Dari beberapa indikator tersebut menjadi dasar bahwa kualitas hasil pembelajaran yang dinilai dari hasil pekerjaan siswa berupa karangan, semakin
meningkat. Berdasarkan nilai keseluruhan yang mencakup isi, organisasi isi, kosakata, pengembangan bahasa, dan mekanik, rata-ratanya meliputi 59,04
pada survei awal prasiklus, kemudian 67,31 pada siklus I, serta 75,13 pada siklus II.
B. Implikasi
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik koreksi teman sebaya dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran
menulis karangan. Hal ini disebabkan teknik koreksi teman sebaya merupakan suatu teknik yang mampu melibatkan siswa secara aktif, baik secara fisik maupun
emosional dalam mengoreksi hasil tulisan temannya. Teknik ini membantu siswa dalam mengaplikasikan kemampuannya serta menjadikan pengetahuan yang
dimilikinya bertahan lebih lama dibandingkan jika mereka harus menghafal materi-materi yang berkaitan dengan menulis karangan.
Mengingat penerapan teknik koreksi teman sebaya ini dapat meningkatkan kualitas psoses dan hasil pembelajaran menulis karangan,
diharapkan teknik ini dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis. Sedangkan hal-hal yang dapat diterapkan oleh guru untuk
meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa sebagai implikasi penelitian ini adalah:
1. Memotivasi dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran Kegiatan menulis karangan merupakan suatu proses. Oleh karena itu, siswa
harus tetap diberikan motivasi supaya rajin berlatih. Selain itu, keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran harus diupayakan agar mereka
mendapatkan pengetahuan yang mendalam serta mampu mengaplikasikannya secara nyata, misalnya melalui kegiatan saling mengoreksi tulisan temannya.
2. Meningkatkan pengetahuan siswa Selain siswa dilibatkan secara aktif dan terus dimotivasi untuk menulis, siswa
juga harus dimotivasi untuk terus menambah wawasan dan pengetahuannya.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan banyak membaca buku atau referensi- referensi yang berkaitan dengan pembelajaran menulis.
C. Saran
Berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Hendaknya para guru bidang studi Bahasa Indonesia pada khususnya, menerapkan teknik koreksi teman sebaya dalam pembelajaran menulis
karangan untuk lebih meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. 2. Hendaknya dalam penerapan teknik koreksi teman sebaya ini guru
mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung agar peleksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
3. Hendaknya para siswa dapat mempraktikkan teknik koreksi teman sebaya dalam pembelajaran menulis karangan, yaitu dengan menukarkan hasil
karangannya untuk saling dikoreksi kemudian diperbaiki, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil karangannya.
4. Hendaknya pihak sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung bagi peningkatan kemampuan menulis para siswa. Selain iru, tetap berupaya
meningkatkan profesionalisme para guru melalui berbagai pelatihan, seminar, dan bentuk-bentuk kegiatan lain demi tercapainya kualitas proses dan hasil
pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis.
112
DAFTAR PUSTAKA
Atar Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: CV Angkasa Raya. Bambang Agus Purwanto, A. Handoko Pudjobroto, Sujoko. 2004. “Aplikasi
Teknik Koreksi dengan Feedback Tak Langsung dalam Pembelajaran Writing IV pada Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris FKIP UNS”.
Laporan Penelitian RII. Surakarta: LPPM UNS.
Barnas. 2007. ”Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi dengan Teknik Koreksi Teman Sebaya”. http:barnas.wordpress.com diakses
tanggal 10 Desember 2008.
Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.
Claudio de Paiva Franco. 2008. ”Using Wiki-Based Peer-correction to Develop Writing Skills of Brazilizn EFL Learners”. Navitas-Royal, 2008. Vol: 2
1, 49 – 59. ISSN: 1307 – 4733.
Depdiknas. 2006. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Manajemen pendidikan dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rieneka Karya.
Galina Kavaliauskiene. 2003. ”Correction and Self-correction of Written Assignments at Tertiary Level”. Journal of language and Learning
Volume 1 Number 2 2003. ISSN: 1740 – 4983.
Gorys Keraf. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Henry Guntur Tarigan. 1993. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: CV Angkasa. Hernowo. 2002. Mengikat Makna. Bandung: Kaifa.
104 Joko Purwanto. 2008. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Ilmiah
Melalui Teknik Peer Correction pada Siswa Kelas XI 1A SMA Muhammadiyah 3 Masaran”. Skripsi. Surakarta: FKIP UNS.
Jujun S. Suriasumantri. 2001. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Khaerudin Kurniawan. 2005. ”Model Pengajaran Menulis bagi Penutur Asing Tingkat Lanjut”. http:www.kibipapapersKhaerudinkurniawan.doc.
Diakses tangaal 10 Desember 2008.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Milles, Matthew B. Dan Hubermen, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif edisi terjemahan oleh Tjeptjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhasanah. 2005.
“Pengajaran Bahasa
yang Kreatif”.
http:lubisgufurawordpress.com. Diakses tanggal 10 Desember 2008. Nuril Huda. 1988. “Metode Audiolingual Vs. Metode Komunikatif.; Suatu
Perbandingan”. Dalam Soendjono Dardjowijojo ed.. PELLBA I hal. 296. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atmajaya.
Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa: untuk Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Guru Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rochiati Wiriatmadja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sarwiji Suwandi. 2008. Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
Sri Hastuti, P.H. 1996. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru
SLTP Setara DIII.
104 Sri Utari Subyakto Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta:
Gramedia. Suharsimi Arikunto, Suhardjo, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara Sumarwati, Suyatmin, dan Siti Mulyani. 2008. Penerapan Teknik peer-correction
dalam Pembelajaran menulis untuk meningkatkan Penguasaan Bahasa Indonesia Tulis Siswa Kelas VIII SMP; Penelitian dengan dana Dikti.
Surakarta: LPPM UNS.
The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Penerbit Andi. Walz, Joel C. 1982. Correction Techniques for the Foreighn Language
Classroom, Language in Education: Theory and Practice Series No. 5. Washington D.C. Center for Applied Linguistick.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
115
Lampiran 1: Instrumen Penelitian 1. Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS I AP 2 SMK MURNI 2 SURAKARTA
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran menulis
dikelas pada prasikus. Nama Guru
: Dra. Sri Sumaryamti Bidang studi
: Bahasa Indonesia Materi
: Menulis karangan narasi Waktu
: 2 x 45 menit 27 Januari 2009
Komponen yang Diamati Hasil Pengamatan
A. Tujuan Pembelajaran