DESKRIPSI PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA KORBAN PERKOSAAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Problem yang dihadapi manusia silih berganti. Tidak pernah kenal titik
nadir. Manusia dililit oleh masalah yang diproduksinya sendiri. Problem ini
menjadikannya sebagai makhluk yang kehilangan arah dan tujuan. Ia punya
ambisi, keinginan dan tuntutan yang dibalut nafsu, tetapi karena hasrat
berlebihan, gagal dikendalikan dan dididik, ini mengakibatkan masalah yang
dihadapinya makin banyak dan beragam.
Persoalan tentang manusia sejak dulu menarik perhatian suatu kelompok
problematik tersendiri. Menurut Martin Buber dalam bukunya Das Problem des
Menschen, bahwa manusia menjadi masalah karena faktor-faktor sosio-kultural.
Perubahan pergaulan hidup yang meniadakan rasa aman, dunia teknik yang
menguasai manusia, dunia ekonomi yang tidak menunjukkan keseimbangan
produksi dan konsumsi, menggelisahkan manusia (Simanjuntak, 1981).
Ada perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat yang dapat
menghadirkan suasana yang harmonis dan disharmonis, tergantung bagaimana
muatan pengaruh yang ditawarkan dan dipaksakan mempengaruhi pola pikir,
gaya hidup dan model interaksi sosial, kultural, ekonomi, hukum, dan politik
yang dibangunnya. Kemauan yang menjadi potensi dalam diri manusia berperan

menjadi penentu atas terjadinya dan meledaknya perilaku yang mendatangkan
kebaikan bagi kehidupan antar sesama manusia atau sebaliknya aspek kehidupan
dan pengebirian hak-hak asasi manusia.
Dengan bertumpuknya masalah-masalah yang harus dihadapi oleh
masyarakat tersebut terkait dengan tuntutan yang harus dihadapi maka kejahatan
pun semakin merebak sebagai langkah pelarian dari kondisi tertekan yang
dihadapi seseorang. Salah satunya adalah masalah perkosaan.
Prodjokoro (2001) menyatakan bahwa perkosaan adalah seorang laki-laki
yang memaksa seorang perempuan yang bukan isterinya untuk bersetubuh
dengan dia, sehingga sedemikian rupa ia tidak bisa melawan, maka dengan

1
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

2

terpaksa ia mau melakukan persetubuhan itu. Perkosaan telah menjadi salah satu
kejahatan bidang seksual yang mengakibatkan persoalan komplikatif dalam
kehidupan


bermasyarakat

dan

kenegaraan,

terutama

kehidupan

kaum

perempuan, anak-anak, remaja, bahkan masa depan suatu keluarga.
Wahid & Irfan (2001) menyebutkan bahwa dinamika kejahatan
kesusilaan di Indonesia, dalam hal ini kasus perkosaan, sudah memasuki tahap
yang memprihatinkan. Misalnya, rata-rata setiap empat jam telah terjadi satu kali
perkosaan atau setiap tahunnya tidak kurang dari 1.700 kasus perkosaan yang
ditangani oleh pihak berwajib. Data kasus ini dimungkinkan pembengkakannya,
yang dikenal dalam statistik kriminal sebagai dark number, yaitu terjadinya
kasus.

Darma (dalam Wahid & Irfan, 2000) mengatakan dewasa ini kasus
perkosaan merupakan kejahatan yang cukup menjadi perhatian di kalangan
masyarakat. Kejahatan tersebut tampaknya meningkat secara kuantitas, sehingga
menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh
beberapa problema yang dimunculkan akibat perkosaan tersebut, yang
diantaranya adalah bilamana wanita yang menjadi korban perkosaan itu sampai
hamil, bagaimana kedudukan dan nasib janin yang dikandungnya, apakah boleh
digugurkan dan jika dibiarkan lahir, bagaimana dengan kedudukan hukum atas
anak yang dilahirkan karena kasus perkosaan tersebut.
Dari beberapa kelompok usia korban perkosaan, salah satunya adalah
remaja. Remaja memiliki tugas perkembangan yang harus ia laksanakan. Tugas
perkembangan tersebut diantaranya adalah mengenai kemampuan mengontrol
diri, belajar dan berlatih secara bebas untuk melaksanakan keputusan dan
tanggung jawab, bergaul dengan teman lawan jenis, memiliki citra diri, serta
beberapa tugas perkembangan yang lainnya (Mappiare, 1982). Tugas-tugas
perkembangan di atas haruslah dilaksanakan secara selaras, serasi, dan
seimbang.
Prasetyo & Marzuki (dalam Wahid & Irfan, 2000) mengungkapkan
bahwa remaja korban perkosaan memiliki beban yang teramat besar sebagai
konsekuensi dari apa yang telah ia alami yaitu tindak perkosaan. Meskipun

banyak sekali upaya yang telah ia tempuh sebagai usaha untuk mengembalikan

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

3

rasa percaya dirinya yang hilang. Remaja korban perkosaan akan berusaha untuk
keluar dari trauma yang ia alami dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
menerima apa yang ia alami sebagai fakta yang memang terjadi. Hal ini seperti
laporan Rifka Annisa Woman Crisis Center yang secara umum memaparkan
bahwa stres paska perkosaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu stres yang
langsung terjadi dan stres jangka panjang. Stres yang langsung terjadi adalah
reaksi paska perkosaan seperti kesakitan fisik, rasa bersalah, takut, cemas, malu,
marah, dan tak berdaya. Sedangkan stres jangka panjang adalah gejala
psikologis tertentu yang dirasakan korban sebagai suatu trauma yang
menyebabkan korban tidak memiliki rasa percaya diri, konsep diri yang negatif,
menutup diri dari pergaulan, dan juga reaksi somatis seperti jantung berdebar,
atau keringat yang berlebihan.
Remaja, sekalipun ia sebagai korban perkosaan harus tetap melaksanakan
kehidupannya dengan baik dengan cara mengadakan penyesuaian sosial dengan

baik. Hurlock (1988) mengartikan penyesuaian sosial sebagai keberhasilan
seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan
terhadap kelompok pada khususnya. Seseorang melakukan proses belajar ketika
ia berada ditengah-tengah orang lain sehingga ia berusaha untuk beradaptasi
untuk dapat diterima dalam lingkungannya dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Penilaian atas keberhasilan seorang remaja korban perkosaan
dalam melakukan penyesuaian sosial dapat dilihat berdasarkan beberapa kriteria.
Diantaranya adalah berdasarkan sikap sosial yang baik, yaitu seorang remaja
korban perkosaan harus bisa menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap
orang lain, terhadap partisipasi sosial dan terhadap perannya dalam kelompok
sosial. Selain itu, ia harus

dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap

berbagai kelompok, baik yang seusianya maupun yang lebih tua dari usianya
(Hurlock, 1988).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyesuaian sosial adalah
teman, penerimaan sosial, minat sosial, pola emosi, keadaan sosial, jenis kelamin
dan inteligensi (Hurlock, 1988). Remaja korban perkosaan memerlukan
dukungan yang kuat dari teman dalam melakukan penyesuaian sosial. Teman

memegang peranan yang sangat penting. Remaja korban perkosaan bisa saja

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

4

dikucilkan dari pergaulan oleh teman-temannya. Banyak alasan bermunculan
sebagai upaya untuk membatasi pergaulan dengan remaja korban perkosaan
tersebut. Diantaranya adalah rasa takut akan terjerumus atau mengalami hal yang
sama dengan apa yang ia alami, ataupun mungkin juga karena ketidakmampuan
untuk mengambil resiko generalisasi pendapat masyarakat bahwa salah satu saja
remaja yang menjadi korban perkosaan, maka kemungkinan besar teman yang
lain pernah mengalami hal yang sama karena seringnya mereka berjalan
bersama. Jika hal ini sudah terjadi, maka sulit rasanya bagi seorang remaja
korban perkosaan untuk mengembalikan rasa percaya dirinya.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai keadaan sosial dan
penerimaan sosial. Keadaan sosial dimana korban tinggal merupakan salah satu
aspek yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan penyesuaian sosial remaja
korban perkosaan. Misalnya, jika keadaan sosial, dalam hal ini adalah
lingkungan tempat remaja korban perkosaan tersebut masyarakatnya masih

menjunjung tinggi nilai-nilai sosial dan budaya, maka kemungkinan besar
remaja tersebut mungkin akan menghadapi masalah besar terkait dengan
penerimaan masyarakat.
Suyanto(dalam Wahid & Irfan, 2000) memaparkan “ seseorang korban
perkosaan cenderung akan mengalami masa trauma. Masa depannya akan
hancur, dan bagi yang tidak kuat menanggung beban, maka pilihan satu-satunya
akan bunuh diri. Aib, perasaan merasa tercemar dan kejadian yang biadab itu
akan terus menghantui korban, sehingga tak jarang mereka memilih menempuh
jalan pintas untuk melupakan serta mengakhiri semua penderitaannya”. Paparan
itu menyangkut derita korban yang cukup komplikatif, bukan hanya berkaitan
dengan fisik, namun juga psikologis dan sosial. Kasus kebiadaban yang
menimpanya telah merenggut harkat dirinya dan dapat membuatnya seperti
sosok manusia yang tidak berguna lagi ditengah-tengah masyarakat.
Rifka Annisa’ Woman Crisis Center menunjukkan lagi, bahwa banyak
gadis yang pernah mengalami perkosaan di masa lalunya merasa bahwa dirinya
berbeda dengan temannya yang lain sehingga mereka kemudian menarik diri
dari lingkungan pergaulan. Mereka merasa dirinya kotor, telah ternoda, tidak
suci, dan tak berharga lagi. Hilangnya kesucian, baik dalam arti fisik yang

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)


5

disebut virginitas (keperawanan) maupun kesucian dalam arti luas memang
mengandung makna kehilangan kehormatan. Keyakinan tersebut ditanamkan
sejak dini, terutama kepada para perempuan, sehingga wajar sekali bila
hilangnya keperawanan ini menimbulkan trauma yang sangat berat bagi korban.
(Wahid & Irfan, 2000).
Remaja yang bisa melakukan penyesuaian sosial dengan baik ditandai
dengan kemampuan mengadakan penyesuaian diri dengan baik ketika ia berada
ditengah-tengah kelompoknya, dapat menerima kekurangan dan kelebihan
dirinya dan orang lain, perasaan bahagia dapat turut andil dalam aktifitas sosial,
serta beberapa ciri yang lain. Korban perkosaan diharapkan mampu melakukan
penyesuaian sosial dengan baik, meskipun dari pengalaman dan keadaan psikis
mereka tentunya berbeda dengan remaja normal lainnya yang tidak pernah
mengalami perkosaan. Tidaklah menjadi hal yang mustahil jika seorang remaja
korban perkosaan yang mengalami trauma sekali pun mampu mengadakan
penyesuaian sosial dengan baik, karena banyak faktor yang mendukung
usahanya seperti motivasi ataupun juga dukungan dari orang-orang sekitar.
Seperti halnya dengan salah satu korban perkosaan yang berinisial IL yang

mampu menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Hal ini bisa dilihat dari
keakrabannya dalam berkomunikasi dengan teman maupun tetangganya. Ia juga
mampu beraktifitas dengan baik, seperti tetap bersekolah, dan membantu orang
tua. Ia juga tidak enggan untuk beraktifitas di luar rumah, seperti belanja dan
bermain. IL menilai hal perkosaan yang telah ia lampaui sebagai bagian dari
pelajaran hidup yang berharga bagi dirinya untuk berhati-hati dalam berteman.
Memang tidak dapat dipungkiri bila sebenarnya banyak remaja korban
perkosaan cenderung lebih suka menarik diri dari pergaulan. Karena adanya
seorang remaja korban perkosaan yang mampu mengadakan penyesuaian sosial
dengan baik inilah yang menjadi hal yang menarik perhatian peneliti untuk
melakukan penelitian. Tentunya hal ini juga akan menarik perhatian khalayak
luas karena disaat orang mungkin beranggapan bahwa remaja yang mengalami
perkosaan, dengan trauma yang sangat pahit tidak mungkin bisa melakukan
penyesuaian sosial dengan baik justru muncul suatu bukti bahwa remaja korban
perkosaan pun juga bisa melakukan penyesuaian sosial dengan baik setelah ia

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

6


tentunya mengalami banyak perjuangan atas kendala yang dirasakan. Pertanyaan
yang mungkin muncul setelah adanya fakta yang mengungkap hal ini adalah “
bagaimana mungkin? Seperti apa penyesuaian sosial mereka sehingga mereka
dapat dikatakan berhasil dalam melakukannya?”.
Maka dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti mengenai deskripsi
penyesuaian sosial remaja korban perkosaan. Dimana peneliti akan memaparkan
deskripsi penyesuaian sosial remaja korban perkosaan mulai dari sesaat ia
mengalami peristiwa perkosaan, hingga saat ini yaitu beberapa tahun paska
peristiwa perkosaan yang ia alami.Hal inilah yang akan dibuktikan oleh peneliti
untuk menjawab semua pertanyaan mengenai kemungkinan remaja korban
perkosaan yang masih bisa melakukan penyesuaian sosial.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana deskripsi penyesuaian sosial remaja korban perkosaan?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui deskripsi penyesuaian sosial remaja korban perkosaan.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis
Diharapkan melalui penelitian ini, peneliti mampu mengetahui deskripsi
penyesuaian sosial remaja korban perkosaan.
2. Secara praktis
a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah dan memperkaya informasi
peneliti mengenai deskripsi penyesuaian sosial remaja korban perkosaan.
b. Diharapkan penelitian ini dapat mengubah pandangan orang bahwa
remaja korban perkosaan tidak mampu melakukan penyesuaian sosial.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DESKRIPSI PENYESUAIAN SOSIAL
REMAJA KORBAN PERKOSAAN

SKRIPSI

Oleh :
Retno Septyaningtyas
06810272

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DESKRIPSI PENYESUAIAN SOSIAL
REMAJA KORBAN PERKOSAAN

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malng
sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Retno Septyaningtyas
06810272

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

ii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
nikmat dan barokah-Nya yang dilimpahkan kepada umat manusia dan seluruh
makhluk yang diciptakan-Nya.
Sungguh merupakan suatu anugerah yang tak terhingga yang harus disyukuri
ketika penulis berhasil menyelesaikan karya tulis ini. Hanya suatu persembahan
teramat sangat kecil jika dibandingkan dengan nikmat yang telah penulis terima dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa semua keberhasilan ini tidak diperoleh dengan
mudah tanpa perjuangan yang sungguh-sungguh dan tentunya dengan bantuan dari
berbagai pihak. Banyak bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung yang
diterima penulis selama penelitian ini dan selama masa studi di Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang. Untuk itu penulis ingin mengucapkan rasa
terimakasih yang ditujukan kepada:
1.

Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.

2.

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak memberikan masukan, senantiasa sabar dalam membimbing dan selalu
memberikan motivasi kepada penulis

3.

Diana Savitri Hidayati, M.Psi selaku pembimbing II yang yang telah banyak
memberikan masukan, senantiasa sabar dalam membimbing dan selalu
memberikan motivasi kepada penulis

4.

Ibunda Tri Muji Ingarianti, M.si selaku dosen wali tiada henti memotivasi anak
wali untuk segera menyelesaikan akademiknya dan terima kasih atas nasehatnya
meskipun terkadang hanya sebuah analogi namun mampu merubah insigt
penulis.

5.

Ayah dan bunda terkasih, tercinta, tersayang, dan terluarbiasa yang terus
memberikan semangat dan doa yang tiada pernah henti. Terimakasih untuk
aliran dana setiap minggunya ke ATM Retno peduli dan bunda yang selalu
menawarkan jasa kerokan saat peneliti sakit, serta selalu menyebutku dalam
iii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

setiap doa dan air mata. Peneliti teramat mencintai kalian lebih dari apa yang
bisa peneliti berikan untuk kalian.
6.

Kakakku Yeyen, abangku Gedhe Yasa dan keponakan terbandelku Ogex’s yang
telah memberikan banyak jasa, baik tumpangan tempat tinggal selama di
Malang, hiburan, maupun waktu dan tenaga saat dibutuhkan. Semoga kita selalu
jadi saudara yang penuh keanehan dan keributan positif setiap harinya.

7.

Tetanggaku tersayang Ayah dan Ibu Echan, juga keponakan baruku Echan
Maulana yang senantiasa menghibur dan menjadi saudara baru yang
menyenangkan. Terimakasih untuk bantuan apapun yang kalian berikan untuk
peneliti selama ini.

8.

Teman-temanku seperjuangan, Siska Nilam Sari, Riza Faida, Ike Taurisha,
Dorya Dewi, dan Anton Pranowo yang tidak pernah kehabisan cara untuk
mencairkan suasana jenuh saat menunggu antrian bimbingan. Semoga kita tetap
jadi keluarga yang solid dan meramaikan suasana.

9.

IL dan CI yang telah bersedia membantu selama proses penelitian skripsi.
Sukses selalu untuk kehidupan kalian yang lebih baik.

10. Tidak lupa juga kepada teman dan semua pihak lainnya yang telah membantu
dalam menyusun skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Sesungguhnya hanya Allah Yang Maha Sempurna, penulis menyadari bahwa
karya yang sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, saran
dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
kita semua..Amin

Malang, 19 Agustus 2011

Penulis

iv

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

INTISARI
Septyaningtyas, Retno. (2011). Deskripsi Penyesuaian Sosial Remaja Korban
Perkosaan. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Pembimbing (1) Cahyaning Suryaningrum, M.Si (2) Diana Savitri Hidayati,
M.Psi
Kata kunci

: Penyesuaian sosial, Remaja, dan Perkosaan

Kasus perkosaan terhadap remaja sangat marak dibicarakan saat ini.
Masyarakat banyak yang menilai bahwa seorang remaja yang menjadi korban
perkosaan akan sulit melakukan penyesuaian sosial terhadap lingkungannya. Mereka
menilai jika para korban perkosaan yang salah satunya adalah remaja, akan
cenderung menjadi trauma dan sulit untuk melakukan penyesuaian sosial. Namun,
tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada remaja korban perkosaan yang masih bisa
melakukan penyesuaian sosial dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
deskripsi penyesuaian sosial remaja korban perkosaan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subyek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dua subyek korban perkosaan yang telah
melakukan penyesuaian sosial. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara. Sedangkan untuk keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi
sumber yaitu melakukan wawancara dengan orang tua, teman, dan masyarakat
sekitar tempat tinggal subyek..
Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subyek
mengalami perubahan setelah mengalami peristiwa perkosaan, baik perubahan fisik,
mental, dan sosial. Berkat usaha yang mereka lakukan dan dukungan dari berbagai
pihak seperti orang tua dan teman mereka, membuat mereka mampu untuk
mengadakan penyesuaian sosial dengan baik. Sehingga saat ini subyek mampu
melakukan penyesuaian sosial seperti: mengikuti kegiatan-kegiatan baik kegiatan
dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Subyek juga sudah mampu
melakukan hubungan sosial lebih baik daripada beberapa waktu setelah mengalami
peristiwa perkosaan seperti: menyapa dan berbincang-bincang dengan teman dan
masyarakat. Selain itu subyek juga merasakan kepuasan pribadi atas apa yang sudah
ia lakukan dalam upaya melakukan penyesuaian sosial yang menjadi salah satu
faktor pendukung terciptanya penyesuaian sosial yang lebih baik.

v

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

ABSTRACTION
Septyaningtyas, Retno. (2011). The Social Adjustment Describtion from the
Teenager of Violence Victim. Psychological Faculty of Universitas
Muhammadiyah Malang. Recturer (1) Cahyaning Suryaningrum, M.Si (2)
Diana Savitri Hidayati, M.Psi
Keyword: social adjustment, teenager, and violence
Violence case for teenager very famous issue today. Many people who judge
that a teenager who is become a violence victim will difficult for social adjustment to
the society. They judge that the teenager who become a violence victim will get
traumatic and difficult to do social adjustment. However, it can deny that there are a
lot of violence victim who are still be able to do social adjustment well. This purpose
of the research is to describtion. The social adjustment of the teenager who is become
the victim of violence.
The research is belong to describtive qualitative research designe. The subject
that used in this research is two subject of violence victim who have done the social
adjustment. The data collection method used is interview. And then, for the then for
the validity test, the researcher used source of the triangulasi that is interview with
parents, friends, and societies.
Based on the result of the research shows that both of subject get the change
after become a violence victim, it can be change in physic, mental, and social.
Because of the effort that they are doing and the support from the others parents and
theirs friends, make they are able to make social adjustment well. So, recently the
subject can do make social adjustment as: following the activities, it can be activities
in family surrounding, school, or societies. Subject also have been able to do social
interaction better than sometime after get the violence such as: say hello and talk to
each other such as with friend and society. Then the subject also feel privacy
satisfaction for their effort to do social adjustment that become one of the supporting
factor to make social adjustment better than before.

vi

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM .....................................................................

i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................

iv

SURAT PERNYATAAN .................................................................................

v

KATA PENGANTAR ......................................................................................

vi

ABSTRAKSI ....................................................................................................

viii

ABSTRACTION ..............................................................................................

ix

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………

x

DAFTAR TABEL .............................................................................................

xii

DAFTAR SKEMA ............................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

xiv

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................

1

B. Rumusan Masalah .....................................................................

6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................

6

D. Manfaat Penelitian .....................................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkosaan ..................................................................................

7

1. Definisi perkosaan ................................................................

7

2. Kriteria perkosaan ................................................................

8

3. Macam-macam perkosaan ...................................................

10

4. Kharakteristik perkosaan ......................................................

11

5. Faktor penyebab terjadinya perkosaan .................................

12

6. Akibat dari tindak perkosaan……………… .........................

13

B. Penyesuaian sosial .....................................................................

15

1. Definisi penyesuaian sosial ...................................................

15

vii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

BAB III

BAB IV

BAB V

2. Kharakteristik penyesuaian sosial .........................................

15

3. Ciri-ciri penyesuaian sosial ...................................................

17

4. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial.....................

18

5. Hambatan dalam penyesuaian sosial .....................................

20

C. Remaja .......................................................................................

22

1. Definisi remaja .......................................................................

22

2. Kharakteristik remaja .............................................................

23

3. Perkembangan usia remaja .....................................................

24

D. Penyesuaian remaja korban perkosaan .........................................

30

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..........................................................................

32

B. Batasan Istilah ..........................................................................

32

C. Subyek Penelitian .......................................................................

33

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................

33

E. Instrumen Penelitian ...................................................................

35

F. Tahap-tahap Penelitian ..............................................................

35

G. Proses Analisis Data ..................................................................

36

H. Keabsahan Data .........................................................................

36

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Subyek Penelitian ........................................................

38

B. Deskripsi Data ...........................................................................

38

C. Analisa Data ..............................................................................

47

D. Pembahasan ..............................................................................

51

PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................

58

B. Saran .........................................................................................

59

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

60

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................

61

viii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Identitas subyek penelitian ...............................................................

ix

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

38

DAFTAR SKEMA

Skema 4.2 : Proses penyesuaian sosial IL ..........................................................

47

Skema 4.3 : Proses penyesuaian sosial CI ..........................................................

49

x

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar kegiatan Lapangan ...........................................................

61

Lampiran 2 : Guide Interview ............................................................................

62

Lampiran 3 : Informed Consent .........................................................................

64

Lampiran 4 : Hasil wawancara ..........................................................................

66

Lampiran 5: Guide Observasi …………………………………………………..

91

Lampiran 6: Hasil Observasi ……………………………………………………

92

xi

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Desmita.(2010). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Hurlock. (1988). Perkembangan anak jilid I. Jakarta: Erlangga

Fakultas psikologi UMM.(2010) Pedoman penulisan skripsi. Malang: Fakultas
Psikologi UMM

Kartono, Kartini. (1985). Perkembangan remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Luhulima, Achie. Sudiarti.(2000). Pemahaman bentuk-bentuk tindakan kekerasan
terhadap perempuan dan alternative pemecahannya. Jakarta: PT Alumni

Mappiare, A. (1983). Psikologi remaja. Surabaya: Nasional

Moleong, L. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Monks, F. K. (2006). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Gajahmada University
Press

Poenix, T.P. (2007). Kamus besar bahasa Indonesia edisi terbaru. Jakarta: Pustaka
poenix
Prodjodikoro, W. (2001).Tindak-tindak pidana di Indonesia. Bandung: Refika
Aditama
Soesilowindradini.(1988). Psikologi perkembangan masa remaja. Surabaya: Usaha
Nasional

Sugiono.(2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

2

Wahid, Abdul & Irfan, Muhammad.(2001). Perlindungan terhadap korban
kekerasan seksual & advokasi atas hak asasi perempuan. Bandung: Refika
Aditama

Yusuf, S. (2006).Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)