Metode Pengambilan Data Zona Fleksibilitas

39 dari bagian pemasaran. Data yang digunakan adalah data terbaru dan terlengkap yang ada di KWT Turi dan PKBT. Selain itu, data juga diperoleh melalui pengamatan wawancara serta kuesioner yang diberikan kepada responden JMM dan PKBT yang mengkonsumsi produk Fruit Talk Soft Candy di Bogor. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik BPS, laporan keuangan masing- masing perusahaan, laporan produksi LPPM PKBT dan KWT Turi, serta literatur dan tulisan yang dianggap relevan dalam penelitian ini.

4.4. Metode Pengambilan Data

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, pengambilan sampel secara sengaja dilakukan karena masih terbatasnya konsumen pada masing- masing produk. Konsumen yang menjadi responden adalah pelanggan JJM dan konsumen Fruit Talk Soft Candy. Pelanggan JJM yang termasuk adalah pegawai Pemerintah Kota Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Bogor dan karyawan AHASS Astra di Kota Bogor, sedangkan untuk konsumen Fruit Talk Soft Candy adalah orang yang mengkonsumsi Soft Candy. Responden dikelompokkan menjadi dua, yaitu responden kelompok satu adalah responden produk JJM dan responden dua adalah responden produk Fruit Talk Soft Candy. Pengambilan data yang dilakukan pada responden kelompok satu dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pegawai yang telah mengkonsumsi JJM di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Bogor sebanyak 15 orang dan pada karyawan AHASS Astra sebanyak 5 orang. Selain itu pengambilan data juga dilakukan pada konsumen potensial, yaitu konsumen yang belum melakukan pembelian produk dengan menyebarkan kuesioner serta memberikan tester produk terhadap 20 orang konsumen potensial. Fruit Talk Soft Candy merupakan produk yang masih baru di pasaran dengan tahapan perkenalan produk, sehingga pengambilan data dilakukan terhadap konsumen potensial. Kuesioner diberikan kepada konsumen yang belum melakukan pembelian produk dengan memberikan tester produk kepada konsumen sebanyak 20 orang. Pengambilan sampel masing- masing dibedakan menurut kelas pendapatan pada konsumen potensial, yaitu pendapatan kelas atas, menengah dan rendah.

4.5. Metode Pengolahan Data

40 Alat analisis yang digunakan dalam penelitian yang pertama menggunakan pendekatan full costing untuk penentuan harga pokok produksi dari sisi perusahaan sebagai cara untuk mengidentifikasi OP min. Penggunaan pendekatan full costing pada penelitian ini karena perhitungan biaya tidak memperhatikan perilaku biaya artinya metode full costing mengakumulasikan seluruh biaya tetap dan biaya variabel. Sedangkan alat analisis yang kedua menggunakan analisis sensitivitas harga sebagai alat untuk mengidentifikasi CP max sehingga diperoleh zona fleksibilitas untuk mendapatkan rentang harga optimum dari sisi produsen dan konsumen. Setelah itu, data diolah dengan menggunakan software Microsoft Office Excel 2007.

4.5.1. Identifikasi OP Min

Menurut Cartwright, OP min merupakan suatu harga minimum yang terbentuk dari biaya tetap, biaya variabel, dan laba minimum yang ditetapkan oleh perusahaan yang dikenakan pada sebuah produk seperti yang terlihat pada rumus di bawah ini: OP min = Vc + Fc + M min Berdasarkan rumus tersebut, Vc merupakan Biaya Variabel, Fc merupakan Biaya Tetap, dan M min adalah laba minimum yang diinginkan perusahaan. Dengan kata lain, OP min merupakan harga jual yang ditetapkan kepada sebuah produk oleh perusahaan dengan laba minimum yang diinginkan perusahaan. Identifikasi OP min dapat dilakukan dengan menggunakan penetapan harga pokok produksi metode full costing untuk mendapatkan nilai harga pokok produk per unit. Setelah itu, harga pokok produk per unit ditambah dengan persentase keuntungan minimum yang diharapkan oleh perusahaan untuk mendapatkan nilai OP min per unit. Satuan unit yang digunakan adalah bungkus atau per 50 gram Fruit Talk Soft Candy , per cup atau 200 mililiter dan per botol atau 300 mililiter JJM. Metode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variabel. Dengan demikian 41 harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Biaya bahan baku : xxx Biaya tenaga kerja langsung : xxx Biaya overhead pabrik variabel : xxx Biaya overhead pabrik tetap : xxx + Harga Pokok Produksi : xxx Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, biaya overhead pabrik tetap, ditambah dengan biaya non produksi biaya pemasaran, biaya administrasi, dan biaya umum. Gambar 8 melukiskan unsur harga pokok produksi dan harga pokok produk dengan pendekatan full costing. Prime Cost Biaya Konversi Biaya Bahan Biaya Tenaga Biaya Overhead Biaya Overhead Baku Kerja Pabrik Tetap Pabrik Variabel Ha rga Poko k Biaya Biaya Produksi Pe masaran AdmUmu m Total Harga Poko k Produk Gambar 8. Harga Pokok Produksi dan Total Harga Pokok Produk Menurut Metode full costing. 42

4.5.2. Identifikasi CP max

CP max merupakan harga tertinggimaksimum dari sisi konsumen yang mampu dibayarkan konsumen terhadap suatu produk Cartwright 2002. CP max dapat diidentifikasi melalui analisis sensitivitas harga.

4.5.2.1. Analisis Sensitivitas Harga

Salah satu alat analisis harga yang sering digunakan yaitu riset sensitivitas harga. Dalam hal ini digunakan riset harga yang diharapkan konsumen , dimana akan diperoleh limit harga dan kisaran harga yang dapat diterima oleh konsumen dimana konsumen menilai batas harga sangat murah, murah, mahal, dan sangat mahal yang dikaitkan dengan kualitas oleh produk tersebut. Selanjutnya data akan ditabulasikan untuk memperoleh kelompok harga sangat murah, murah, mahal dan sangat mahal. Dari nilai persentase kumulatif yang diperoleh maka akan dibuat kurva-kurva. Selain itu, dibuat pula kurva untuk kelompok harga tidak murah dan tidak mahal yang diperoleh dengan rumus: Persentase Kumulatif “Tidak Murah” = 100 - persentase Kumulatif “Murah” Persentase Kumulatif “Tidak Mahal” = 100 - persentase Kumulatif “Mahal” Kurva-kurva yang terbentuk akan saling berpotongan pada titik-titik antara lain: a. Perpotongan antara kurva Sangat Murah dan Tidak Murah akan membentuk titik yang jika ditarik ke sumbu X harga maka akan diperoleh titik PMC Price of Marginal Cheapness. b. Perpotongan antara kurva Sangat Mahal dengan kurva Tidak Mahal akan membentuk titik yang jika ditarik ke sumbu X harga akan diperoleh titik PME Price of Marginal Expensive. c. Perpotongan antara kurva Murah dengan kurva Mahal akan diperoleh titik IPP Indiferent of Pricing Point yaitu titik dimana pada tingkat harga ini konsumen tidak merasakan perbedaan antara murah dengan mahal. d. Perpotongan antara kurva Sangat Murah dengan kurva Sangat Mahal akan diperoleh titik OPP Optimum Pricing Point. 43 Daerah antara PMC dan PME sering disebut sebagai RAP Range of Acceptable Prices yaitu merupakan kisaran harga yang dapat diterima konsumen. Daerah antara titik OPP dan IPP merupakan daerah yang ideal bagi perusahaan untuk menetapkan harga produk Westerndrop dalam Sani 2005. Gambar 9. Hubungan antara K urva dari Setiap Kategori Harga

4.6. Zona Fleksibilitas

Daerah yang terbentuk antara OP min dan CP max merupakan daerah fleksibilitas harga. Terdapat tiga kemungkinan dala m hubungan antara OP min dan CP max, yaitu: 1. J ika CP ma x OP min, maka tidak aka n ada pe mb e lia n dari ko ns ume n karena menilai produk yang ditawarkan produsen terlalu mahal. 2. J ika CP ma x = OP min, maka terdapat ke mungk ina n terjad inya penjualan akan tetapi perusahaan cenderung kaku dalam menentukan harga jual sedikit fleksibilitas. 3. J ika CP ma x OP min. Pad a titik ini aka n te rjad i pe njua la n d a n aka n ada fleksibilitas yang dimiliki produsen dalam menentukan harga jual dengan menawarkan diskon kepada konsumen. Kondisi yang terbentuk dalam zona fleksibilitas merupakan rentang harga optimum dari sisi produsen dan konsumen. OPP PME IPP PMC PMC Murah Tidak Murah Sangat Mahal Mahal Tidak Mahal Sangat Murah RAP Konsumen Persentase Harga V GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Perusahaan KWT Turi 5.1.1. Latar Belakang KWT Turi