The Process of Eco-Tourism Development and its Impact on The Environment and The Social and Economical Aspect in Particular (Case Study Bali Beach Case)
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
sebagai daerah tujuan wisata, Bali memiWci kekhasan tersendiri yang
sukar ditandingi oleh tujuan wisata lain di Indonesia. BaIi memiliki pertautan
budaya, adat istiadat dan agarna (Hindu), yang sangat kuat dan harmonis. Hal ini
melahirkan nuansa-nuansa
budaya sepcrti bentuk-bcntuk tarian, gamelan,
upacara-upacara a&t dart agama yang mcngagumkan, scbagai unsur daya tarik
utama wisatawan domestik dan manca negara. Dari segi sumberdaya manusia,
Baii memiliki manusia yang sangat terbuka, ramah dan suka menolong berjiwa
seni,
serta memegang kuai adat istiadat dan agarnanya. Inilah sebabnya
Pemerintah Bali mengancialkan pa& bentuk pariwisata budaya, sebagai inti
pengembangan kepariwisataan Bali
Disamping keunggulan sosio-kulturahya, Bali rnasih memiliki keunggulan
topografi dan keadaan geografi, dimana BaIi sebagai satu pulau yang tidak begitu
luas, tapi memiliki kecantikan alarn dari pant*
persawahan, perkarnpungan,
danau, pegunungan bahkan gunung (Gunung Agung) yang tinggi. Mobilitas
wisatawan dari obyek wisata pantai ke obyek wisata pegunungan yang dingin dan
sebaiiknya, &pat ciilakukan hanya beberapa jam perjalrmrm, meIewati herahdacrah pcrkampungan adat dart indahnya sawah tcras sistim sub& Bali. Pantainya
yang memenuhi simbul 3 s (sun, sand dan s e a ) mcmiliki kckhasan -dm
dalam riak gelombangnya, dan pa& umumnya kidak berbahaya untuk kegiatan
rekreasi.
Potensi kepariwisataan Bali
khususnya dan Indonesia umumnya, telah
disadari Pemerintah Indonesia, sehingga sektor pariwisata ditempatkan sebagai
sektor unggulan penghasil devisa setelah ekspor non migas. Tarnbahan lagi,
pariwisata sebagai industri, dapat menyerap jumlah tenaga keja yang tidak sedikit
jumldmya, sehingga membantu pemerintah memecahkan rnasalah
dan implibsinya.
Perkembangan pariwisata dunia yang pesat berpengaruh besar bagi
perkcmbangan kcpariwisataan Asia Timur &n negara-ncgara Pasific, tcrmasuk
Indonesia. Perkembangan wisatawan dunia di tahun 1990 mencapai 55,s Oh
sedang untuk Asia Timur dan Psitic mencapai 156,3 % sejak tahun 1980 (Smith,
1993). Kunjungan wisatawan asing ke Bali sendiri meningkat dari 34.313 orang di
tahun 1971 menjadi
1.288.755 orang di tahun 1996. Semenjak kedatangan
wisatawan hippes di tahun 1971, kawasan pariwisata Kuh terus mengabmi
peningkatan kunjungan wisatawan domes*
dan mancit negara. Hal im tentu
meningkatkan permintaan terhadap berbagai bentuk akomodasi kepariwisataan
seperti hotel restoran, toko cendramata, penukaran uang, dan sebagainya.
Sementara
itq sampai dengan tahun 1989, kawasan pariwisata Kuta belum
memiZiki Rencana Umum Tata Ruang, bahkan Swat Keputusan Gubemw No.
15 tentang penetapan kawasan Kuta sebagai kawasan pariwisata, baru dikelurkan
di tirhun 1988. Sermrla kebijitksanaan pemerintah d a d menetapkan kawasan
Kuta hanya akan dipcnrntukkan bagi hotel-hotel kclas melati kc bawah. Akan
tetapi a a m pelaksanaarmya, ketentuan ini telah danggar dengan terbangunqa
pula hotel-hotel besar berbintang di kawasan ini.
1.2. Perurnusan Masalah
Perkembangan
yang
pesat
dari
kunjungan
wisatawan
ke
Bali,
menyebabkan perkembangan yang cepat dari industri pariwisata, sehingga tejadi
aglomerasi yang tidak terkendali dari komponen-komponen industri pariwisata,
terutama di kawasan pariwisata pantai Kuta. Hal ini terjadi akibat kawasan Kuta
berkembang
berdasarkan
pembangunan
memperhitmg?can keterkaitan
proyek
satu dengan yang
per
lain
proyek,
kurang
dalam suatu pola
p m c a n a a n komprehensif, berpengaruh negatif terhadap aspek lingkungan
fisikokimia, biologi sosial ekonomi dan sosial bu&ya. Keadaan seperti ini
berpotensi menusunkan jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan ini ddam
jangka panjang-
1.3. Pembatasan lMasalah
Lingkungan adaiah suatu ruang yang mengandung mahluk Mdup (biohs)
clan benda mati (abiotis) serta tatanan (sistern) interaksi energi clan materi secara
menyeluruh (holistik). Di dalamnya menyangkut pengedan:
1).Aspek Fisikokimia atau geofisikokimia, yang meliputi M t a s air,
udara , hidrologi air, kesuburan tanah serta pergerakkan arus.
2). Aspek Hayati atau Biologi, yang meliputi biologi perairan, vegetasi
pertanian/perkebunan,vegetasi hutan tanaman, serta margasatwa yang
dilindungi dan sudah I@.
3). Aspek Sosial-ekonomi, yang meliputi keadaan ekonomi dan sejarah
perkembangan ekonomi ~asyarakat,pola lapangan pekejaan dan
ringkat pendapatan masyarakat, kesehatan masyarakat, t
a
m ta-
nah dan fasilitas urnurn.
4). Aspek Sosial budnya, yang meliputj sistim nilai budaya clan adat is-
tiadat serta hukum adat, agama, peninggalan sejarah kebudayaan,
sosial di dalam masyarakat.
serta hub-
Berhubung luasnya permasalahan ini, maka dalam analisis data primer
dibatasi hanya pa& aspek sosial ekonomi dan sosial budaya, khususnya yang
menyangkut antara Iain, keadaan ekonomi, pola lapangan pekerjaan dan tingkat
pendapatan masyarakat, tataguna tanah, prasarana s o d dan ekonomi, adat
istiadat serta hub-
sosial di dalam maqarakat. Sedang analisis aspek
fisikokimia dan biologi digunakan data sekunder.
1.4. Kerangka Pemikiran
Usaha &lam pengembangan kepariwisataan hendaklah difokuskan pa&
pencapaian tujuan; pertama peningkatan ekonomi masyarakat dan pemerintah,
kedua adalah melestarikan lingkungan. Bali sebagai tujuan wisata utama di
Indonesia memiliki dua ha1 sebagai daya tarih utama yaitu kekhasan sosial budaya
clan lingkungan alamnya, dalam ha1 ini ditekankan pada wisata alam pantainya.
Umumnya, akibat dari perkernbangan wisata alam, ad&
peningkatan
ekonomi
masyarakat
clan
pernerintah,
melalui
terjadinya
w t a n
kesempatan kerja dan penerimaan daisa. Sebaliknya sering tejadi penurunan
-tas
h g h n g a n dan berbagai dampak negatif pa& aspek sosial budaya
masyarakat. Saenger (1990) memerinci pengaruh wisara alam pantai berupa
pengaruh Lmgsung dan tidak langsmg pada biota, sumberdaya alam, kehidupan
masyarakat lokal, serta pada national interesfs. Pengamh wisata alam pa& aspekaspek sosiaI ekonomi, sosial budaya, fisikokimia d m biologi, s e & m a
rncmpcngmuhi kualitas linpa&
secata kesclumhan. Pola pikir ini, tertuang
gambar 1.
Pola pikir yang m e n y e t aspek sosial ekonomi didasadan pa& banyak
peneliti (Chayanov, 1966, -ere
dan Janvry, 1981, Kasryno, 1984, Benyamin,
1983) yang menernukan adanya hubungan yang erat an-
penawaran tenaga
kej a keluarga petani, dengan luas tanah garapan mereka. Hubungan hi biasanya
bersifat positif pa& herah penelitian pertanian desa yang jauh dari pengaruh
kota. Dalarn kawasan perkotaan, hubungan ini diperkirakan a k a -at
yang berarti hub-
negatif,
kedua variabel ini beflawanan dengan kaedah ekonomi.
Hal ini sekdigus menandakan adanya ikatan ke1uarga dengan tanah yang sudab
sangat longgar.
Apabia ikatan keharga dengan tanah telah longgar, maka proses
bcrktmbangnya kawasan kota akan mcnjadi sangat pnat. Ini tcrjadi karma
I
4
LIDGKUHGAN
ALAH (PANTAI )
Keteranqan:
Fisikokimia:
A = Pantai
6 z Kualitas Air
C = X u a l i t a s Udara
D = Hidrologi Air
E = Kesuburan Tanah
F : P e ~ g e r a k a nArus.
Bioloqi :
G = Biologi Perairan
8 = Vegetasi
1 = Satwa Alae
BuDAYA
m:
-Sosbud:
J = Peodapatan Hasyarakat
K = Kesempatan Kerja
L = Tataguna Tanah
f4 = Prasarana S o s i a l Ekonomj
:! = A k t i v i t a s Produksi Lecgsung
Gambar I . Skema Pola Pikir Roses Pengembangan dan
Penlbahan Lingk-
Wisata Alam Pantai
0 = S i s t i n C i l a i , Adati s t i a d a t , Hckua Ada:,
f : Cgama.
Q = Peninggalan Sejarah,
R = Hubungan Sos:a!.
masyarakat akan dengan mudah melepaskan hak milik
atas tanahnya melalui
transaksi jual beli dan bentuk transaksi lainnya. Perubahan lata guna lahan dan
surnberdaya alam lain akan dengan cepat terjadi, demikian dengan perubahan
ekonomi secara keseluruhan.
Dengan berkembangnya kawasan kota, didorong lagi oleh perkembangan
yang cepat dari industsi pariwisata akibat rnakin besarnya peningkatan jumlah
penduduk dan jumlah wisatawan domestik dan asing, maka percepatan
perkembangan dari kegiatan produksi m u n g (direct& prahrctne actnzty)
disingkat DPA, akan jauh melarnpaui perkernbangan prasarana sosial ekonomi
(socral overhead capital) Jisingkat S O C , di kawasan Kuta. Ini tentu akan
memberi tekanan pada daya dukung l a h dan kenyamman lingkunan, yang
pa& akhirnya dapat mengantam dwifiurgsi kawasan Kuta sebagai kawasan wisata
alam pantai (beach ecotarrism resort) dan wisata budaya. Apabila
ancaman
ini
tidak diantisipasi sedini mungkin, maka kelestarian industri pariwisata di kawasan
ini akan bisa mandeg, bahkan mungkin mengalami degradasi, seperti dalam kasus
pantai Pattaya Bangkok (Smith, 1993). Pola pitdr yang telah diuraikan hi,
tergambar sesuai gambar 2.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1). Mengiden-i
pengaruh perkembangan pariwisata kawasan Kuia
POTENSI T.K.KEL.(EPU)
FISIKOKIMIA
I
BIOLOGI
I
SOSEK
.
SOSBUD
Gambar 2. Skema Pola Pikir AmWs Sosial-Zkonomi Terhadap
Perkembangan
Wisata Alam Pantai Kuta.
terhadap aspek lingkungan fisikokimia, biologi, sosial ekonomi d m
sosial budaya.
2). Mengkaji proses perkembangan dan perubahan aspek sosial ekonomi
kawasan wisata atam pantai Kufa.
1.6. Manfaat Penelltian
1). Sebagai saran
untuk pembangunan wisata alam pantai Bali, bahkan
juga di kawasan wisata darn pantai di iuar Bali di masa yang akan da-
tan%.
2).Hasil penelih diharapkan bermanfaat bagi perencana tata ruang dan
lingkungan hidup
gerta
peneliti yang ingin memperdalam madah
pengembangan suatu Icawasan wisata alam pantai.
Badasarkan latar belakang ,masalah serta alur pikir yang telah diurahn,
maka hipotesis &usun sebagai berikut:
1). Perkembangan pesat pariwisata dilihat dari aspek sosial ekonomi
dan sosid budaya berpengaruh t&dap
perubahan struktur ekonomi
yaitu dari sektor pertanian ke sektor jasa. Perubahan ini mengakibatkan hubungan yang longgar antam masyarakat de-
tanahrrya, se-
hingga mcnycbabkan tcrjadinya aglomerasi tak tcrkcndali di kawasan wisata alam pantai Kuta. Perkembangan seperti ini dapat ber-
pengaruh positif dan negatif pada aspek sosial budaya dan pada
umumnya berpengaruh negatif pada aspek hgkmgan fiaikokimia
dan biologi.
2). Proses perkembangan dan perubahan aspek sosial ekonomi khususnya
tata guna tanah di
kawasan Kuta, bexjalan secara proyek per proyek
mengakibatkan tertinggahrya p p r a s a r a n a sosial ekonomi dari a k t i d a s
produksi hnpmg, sehingga knvujud beach resort model.
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Pertumbuhan Kob-kotatPusat-pusat Kegiatan
Dengan me-
perspektif sejarah, para ilrnuan rneialui catatan-
catatan sejarah dan bukti-bukti arkeologis, menyimpulkan bahwa pusat-pusat
kota, pada umumnya muncul di daerah-daerah lernbah yang subur, kecuali kotakota di herah pegunungan di Amerika Tengah. Tanah yang subur dapat
rnenyediakan bahan makanan yang cukup bagi penduduk yang besar, d m
berkembang. Menurut Menno (1991), proses pertumbuhan suatu pusat kegiatan
atau kota dapat berlangsung mengikuti proses ekologis alamiah yang melahirkan
pusat perkotaan primer yang kemudian diikuti oleh iahimya pusat-pusat perkotaan
sekunder melalui proses perencaman.
Sampai dengan tahun 1930-an, teknologi berkembang ke suatu operasi
skala besar, sehingga timbul dorongan yang kuat ke arah sentralisasi dan
konsenirasi kegiatan ekonomi. Tetapi setelah ity teknologi baru telah beralih ke
suatu produksi yang bersifat geogra6k desentralisasi. Proses ini mendorong
tejadinya kegiatan ekonomi dan penduduk bergeser dari kawasan kota
metropolitan ke daerah phggkan yang bemifat pedesaan yang ekonominya
t&ggal
atau wilayahnya lebih Ienggang OHiggins, 1985).
2.2. Be berapa Pengertian
2.2.1. Wisata Alam Pantai
Eko-wisata merupakan salah satu berituk dari kegiatan pariwisata
di dunia ini. Adapun jenis- jenis patiwisata, dapat dibedakan atas:
1).Pariwisata Kebudayaan (cultural tarr~srn),
yaitu apabila tujuan wisatawan
itu terfokus pada mempelajari keadaan rakyat, k e h a a n , adat istiadat, cara
hidup, kebudayaan, kesenian dan aspek-aspek rakyat lainnya.
2). Pariwisata Kesehatan (recuprational tourism), yaitu apabila tujuan
wisatawan itu terfokus pada usaha kesehatan baik fisik maupun mental stperti
kunjungan ke rnata air panas mengandung mineral, atau ke wilayab
kesehatan.
3). Pariwisata Olah Raga (sport tourism) yaitu apabiIa tujl~anmisatasvan itu
terfokus pa&
kegiatan olah raga, baik karena terlibat dalarn suatu pestii olah
raga (games),berolah raga, menikmati peristiwa-peristiwa olah raga.
4).
Pariwisata komersiai (commercial tourism) yaitu
apabila tujuan
wisatawan itu terfokus pada kegiatan-kegiatan komersial seperti mengunjungi
pameran-pameran (ciagang, industri).
5). Pariwisata Politik (political tourism) yaitu apabila tujuan wisatawan itu
terfokus untuk mengunjungi atau amhil bagian secara
peristiwa politik.
aktif
dalam peristiwa-
6). Pariwisata Sosial (social tourism) yaitu apabila tujuan kunjungan
wisatawan itu terfokus pa& kegiatan sosial.
7). Pariwisata Bdan Madu (honeymoon tourism) yaitu apabila tujuan
wisatawan itu adalah untuk berbulan madu.
8)- Eko-Pariwisata (EccFtourism) yaitu apabila tujuan wisatawan itu adalah
berkaitan dengan observasi terhadap aIam pa& daerah-daerah yang ma&
perawan. Eko-pariwisata sangat erat hubungannya dengan nature tourism
(Smith, 1993).
Penggolongan wisatawan dalam bentuk eko-pariwisata, oleh Harini (1994)
dibedakan atas :
Tipe I. Hard-core Ecotourists y a h wisatawan yang khusus melakukan
perjalanan ketempat-tempat m t u untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
sangat khusus sepeiti pengamat burung, peneliti kupu-kupu dan sebagainya.
Tipe 2. Mainstream Ecotarris& yaitu wisatawan yang khusus melakukan
perjalanan untuk tujuan penjelajahan hutan belantara, menyelam di daerah
perairan, naik rakit mengamqi sungai.
Tipe 3. Casual Ecotmrists yaitu wkatawan yang melakukan perjalanan
wisata alarn dengan mengunjungi daerah wisata sebagai tambahan dari fokus
utama ke suatu daerah tertentu.
Tipe 4. Recreation Ecotour~shadalah wisatawan yang mengunjungi kawasan
wisata alam dengan tujuan utama lebih untuk berekreasi daripada untuk
mengagmi alarn.
Pengertian wisata dam pantai dengan demikian berarti e k o - p h i s a t a
yang a& di kawasan pesisir. Hal ini terjadi karena kawasan pesisir dapat
menyediakan secara atami berbagai sumberdaya alam yang &pat rnenarik
wisatawan. Lingkungan kawasan pesisir
wisatawan dapat m-it
karem para
berbagai kcsenangan, permainan dan suasana
rileks.
Wisata alam pantai sering juga disebut dengan pariwisata bdtari, dcngan
mal;sud menilunati keindahan dan kenyamanan alami yang berasal dari
kombinasi cahaya rnatahari, laut dan yantai berpasir bersih (ktmsep sgn, sza
dan sand). Dalam kaitan menikmati hal-ha1 hi, termasuk berbagai kegiatan
antara lain berenang, bemilancar, berjemur, menyelam, berdayung, snorkling.
beachombing, bejalan-jalan, berlari sepanjang pantai, menikmati keindahan
dan kedamaian suasana pesisir, matahatri terbenam, dan bermeditasi (Dab1993).
Secara konaeptual tourism is the sum ofphenomena and relationships
arising from the travel and stay of non-residene, in s o far as they do not
lead to permanent residence and are not connected with arty earning
activiw (Dunon, 1990). Berhubung sebab dari suatu perjalanan (travel) bisa
juga karena kegiatan bisnis, maka konsep ini harus dilengkapi pula dengan
interpretasi teknis dengan menggunakan kreteria; tujuan dari perjalanan
(tmveVtriphisit) itu, latnanya waktu (waktu tinggal minimum/&um),
clan kreteria khwus (seperti transit stopovers). Walaupun demikian masih
timbul kesimpang siucan misalnya perlu tidaknya dihitung sebagai wisatawan
penurnpang dari sebuah kapal pesiar yang singgah (stop-over) di suatu
e
pelabuhan, tetapi mereka tidak m
kapal.
Dari pengertian konseptual dm teknis hi, jelas pariwisata akan
menimbulkan suatu bidang
kegiatan
yang
sangat
luas.
Pariwisata
menstirnulasi berbagai bentuk kegiatan ekonomi seperti usaha perhotelan dan
sejenisnya, agen perjalanan, transportasi, restoran, toko-toko cendrarnata,
berbagai usaha kerajinan, kesenian dan usaha-usaha lainnya. Dalam
pengertian ekonomi, industri adalah gabungan dari usaha-usaha W m s )yang
sejenis. Kegia-
pariwisata dipandang juga sebagai suatu industii, karena
didalamnya terlibat berbagai bentuk kegiatan ekonomi, yang dapat dipandang
sebagai sisi penawaran (supply), yang sebagian besar berbenluk jasa. Sisi
permintaannya (demand), datang dari wisatawan baik dalarn negeri maupun
manca negara.
Indwtri pariwisata disebut juga industri yang znvzsible export. Ini
dkebabkan karena industri pariwisata mendatangkan devisa bagi negara
walaupun tanpa ada eksport barang. Segala bentuk pelayanan jasa yang
diterima oleh wisatawan asing seIama kunjungannya di dalam negeri adalah
pernbayaran mereka yang kedudukannya sama dengan ekspo:
perhitungan
neraca
pernbayaran
internasional.
Demikian
&lam
selahy'a,
pengeluaran warga negara di luar negeri karena perjalanan wisata inereka,
kedudukannya sama dengan impor dalam pencatatan di neraca pembayaran
luar negeri.
Jadi tidak seperti industri lainnya yang prodidmy3 berupa ba.ang dagangan
tertentu, maka produk pariwisata sangat benmiasi dan krgantung pa&
inreraksi yang kompleks dari berbagai faktor pennjntaan dan penawaran di
lingkungan industri pariwkata itu (Dutton,1990).
2.3. Pengaruh Wisata Alam Pantai Terhadap Lingkungan
Industri pariwisata berdampak positif pada k&ungan
sebagai turunan
dari keuntungan sosial ekonorninya, seperti timbulnya suatu tindakan pelestzrian,
pemanfaatan secara produktit; mendorong penanaman investasi, penerapan
manajemen efektif terhadap kawasan yang tidak baik untuk usaha pertanian tetapi
me&
kelcbifian dalarn keaneka ragaman satwakmaman alam dan bentuk
kontur tanah, sebagai obyek wisata (Saenger, 1990). Namun demikian Saenger
(1990)juga memerinci pengaruh negatif industri pariwisata, khusmnya wisata
alam pantai sebagai berikut:
a. Efek langsung terhadap biota, yaitu berupa hilangnya
habitat yang
mengakibatkan berkurangnya keaneka ragaman hayati, bahkan hilangnya species
tertentu. Umumnya ha1 ini terjadi akibat pengubahan tataguna tanah meldui
reklamasi, pengerukan, pembangunan berbagai bentuk fisik di pantai.
b. Efek tidak langsung terhadap biota yaitu melalui misalnya turunnya W t a s air
lokd akibat ntanajemen sampah dan sanitasi dari komponen industri pariwisata
dan pernukirnan penduduk serta wisatawan kurang baik.
c. Efek wisata
alam terha&p sumberdaya alam yaitu melalui kegiatan eksploitasi
dan pengumpulan cendramata. Misdnya di pantai Caribia, penangkapan ikan
melalui d a t a memancing sudah mencapai 12 %I dari fotal penangkapan ikan
pa&
tahun 1982 (Saenger, 1990). Di beberapa toko cendramata di Indonesia,
banyak dijajakan binatang-binatang (penyu, ular, burung dan lain-lain) yang
sengaja diawetkan. Wmata alam pendakian gun-
menyebabkan banyak
tanaman terinjak dan mati. Wisata alam selam di pantai Bunakken Manado,
menyebabkan banyak karang hut terinjak dan mati. Studi tentang phenomena
vandalisme yang menyebabkan rusaknya banyak sumberdaya alam telah banyak
dilakukan oleh para ahli
1.1. Latar Belakang
sebagai daerah tujuan wisata, Bali memiWci kekhasan tersendiri yang
sukar ditandingi oleh tujuan wisata lain di Indonesia. BaIi memiliki pertautan
budaya, adat istiadat dan agarna (Hindu), yang sangat kuat dan harmonis. Hal ini
melahirkan nuansa-nuansa
budaya sepcrti bentuk-bcntuk tarian, gamelan,
upacara-upacara a&t dart agama yang mcngagumkan, scbagai unsur daya tarik
utama wisatawan domestik dan manca negara. Dari segi sumberdaya manusia,
Baii memiliki manusia yang sangat terbuka, ramah dan suka menolong berjiwa
seni,
serta memegang kuai adat istiadat dan agarnanya. Inilah sebabnya
Pemerintah Bali mengancialkan pa& bentuk pariwisata budaya, sebagai inti
pengembangan kepariwisataan Bali
Disamping keunggulan sosio-kulturahya, Bali rnasih memiliki keunggulan
topografi dan keadaan geografi, dimana BaIi sebagai satu pulau yang tidak begitu
luas, tapi memiliki kecantikan alarn dari pant*
persawahan, perkarnpungan,
danau, pegunungan bahkan gunung (Gunung Agung) yang tinggi. Mobilitas
wisatawan dari obyek wisata pantai ke obyek wisata pegunungan yang dingin dan
sebaiiknya, &pat ciilakukan hanya beberapa jam perjalrmrm, meIewati herahdacrah pcrkampungan adat dart indahnya sawah tcras sistim sub& Bali. Pantainya
yang memenuhi simbul 3 s (sun, sand dan s e a ) mcmiliki kckhasan -dm
dalam riak gelombangnya, dan pa& umumnya kidak berbahaya untuk kegiatan
rekreasi.
Potensi kepariwisataan Bali
khususnya dan Indonesia umumnya, telah
disadari Pemerintah Indonesia, sehingga sektor pariwisata ditempatkan sebagai
sektor unggulan penghasil devisa setelah ekspor non migas. Tarnbahan lagi,
pariwisata sebagai industri, dapat menyerap jumlah tenaga keja yang tidak sedikit
jumldmya, sehingga membantu pemerintah memecahkan rnasalah
dan implibsinya.
Perkembangan pariwisata dunia yang pesat berpengaruh besar bagi
perkcmbangan kcpariwisataan Asia Timur &n negara-ncgara Pasific, tcrmasuk
Indonesia. Perkembangan wisatawan dunia di tahun 1990 mencapai 55,s Oh
sedang untuk Asia Timur dan Psitic mencapai 156,3 % sejak tahun 1980 (Smith,
1993). Kunjungan wisatawan asing ke Bali sendiri meningkat dari 34.313 orang di
tahun 1971 menjadi
1.288.755 orang di tahun 1996. Semenjak kedatangan
wisatawan hippes di tahun 1971, kawasan pariwisata Kuh terus mengabmi
peningkatan kunjungan wisatawan domes*
dan mancit negara. Hal im tentu
meningkatkan permintaan terhadap berbagai bentuk akomodasi kepariwisataan
seperti hotel restoran, toko cendramata, penukaran uang, dan sebagainya.
Sementara
itq sampai dengan tahun 1989, kawasan pariwisata Kuta belum
memiZiki Rencana Umum Tata Ruang, bahkan Swat Keputusan Gubemw No.
15 tentang penetapan kawasan Kuta sebagai kawasan pariwisata, baru dikelurkan
di tirhun 1988. Sermrla kebijitksanaan pemerintah d a d menetapkan kawasan
Kuta hanya akan dipcnrntukkan bagi hotel-hotel kclas melati kc bawah. Akan
tetapi a a m pelaksanaarmya, ketentuan ini telah danggar dengan terbangunqa
pula hotel-hotel besar berbintang di kawasan ini.
1.2. Perurnusan Masalah
Perkembangan
yang
pesat
dari
kunjungan
wisatawan
ke
Bali,
menyebabkan perkembangan yang cepat dari industri pariwisata, sehingga tejadi
aglomerasi yang tidak terkendali dari komponen-komponen industri pariwisata,
terutama di kawasan pariwisata pantai Kuta. Hal ini terjadi akibat kawasan Kuta
berkembang
berdasarkan
pembangunan
memperhitmg?can keterkaitan
proyek
satu dengan yang
per
lain
proyek,
kurang
dalam suatu pola
p m c a n a a n komprehensif, berpengaruh negatif terhadap aspek lingkungan
fisikokimia, biologi sosial ekonomi dan sosial bu&ya. Keadaan seperti ini
berpotensi menusunkan jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan ini ddam
jangka panjang-
1.3. Pembatasan lMasalah
Lingkungan adaiah suatu ruang yang mengandung mahluk Mdup (biohs)
clan benda mati (abiotis) serta tatanan (sistern) interaksi energi clan materi secara
menyeluruh (holistik). Di dalamnya menyangkut pengedan:
1).Aspek Fisikokimia atau geofisikokimia, yang meliputi M t a s air,
udara , hidrologi air, kesuburan tanah serta pergerakkan arus.
2). Aspek Hayati atau Biologi, yang meliputi biologi perairan, vegetasi
pertanian/perkebunan,vegetasi hutan tanaman, serta margasatwa yang
dilindungi dan sudah I@.
3). Aspek Sosial-ekonomi, yang meliputi keadaan ekonomi dan sejarah
perkembangan ekonomi ~asyarakat,pola lapangan pekejaan dan
ringkat pendapatan masyarakat, kesehatan masyarakat, t
a
m ta-
nah dan fasilitas urnurn.
4). Aspek Sosial budnya, yang meliputj sistim nilai budaya clan adat is-
tiadat serta hukum adat, agama, peninggalan sejarah kebudayaan,
sosial di dalam masyarakat.
serta hub-
Berhubung luasnya permasalahan ini, maka dalam analisis data primer
dibatasi hanya pa& aspek sosial ekonomi dan sosial budaya, khususnya yang
menyangkut antara Iain, keadaan ekonomi, pola lapangan pekerjaan dan tingkat
pendapatan masyarakat, tataguna tanah, prasarana s o d dan ekonomi, adat
istiadat serta hub-
sosial di dalam maqarakat. Sedang analisis aspek
fisikokimia dan biologi digunakan data sekunder.
1.4. Kerangka Pemikiran
Usaha &lam pengembangan kepariwisataan hendaklah difokuskan pa&
pencapaian tujuan; pertama peningkatan ekonomi masyarakat dan pemerintah,
kedua adalah melestarikan lingkungan. Bali sebagai tujuan wisata utama di
Indonesia memiliki dua ha1 sebagai daya tarih utama yaitu kekhasan sosial budaya
clan lingkungan alamnya, dalam ha1 ini ditekankan pada wisata alam pantainya.
Umumnya, akibat dari perkernbangan wisata alam, ad&
peningkatan
ekonomi
masyarakat
clan
pernerintah,
melalui
terjadinya
w t a n
kesempatan kerja dan penerimaan daisa. Sebaliknya sering tejadi penurunan
-tas
h g h n g a n dan berbagai dampak negatif pa& aspek sosial budaya
masyarakat. Saenger (1990) memerinci pengaruh wisara alam pantai berupa
pengaruh Lmgsung dan tidak langsmg pada biota, sumberdaya alam, kehidupan
masyarakat lokal, serta pada national interesfs. Pengamh wisata alam pa& aspekaspek sosiaI ekonomi, sosial budaya, fisikokimia d m biologi, s e & m a
rncmpcngmuhi kualitas linpa&
secata kesclumhan. Pola pikir ini, tertuang
gambar 1.
Pola pikir yang m e n y e t aspek sosial ekonomi didasadan pa& banyak
peneliti (Chayanov, 1966, -ere
dan Janvry, 1981, Kasryno, 1984, Benyamin,
1983) yang menernukan adanya hubungan yang erat an-
penawaran tenaga
kej a keluarga petani, dengan luas tanah garapan mereka. Hubungan hi biasanya
bersifat positif pa& herah penelitian pertanian desa yang jauh dari pengaruh
kota. Dalarn kawasan perkotaan, hubungan ini diperkirakan a k a -at
yang berarti hub-
negatif,
kedua variabel ini beflawanan dengan kaedah ekonomi.
Hal ini sekdigus menandakan adanya ikatan ke1uarga dengan tanah yang sudab
sangat longgar.
Apabia ikatan keharga dengan tanah telah longgar, maka proses
bcrktmbangnya kawasan kota akan mcnjadi sangat pnat. Ini tcrjadi karma
I
4
LIDGKUHGAN
ALAH (PANTAI )
Keteranqan:
Fisikokimia:
A = Pantai
6 z Kualitas Air
C = X u a l i t a s Udara
D = Hidrologi Air
E = Kesuburan Tanah
F : P e ~ g e r a k a nArus.
Bioloqi :
G = Biologi Perairan
8 = Vegetasi
1 = Satwa Alae
BuDAYA
m:
-Sosbud:
J = Peodapatan Hasyarakat
K = Kesempatan Kerja
L = Tataguna Tanah
f4 = Prasarana S o s i a l Ekonomj
:! = A k t i v i t a s Produksi Lecgsung
Gambar I . Skema Pola Pikir Roses Pengembangan dan
Penlbahan Lingk-
Wisata Alam Pantai
0 = S i s t i n C i l a i , Adati s t i a d a t , Hckua Ada:,
f : Cgama.
Q = Peninggalan Sejarah,
R = Hubungan Sos:a!.
masyarakat akan dengan mudah melepaskan hak milik
atas tanahnya melalui
transaksi jual beli dan bentuk transaksi lainnya. Perubahan lata guna lahan dan
surnberdaya alam lain akan dengan cepat terjadi, demikian dengan perubahan
ekonomi secara keseluruhan.
Dengan berkembangnya kawasan kota, didorong lagi oleh perkembangan
yang cepat dari industsi pariwisata akibat rnakin besarnya peningkatan jumlah
penduduk dan jumlah wisatawan domestik dan asing, maka percepatan
perkembangan dari kegiatan produksi m u n g (direct& prahrctne actnzty)
disingkat DPA, akan jauh melarnpaui perkernbangan prasarana sosial ekonomi
(socral overhead capital) Jisingkat S O C , di kawasan Kuta. Ini tentu akan
memberi tekanan pada daya dukung l a h dan kenyamman lingkunan, yang
pa& akhirnya dapat mengantam dwifiurgsi kawasan Kuta sebagai kawasan wisata
alam pantai (beach ecotarrism resort) dan wisata budaya. Apabila
ancaman
ini
tidak diantisipasi sedini mungkin, maka kelestarian industri pariwisata di kawasan
ini akan bisa mandeg, bahkan mungkin mengalami degradasi, seperti dalam kasus
pantai Pattaya Bangkok (Smith, 1993). Pola pitdr yang telah diuraikan hi,
tergambar sesuai gambar 2.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1). Mengiden-i
pengaruh perkembangan pariwisata kawasan Kuia
POTENSI T.K.KEL.(EPU)
FISIKOKIMIA
I
BIOLOGI
I
SOSEK
.
SOSBUD
Gambar 2. Skema Pola Pikir AmWs Sosial-Zkonomi Terhadap
Perkembangan
Wisata Alam Pantai Kuta.
terhadap aspek lingkungan fisikokimia, biologi, sosial ekonomi d m
sosial budaya.
2). Mengkaji proses perkembangan dan perubahan aspek sosial ekonomi
kawasan wisata atam pantai Kufa.
1.6. Manfaat Penelltian
1). Sebagai saran
untuk pembangunan wisata alam pantai Bali, bahkan
juga di kawasan wisata darn pantai di iuar Bali di masa yang akan da-
tan%.
2).Hasil penelih diharapkan bermanfaat bagi perencana tata ruang dan
lingkungan hidup
gerta
peneliti yang ingin memperdalam madah
pengembangan suatu Icawasan wisata alam pantai.
Badasarkan latar belakang ,masalah serta alur pikir yang telah diurahn,
maka hipotesis &usun sebagai berikut:
1). Perkembangan pesat pariwisata dilihat dari aspek sosial ekonomi
dan sosid budaya berpengaruh t&dap
perubahan struktur ekonomi
yaitu dari sektor pertanian ke sektor jasa. Perubahan ini mengakibatkan hubungan yang longgar antam masyarakat de-
tanahrrya, se-
hingga mcnycbabkan tcrjadinya aglomerasi tak tcrkcndali di kawasan wisata alam pantai Kuta. Perkembangan seperti ini dapat ber-
pengaruh positif dan negatif pada aspek sosial budaya dan pada
umumnya berpengaruh negatif pada aspek hgkmgan fiaikokimia
dan biologi.
2). Proses perkembangan dan perubahan aspek sosial ekonomi khususnya
tata guna tanah di
kawasan Kuta, bexjalan secara proyek per proyek
mengakibatkan tertinggahrya p p r a s a r a n a sosial ekonomi dari a k t i d a s
produksi hnpmg, sehingga knvujud beach resort model.
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Pertumbuhan Kob-kotatPusat-pusat Kegiatan
Dengan me-
perspektif sejarah, para ilrnuan rneialui catatan-
catatan sejarah dan bukti-bukti arkeologis, menyimpulkan bahwa pusat-pusat
kota, pada umumnya muncul di daerah-daerah lernbah yang subur, kecuali kotakota di herah pegunungan di Amerika Tengah. Tanah yang subur dapat
rnenyediakan bahan makanan yang cukup bagi penduduk yang besar, d m
berkembang. Menurut Menno (1991), proses pertumbuhan suatu pusat kegiatan
atau kota dapat berlangsung mengikuti proses ekologis alamiah yang melahirkan
pusat perkotaan primer yang kemudian diikuti oleh iahimya pusat-pusat perkotaan
sekunder melalui proses perencaman.
Sampai dengan tahun 1930-an, teknologi berkembang ke suatu operasi
skala besar, sehingga timbul dorongan yang kuat ke arah sentralisasi dan
konsenirasi kegiatan ekonomi. Tetapi setelah ity teknologi baru telah beralih ke
suatu produksi yang bersifat geogra6k desentralisasi. Proses ini mendorong
tejadinya kegiatan ekonomi dan penduduk bergeser dari kawasan kota
metropolitan ke daerah phggkan yang bemifat pedesaan yang ekonominya
t&ggal
atau wilayahnya lebih Ienggang OHiggins, 1985).
2.2. Be berapa Pengertian
2.2.1. Wisata Alam Pantai
Eko-wisata merupakan salah satu berituk dari kegiatan pariwisata
di dunia ini. Adapun jenis- jenis patiwisata, dapat dibedakan atas:
1).Pariwisata Kebudayaan (cultural tarr~srn),
yaitu apabila tujuan wisatawan
itu terfokus pada mempelajari keadaan rakyat, k e h a a n , adat istiadat, cara
hidup, kebudayaan, kesenian dan aspek-aspek rakyat lainnya.
2). Pariwisata Kesehatan (recuprational tourism), yaitu apabila tujuan
wisatawan itu terfokus pada usaha kesehatan baik fisik maupun mental stperti
kunjungan ke rnata air panas mengandung mineral, atau ke wilayab
kesehatan.
3). Pariwisata Olah Raga (sport tourism) yaitu apabiIa tujl~anmisatasvan itu
terfokus pa&
kegiatan olah raga, baik karena terlibat dalarn suatu pestii olah
raga (games),berolah raga, menikmati peristiwa-peristiwa olah raga.
4).
Pariwisata komersiai (commercial tourism) yaitu
apabila tujuan
wisatawan itu terfokus pada kegiatan-kegiatan komersial seperti mengunjungi
pameran-pameran (ciagang, industri).
5). Pariwisata Politik (political tourism) yaitu apabila tujuan wisatawan itu
terfokus untuk mengunjungi atau amhil bagian secara
peristiwa politik.
aktif
dalam peristiwa-
6). Pariwisata Sosial (social tourism) yaitu apabila tujuan kunjungan
wisatawan itu terfokus pa& kegiatan sosial.
7). Pariwisata Bdan Madu (honeymoon tourism) yaitu apabila tujuan
wisatawan itu adalah untuk berbulan madu.
8)- Eko-Pariwisata (EccFtourism) yaitu apabila tujuan wisatawan itu adalah
berkaitan dengan observasi terhadap aIam pa& daerah-daerah yang ma&
perawan. Eko-pariwisata sangat erat hubungannya dengan nature tourism
(Smith, 1993).
Penggolongan wisatawan dalam bentuk eko-pariwisata, oleh Harini (1994)
dibedakan atas :
Tipe I. Hard-core Ecotourists y a h wisatawan yang khusus melakukan
perjalanan ketempat-tempat m t u untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
sangat khusus sepeiti pengamat burung, peneliti kupu-kupu dan sebagainya.
Tipe 2. Mainstream Ecotarris& yaitu wisatawan yang khusus melakukan
perjalanan untuk tujuan penjelajahan hutan belantara, menyelam di daerah
perairan, naik rakit mengamqi sungai.
Tipe 3. Casual Ecotmrists yaitu wkatawan yang melakukan perjalanan
wisata alarn dengan mengunjungi daerah wisata sebagai tambahan dari fokus
utama ke suatu daerah tertentu.
Tipe 4. Recreation Ecotour~shadalah wisatawan yang mengunjungi kawasan
wisata alam dengan tujuan utama lebih untuk berekreasi daripada untuk
mengagmi alarn.
Pengertian wisata dam pantai dengan demikian berarti e k o - p h i s a t a
yang a& di kawasan pesisir. Hal ini terjadi karena kawasan pesisir dapat
menyediakan secara atami berbagai sumberdaya alam yang &pat rnenarik
wisatawan. Lingkungan kawasan pesisir
wisatawan dapat m-it
karem para
berbagai kcsenangan, permainan dan suasana
rileks.
Wisata alam pantai sering juga disebut dengan pariwisata bdtari, dcngan
mal;sud menilunati keindahan dan kenyamanan alami yang berasal dari
kombinasi cahaya rnatahari, laut dan yantai berpasir bersih (ktmsep sgn, sza
dan sand). Dalam kaitan menikmati hal-ha1 hi, termasuk berbagai kegiatan
antara lain berenang, bemilancar, berjemur, menyelam, berdayung, snorkling.
beachombing, bejalan-jalan, berlari sepanjang pantai, menikmati keindahan
dan kedamaian suasana pesisir, matahatri terbenam, dan bermeditasi (Dab1993).
Secara konaeptual tourism is the sum ofphenomena and relationships
arising from the travel and stay of non-residene, in s o far as they do not
lead to permanent residence and are not connected with arty earning
activiw (Dunon, 1990). Berhubung sebab dari suatu perjalanan (travel) bisa
juga karena kegiatan bisnis, maka konsep ini harus dilengkapi pula dengan
interpretasi teknis dengan menggunakan kreteria; tujuan dari perjalanan
(tmveVtriphisit) itu, latnanya waktu (waktu tinggal minimum/&um),
clan kreteria khwus (seperti transit stopovers). Walaupun demikian masih
timbul kesimpang siucan misalnya perlu tidaknya dihitung sebagai wisatawan
penurnpang dari sebuah kapal pesiar yang singgah (stop-over) di suatu
e
pelabuhan, tetapi mereka tidak m
kapal.
Dari pengertian konseptual dm teknis hi, jelas pariwisata akan
menimbulkan suatu bidang
kegiatan
yang
sangat
luas.
Pariwisata
menstirnulasi berbagai bentuk kegiatan ekonomi seperti usaha perhotelan dan
sejenisnya, agen perjalanan, transportasi, restoran, toko-toko cendrarnata,
berbagai usaha kerajinan, kesenian dan usaha-usaha lainnya. Dalam
pengertian ekonomi, industri adalah gabungan dari usaha-usaha W m s )yang
sejenis. Kegia-
pariwisata dipandang juga sebagai suatu industii, karena
didalamnya terlibat berbagai bentuk kegiatan ekonomi, yang dapat dipandang
sebagai sisi penawaran (supply), yang sebagian besar berbenluk jasa. Sisi
permintaannya (demand), datang dari wisatawan baik dalarn negeri maupun
manca negara.
Indwtri pariwisata disebut juga industri yang znvzsible export. Ini
dkebabkan karena industri pariwisata mendatangkan devisa bagi negara
walaupun tanpa ada eksport barang. Segala bentuk pelayanan jasa yang
diterima oleh wisatawan asing seIama kunjungannya di dalam negeri adalah
pernbayaran mereka yang kedudukannya sama dengan ekspo:
perhitungan
neraca
pernbayaran
internasional.
Demikian
&lam
selahy'a,
pengeluaran warga negara di luar negeri karena perjalanan wisata inereka,
kedudukannya sama dengan impor dalam pencatatan di neraca pembayaran
luar negeri.
Jadi tidak seperti industri lainnya yang prodidmy3 berupa ba.ang dagangan
tertentu, maka produk pariwisata sangat benmiasi dan krgantung pa&
inreraksi yang kompleks dari berbagai faktor pennjntaan dan penawaran di
lingkungan industri pariwkata itu (Dutton,1990).
2.3. Pengaruh Wisata Alam Pantai Terhadap Lingkungan
Industri pariwisata berdampak positif pada k&ungan
sebagai turunan
dari keuntungan sosial ekonorninya, seperti timbulnya suatu tindakan pelestzrian,
pemanfaatan secara produktit; mendorong penanaman investasi, penerapan
manajemen efektif terhadap kawasan yang tidak baik untuk usaha pertanian tetapi
me&
kelcbifian dalarn keaneka ragaman satwakmaman alam dan bentuk
kontur tanah, sebagai obyek wisata (Saenger, 1990). Namun demikian Saenger
(1990)juga memerinci pengaruh negatif industri pariwisata, khusmnya wisata
alam pantai sebagai berikut:
a. Efek langsung terhadap biota, yaitu berupa hilangnya
habitat yang
mengakibatkan berkurangnya keaneka ragaman hayati, bahkan hilangnya species
tertentu. Umumnya ha1 ini terjadi akibat pengubahan tataguna tanah meldui
reklamasi, pengerukan, pembangunan berbagai bentuk fisik di pantai.
b. Efek tidak langsung terhadap biota yaitu melalui misalnya turunnya W t a s air
lokd akibat ntanajemen sampah dan sanitasi dari komponen industri pariwisata
dan pernukirnan penduduk serta wisatawan kurang baik.
c. Efek wisata
alam terha&p sumberdaya alam yaitu melalui kegiatan eksploitasi
dan pengumpulan cendramata. Misdnya di pantai Caribia, penangkapan ikan
melalui d a t a memancing sudah mencapai 12 %I dari fotal penangkapan ikan
pa&
tahun 1982 (Saenger, 1990). Di beberapa toko cendramata di Indonesia,
banyak dijajakan binatang-binatang (penyu, ular, burung dan lain-lain) yang
sengaja diawetkan. Wmata alam pendakian gun-
menyebabkan banyak
tanaman terinjak dan mati. Wisata alam selam di pantai Bunakken Manado,
menyebabkan banyak karang hut terinjak dan mati. Studi tentang phenomena
vandalisme yang menyebabkan rusaknya banyak sumberdaya alam telah banyak
dilakukan oleh para ahli