL ........................................................................................

ix

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................

1

A. Latar Belakang .................................................................................

1

B. Identifikasi Masalah .........................................................................

6

C. Pembatasan Masalah ........................................................................


6

D. Perumusan Masalah .........................................................................

6

E. Tujuan Penelitian..............................................................................

7

F. Manfaat Penelitian ............................................................................

7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................

8

A. Tinjauan Pustaka ..............................................................................


8

1. Konsep Kota.................................................................................

8

2. Sejarah Kota Pangururan .............................................................

9

3. Pertumbuhan Kota Pangururan ..................................................

13

4. Perkembangan Kota Pangururan..................................................

15

B. Kerangka Berpikir ..........................................................................

22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................

24

A. Metode Penelitian ............................................................................

24

B. Lokasi Penelitian ..............................................................................

24

C. Sumber Data....................................................................................

24

D. Teknik Pengumpulan Data...............................................................

25

E. Teknik Analisis Data ........................................................................

25

v

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................

26

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................

26

1. Kondisi Geografis ......................................................................

26

2. Iklim ...........................................................................................

28

B. Sejarah Kota Pangururan ................................................................

29

1. Asal Mula Nama Pangururan .....................................................

29

2. Pangururan Sebelum Masuknya Kolonial .................................

31

a. Keadaan Penduduk ................................................................

31

b. Sistem Pemerintahan .............................................................

35

c. Ilmu Pengetahuan ..................................................................

42

d. Teknologi ..............................................................................

43

e. Kesenian ................................................................................

43

f. Agama ...................................................................................

44

3. Pangururan Setelah Masuknya Kolonial ....................................

44

C. Pangururan Sebagai Ibukota Kabupaten Samosir...........................

58

D. Perkembangan Pangururan Setelah Menjadi Ibukota Pangururan .

61

1.Keadaan Penduduk Kecamatan Pangururan .................................

62

a. Jumlah Penduduk.....................................................................

62

b. Pendidikan.......................................................................... .....

65

c. Kesehatan.............................................................................. ..

67

d. Mata Pencaharian.................................................................. ..

70

2. Objek Wisata Pangururan.......................................................... ..

71

a. Terusan Tano Ponggol ..........................................................

71

b. Pemadian Air Panas di Aek Rangat .....................................

72

c. Monumen Perjuangan Liberty Malau ...................................

73

d. Komunitas Tenun Ulos Batak Huta Raja Lumban Suhi-suhi

73

e. Pantai Pasir Putih .................................................................

74

f. Open Stage Pasar Pangururan ...............................................

74

g. Museum Gereja Katolik Inkulturasi ......................................

75

vi

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................

76

B. Saran ..........................................................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

78

LAMPIRAN ..................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Statistik Geografi Kecamatan Pangururan ......................................... 28
Tabel 4.2 Statistik Iklim Kecamatan Pangururan ............................................. 29
Tabel 4.3. Statistik Penduduk Kecamatan Pangururan ....................................... 63
Tabel 4.4 Luas wilayah, penduduk dan kepadatan
penduduk menurut Desa di Kecamatan Pangururan.............................. 64
Tabel 4.5 Statistik tingkat pendidikan Guru di Kecamatan Pangururan............. 66
Tabel 4.6 Statistik Kesehatan Umum Kecamatan Pangururan .......................... 68
Tabel 4.7 Statistik Kesehatan Kecamatan Pangururan ...................................... 69

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota merupakan tempat bermukimnya warga kota, tempat bekerja,
tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintahan dan lain-lain dimana proses
pembentukannya

bukan serta merta, ada begitu saja, melainkan ada proses

kultural yang panjang disana. Sebagai suatu entitas yang utuh, apapun realitas
kota, merupakan wahana hidup bagi seluruh warganya, dengan daya dukung
material kewilayahan apapun yang ada di kota itu.

Pada awalnya kota merupakan sebuah desa yang kemudian mengalami
perubahan secara terus-menerus hingga membentuk sebuah kota, karena pada
hakikatnya segala sesuatunya di dunia ini akan mengalami perubahan tidak
terkecuali dengan perubahan pada sebuah wilayah. Desa-desa akan berubah
menjadi kota kecil, kota kecil akan berubah menjadi kota sedang, kota sedang
akan berubah menjadi kota besar, kota besar akan berubah menjadi kota
metropolis (kota yang amat besar), dan kota metropolis akan berubah mejadi kota
megalopolis (kota yang super besar).

Ketika sebuah kota mengalami perubahan baik itu perubahan secara
lambat maupun perubahan secara drastis, manusia sebagai penghuni utama dari
sebuah kota tidak akan diam begitu saja melainkan akan ikut juga berubah sejalan
dengan perubahan yang terjadi di kota tersebut. Karena pada dasarnya manusia
adalah makhluk yang sangat lentur dalam menyikapi perubahan dan ketika
1

menyikapi perubahan tersebut manusia memiliki cara-cara tersendirinya yaitu
dengan cara mengikuti dan menyesuaikan diri terhadap adanya perubahan
tersebut.
Lain dengan di desa, perubahan yang terjadi di kota biasanya terjadi
secara drastis (sangat cepat) hal ini disebabkan karena ransangan dari luar
biasanya sangat berpengaruh terhadap percepatan perubahan di kota. Dimana
dalam tempo yang tidak terlalu lama, banyak kota-kota yang berubah wajahnya
secara drastis. Salah satu faktor pemicunya adalah perkembangan teknologi yang
serba cepat pula. Tidak hanya dari teknologi, di kota jugalah berkembang
kebudayaan umat manusia. Hal ini bisa kita lihat pada tingginya keterampilan
teknis, berkembangnya gagasan manusia, majunya berbagai bidang kesenian, dan
munculnya segala penemuan-penemuan baru.
Munculnya kota untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia
terjadi di tempat yang strategis seperti di lembah sungai Nil dan Efrat-Tigris.
Dimana faktor yang menyebabkan lahirnya permukiman berupa kota itu
diakibatkan karena telah cukupnya bahan pangan yang dihasilkan oleh pedesaan.
Dengan sendirinya ada orang-orang yang terbebaskan dari pekerjaan mengolah
tanah. Mereka itulah yang nanti mulai hidup dari kegiatan non-agraris, misalnya
dagang transportasi.
Melihat perkembangan kota-kota di Indonesia saat ini, Menno dan Alwi
(1994:26) mengatakan bahwa kota-kota di Indonesia dapat dilihat dan dikenali
menurut

statusnya

dalam

struktur

2

ketatanegaraan

dan

pemerintahan

(administratif). Kita dapat menjumpai kota-kota kecil yang pada umumnya adalah
ibukota Kabupaten atau Kecamatan. Setingkat lebih tinggi adalah Kotamadya
(Kotapraja), yang sejajar dengan daerah otonom tingkat II.
Kota Pangururan adalah ibukota Kabupaten Samosir yang berkembang
cukup pesat dalam segala bidang dan menjadi kota yang sangat penting di
Kabupaten Samosir. Karena pada hakikatnya ibukota merupakan suatu sistem
jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan pusat permukiman dan kegiatan
penduduk, serta sebagai pusat aktivitas manusia yang meliputi pusat
pemerintahan, pusat perekonomian dan lainnya
Kota Pangururan memiliki letak yang cukup strategis. Konon, sejak
jaman kemerdekaan hingga tahun 1980-an satu-satunya tempat transit yang paling
populer di Samosir adalah Tano Ponggol yang terdapat di kecamatan Pangururan.
Tempat ini menjadi tempat persinggahan bagi orang-orang yang akan melakukan
aktivitas perdagangan hasil-hasil bumi dari Samosir seperti bawang, jagung,
kacang (hasil utama saat itu) dengan tujuan kota dagang kecil yaitu Haranggaol
setiap hari seninnya dan Tigaras setiap hari Jumat, dengan menggunakan
kendaraan lewat danau yaitu Kapal (seperti kapal/solu-solu penumpang Tomok –
Ajibata sekarang). Selain Tano Ponggol sebagai transit perdagangan juga satusatunya jalan transportasi keluar dari Samosir dengan berbagai tujuan, salah
satunya ialah perjalanan para anak-anak yang akan melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kebanyakan mereka memulai perjalanan
dari Pelabuhan Pangururan (Tajur) dan Tano Ponggol.

3

Jika dilihat dari segi fisik, kota merupakan suatu pemukiman yang
mempunyai bangunan-bangunan perumahan yang berjarak cukup rapat dan
mempunyai sarana-sarana serta fasilitas-fasilitas yang memadai yang berguna
untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduknya. Terlepas dari besarnya jumlah
penduduk yang paling utama disini adalah gedung-gedung dan bangunanbangunan yang letaknya berdekatan, dari memiliki sarana dan prasana umum
seperti jalanan, air dan penerangan, sarana ibadah, pemerintahan, rekreasi,dan
olahraga, ekonomi, komunikasi, serta lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan
bersama penduduknya.
Kota Pangururan merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Samosir,
disana terdapat banyak kantor-kantor penting yang selalu dikunjungi orang
banyak, baik itu orang yang memang bertugas disana maupun orang-orang yang
sedang mengurus kepentingan administrasi dalam menjalankan kewajibannya
sebagai warga Negara. Kantor-kantor penting itu misalnya adalah kantor dinas
pendidikan, kantor DPRD. Selain itu juga terdapat tempat-tempat bersejarah
seperti Tano ponggol, Tugu juang, Mesjid Al-Hasanah, Rumah sakit, dan juga
terdapat tempat bermain atau tempat wisata yang bisa kita nikmati di kota
tersebut. Ini semua merupakan pendukung kemajuan kota Pangururan hingga
sampai saat ini.
Masyarakat kota mempunyai lingkungan fisik dan lingkungan sosial
tersendiri. Mayarakat kota dengan lingkungan fisik pada umumnya memiliki
sumber perekonomian yang besar seperti pasar atau supermarket, gedung-gedung
pencakar langit, dan tempat-tempat yang cocok digunakan untuk rekreasi.
4

Sementara lingkungan sosial masyarakatnya heterogen, bersifat individualistis dan
materialistis, terjadi kesenjangan sosial antara orang miskin dan orang kaya dan
norma-norma agama tidak terlalu ketat. Semuanya itu turut membentuk dan
memperngaruhi gagasan-gagasan dan tingkah laku serta membentuk nilai-nilai
yang dianut oleh mereka yang berada atau berdiam didalamnya. Mereka
mempunyai pola-pola budaya pola-pola tingkah laku, lembaga-lembaga dan
pranata-pranata serta struktur sosial yang berbeda dari masyarakat primitif
maupun masyarakat desa.
Seperti diketahui bahwa adanya latar belakang geografis suatu kota akan
memberikan corak yang khas mengenai kehidupan kotanya. Dalam perkembangan
kehidupannya, kota dapat saja mengalami perubahan fungsi dari suatu fungsi
tertentu menjadi fungsi yang lain. Seperti yang terjadi di kota-kota Eropa Barat
pada abad pertengahan. Dimana kota-kota yang ada sekarang mempunyai fungsi
sebagai pusat perdagangan tetapi dulunya kota tersebut berfungsi sebagai pusat
keagamaan atau pusat pemerintahan. Perubahan fungsi tersebut sejalan dengan
makin majunya fasilitas-fasilitas perkotaan yang ada, dan kemajuan teknologi.
Pada masa sekarang ini kebanyakan kota-kota yang ada dan mempunyai
fungsi jamak (multi function city). Hal ini disebabkan karena manusia mempunyai
kegiatan-kegiatan yang beranekaragam seperti kegiatan politik, kegiatan sosial,
kegiatan ekonomi, kegiatan budaya, yang pada umumnya berpusat di kota-kota
tersebut. Yunus (2009:6)

5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
identifikasi masalah adalah sebagai berikut :
a. Sejarah terbentuknya kota Pangururan
b. Pangururan dijadikan sebagai Ibukota Kabupaten Samosir
c. Perkembangan kota Pangururan setelah menjadi Ibukota Kabupaten
Samosir
d. Perkembangan transportasi kota Pangururan setelah menjadi Ibukota
Kabupaten.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini dibatasi
mengenai”Sejarah Kota Pangururan”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan
masalah adalah:
a. Bagaimana sejarah terbentuknya kota Pangururan ?
b. Mengapa Pangururan dijadikan sebagai ibukota Kabupaten Samosir ?
c. Bagaimana perkembangan kota Pangururan setelah menjadi Ibukota
Kabupaten Samosir ?

6

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya kota Pangururan.
b. Untuk mengetahui mengapa kota Pangururan yang dijadikan sebagai
Ibukota Kabupaten Samosir.
c. Untuk mengetahui perkembangan kota Pangururan setelah menjadi
ibukota Kabupaten Samosir.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Menambah wawasan peneliti tentang Sejarah Kota Pangururan
b. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik
dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum tentang sejarah kota
Pangururan
c. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya Pangururan untuk
mengetahui sejarah kota Pangururan dijadikan sebagai ibukota kabupaten
Samosir
d. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khususnya jurusan
pendidikan sejarah untuk dapat kiranya
mengenai sejarah kota Pangururan.

7

mengetahui dan memahami

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sejarah kota Pangururan, sejak dulunya hingga sampai saat ini merupakan
sejarah yang begitu panjang. Mulai dari Pangururan berbentuk huta atau
perkampungan sederhana yang dihuni oleh orang-orang Batak Toba
awalnya hingga terbentuk menjadi kota seperti sekarang ini.
2. Pangururan berasal dari kata urur yang artinya kasau atau kayu bulat.
Pangururan sebagai jalur perlintasan lewat Tano Ponggol yang merupakan
daerah transit dalam melakukan aktivitas perdagangan oleh orang-orang
dari Sidikalang, Tanah Karo, dan Sumbul.
3. Masuknya Belanda ke kota Pangururan tahun 1906 membawa perubahan
yang cukup berpengaruh dalam bidang infrastruktur, seperti pembangunan
jembatan, jalan, rumah ibadah, dan gedung-gedung.
4. Setelah ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Samosir, kota Pangururan
sebagai pusat pemerintahan, selain itu Pangururan juga merupakan tempat
perdagangan, adanya fasilitas-fasilitas diperkotaan seperti sarana hiburan
dan tempat wisata.
5. Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi membuat kota Pangururan
semakin padat, berbagai etnis berkumpul menjadi satu.

76

B. Saran
Selama melakukan penelitian dan dalam penulisan skripsi ini, peneliti
mendapatkan berbagai kendala dalam beberapa hal, seperti terbatasnya data-data
pendukung yang menuliskandan mencantumkan tentang kota Pangururan. Dengan
bagitu peneliti menyarankan kepada lembaga-lembaga yang mengurusi masalah
tersebut untuk menambah, mengusahakan dan mencari sumber-sumber yang
berhubungan dengan Kota Pangururan. Agar kedepannya, jika ada penelitian
lanjutan atau para peneliti yang ingin meneliti Kota Pangururan dapat
memperoleh hasil yang benar-benar objektif.
Hal yang paling penting adalah perhatian pemerintah Kota Pangururan
yang sangat kurang terhadap sejarah daerahnya sendiri dan peninggalanpeninggalan bersejarah yang ada sampai saat ini. Tidak banyak masyarakat yang
tau tentang sejarah Kota Pangururan. Untuk itu, diperlukan penggalian dan
penelusuran tentang sejarah yang ada di daerah tersebut.
Terakhir, untuk pengembangan selanjutnya diharapkan semua unsur
masyarakat dan pemerintah agar saling bekerja sama untuk memajukan potensipotensi yang ada di Kota Pangururan. Seperti potensi wisatam Ekonomi, dan
memanfaatkan peninggalan-peninggalan bersejarah sebagai objek wisata agar
masyarakat Pangururan khususnya cinta akan sejarah lokalnya.

77

DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, D, (2007), Metodologi Penelitian Sejarah, Ar-ruzzmedia:
Yogyakarta
Aksara, B,(1977), Masyarakat Kuno dan Kelompok-kelompok Sosial ,Penerbit
Obor:Jakarta
Bintarto, R, (1983), Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Ghalia
Indonesia:Jakarta
BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Samosir. Statistik Daerah Kecamatan
Pangururan 2013,
Branch, M, (1996), Perencanaan Kota Komprehensif Pengantar dan
Penjelasan.Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Castles, L, (2001), Kehidupan Politik Suatu Keresidenan di Sumatra: Tapanuli
1915-1940, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) bekerjasama dengan
Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation: Jakarta
Daldjoeni, N, (1998), Geografi Kota dan Desa ,Penerbit Alumni : Bandung
Daldjoeni, N,(1992), Seluk Beluk Masyarakat Kota, Penerbit Alumni :Bandung
Gallion, A, Eisner Simon, (1992), Pengantar Perancangan Kota. Penerbit
Erlangga:Jakarta
Kuntowijoyo, (2003), Metodologi Sejarah, PT. Tiara Wacana Yogya: Yogyakarta
Kusno, A, (2012), Pengantar Sejarah Kota. PenerbitOmbak:Yogyakarta
Menno S, Alwi Mustamin, (1992), Antropologi Perkotaan, Rajawali Pers : Jakarta
Mirsa, R, (2012), Elemen Tata Ruang Kota, Graha ilmu: Yogyakarta
Rahmad, (2013), Sejarah Kota Kisaran,Unimed Press: Medan
Sugiharto, (2008), Pembangunan dan Pengembangan Wilayah, USU Press:Medan
Yunus, H, (2005), Klasifikasi Kota, pustaka Pelajar: Yogyakarta

78