KONSTRUKSI SURAT KABAR ATAS MUNAS VIII PARTAI GOLKAR Analisis Framing pada Harian Media Indonesia dan Surabaya Post( edisi 59 Oktober 2009 )
KONSTRUKSI SURAT KABAR ATAS MUNAS VIII PARTAI
GOLKARAnalisis Framing pada Harian Media Indonesia dan Surabaya
Post( edisi 59 Oktober 2009 )
Oleh: Tony Gunawan ( 05220213 )
Communication Science
Dibuat: 20100904 , dengan 8 file(s).
Keywords: Ekonomi Politik Media, Konstruksi Realitas, Pemberitaan
ABSTRAK
Penelitian ini didasari atas ketertarikan peneliti mengamati pemberitaan pada harian Media
Indonesia dan Surabaya Post selama pagelaran Musyawarah Nasional Partia Golkar VIII di
Pekanbaru, Riau 58 Oktober 2009 terkait dengan kedekatan kedua harian tersebut dengan dua
kandidat yang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar yakni Surya Paloh dan
Aburizal Bakrie. Meskipun agenda Munas tidak hanya pemilihan Ketua Umum namum ajang
Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar tersebut menjadi fokus perhatian utama Munas kali ini.
Pemilihan Ketua Umum ini diikuti oleh empat calon, meski pada akhirnya yang bersaing hanya
dua orang yakni Surya Paloh dan Aburizal Bakrie dikarenakan Yuddy Chrisnandi dan Tommy
Soeharto gagal menembus babak voting. Dua orang calon kuat yakni Surya Paloh dan Aburizal
Bakrie merupakan pengusaha besar di negeri ini, mereka juga samasama memiliki perusahaan
media. Salah satu media milik Aburizal Bakrie adalah Surabaya Post, Aburizal menguasai
sahamnya melalui PT Mitra Media Espe, sedangkan Surya Paloh memiliki Media Indonesia
melalui PT Citra Media Nusa Purnama. Faktor kepemilikan media atau ekonomi politik media
selama ini dianggap sangat berpengaruh terhadap objektivitas dan konstruksi realitas
pemberitaan masingmasing media. Maka penelitian ini tertarik untuk mengkaji bagaimana
Media Indonesia dan Surabaya Post mengkonstruksi realitas tentang pemilihan Ketua Umum
Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar VIII tahun 2009, mengingat dua orang
calon yang bersaing merupakan pemilik kedua media tersebut.
Untuk mengetahui bagaimana media mengkonstruksi realitas atas pemilihan Ketua Umum Partai
Golkar dalam Munas, maka peneliti menggunakan metode analisis framing yang telah
dikembangkan oleh Pan dan Kosicki. Metode ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai
frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide. Frame ini adalah suatu ide yang
dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam suatu teks berita (seperti kutipan nara sumber,
latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu) ke dalam teks secara keseluruhan. Dilihat
dari kelengkapan perangkat framing, model ini lebih detil dalam menganalisis setiap teks yang
ada. Model ini membagi struktur analisis menjadi empat bagian yaitu struktur sintaksis, skrip,
tematik dan retoris.
Metode penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif Interpretatif
menggunakan pendekatan analisis teks media. Paradigma penelitian didasarkan pada
konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang netral, tetapi hasil
dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis adalah
menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi
itu dibentuk.
Berdasarkan hasil penelitian pada kesepuluh berita yang diteliti, menunjukkan bahwa kedua
media yakni Media Indonesia dan Surabaya Post samasama mengkonstruksi realitas
berdasarkan sudut pandang masingmasing. Media Indonesia dalam setiap berita selama Munas
menekankan adanya perbedaan pandangan politik antara Surya Paloh dengan Aburizal Bakrie.
Media Indonesia membawa dan mendukung visi politik Surya Paloh untuk berada di luar
pemerintahan jika berhasil memimpin Partai Golkar. Sebaliknya Media Indonesia menentang
visi politik Aburizal Bakrie untuk berada dalam pemerintahan atau propemerintah jika berhasil
menang. Karena Media Indonesia menganggap Partai Golkar tidak layak berada dalam
pemerintahan akibat dua kali kalah dalam Pemilu yakni Pileg dan Pilpres 2009. Sedangkan
Surabaya Post menganggap Munas ini sebagai salah satu perhatian politik besar negara “fokus
publik” sehingga beritaberita tentang Munas hampir selalu mengisi halaman utama, selain itu
Surabaya Post menganggap sosok Aburizal Bakrie merupakan calon Ketua Umum Partai Golkar
yang paling tepat untuk dapat membawa Golkar meraih kejayaan di masa depan, akibatnya
Surabaya Post terkesan mengkerdilkan peluang caloncalon lain.
Pemberitaan Media Indonesia selama Munas berlangsung dengan sangat jelas mendukung Surya
Paloh, sedangkan Surabaya Post dengan sangat jelas pula memihak Aburizal Bakrie. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa faktor kepemilikan media di Indonesia sangat mempengaruhi
konstruksi realitas pemberitaan yang dibangun oleh masingmasing media.
ABSTRACT
Key Words: Political Economy Of Media, Reality Construction, News
This researching based on researcher attractiveness news on media Indonesia and surabaya Post
daily during a show of National Discussion (Munas) Golkar Party VIII at Pekanbaru, Riau
October 58 2009 hooked with proximity daily both with two candidate who nominate self as
general leader become focus of interest Munas this time. This general leader election join by four
candidate, even finally that compete just two person namely Surya Paloh and Aburizal Bakrie
because Yuddy Chrisnandi and Tommy Soeharto fall through voting phase. Two persons strong
candidate namely Surya Paloh and Aburizal Bakrie is big businessperson in this country, they
also equally have media company. One of media company of Aburizal Bakrie is Surabaya Post,
Aburizal dominate stock share it through PT Mitra Media Espe, while Surya Paloh have Media
Indonesia through PT Citra Media Nusa Purnama. Ownership factor of media or political
economy of media as long as believed very influence regarding objectivity and reality
construction of news every media. So this research interesting for learn how Media Indonesia
dan Surabaya Post reconstuct of reality about general leader election of Golkar Party on National
Discussion (Munas) Golkar Party VIII 2009, consider two persons of candidate that compete is
ownership of media both.
For know how media relity constuction about general leader election of Golkar Party on National
Discussion (Munas) so researcher use framing analysis method by Pan dan Kosicki. This method
having an assumption that every news have frame that functional as center of organization idea.
This frame is an idea that connected with different element on a news text (such as quote
sourceperson, information background, using word, certain sentences) to text totality look from
completeness framing apparatus, this model is more detail on analyze there are every text. This
model divide structure analysis to be four part namely syntax structure, script, thematic and
rhetorical.
Researching method used on this researching is interpretative qualitative method use media text
analysis approach.researching paradigm based on constructionis look at social life reality neither
neutral reality but result of construction. Because of it analysis concentration at constructionis
paradigm is finding how event or reality deconstucts by what construction formed.
Based on researching result at tenth of news analyzed, indicate that two media namely Media
Indonesia dan Surabaya Post both construction based on point of view each other. Media
Indonesia on every news during Munas emphasize distinction politics point of view between
Surya Paloh with Aburizal Bakrie. Media Indonesia bring and support politics vision of Surya
Paloh for outside of governmentif succeed lead Golkar Party. On the other hand Media Indonesia
opposing politics vision Aburizal Bakrie for into government if win succeed. Because Media
Indonesia assume Golkar Party not proper into government as consequence twice defeat on
General Election (Pemiu) Nemely Pileg dan Pilpres 2009. While Surabaya Post assume this
Munas as one of big politics focus of country “public focus” so that news about Munas always
fill in main page, moreover Surabaya Post assume figure of Aburizal Bakrie is candidate of
general leader Golkar Party most accurate for bring Golkar achieve on future, ultimately
Surabaya Post impressed make small other candidates.
Media Indonesia news during Munas happened very obvious support Surya Paloh, while
Surabaya Post intense also side with Aburizal Bakrie. This way can concluded that ownership
media factor in Indonesia very influence news reality construction that built media each other.
GOLKARAnalisis Framing pada Harian Media Indonesia dan Surabaya
Post( edisi 59 Oktober 2009 )
Oleh: Tony Gunawan ( 05220213 )
Communication Science
Dibuat: 20100904 , dengan 8 file(s).
Keywords: Ekonomi Politik Media, Konstruksi Realitas, Pemberitaan
ABSTRAK
Penelitian ini didasari atas ketertarikan peneliti mengamati pemberitaan pada harian Media
Indonesia dan Surabaya Post selama pagelaran Musyawarah Nasional Partia Golkar VIII di
Pekanbaru, Riau 58 Oktober 2009 terkait dengan kedekatan kedua harian tersebut dengan dua
kandidat yang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar yakni Surya Paloh dan
Aburizal Bakrie. Meskipun agenda Munas tidak hanya pemilihan Ketua Umum namum ajang
Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar tersebut menjadi fokus perhatian utama Munas kali ini.
Pemilihan Ketua Umum ini diikuti oleh empat calon, meski pada akhirnya yang bersaing hanya
dua orang yakni Surya Paloh dan Aburizal Bakrie dikarenakan Yuddy Chrisnandi dan Tommy
Soeharto gagal menembus babak voting. Dua orang calon kuat yakni Surya Paloh dan Aburizal
Bakrie merupakan pengusaha besar di negeri ini, mereka juga samasama memiliki perusahaan
media. Salah satu media milik Aburizal Bakrie adalah Surabaya Post, Aburizal menguasai
sahamnya melalui PT Mitra Media Espe, sedangkan Surya Paloh memiliki Media Indonesia
melalui PT Citra Media Nusa Purnama. Faktor kepemilikan media atau ekonomi politik media
selama ini dianggap sangat berpengaruh terhadap objektivitas dan konstruksi realitas
pemberitaan masingmasing media. Maka penelitian ini tertarik untuk mengkaji bagaimana
Media Indonesia dan Surabaya Post mengkonstruksi realitas tentang pemilihan Ketua Umum
Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar VIII tahun 2009, mengingat dua orang
calon yang bersaing merupakan pemilik kedua media tersebut.
Untuk mengetahui bagaimana media mengkonstruksi realitas atas pemilihan Ketua Umum Partai
Golkar dalam Munas, maka peneliti menggunakan metode analisis framing yang telah
dikembangkan oleh Pan dan Kosicki. Metode ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai
frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide. Frame ini adalah suatu ide yang
dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam suatu teks berita (seperti kutipan nara sumber,
latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu) ke dalam teks secara keseluruhan. Dilihat
dari kelengkapan perangkat framing, model ini lebih detil dalam menganalisis setiap teks yang
ada. Model ini membagi struktur analisis menjadi empat bagian yaitu struktur sintaksis, skrip,
tematik dan retoris.
Metode penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif Interpretatif
menggunakan pendekatan analisis teks media. Paradigma penelitian didasarkan pada
konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang netral, tetapi hasil
dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis adalah
menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi
itu dibentuk.
Berdasarkan hasil penelitian pada kesepuluh berita yang diteliti, menunjukkan bahwa kedua
media yakni Media Indonesia dan Surabaya Post samasama mengkonstruksi realitas
berdasarkan sudut pandang masingmasing. Media Indonesia dalam setiap berita selama Munas
menekankan adanya perbedaan pandangan politik antara Surya Paloh dengan Aburizal Bakrie.
Media Indonesia membawa dan mendukung visi politik Surya Paloh untuk berada di luar
pemerintahan jika berhasil memimpin Partai Golkar. Sebaliknya Media Indonesia menentang
visi politik Aburizal Bakrie untuk berada dalam pemerintahan atau propemerintah jika berhasil
menang. Karena Media Indonesia menganggap Partai Golkar tidak layak berada dalam
pemerintahan akibat dua kali kalah dalam Pemilu yakni Pileg dan Pilpres 2009. Sedangkan
Surabaya Post menganggap Munas ini sebagai salah satu perhatian politik besar negara “fokus
publik” sehingga beritaberita tentang Munas hampir selalu mengisi halaman utama, selain itu
Surabaya Post menganggap sosok Aburizal Bakrie merupakan calon Ketua Umum Partai Golkar
yang paling tepat untuk dapat membawa Golkar meraih kejayaan di masa depan, akibatnya
Surabaya Post terkesan mengkerdilkan peluang caloncalon lain.
Pemberitaan Media Indonesia selama Munas berlangsung dengan sangat jelas mendukung Surya
Paloh, sedangkan Surabaya Post dengan sangat jelas pula memihak Aburizal Bakrie. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa faktor kepemilikan media di Indonesia sangat mempengaruhi
konstruksi realitas pemberitaan yang dibangun oleh masingmasing media.
ABSTRACT
Key Words: Political Economy Of Media, Reality Construction, News
This researching based on researcher attractiveness news on media Indonesia and surabaya Post
daily during a show of National Discussion (Munas) Golkar Party VIII at Pekanbaru, Riau
October 58 2009 hooked with proximity daily both with two candidate who nominate self as
general leader become focus of interest Munas this time. This general leader election join by four
candidate, even finally that compete just two person namely Surya Paloh and Aburizal Bakrie
because Yuddy Chrisnandi and Tommy Soeharto fall through voting phase. Two persons strong
candidate namely Surya Paloh and Aburizal Bakrie is big businessperson in this country, they
also equally have media company. One of media company of Aburizal Bakrie is Surabaya Post,
Aburizal dominate stock share it through PT Mitra Media Espe, while Surya Paloh have Media
Indonesia through PT Citra Media Nusa Purnama. Ownership factor of media or political
economy of media as long as believed very influence regarding objectivity and reality
construction of news every media. So this research interesting for learn how Media Indonesia
dan Surabaya Post reconstuct of reality about general leader election of Golkar Party on National
Discussion (Munas) Golkar Party VIII 2009, consider two persons of candidate that compete is
ownership of media both.
For know how media relity constuction about general leader election of Golkar Party on National
Discussion (Munas) so researcher use framing analysis method by Pan dan Kosicki. This method
having an assumption that every news have frame that functional as center of organization idea.
This frame is an idea that connected with different element on a news text (such as quote
sourceperson, information background, using word, certain sentences) to text totality look from
completeness framing apparatus, this model is more detail on analyze there are every text. This
model divide structure analysis to be four part namely syntax structure, script, thematic and
rhetorical.
Researching method used on this researching is interpretative qualitative method use media text
analysis approach.researching paradigm based on constructionis look at social life reality neither
neutral reality but result of construction. Because of it analysis concentration at constructionis
paradigm is finding how event or reality deconstucts by what construction formed.
Based on researching result at tenth of news analyzed, indicate that two media namely Media
Indonesia dan Surabaya Post both construction based on point of view each other. Media
Indonesia on every news during Munas emphasize distinction politics point of view between
Surya Paloh with Aburizal Bakrie. Media Indonesia bring and support politics vision of Surya
Paloh for outside of governmentif succeed lead Golkar Party. On the other hand Media Indonesia
opposing politics vision Aburizal Bakrie for into government if win succeed. Because Media
Indonesia assume Golkar Party not proper into government as consequence twice defeat on
General Election (Pemiu) Nemely Pileg dan Pilpres 2009. While Surabaya Post assume this
Munas as one of big politics focus of country “public focus” so that news about Munas always
fill in main page, moreover Surabaya Post assume figure of Aburizal Bakrie is candidate of
general leader Golkar Party most accurate for bring Golkar achieve on future, ultimately
Surabaya Post impressed make small other candidates.
Media Indonesia news during Munas happened very obvious support Surya Paloh, while
Surabaya Post intense also side with Aburizal Bakrie. This way can concluded that ownership
media factor in Indonesia very influence news reality construction that built media each other.