Pembuatan Peta kelas Lereng Secara Manual dan Digital

PENDAHULUAN Latar Belakang Lereng merupakan bagian dari suatu bentuklahan landform yang wujudnya ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan lereng antara lain adalah batuan induk, biosfer, iklim, dan proses- proses geomorfik Sharp, 1982. Menurut Sharp 1982 lereng dibentuk awalnya oleh proses endogenik seperti proses patahan, lipatan, atau vulkanik namun dengan berjalannya waktu lereng tersebut termodifikasi oleh proses-proses eksogenik seperti proses-proses erosi, longsor, deposisi, atau yang lainnya. Lereng merupakan unsur alam yang mempunyai sifat relatif permanen, namun seringkali aktivitas manusia dengan peralatan teknologinya dapat merubah kemiringan lereng. Meskipun perubahan lereng bersifat lokal, namun secara ekologis dampaknya sering mencapai ke wilayah-wilayah yang cukup jauh. Dengan demikian peranan kemiringan lereng dari sisi ekologis perlu mendapat perhatian dalam sistem pengelolaan sumberdaya lahan. Perubahan penggunaan lahan merupakan salah satu contoh aktivitas manusia yang berdampak pada proses ekologis, antara lain berupa erosi tanah dan longsor di wilayah-wilayah hulu dan juga banjir di wilayah hilir. Peta topografik adalah salah satu sumber data yang paling sering digunakan untuk pemetaan lereng. Namun data topografik kini telah banyak berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Data elevasi dari rekaman satelit seperti dari Shuttle Radar Topography Mission SRTM atau data yang lainnya banyak digunakan untuk melahirkan data topografik. Metode pemetaan lereng pun akhirnya menjadi berkembang sejalan dengan berkembangnya piranti lunak software sistem informasi geografis, sehingga keragaman peta lereng yang dihasilkan pun bisa menjadi bervariasi sesuai dengan pemodelan yang dibangun. Pemetaan terhadap lereng merupakan langkah dasar yang hasilnya banyak dimanfaatkan oleh pengguna untuk menunjang pekerjaan-pekerjaannya, seperti inventarisasi sumberdaya lahan, kebencanaan alam, perencanaan wilayah, keteknikan, atau bidang-bidang yang lainnya. Dengan demikian akurasi merupakan hal yang sangat penting dalam pemetaan lereng dikarenakan akurasi akan berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan lain yang ditunjangnya. Mengingat munculnya berbagai sumber data maupun metode pemetaan lereng, maka melakukan perbandingan terhadap peta-peta lereng yang dihasilkan melalui berbagai sumber maupun metode menarik untuk dilakukan. Hasil perbandingan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing data dan metode dimaksud. Melalui pemetaan lereng diharapkan dapat mengetahui pula karakter bentuklahannya. Kajian seperti ini akan bermanfaat untuk bidang-bidang aplikasi seperti kebencanaan alam atau yang lainnya yang secara umum terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup, seperti untuk pengelolaan daerah aliran sungai DAS. DAS adalah suatu kesatuan ekosistem yang khas untuk pelestarian sumber daya tanah dan air, oleh karenanya jika terjadi perubahan penggunaan lahan atau buruknya pengelolaan lahan di dalam DAS akan dapat mengakibatkan gangguan fungsi hidrologis di dalam DAS tersebut Agus et al., 2007.