Al-Ijarah dan Al-Ta’jiri AI-Qardhul Hasan

                   Orang-orang yang makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan; dan urusannya terserah kepada Allah. Orang yang kembali mengambil riba, Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Dari Suhaeb ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: Tiga perkara di dalamnya terdapat keberkatan, yaitu 1 menjual dengan pembayaran secara kredit, 2 muqaradhah nama lain dari mudharabah, 3 mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah dan bukan untuk di jual. HR. Ibnu Majah, Subtti Assalam Dari Abu Said Al-Hudri bahwa, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan secara suka sama suka. HR. Al BaihaqI, Ibnu Majah dan, sahih menurut Ibnu Hiban. Bank-bank Islam mengambil murabahah untuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada kliennya untuk membeli barang walaupun klien tersbut mungkin tidak memiliki uang tunai untuk membayar. Murabahah, sebagaimana digunakan dalam perbankan Islam, ditemukan terutama berdasarkan dua unsur: harga membeli dan biaya yang terkait, dan kesepakatan berdasarkan mark-up keuntungan. 127

e. Al-Ijarah dan Al-Ta’jiri

127 Saleh dalam Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga Studi Kritis dan Interpretasi Kontemporer tentang Riba dan Bunga, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004, hal. 138. Universitas Sumatera Utara Al-IJarah adalah perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa memanfaatkan barang tersebut dengan mmbayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah masa, sewa berakhir, maka barang akan dikembalikan kepada pemilik. Sedangkan Al-Ta Jiri , adalah perjanjian antar milik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa, sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah berakhir masa sewa, maka pemilik barang menjual barang tersebut kepada, penyewa dengan harga yang disetujui kedua belah pihak. Adapun kelebihan kontrak murabahah pembayaran yang ditunda adalah sebagai berikut: i pembeli mengetahui semua biaya yang semestinya serta mengetahui harga pokok barang dan keuntungan mark up yang diartikan sebagai prosentase harga keseluruhan dan ditambah biaya-biayanya, ii subjek penjualan adalah barang atau komoditas, iii subjek penjualan hendaknya memiliki penjual dan dimiliki olehnya dan ia seharusnya mampu mengirimkannya kepada pembeli, dan iv subjek penjualan memiliki penjual dan dimiliki olehnya dan ia hendaknya mampu mengirimkannya kepada pembeli, dan v pembayaran yang ditunda. 128 Murabahah, sebagaimana diyakini di sini, diterapkan pada setiap pembiayaan dimana ada komoditas yang dapat diidentifikasikan untuk dijual. 129 128 Ibid, hal. 139. 129 Ibid Universitas Sumatera Utara Dasar hukum AI-Ijarah dan AI-Ta jiri adalah Q.S. AI-Qashas : 26 dan Q.S. At-Thalaq: 6.

f. AI-Qardhul Hasan

Yaitu suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dimana peminjam tidak berkewajiban untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman dan biaya adminstrasi. Dasar hukumnya adalah: Q.S. Al Baqarah: 2;245                   Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan rezki dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. Q.S. Al-Muzammil: 20                                  Universitas Sumatera Utara                                                           Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri sembahyang kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan demikian pula segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali- kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasan nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dasar hukum berupa hadits adalah hadits dari Ibnu Masud ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : Barang siapa yang telah melepaskan saudaranya yang miskin dari satu kesusahan-kesusahan dunia maka .Allah akan lepaskan satu kesusahan padanya di hari akhir. Barang siapa telah membantu Universitas Sumatera Utara saudaranya yang k e s u l i t a n d i d u n i a , m a k a A l l a h a k a n m e m b a n t u n y a d i d u n i a d a n a k h i r a t . Sesungguhnya Allah selalu membantu seorang hamba, sesama hamba tersebut membantu saudaranya HR. Muslim. Selain fasilitas-fasilitas di atas, bank syariah juga memberikan fasilitas berupa produk-produk di bawah ini: a. Al-Kafalah Yaitu pemberian garansi kepada nasabah untuk menjamin pelaksanaan, proyek kewajiban tertentu oleh pihak yang dijamin dengan cara bank meminta pihak yang dijamin untuk menyetorkan sejumlah dana sebagai setoran jaminan dengan prinsip Al-wadiah. Hasilnya, bank akan memperoleh fee. b. AI-Hiwalah Yaitu jasa bank untuk melakukan kegiatan transfer kiriman uang atau pengalihan tagihan. Dari kegiatan ini bank akan memperoleh fee sebagai imbalan, yaitu perjanjian dimana pihak pertama berjanji untuk memberi sejumlah imbalan-imbalan tertentu kepada pihak kedua amil atas suatu usahalayanan proyek yang sifat dan batasan-batasannya tercantum di dalam pe perjanjian. c. Al-Wakalah Wakalah perwakilan adalah akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa untuk melaksanakan suatu tugas taukil atas nama pemberi kuasa. Dalam perbankan, wakalah terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk Universitas Sumatera Utara mewakili dirinya untuk melakukan pekerjaan tertentu seperti LC, inkaso dan transfer uang. Dalam akad wakalah harus jelas tercantum tentang ; tata cara penyelesaian, akibat kelalaian, tugas dan tanggungjawab para pihak, kesepakatan ganti biaya dan masa berakhirnya pemberian kuasa d. Al-Sharf jual beli mata uang asing Al-Sharaf secara harfiah adalah penambahan, pertukaran, penghindaran, pemalingan atau transaksi jual beli. Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta asing, yaitu kegiatan jual beli suatu . mata uang dengan mata uang lainnya. Jika yang diperjualbelikan adalah mata uang yang sama maka nilai mata uang tersebut haruslah sama dan penyerahannya juga dilakukan pada waktu yang sama. Ketentuan Sharf , tidak ada waktu antara penyerahan mata uang yang dipertukarkan, karena bagi sahnya Sharf penegasan objek akad harus dilakukan secara tunai dan perbuatan saling menyerahkan itu harus berlangsung sebelum kedua belah pihak yang melakukan jual beli valuta asing

B. Urgensi Jaminan dalam Akad Pembiayaan Syariah