Analisis Faktor Individu Komitmen menjadi peubah paling bernilai besar terhadap produktivitas

4.3.5 Masa kerja

Karakteristik berdasarkan masa kerja sangat berpengaruh terhadap jabatan dan kemampuan dalam mengambil keputusan saat bekerja. Semakin lama masa kerja pegawai, maka semakin ahli pegawai tersebut dalam mengambil keputusan saat bekerja. Masa kerja pegawai dikelompokkan menjadi 5 lima, dimana yang dominan masa kerja 1-5 tahun 37 dan yang paling kecil masa kerja 1 tahun 3. Rincian lainnya dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Persentase pegawai berdasarkan masa kerja

4.4. Analisis Faktor Individu

Faktor individu merupakan faktor yang dapat memengaruhi produktivitas pegawai karena berasal dari diri pegawai sendiri. Berikut ini adalah hasil dari penilaian pegawai terhadap faktor individu yang memengaruhi produktivitas pegawai dalam bekerja Tabel 3. Tabel 3. Penilaian pegawai terhadap faktor individu No Peubah Bobot Nilai Skor Rataan Ket. 5 4 3 2 1 1 Komitmen 46 11 0 0 0 4,81 Sangat Setuju 2 Loyalitas 5 31 21 0 0 3,72 Setuju 3 Motivasi 10 39 7 1 0 4,02 Setuju Keterangan : = 4,81, dan perhitungan seterusnya diperoleh dengan cara yang serupa. Setuju S dapat dilihat pada Tabel 2 Hal. 19 Lanjutan Tabel 3. No Peubah Bobot Nilai Skor Rataan Ket. 5 4 3 2 1 4 Disiplin 6 42 9 0 0 3,95 Setuju 5 Pendidikan 11 28 17 1 0 3,86 Setuju 6 Kemampuan 21 35 1 0 0 4,35 Sangat Setuju 7 Kepribadian 15 39 3 0 0 4,21 Setuju Skor Rataan 4,13 Setuju Berdasarkan penilaian responden terhadap faktor individu yang berpotensi memengaruhi produktivitas pegawai, diperoleh hasil berikut : a. Dari total skor rataan 7 tujuh peubah lalu dibagi dengan banyaknya jumlah peubah tersebut, maka diperoleh hasil rataan akhir 4,13 yang artinya responden setuju apabila faktor individu menjadi faktor yang berkontribusi nyata terhadap produktivitas pegawai.

b. Komitmen menjadi peubah paling bernilai besar terhadap produktivitas

pegawai dengan perolehan skor rataan 4,81. c. Loyalitas menjadi peubah paling bernilai kecil terhadap produktivitas pegawai dengan perolehan skor rataan 3,72.

4.4.1 Kaiser Meyer Olkin KMO

Nilai KMO berfungsi sebagai indikator kelayakan pengujian dengan kisaran nilai yang terbentuk antara 0,5 hingga 1,0. Penelitian ini dikatakan layak apabila nilai KMO lebih dari 0,5 dan proses analisis dapat dilanjutkan. Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap 57 pegawai PT BRI Persero Tbk. Kanca Pajajaran Bogor yang diolah menggunakan analisis faktor, diperoleh nilai KMO faktor individu dari 7 peubah adalah 0,741 yang artinya dengan nilai ini analisis faktor layak digunakan dalam penelitian. Nilai KMO dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.4.2 Anti-image Matrices

Anti-image Matrices merupakan tahap selanjutnya setelah pengujian nilai KMO. Tujuannya untuk menguji korelasi parsial antar peubah, dilihat dari Tabel Anti Image Correlation Lampiran 6. Pada tabel ini nilai yang dilihat adalah yang membentuk garis diagonal dan memiliki simbol “a”. Nilai yang memiliki simbol tersebut merupakan nilai Measure of Sampling Adequacy MSA. Nilai MSA dari 7 peubah dapat dilihat dari pada Tabel 4. Jika nilai MSA kurang dari 0,5, maka pernyataan tersebut akan direduksidikeluarkan. Tabel 4. Nilai MSA untuk 7 peubah dalam faktor individu No Peubah Nilai MSA 1. Disiplin 0,819 2. Komitmen 0,773 3. Motivasi 0,758 4. Pendidikan 0,751 5. Kemampuan 0,708 6. Loyalitas 0,705 7. Kepribadian 0,704 Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa semua peubah telah memiliki nilai MSA lebih dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa semua peubah dalam faktor individu tersebut mempunyai pengaruh terhadap produktivitas pegawai.

4.4.3 Communalities

Tabel Communallities merupakan tabel yang bertujuan untuk memperlihatkan nilai hasil ekstraksi dari 7 peubah faktor individu Lampiran 7. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Communalities faktor individu No Peubah Initial Extraction 1. Kepribadian 1,000 0.811 2. Motivasi 1,000 0.754 3. Loyalitas 1,000 0.685 4. Kemampuan 1,000 0.609 5. Komitmen 1,000 0.556 6. Disiplin 1,000 0.537 7. Pendidikan 1,000 0.373 Pada faktor ini nilai ekstraksi yang paling besar adalah motivasi 81,1, artinya kepribadian dinilai mampu memengaruhi produktivitas kerja pegawai. Sama halnya dengan 6 enam peubah lain, semakin besar nilai communalities yang dihasilkan, maka menunjukan semakin kuat hubungan peubah dengan faktor yang akan terbentuk.

4.4.4 Total Variance Explained

Setelah mengetahui nilai ekstraksi masing-masing peubah pada Tabel Communalities, maka proses analisis dilanjutkan dengan melihat hasil dari Tabel Total Variance Explained Lampiran 8 untuk mengetahui berapa jumlah faktor yang terbentuk dari ekstraksi pernyataan-pernyataan tersebut. Dalam penelitian ini terbentuk 2 dua faktor melalui pengelompokkan 7 peubah yang digunakan saat penyebaran kuesioner. Faktor yang terbentuk ini dapat dilihat pada nilai kepentingan relatif masing-masing faktor eigenvalues yang terdapat pada kolom Total Variance Explained , nilai eigenvalues lebih besar daripada 1 satu maka faktor tersebut dianggap layak untuk dijadikan faktor yang memengaruhi produktivitas pegawai di PT BRI Persero Tbk. Kanca Pajajaran Bogor. Setiap faktor mewakili pernyataan yang dianalisis dengan kekuatan setiap faktor yang ditunjukkan dengan besarnya nilai ragam yang dijelaskan dengan eigenvalues. Tabel Total Variance Explained berisi nilai faktor loading atau nilai korelasi antar suatu peubah dengan 2 dua faktor yang terbentuk. Tabel Rotated Component Matrix Lampiran 9 menunjukkan 7 peubah yang digunakan dalam penelitian ini telah membentuk faktor-faktor baru yang dikelompokkan berdasarkan nilai faktor loading terbesar. Hal tersebut menandakan hubungan terbesar antar pernyataan dengan faktor baru yang terbentuk. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Faktor individu yang terbentuk Komponen Utama Eigenvalues Ragam Peubah Nilai Loading Motivasi 3,21 45,91 Motivasi 0,843 Loyalitas 0,828 Disiplin 0,591 Pendidikan 0,535 Kepribadian 1,11 15,89 Kepribadian 0,863 Komitmen 0,744 Kemampuan 0,736

4.4.5 Faktor dominan yang terbentuk

Berdasarkan hasil tabel di atas diketahui bahwa terdapat 2 dua faktor individu yang berpengaruh terhadap produktivitas pegawai dengan total kumulatif variasi data 61,8 Lampiran 7. Hal ini berarti bahwa 2 dua faktor tersebut memiliki pengaruh yang kuat sebagai sumber produktivitas pegawai. Faktor individu yang paling memengaruhi produktivitas pegawai dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya adalah faktor motivasi dengan perolehan eigenvalues paling besar 3,21 dengan keragaman data 45,91. Alasan faktor ini dinamakan motivasi, karena selain memiliki nilai loading terbesar, semakin tinggi motivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan, maka semakin tinggi pula tingkat produktivitasnya dengan anggapan bahwa kemampuan pegawai tersebut tidak berubah Sirait, 2006. Dimana salah satu hal yang dapat memotivasi pegawai adalah dengan cara memberikan pujian dan penghargaan atas prestasi kerja yang terbentuk. Selain didominasi oleh motivasi, dalam faktor ini juga terdapat peubah loyalitas, disiplin dan pendidikan. Dimana masing-masing peubah memengaruhi produktivitas pegawai. Loyalitas pegawai dapat dilihat dari kesetiaannya terhadap perusahaan dengan tidak berpikir untuk pindah tempat kerja dan tidak menganggap kompensasi finansial sebagai aspek yang utama dalam bekerja. Kedisiplinan pegawai adalah sifat seorang pegawai yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan perusahaan tertentu dan disiplin dipandang sebagai bentuk latihan bagi pegawai dalam melaksanakan peraturan perusahaan. Semakin disiplin, maka akan semakin tinggi produktivitas kerja pegawai. Bentuk kedisiplinan, khususnya bersifat hukuman fisik tidak otomatis berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas Mangkuprawira dan Hubeis, 2007. Sedangkan pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat dan tepat. Sedangkan latihan membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja. Semakin tinggi tingkat diklat seseorang, semakin tinggi pula tingkat produktivitasnya Sirait, 2006.

4.4.6 Faktor pendukung yang terbentuk

Faktor lain yang terbentuk yaitu faktor kepribadian dengan nilai eigenvalues 1,11 dan memiliki keragaman data 15,89. Alasan faktor ini dinamakan kepribadian, karena kepribadian merupakan sifatkarakter yang muncul sebagai cermin dari pribadi seseorang. Selain itu, dalam menjalankan tugasnya, seorang pegawai dituntut untuk memiliki kepribadian mantap dan mampu menunjukkan moralitas baik. Oleh karena itu, faktor kepribadian turut andil dalam peningkatan produktivitas pegawai dalam bekerja Yuniarsih dan Suwatno, 2009. Selain didominasi oleh kepribadian, dalam faktor ini juga terdapat peubah komitmen dan kemampuan. Dimana masing-masing peubah memengaruhi produktivitas pegawai. Komitmen bagi seluruh pegawai PT BRI Persero Tbk. Kanca Pajajaran Bogor adalah suatu kesepakatan yang telah dibuat bersama dengan tujuan agar seluruh pegawai memiliki keterlibatan langsung dalam penetapan komitmen selanjutnya, agar tidak ada pegawai yang merasa tidak setuju dengan hasil keputusan komitmen yang baru dan komitmen ini selalu diperbaharui setiap 1 satu tahun sekali. Komitmen tersebut menjaga mutu layanan prima sebagai budaya kerja, meningkatkan integritas kerja sebagai wujud Good Corporate Governance, meningkatkan kebersamaan dan kepedulian sesama rekan kerja.

4.5. Analisis Faktor Organisasi