perubahan debit aliran sungai DAS Ciliwung Hulu karena model tersebut mempunyai taraf nyata p-level = 0,013, di bawah taraf nyata p-level = 0,05.
4.6. Aliran Permukaan Langsung Direct Runoff Tahun 1985 dan 2010
Komponen aliran permukaan langsung pada hidrograf aliran sungai merupakan indikator dalam menentukan besarnya jumlah curah hujan yang tidak
terserap oleh tanah. Aliran permukaan langsung yang semakin besar menunjukkan
jumlah curah hujan yang diserap oleh tanh dan dievapotranspirasikan semakin berkurang sehingga jumlah air yang mengalir di titik penglepasan sungai outlet
semakin besar. Aliran permukaan langsung direct runoff terjadi karena kapasitas infiltrasi tanah lebih rendah daripada intensitas hujan yang jatuh ke permukaan.
Sebagian hujan yang sampai ke permukaan tanah menjadi aliran permukaan karena tidak semua air hujan dapat diserap oleh tanah Indarto, 2010. Untuk
mengkaji pengaruh perubahan penggunaan lahan dan curah hujan terhadap aliran permukaan, dilakukan analisis hidrograf debit aliran sungai tahunan dengan
memisahkan antara aliran permukaan langsung direct runoff dari aliran dasar sungai baseflow.
Berdasarkan hasil analisis hidrograf debit aliran sungai Tabel 9, volume aliran permukaan langsung direct runoff mengalami peningkatan. Pada bulan
Agustus tahun 1985, volume aliran permukaan langsung direct runoff sebesar 104 Mm
3
meningkat menjadi 1.521 Mm
3
pada tahun 2010. Peningkatan volume aliran permukaan langsung direct runoff juga terjadi pada bulan Juni 1985
sebesar 607 Mm
3
menjadi 1.159 Mm
3
. Pada beberapa bulan, seperti pada bulan april 1985, volume aliran permukaan langsung direct runoff sebesar 1.291 Mm
3
menurun secara signifikan menjadi 271 Mm
3
. Penurunan volume aliran permukaan langsung direct runoff ini bukan dikarenakan faktor penggunaan
lahan, tetapi dikarenakan faktor iklim, yaitu curah hujan pada bulan April tahun 1985 sebesar 438 mm menurun menjadi 145 mm pada tahun 2010 Tabel
Lampiran 1. Berdasarkan total volume aliran permukaan langsung direct runoff selama setahun, volume aliran permukaan langsung direct runoff meningkat dari
10.745 Mm
3
pada tahun 1985 dan meningkat menjadi 16.515 Mm
3
pada tahun 2010. Peningkatan volume aliran permukaan langsung direct runoff pada suatu
wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kapasitas infiltrasi, curah hujan,
iklim, dan topografi. Aliran permukaan langsung direct runoff dapat terjadi apabila terdapat lapisan kedap air di atas permukaan tanah sehingga air di
permukaan tidak dapat terinfiltrasi dengan baik ke dalam tanah. Meningkatnya volume aliran permukaan langsung direct runoff pada
DAS Ciliwung Hulu selama periode 1985 dan 2010 dikarenakan berkurangnya luasan hutan dari 3.897,06 ha menjadi 1.898,80 ha dan meningkatnya luasan
pemukiman dari 2.172,16 ha menjadi 4.515,65 ha dan lahan – lahan pertanian,
seperti kebun campuran, sawah, dan tegalan atau ladang. Perubahan penggunaan lahan menyebabkan semakin meningkatnyan luas lapisan kedap air sehingga
kapasitas infiltrasi tanah menjadi rendah. Hal ini menyebabkan jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah berkurang dan volume aliran permukaan menjadi
meningkat sehingga debit aliran sungai meningkat. Penurunan jumlah air hujan yang meresap ke DAS Ciliwung Hulu dan meningkatnya volume aliran
permukaan menunjukkan terjadinya kerusakan pada daerah resapan air ini. Selain perubahan penggunaan lahan, curah hujan juga mempengaruhi besarnya aliran
permukaan. Hasil analisis hidrograf debit aliran sungai yang memisahkan volume aliran permukaan dan baseflow semakin menguatkan bahwa setiap tahunnya
kondisi fisik DAS Ciliwung Hulu semakin menurun atau mengalami degradasi, hal ini ditandai dengan meningkatnya volume aliran permukaan langsung direct
runoff secara signifikan dari tahun 1985 hingga 2010 sebesar 5.771 Mm
3
. Tabel 9. Volume Aliran Permukaan Langsung DAS Ciliwung Hulu Tahun
1985 dan 2010 Bulan
Direct Runoff x 10
6
m
3
Direct Runoff x 10
6
m
3
1985 2010
Januari 1.285
624 Februari
1.197 2.714
Maret 1.012
2.839 April
1.291 271
Mei 1.319
982 Juni
607 1.159
Juli 294
674 Agustus
104 1.521
September 725
2.106 Oktober
1.688 1.277
November 464
1.273 Desember
759 1.076
Total 10.745
16.516
Koefisien aliran permukaan langsung merupakan nisbah jumlah aliran permukaan langsung direct runoff terhadap curah hujan wilayah DAS Ciliwung
Hulu. Nilai koefisien aliran permukaan langsung tahunan DAS Ciliwung Hulu pada tahun 1985 adalah sebesar 0,59 59 dari total hujan tidak terinfiltrasi ke
tanah dan menjadi aliran permukaan langsung. Pada tahun 2010, nilai koefisien aliran permukaan langsung adalah 0,73 73 dari total hujan yang turun selama
tahun 2010 tidak terinfiltrasi ke tanah dan menjadi aliran permukaan langsung Tabel 11. Peningkatan penggunaan lahan pemukiman sebesar 58,34 Tabel 5
mengakibatkan koefisien aliran permukaan langsung semakin besar dari dari 0,59 menjadi 0,73 karena curah hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah atau
dievapotranspirasikan berkurang sehingga jumlah air yang mengalir di titik penglepasan sungai meningkat.
Tabel 10. Curah Hujan CH dan Direct Runoff DRO DAS Ciliwung Hulu Tahun 1985 dan 2010
Bulan 1985
2010 DRO mm
CH mm DRO mm
CH mm Januari
277,89 467,33
134,83 473,33
Februari 286,61
430,00 649,56
640,33 Maret
218,77 336,33
613,82 694,67
April 288,32
319,33 60,63
165,50 Mei
285,17 456,33
212,38 372,50
Juni 135,62
208,33 258,86
291,50 Juli
63,59 266,67
145,65 282,00
Agustus 22,52
271,33 328,92
425,50 September
161,89 515,33
470,52 478,00
Oktober 365,03
250,33 276,02
474,50 November
103,74 246,33
284,50 339,83
Desember 164,02
242,67 232,64
360,83 Total
2.373,16 4.010,33
3.668,33 4.998,50
Rata - rata 197,76
334,19 305,69
416,54 Tabel 11. Koefisien Aliran Permukaan Langsung Direct Runoff Tahunan
DAS Ciliwung Hulu Tahun 1985 dan 2010 Tahun
Total DRO mm Curah Hujan mm
Koefisien Aliran 1985
2373,16 4010,33
0,59 2010
3668,33 4998,50
0,73
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Hujan di DAS Ciliwung Hulu berpola monsun, dengan curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 522 mm, dan terendah pada bulan Juli sebesar 121 mm.
2. Erosivitas hujan di DAS Ciliwung Hulu tergolong tinggi, dengan rata –
rata erosivitas hujan bulanan sebesar 267,7 ton.mha cmjam. 3.
Konversi hutan lebat menjadi lahan pertanian sawah, kebun campuran, kebun teh, dan tegalan dan lahan terbangun pemukiman, tempat wisata,
dan sarana prasarana dan peningkatan curah hujan meningkatkan debit aliran sungai selama periode 1985
– 2010. 4.
Model persamaan hubungan debit aliran sungai Y, curah hujan X1, hutan lebat X2, kebun campuran X3, pemukiman X4, sawah X5,
dan tegalan atau ladang X6 : Y =
– 996,63+0,94 X1–0,21 X2 + 0,41 X3 + 0,92 X4 – 0,17 X5 + 0,15 X6 Curah hujan dan luas lahan terbangun pemukiman merupakan peubah
yang paling berpengaruh nyata terhadap peningkatan debit aliran sungai. Berkurangnya luas hutan lebat dan meningkatnya lahan pertanian dan
lahan terbangun meningkatkan debit aliran sungai DAS Ciliwung Hulu secara nyata.
5.2. Saran
Besarnya frekuensi dan intensitas hujan yang jatuh di kawasan DAS Ciliwung Hulu mengharuskan keberadaan hutan dan kawasan pertanian yang
memiliki fungsi hidrologis terhadap DAS Ciliwung Hulu perlu dipertahankan. Laju pertumbuhan lahan terbangun perlu dikendalikan secara serius oleh pihak
– pihak terkait. Hal ini mengingat daya dukung kawasan DAS Ciliwung Hulu yang
perlu dipertahankan karena implikasinya yang nyata terhadap daerah hilir berupa masalah banjir yang dapat dihasilkan jika Ciliwung Hulu mengalami degradasi
lahan.