SP 3 998.413
1.333.333 334.920
190.000 144.920
Sumber: Data Lapangan diolah
Pada tabel di atas diketahui bahwa marjin pemasaran ditingkat sawmill pada saluran pemasaran 1 adalah sebesar Rp.248.661m3, pada saluran pemasaran
2 adalah sebesar Rp.298.214m3 dan pada saluran pemasaran 3 adalah sebesar Rp.334.920m3. Harga beli dari perantara dipengaruhi oleh bentuk batang kayu
sengon itu sendiri, karena semakin melengkung batang kayu sengon maka akan semakin besar penyusutannya. Sehingga semakin melengkung semakin murah
harganya. Selain biaya pemasaran ada juga biaya yang timbul akibat penyusutan.
Karena sawmill membeli dari perantara dalam bentuk Log meter kubik. Untuk dijadikan kotak meter kubik penyusutan yang terjadi sebesar 30 persen.
Keuntungan sawmill pada saluran pemasaran 1 adalah sebesar Rp.102.778m3, pada saluran pemasaran 2 adalah sebesar Rp.150.714m3 dan pada saluran
pemasaran 3 adalah sebesar Rp.114.940 m3.
5.5. Analisis Nilai Farmer’s Share
Tomek dan Robinson 1981;114 menjelaskan bahwa bagian harga yang diterima petani farmer’s share adalah suatu nilai hasil perbandingan antara
harga jual di petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen dan dinyatakan
dalam persentase. Nilai Farmer’s Share pemasaran kayu sengon ditiap saluran pemasaran disajikan pada tabel 18
Tabel 18. Farmer’s Share Kayu Sengon Menurut Saluran Pemasarannya Rupiahm3
Saluran Pemasaran
Harga Ditingkat Petani
Harga Di tingkat Sawmill
Farmers Share SP1
688.839 1.237.500
55.66 SP2
898.809 1.200.000
74.90 SP3
675.714 1.333.333
50.67
Sumber: Data Lapangan diolah
Pada penelitian ini bagian yang diterima petani atau Farmer’s Share adalah hasil perbandingan antara harga jual di petani dengan harga jual di
sawmill. Farmer’s Share atau bagian yang diterima petani untuk pemasaran kayu sengon pada saluran pemasaran 1, saluran pemasaran 2 dan saluran pemasaran 3
adalah masing 55,66, 74,9 dan 50,67 dari harga jual sawmill. Pada ketiga saluran pemasaran yang diteliti diketahui bahwa pada saluran pemasaran 2
memberikan bagian harga terbesar bagi petani dibandingkan saluran pemasaran lainnya, sedangkan saluran pemasaran 3 memberikan bagian harga petani yang
terkecil dari lainnya. Hal ini diakibatkan harga kayu sengon ditingkat petani lebih tinggi dari jenis lainnnya. Hal ini disebabkan petani di saluran pemasaran 2
menjual kayu sengon tidak dalam kondisi “berdiri” melainkan kayu tersebut dipanen sendiri dan diantarkan ke sawmill, sehingga bagian pemasaran perantara
diambil alih oleh petani sehingga keuntungan dan Farmer’s Share lebih tinggi dibandingkan saluran pemasaran lainnya.
Efisiensi saluran pemasaran diukur secara teknis dan ekonomis bertujuan untuk lebih meningkatkan keuntungan yang diterima lembaga pemasaran.
Efisiensi secara teknis dilihat dari upaya lembaga pemasaran dalam pengendalian fisik produk untuk mengurangi kerusakan dan penyusutan produk serta
menghemat tenaga kerja. Pemasaran kayu sengon Kecamaran Leuwisadeng memiliki jalur pemasaran utama yaitu dari Petani-Perantara-Sawmill. Sehingga
pemasaran kayu sengon Kecamatan Leuwisadeng dapat dikatakan efisien. Namun dalam kenyataannya ada alternatif jalur pemasaran yang lebih efisien yang hanya
melibatkan Petani-Sawmill, karena semakin sedikit lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran membuat pendistribusian produk makin cepat,
makin murah dan makin efisien produk diantar ke tingkat selanjutnya dalam hal ini material atau industri luar daerah. Namun saluran pemasaran yang hanya
melibatkan petani dan sawmill belum bisa diterapkan karena perantara mempunyai peran besar dalam pendanaan biaya pemasaran. Apabila tidak melalui
perantara, maka petani harus menanggung biaya pemasaran yang biasanya ditanggung perantara.
Tabel 19. Analisis Efisiensi Pemasaran Kayu Sengon Secara Ekonomis menurut Saluran Pemasarannya Rupiahm3
Uraian Saluran Pemasaran
SP 1 SP 2
SP 3 Marjin Pemasaran
548.661 301.191
657.619
Farmers Share 55.66
74.9 50.67
Sumber: Data Lapangan diolah Pada tabel di atas, marjin pemasaran kayu sengon diperoleh selama
prose pemasaran dari petani hingga ke sawmill untuk saluran pemasaran 1, saluran pemasaran 2 dan saluran pemasaran 3 adalah masing-masing
Rp.548.661m3, Rp.301.191m3 dan Rp.657.619m3. sehingga dipastikan bahwa marjin pemasaran tertinggi dihasilkan oleh saluran pemasaran 3 dan terendah
saluran pemasaran 2. Bagian yang diperoleh petani farmer’s share atas pemasaran kayu
sengon saluran pemasaran 1, saluran pemasaran 2 dan saluran pemasaran 3 adalah masing 55,66, 74,9 dan 50,67 dari harga jualnya. Hal ini berarti farmer’s
share tertinggi dihasilkan dari saluran pemasaran 2 dan terendah saluran pemasaran 3.
Secara ekonomis saluran pemasaran kayu sengon pada saluran pemasaran 2 relatif lebih efisien dibandingkan saluran pemasaran lainnya karena
menhasilkan marjin pemasaran yang lebih rendah dan tentunya menhasilkan bagian yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan saluran pemasaran lainnya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN