PENGARUH PENGGUNAAN METODE E LEARNING BERBASIS MOODLE DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS SISWA SMA KELAS X

PENGARUH PENGGUNAAN METODE E-LEARNING
BERBASIS MOODLE DENGAN PENDEKATAN CTL
(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK
LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS
SISWA SMA KELAS X
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

oleh
Diny Apriliani
4301407004

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011

i


PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode E-Learning Berbasis
MOODLE dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks Siswa SMA Kelas X“ telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan di
sidang panitia ujian skripsi jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Semarang,

21 Juni 2011

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr. Antonius Tri Widodo
NIP.19520520 197603 1 004


Dra. Saptorini, M.Pi
NIP. 19510920 197603 2 001

ii

PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Pengaruh Penggunaan Metode E-Learning Berbasis MOODLE dengan
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap Hasil
Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Siswa
SMA Kelas X
disusun oleh
Diny Apriliani
4301407004
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 8 Agustus 2011.

Panitia:
Ketua,


Sekretaris,

Dr. Kasmadi Imam S, MS
195111151979031001

Drs. Sigit Priatmoko, M.Si
196504291991031001

Ketua penguji

Drs. Kasmui, M.Si
196602271991021001
Anggota Penguji/
Pembimbing Utama

Anggota Penguji/
Pembimbing Pendamping

Dr. Antonius Tri Widodo
195205201976031004


Dra. Saptorini, M.Pi
195109201976032001

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, 8 Agustus 2011

Diny Apriliani
4301407004

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :
“ Ku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga
lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik
daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang
lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan
rezki yang lebih baik daripada sabar”
(Khalifah „Umar)
“ Tidak ada pelaut ulung yang dilahirkan dari samudera yang tenang, tapi ia akan
dilahirkan

dari

samudera

yang

penuh

terpaan


badai,

gelombang

dan

topan”

(D Farhan Aulawi)

Skripsi ini dengan bangga Kupersembahkan
untuk:
Ayah dan Ibuku tercinta yang tak pernah lelah menjaga
hidupku dan mengiringi langkahku dengan kasih dan do‟a
yang tulus.
Keluargaku tercinta, Tante Sri dan Danar yang tak henti
melimpahkan kasih dan sayangnya untukku.
Nano yang tak henti menyayangi dan memotivasiku dengan
penuh kesabarannya.
Sahabatku tersayang, Eni dan Enon.

All of my beloved friends in Chemical Education ‟07.

v

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGARUH PENGGUNAAN METODE E-LEARNING BERBASIS MOODLE
DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN
ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS SISWA SMA KELAS X”.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari
peran berbagai pihak yang mendukung dan membantu penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar–besarnya yaitu kepada :
1.

Rektor Universitas Negeri Semarang atas kebijaksanaannya yang
berhubungan dengan penyusunan skripsi.


2.

Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.S, Dekan FMIPA yang telah memberikan
izin penelitian.

3.

Drs. Sigit Priatmoko, M.Si, Ketua Jurusan Kimia yang telah memberikan
izin penelitian dan membantu kelancaran ujian skripsi.

4.

Dr. Antonius Tri Widodo, dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi
ini.

5.

Dra. Saptorini, M.Pi, dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.


6.

Drs. Kasmui, M.Si, selaku dosen penguji.

7.

Drs. Y. Tohari, Kepala SMA N 1 Bergas yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian.

8.

Eni Susianti, S.Pd, guru mata pelajaran kimia kelas X SMA N 1 Bergas
yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini.

vi

9.

Anang Wijayanto, S.T, guru mata pelajaran TIK dan administrator website

SMA N 1 Bergas yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan
selama penelitian.

10.

Staf tata usaha dan siswa kelas X-7 dan X-8 SMA N 1 Bergas yang telah
bekerja sama dengan baik.

11.

Teman–teman seperjuangan yang senantiasa membantu dan memotivasi
penulis untuk menjadi lebih baik.

12.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu

baik


yang

bersifat

material

maupun

spiritual

demi

terselesaikannya skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya.

Semarang, 8 Agustus 2011

Penulis

vii

ABSTRAK
Apriliani, Diny. 2011. Pengaruh Penggunaan Metode E-Learning Berbasis
MOODLE dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks Siswa SMA Kelas X. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (I) Dr.
Antonius Tri Widodo, (II) Drs. Saptorini, M.Pi.
Kata kunci : e-learning, MOODLE, hasil belajar, CTL.
Keterbatasan ruang dan waktu menjadi kendala utama bagi peningkatan
kualitas pembelajaran. Pertambahan jumlah siswa pada suatu lembaga pendidikan
berpotensi mengurangi kualitas interaksi antara guru dan siswa sehingga hasil
belajar yang dicapai tidak optimal. Selain itu, pembelajaran di ruang kelas masih
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan ceramah sebagai
pilihan utama strategi belajar. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu
adakah pengaruh penggunaan media e-learning berbasis MOODLE dengan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar
siswa? Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan
metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL terhadap hasil
belajar kimia siswa. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa SMA N 1 Bergas
kelas X semester 2, berdasarkan hasil perhitungan uji Chi-kuadrat populasi
dinyatakan berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas
diketahui populasi mempunyai varians yang sama atau homogen. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling, dan didapatkan kelas
X-8 sebagai kelas eksperimen dan X-7 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan, setelah dilakukan pembelajaran, pada kelas eksperimen rata–rata
hasil post test mencapai 77,65 dan kelas kontrol 67,86. Hasil perhitungan uji t
kesamaan dua rata-rata dua pihak diperoleh thitung (5,05) dan ttabel (1,67) berarti
rata–rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Berdasarkan perhitungan uji korelasi diperoleh harga koefisien korelasi biserial
(rb) 0,65 dan SErb*1,96 = 0,30, karena rb (0,65) > SErb*1,96 (0,30) maka korelasi
antar dua variabel ini dapat dikatakan signifikan. Sehingga pengaruh yang
ditimbulkan signifikan dengan hasil perhitungan harga koefisien determinasi
sebesar 42,63%. Pada aspek psikomotorik dan afektif, terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL mampu menarik
perhatian siswa sehingga dapat mengatasi kebosanan siswa dari pembelajaran
yang monoton. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode e-learning
berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa kelas X dengan kontribusi sebesar 42,63%.

viii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................

ii

PENGESAHAN............................................................................................ iii
PERNYATAAN ......................................................................................

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................

v

KATA PENGANTAR..............................................................................

vi

ABSTRAK .............................................................................................

viii

DAFTAR ISI ...........................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

xv

BAB
1.

2.

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2

Rumusan Masalah..................................................................... 6

1.3

Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

1.4

Manfaat Penelitian ................................................................... 6

1.5

Penegasan Istilah ...................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Belajar Dan Pembelajaran ......................................................... 10

2.2

Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) ............... 12

ix

3.

4.

5.

2.3

Tinjauan Mengenai E-Learning ................................................. 16

2.4

Tinjauan Mengenai MOODLE .................................................. 21

2.5

Tinjauan Mengenai Larutan Elektrolit Dan Konsep Redoks........ 27

2.6

Kerangka Berfikir ..................................................................... 36

2.7

Hipotesis .................................................................................. 39

METODE PENELITIAN
3.1

Penentuan Objek Penelitian ....................................................... 40

3.2

Tahapan Penelitian ................................................................... 42

3.3

Rancangan Penelitian ................................................................ 43

3.4

Sumber Data............................................................................. 44

3.5

Instrumen Penelitian ................................................................. 46

3.6

Analisis Data ............................................................................ 60

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Penelitian ........................................................................ 71

4.2

Pembahasan.............................................................................. 86

SIMPULAN DAN SARAN
5.1

Simpulan .................................................................................. 104

5.2

Saran ........................................................................................ 104

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

106

LAMPIRAN ............................................................................................

109

x

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1

Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Tradisional .............

16

3.1

Data Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Bergas ......................

40

3.2

Desain Eksperimen ......................................................................

43

3.3

Klasifikasi Daya Pembeda Soal ....................................................

48

3.4

Klasifikasi Tingkat Kesukaran .....................................................

48

3.5

Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ...............................................

51

3.6

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ................................................

52

3.7

Hasil Analisis Validitas Soal ........................................................

52

3.8

Hasil Analisis Uji Coba Soal ........................................................

53

3.9

Ringkasan Uji Kesamaan Varians (ANAVA) ...............................

62

3.10 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi Biserial ........................

66

3.11 Kriteria Rata-Rata Nilai Afektif ...................................................

69

3.12 Kriteria Rata-Rata Nilai Psikomotorik ..........................................

70

4.1

Data Hasil Belajar Aspek Kognitif ...............................................

71

4.2

Data Hasil Belajar Aspek Afektif .................................................

71

4.3

Data Hasil Belajar Aspek Psikomotorik ........................................

71

4.4

Hasil Uji Normalitas ....................................................................

72

4.5

Hasil Uji Homogenitas Populasi ...................................................

73

4.6

Hasil Uji Anava Satu Arah ...........................................................

74

4.7

Hasil Uji Normalitas Hasil Post-test .............................................

75

xi

4.8

Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-test ...........................

75

4.9

Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-test ........................

76

4.10 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Individual........................................

78

4.11 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal...........................................

78

4.12 Rata-Rata Nilai Afektif pada Kelas Eksperimen ............................

79

4.13 Rata-Rata Nilai Afektif pada Kelas Kontrol ..................................

80

4.14 Rata-Rata Nilai Psikomotorik pada Kelas Eksperimen ..................

82

4.15 Rata-Rata Nilai Psikomotorik pada Kelas Kontrol.........................

83

4.16 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran.................

85

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1

Tampilan Website SMA Negeri 1 Bergas ...................................

25

2.2

Tampilan Homepage E-Learning Berbasis MOODLE................

25

2.3

Tampilan Halaman Login untuk Masuk di Kelas E-Learning .....

26

2.4

Skema Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ...............................

28

2.5

Ionisasi Senyawa dalam Larutan ...............................................

28

2.6

Tokoh Svante August Arrhenius................................................

29

2.7

Hantaran Listrik Larutan HCl ....................................................

29

2.8

Alat Penguji Elektrolit ..............................................................

30

2.9

Pelarutan NaCl dalam Air...............................................................

31

2.10 Pelarutan CH3COOH dalam Air ................................................

31

2.11 Skema Pengolahan Air Limbah .................................................

36

2.12 Kerangka Berpikir ....................................................................

38

4.1

Penilaian Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol.............

80

4.2

Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol .............

84

4.3

Analisis Angket Tanggapan Siswa Terhadap
Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode E-Learning
Berbasis MOODLE dengan Pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning) .........................................

87

4.4

Perbandingan Nilai Post test Kelas Eksperimen dan Kontrol ......

93

4.5

Tampilan Halaman Website E-Learning MOODLE ...................

97

xiii

4.6

Tampilan Pengumuman pada Halaman Website
E-Learning Berbasis MOODLE pada Mata Pelajaran Kimia .....

4.7

97

Tampilan Data Siswa dikelas e-learning Berbasis
MOODLE pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X-8 ......................

98

4.8

Tampilan Halaman Download Materi pada MOODLE ...............

100

4.9

Tampilan Halaman Penugasan pada MOODLE .........................

100

4.10 Tampilan Halaman Pengumpulan Tugas Siswa yang diupload ...

100

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Kisi-Kisi Soal Instrumen ..................................................................... 109
2. Soal Uji Coba .................................................................................... 115
3. Daftar Nama Siswa Soal Uji Coba ....................................................... 128
4. Hasil dan Rekap Analisis Soal Uji Coba .............................................. 129
5. Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba ........................................... 135
6. Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Uji Coba ........................................ 136
7. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba........................................... 137
8. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba ................................................ 139
9. Soal Post-test ...................................................................................... 140
10. Silabus .............................................................................................. 147
11. Contoh RPP Kelas Eksperimen .......................................................... 150
12. Contoh RPP Kelas Kontrol ................................................................ 165
13. Bahan Ajar Larutan Elektrolit ............................................................ 177
14. Bahan Ajar Redoks ........................................................................... 186
15. Lembar Kerja Praktikum Larutan Elektrolit ........................................ 193
16. Daftar Nama Populasi Penelitian ........................................................ 196
17. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................ 199
18. Daftar Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen dan Kontrol .............. 200
19. Data Nilai Ulangan Akhir Semester Kelas X SMA N 1 Bergas............ 202
20. Uji Normalitas Data Kelas X-1 .......................................................... 203

xv

21. Uji Normalitas Data Kelas X-2 .......................................................... 204
22. Uji Normalitas Data Kelas X-3 .......................................................... 205
23. Uji Normalitas Data Kelas X-4 .......................................................... 206
24. Uji Normalitas Data Kelas X-5 .......................................................... 207
25. Uji Normalitas Data Kelas X-6 .......................................................... 208
26. Uji Normalitas Data Kelas X-7 .......................................................... 209
27. Uji Normalitas Data Kelas X-8 .......................................................... 210
28. Uji Homogenitas Populasi ................................................................. 211
29. Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi (Uji Anava) ............................ 212
30. Data Nilai Post-test........................................................................... 214
31. Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen........................................ 215
32. Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol .............................................. 216
33. Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Post-test ......................................... 217
34. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Post-test ...................................... 218
35. Uji Korelasi....................................................................................... 219
36. Uji Koefisien Determinasi ................................................................. 220
37. Rekap Presentase Ketuntasan Hasil Belajar ........................................ 221
38. Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen .......................................... 222
39. Uji Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol................................................. 223
40. Kisi-kisi dan Pedoman Penilaian Aspek Afektif .................................. 224
41. Perhitungan Reliabilitas Aspek Afektif ............................................... 228
42. Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen ...................................... 229
43. Lembar Penilaian Afektif Kelas Kontrol............................................. 230

xvi

44. Analisis Penilaian Aspek Afektif Kelas Eksperimen ........................... 231
45. Analisis Penilaian Aspek Afektif Kelas Kontrol.................................. 233
46. Kisi-kisi dan Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik ........................ 235
47. Perhitungan Reliabilitas Aspek Psikomotorik ..................................... 238
48. Lembar Observasi Psikomotorik Kelas Eksperimen ............................ 239
49. Lembar Observasi Psikomotorik Kelas Kontrol .................................. 240
50. Analisis Data Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen .......... 241
51. Analisis Data Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ................ 243
52. Kisi-kisi dan Pedoman Penilaian Angket Tanggapan........................... 245
53. Lembar Angket Tanggapan ................................................................ 248
54. Perhitungan Reliabilitas Angket Tanggapan....................................... 250
55. Analisis Hasil Angket Tanggapan ...................................................... 252
56. Tampilan Media E-Learning Berbasis MOODLE............................... 254
57. Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 258
Surat Pengesahan Dosen Pembimbing Skripsi
Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana dikutip oleh

Munib (2007: 26) pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan peserta didik didalam dan diluar seolah dan
berlangsung seumur hidup. Dalam arti lain, pendidikan merupakan pendewasaan
siswa agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki
dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain
guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar siswa atau
peserta didik.
Sejauh ini pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh suatu
pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta-fakta yang harus
dihafal. Pembelajaran yang berlangsung didalam ruang kelas masih berfokus pada
guru sebagai sumber utama pengetahuan dan ceramah sebagai pilihan utama
strategi belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih
memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa
untuk menghafalkan fakta-fakta, akan tetapi sebuah strategi belajar yang
mendorong siswa untuk dapat mengkonstruksi atau membangun pengetahuan di
benak mereka sendiri (Nurhadi, 2006: 9).

1

2

Dewasa ini Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut siswa
harus dapat selalu aktif dan kreatif terhadap kegiatan belajar mengajar. KTSP
merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi melalui pendekatan kontekstual.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah proses yang
bertujuan membantu para siswa menemukan makna di dalam materi akademik
yang dipelajari dengan cara menghubungkan materi akademik dengan konteks
dalam kehidupan sehari-hari mereka (Johnson, 2010: 88). Karakteristik
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah: kerjasama, saling
menunjang, gembira, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi,
menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan,
sering bersama teman, siswa kritis, dan guru kreatif (Berns, Robert G, and Eicson,
Patricia M, 2002: 46 dalam Sadono, Kana Hidayah, 2006).
Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan pendidikan
juga semakin besar. Pertambahan jumlah pendidik tidak sebanding dengan
pertambahan kebutuhan yang ada. Keterbatasan ruang dan waktu menjadi kendala
utama bagi peningkatan kualitas pendidikan. Pertambahan jumlah siswa pada
suatu lembaga pendidikan tentunya akan berpotensi mengurangi kualitas interaksi
antara pendidik dengan siswa, sehingga hasil yang diperoleh akan semakin jauh
dari harapan (Prakoso, 2005: 2).
Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang semakin pesat,
ternyata telah membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia. Salah satu
dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah
bidang

pendidikan. Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang

3

membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan (Tim Penyusun BNSP, 2006: 8).
Seiring perkembangan teknologi internet, metode e-learning mulai
dikembangkan, sehingga kajian dan penelitian sangat diperlukan. Hakikat
e-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam
format digital melalui teknologi internet. Sistem ini dapat digunakan dalam
pendidikan jarak jauh atau pendidikan konvensional. Oleh karena itu
mengembangkan model ini tidak sekadar menyajikan materi pelajaran ke dalam
internet tetapi perlu dipertimbangkan secara logis dan memegang prinsip
pembelajaran. Desain pengembangan dan tampilan yang menarik menjadikan
siswa betah belajar melalui internet seolah-seolah mereka belajar di dalam kelas.
MOODLE merupakan singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic
Learning Environment yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan
model berorientasi objek. MOODLE merupakan software yang open source untuk
melakukan pembelajaran mandiri dengan tanpa terikat oleh waktu dan tempat.
Beberapa fasilitas yang disediakan oleh MOODLE antara lain: modul bacaan,
modul penugasan, modul chat, modul forum, modul pilihan, modul kuis, dan
sebagainya (Prakoso, 2005: 3).
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, kimia adalah ilmu yang
mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam
yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan

4

energitika zat. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan,
yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja
ilmiah). Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di sekolah melibatkan keterampilan
dan penalaran yang tentunya membutuhkan banyak waktu untuk penyampaian
materi pelajaran.
Lebih lanjut, BSNP (2007) mengemukakan bahwa :
“….Tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di sekolah menengah atas
(SMA) dan madrasah aliyah (MA) meliputi (1) menyadari keteraturan dan
keindahan alam untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2)
memupuk sikap ilmiah; (3) memperoleh pengalaman dalam menerapkan
metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen; (4) meningkatkan
kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat bermanfaat dan juga merugikan
bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya
mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat; (5)
memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya serta
penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
teknologi; dan (6) membentuk sikap yang positif terhadap kimia….”
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 29 Mei 2010 di SMA
Negeri 1 Bergas, pembelajaran kimia dilakukan secara konvensional yaitu dengan
memanfaatkan white board, spidol dan buku teks sehingga siswa mengalami
kejenuhan saat belajar dikelas. Akibatnya materi pelajaran tidak dapat dipahami
siswa secara utuh dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak maksimal. SMA
Negeri 1 Bergas memiliki fasilitas yang memadai untuk menunjang proses belajar
mengajar. Sekolah menyediakan web-learning yaitu MOODLE yang dapat
digunakan guru sebagai suplemen pembelajaran, akan tetapi pada mata pelajaran

5

akan tetapi pada mata pelajaran kimia baik guru maupun siswa belum
memanfaatkan fasilitas tersebut.
Kimia sebenarnya sangat menarik untuk dipelajari tetapi terkadang sulit
untuk dipahami. Guru harus mampu memilih metode pengajaran yang sesuai,
sehingga kimia menjadi mata pelajaran yang menyenangkan untuk dipelajari. Hal
ini sudah dibuktikan melalui penelitian Budhiarso (2006) mengungkapkan bahwa
pembelajaran kimia SMA dengan media e-learning memberikan hasil yang baik
dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA kelas XI materi Sistem
Koloid. Pada kelompok kelas eksperimen rata-rata hasil post-test yang diperoleh
mencapai 63,86 sedangkan pada kelompok kelas kontrol yang menggunakan
metode pembelajaran konvensional, rata-rata hasil post-test hanya 52,46. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif penggunaan metode
e-learning terhadap hasil belajar siswa.
Ilmu kimia telah memberikan banyak manfaat dalam kehidupan, mulai
dari makanan, tekstil, kosmetik, hingga berbagai bagian alat transportasi,
merupakan produk kimia. Materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks adalah
materi

yang

membutuhkan

metode

pembelajaran

yang

menggunakan

penggabungan pemahaman dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan
metode pembelajaran e-learning dengan pendekatan kontekstual diharapkan
mampu meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa menjadi lebih baik.

6

Berangkat dari permasalah tersebut, maka dalam penelitian ini penulis
mengangkat judul “PENGAR←H PENGG←NAAN METODE E-LEARNING
BERBASIS MOODLE DENGAN PENDEKATAN

CTL (CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA
MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS
SISWA SMA KELAS ↓”.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diangkat

suatu permasalahan: “Adakah pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis
MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap
hasil belajar kimia materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks siswa SMA
kelas ↓?”

1.3

Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar kimia materi pokok
larutan elektrolit dan konsep redoks siswa SMA kelas X.

7

1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
(1) Bagi Siswa
a. Sebagai wahana untuk mengaktualisasikan ekspresi diri melalui
MOODLE.
b. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keefektifan belajar di
sekolah.
c. Sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.
(2) Bagi Guru
a. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan tentang alternatif
metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar
kimia siswa.
b. Sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi keterbatasan waktu
dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Untuk mempermudah pemberian materi dan tugas-tugas.
(3) Bagi Sekolah
a. Sebagai bahan referensi guna memberikan perbaikan kondisi
pembelajaran kimia dan sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih metode pembelajaran yang dapat diterapkan bagi
perbaikan masa yang akan datang.
b. Sebagai solusi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran kimia.

8

1.5

Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam menafsirkan istilah, maka perlu

diberikan penegasan istilah sebagai berikut:
1.5.1 Pengaruh
Dalam penelitian ini pengaruh adalah akibat atau hasil dari penerapan
suatu model pembelajaran yaitu metode e-learning berbasis MOODLE dengan
pendekatan CTL. Pengaruh diukur dari ada tidaknya perbedaan hasil belajar
kognitif, psikomotorik, dan afektif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1.5.2 E-Learning
Menurut Soekartawi (2007: 23) e-learning berasal dari huruf “e” yang
berarti elektronik dan ”Learning” yang berarti pembelajaran, jadi e-learning
adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika. Lebih lanjut menurut
Nichols (2003) sebagaimana dikutip oleh Siahaan (2005: 65) mengemukakan
pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: “internet
based learning” (belajar berbasis internet), “virtual learning” (belajar melalui
lingkungan maya), dan “web-based learning” (belajar berbasis web).
1.5.3 MOODLE
MOODLE (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment)
adalah seperangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan kursus/
pelatihan/ pendidikan berbasis internet. Pengembangannya didesain untuk
mendukung kerangka konstruksi sosial, dalam pendidikan MOODLE termasuk
dalam model CAL+CAT (Computer Asisted Learning + Computer Asisted
Teaching) yang disebut dengan LMS (Learning Management System). LMS

9

merupakan kendaraan utama dalam proses pembelajaran yang terdiri dari
seperangkat lunak yang didesain untuk pengaturan pada tingkat individu, ruang
kuliah dan institusi (Prakoso, 2005: 13).
1.5.4 Hasil Belajar
Hasil belajar pada penelitian ini adalah hasil yang dicapai setelah
melakukan proses pembelajaran mata pelajaran kimia khususnya pada materi
pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks kelas X semester II SMAN 1
Bergas. Hasil belajar ini diukur dengan tes dan hasil berupa nilai yang diwujudkan
dalam bentuk angka-angka yaitu hasil belajar kognitif. Namun dalam penelitian
ini juga disertakan hasil belajar ranah afektif sebagai tolak ukur untuk mengetahui
sikap siswa dalam pembelajaran, dan juga hasil belajar ranah psikomotorik
sebagai tolak ukur untuk mengetahui keterampilan siswa dalam melaksanakan
kegiatan praktikum dilaboratorium.
1.5.5 CTL (Contextual Teaching and Learning)
Menurut Nurhadi (2004 :13) pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam
kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tidak dalam proses seketika, akan
tetapi diperoleh sedikit demi sedikit dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Belajar dan Hasil Belajar
Menurut Lindgren, (1976) sebagaimana dikutip oleh Saptorini (2007: 4),

mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana seseorang
mengalami perubahan tingkah laku, peningkatan kinerja, pembenahan pemikiran
atau penemuan konsep dengan cara-cara yang baru. Perubahan sebagai hasil
proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya,
kecakapannya dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain
aspek yang ada dalam individu.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami kegiatan belajar. Menutur Benyamin Bloom, sebagaimana dikutip oleh
Saptorini (2007: 4-5), hasil belajar dikelompokkan kedalam tiga ranah yaitu :
(1)

Ranah kognitif
Ranah kognitif mencakup enam tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

(2)

Ranah afektif
Meliputi

perubahan

yang

berkenaan

penghargaan, penyesuaian diri.
(3)

Ranah psikomotorik

10

dengan

minat,

nilai-nilai,

11

Ranah psikomotorik atau ketrampilan mencakup lima tingkatan yaitu
peniruan (meniru gerak), penggunaan (menggunakan konsep untuk
melakukan gerakan), ketepatan (melakukan gerak dengan benar),
perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus) dan naturalisasi
(melakukan gerak secara wajar).
Usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh guru selaku pengajar yaitu dengan
memanfaatkan fasilitas serta kelebihan-kelebihan yang ada baik di lingkungan
sekolah atau dari pihak guru dan siswa sendiri, antara lain sebagai berikut :
(1)

Ketrampilan guru atau siswa dalam menggunakan alat bantu pengajaran.

(2)

Keterampilan guru dalam menggunakan metode yang tepat.

(3)

Pemanfaatan alat atau bahan yang tersedia dan mudah didapat sebagai
sumber belajar.
Salah satu usaha untuk memberikan variasi dalam hal pembelajaran kimia

yaitu dengan menggunakan media pembelajaran kimia. Menurut Sugandi (2004:
30) media pembelajaran adalah alat yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Media
pembelajaran juga dapat digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain
karena :
(1)

Media dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh
mata menjadi dapat dilihat dengan jelas.

(2)

Dapat menyajikan benda yang jauh dari subyek belajar.

(3)

Menyajikan peristiwa yang komplek, rumit dan berlangsung cepat menjadi
sistematik dan sederhana sehingga mudah diikuti.

12

2.2

Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)

2.2.1 Pengertian Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning )
Menurut Nurhadi (2004 :13) pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam
kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tidak dalam proses seketika, akan
tetapi diperoleh sedikit demi sedikit dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Karakteristik pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
menurut Berns, Robert G, and Eicson, Patricia M, sebagaimana dikutip oleh
Sadono dan Hidayah (2006) adalah: kerjasama, saling menunjang, gembira,
belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai
sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan, sering bersama teman,
siswa kritis, dan guru kreatif.
2.2.2

Komponen Utama Dalam Pembelajaran CTL (Contextual Teaching
and Learning)
Menurut Muslich, (2009: 44-47) setiap komponen utama CTL mempunyai

prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan ketika akan menerapkannya dalam
pembelajaran. Prinsip-prinsip dasar yang dimaksud terlihat pada penjelasan
berikut :
(1)

Konstruktivisme
Komponen ini merupakan landasan filosofis (berpikir) pendekatan CTL.
Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan terbangunnya

13

pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan
pengetahuan, pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang
bermakna.
(2)

Bertanya (Questioning)
Komponen ini merupakan strategi pembelajaran CTL. Belajar dalam
pembelajaran CTL dipandang sebagai upaya guru yang bias mendorong
siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh
informasi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berpikir
siswa.

(3)

Menemukan (Inquiry)
Komponen ini merupakan kegiatan inti CTL. Kegiatan ini diawali dari
pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan
yang bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh
siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil
menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.

(4)

Masyarakat Belajar (Learning Community atau Learning Society)
Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari
kerjasama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil belajar bisa
diperoleh dengan sharing antarteman, antarkelompok,dan antara yang tahu
kepada yang tidak tahu, baik didalam maupun diluar kelas.

(5)

Permodelan (Modelling)

14

Komponen pendekatan CTL ini menyarankan bahwa pembelajaran
keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa
ditiru siswa. Model yang dimaksud dapat berupa pemberian contoh
tentang, misalnya, cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya,
mempertonton suatu penaampilan.
(6)

Refleksi (Reflection)
Komponen yang merupakan bagian terpenting dari pembelajaran dengan
pendekatan CTL adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang baru
dipelajari. Dengan memikirkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah
dan merespon semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi
dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran yang
diperlukan, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru
diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya.

(7)

Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan kontekstual
adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.

2.2.3 Prinsip Dalam Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
Menurut Johnson (2010: 68), pendekatan CTL atau (Contextual Teaching
and Learning) mempunyai tiga prinsip ilmiah yaitu :
(1)

Prinsip kesaling-bergantungan

15

Prinsip ini membuat hubungan yang bermakna antara proses pembelajaran
dan konteks kehidupan nyata sehingga siswa diharapkan untuk aktif
bekerja sama dalam kelompok belajar yang lebih luas. Dengan adanya
kerja sama dalam kelompok tadi, diharapkan siswa dapat memperoleh
pengetahuan baru dari kerja sama kelompok tersebut.
(2)

Prinsip diferensiasi
Prinsip diferensiasi mendorong siswa

menghasilkan keberagaman,

perbedaan, dan keunikan. Prinsip ini menciptakan kemandirian dalam
belajar yang dapat mengkontruksi minat

siswa untuk belajar mandiri

dalam konteks tim dengan mengkorelasikan bahan ajar dengan kehidupan
nyata dalam rangka mencapai tujuan secara penuh makna.
(3)

Prinsip pengaturan diri
Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa proses pembelajaran diatur,
dipertahankan, dan disadari oleh siswa sendiri, dalam rangka mewujudkan
seluruh potensinya. Siswa secara sadar harus menerima tanggung jawab
atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai altenatif, membuat pilihan,
mengembangakan rencana, menganalisi informasi, menciptakan solusi
dan dengan kritis menilai bukti.

2.2.4 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional
Menurut Nurhadi (2004, 35-36) terdapat perbedaan antara pembelajaran
kontekstual dengan pembelajaran tradisional (behaviorisme/ struktural) yaitu :

16

Tabel 2.1. Perbedaan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran tradisional
No.

Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran tradisional

1.

Siswa secara aktif terlibat saat
pembelajaran.

Siswa merupakan penerima pasif
saat proses pembelajaran.

2.

Siswa belajar dari teman melalui
kerja kelompok dan diskusi

Siswa belajar secara individual.

3.

Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata.

Pembelajaran berupa teoritis yang
abstrak

4.

Perilaku dibangun atas dasar
kesadaran diri.

Perilaku dibangun atas dasar

5.

Hasil belajar diukur dengan
berbagai cara : proses bekerja,
hasil karya, penampilan, dan tes.

Hasil belajar diukur hanya dengan
tes.

6.

Pembelajaran terjadi diberbagai
tempat, konteks, dan setting.

Pembelajaran hanya terjadi
didalam kelas.

7.

Keterampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman.

Keterampilan dikembangkan atas
dasar latihan.

2.3

E-Learning

2.3.1 Pengertian E-Learning
Kegiatan pembelajaran secara elektronik atau singkat disebut “e-learning”
telah dikenal pada tahun 1970-an, namun di Indonesia baru memulainya pada
tahun 1995-an. Menurut Soekartawi (2007: 23) e-learning berasal dari huruf “e”
yang berarti elektronik dan ”Learning” yang berarti pembelajaran, jadi e-learning
adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika. Lebih lanjut menurut
Nichols (2003) sebagaimana dikutip oleh Siahaan (2005: 65) mengemukakan
pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: “internet

17

based learning” (belajar berbasis internet), “virtual learning” (belajar melalui
lingkungan maya), dan “web-based learning” (belajar berbasis web).
Beberapa ahli mengemukakan bahwa istilah “e-learning” mengacu pada
penggunaan teknologi internet untuk menyajikan sejumlah pilihan solusi yang
sangat luas yang mengarahkan pada peningkatan pengetahuan. Sehingga menurut
beberapa ahli yaitu Mary Daniels Brown dan Dave Feasey (2001) sebagaimana
dikutip oleh Siahaan (2005: 66) mengemukakan bahwa e-learning adalah bentuk
kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan, seperti: internet, Local Area
Network (LAN), atau Wider Area Network (WAN) sebagai metode penyampaian,
interaksi, dan fasilitasi, serta didukung oleh berbagai layanan belajar lainnya
Menurut Soekartawi (2007: 27-28) pada dasarnya cara penyampaian dari
e-learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah (One way
communication), komunikasi dua arah (Two way communication). Komunikasi
antara guru dan siswa sebaiknya dilakukan secara dua arah, karena didalam
pembelajaran membutuhkan interaksi yang lebih dekat agar tujuan pembelajaran
dapat tersampaikan dengan baik. Lebih lanjut Soekartawi menjelaskan bahwa
dalam e-learning sistem dua arah ini juga dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu :
(1)

Dilaksanakan secara langsung (syncronous)
Artinya pada saat guru atau instruktur memberikan pelajaran, siswa dapat
langsung mendengarkan.

(2)

Dilaksanakan secara tidak langsung (a-syncronous)

18

Misalnya pesan dari instruktur direkam terlebih dahulu sebelum
digunakan.
2.3.2 Fungsi Pembelajaran Elektronik (E-learning)
Menurut Siahaan (2002) sebagaimana dikutip oleh Ahlis (2007: 21-24)
fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas
(classroom instruction) antara lain:
(1)

Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila siswa
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran

elektronik

atau

tidak.

Dalam

hal

ini,

tidak ada

kewajiban/keharusan bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, siswa yang memanfaatkannya
tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
(2)

Komplemen (Pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi
pembelajaran

elektronik

diprogramkan

untuk

melengkapi

materi

pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen
berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
pengayaan atau remedial bagi siswa di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional.
(3)

Substitusi (Pengganti)
Beberapa sekolah di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif
model kegiatan pembelajaran/pembelajaran kepada para siswanya.

19

Tujuannya agar para siswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan
pembelajarannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari siswa.
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih siswa,
yaitu: sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), sebagian secara tatap
muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan sepenuhnya melalui
internet.
2.3.3 Manfaat E-Learning
E-learning mempermudah interaksi antara siswa dengan bahan/materi
pelajaran. Demikian juga interaksi antara siswa dengan guru maupun antara
sesama siswa. Siswa dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri
siswa. Guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para
siswa. Menurut Siahaan (2002) sebagaimana dikutip oleh Ahlis (2007: 24-26)
manfaat e-learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu:
2.3.3.1 Sudut Siswa
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas
belajar yang tinggi, artinya siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
dan berulang kali. Siswa juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat,
dengan kondisi yang demikian ini siswa dapat lebih memantapkan penguasaannya
terhadap materi pembelajaran.

20

2.3.3.2 Sudut Guru
Beberapa manfaat yang diperoleh guru, instruktur antara lain adalah bahwa
guru, instruktur dapat :
(1)

Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi
tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
terjadi.

(2)

Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.

(3)

Mengontrol kegiatan belajar siswa. Bahkan guru atau instruktur juga dapat
mengetahui kapan siswanya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama
sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.

(4)

Mengecek apakah siswa telah mengerjakan soal-soal.

(5)

Latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan memeriksa jawaban siswa
dan memberitahukan hasilnya kepada siswa.
Seiring perkembangan teknologi internet, metode e-learning mulai

dikembangkan. MOODLE adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi
yang dapat mengubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi
ini memungkinkan siswa untuk masuk kedalam “ruang kelas” digital untuk
mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan menggunakan MOODLE, kita
dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain.
MOODLE itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic
Learning Environment (Prakoso, 2005: 13).

21

2.4

MOODLE (Modular Object Oriented Dynamic Learning
Environment)

2.4.1 Pengertian MOODLE
MOODLE (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment)
adalah seperangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan kursus/
pelatihan/ pendidikan berbasis internet. Pengembangannya didesain untuk
mendukung kerangka konstruksi sosial, dalam pendidikan MOODLE termasuk
intranet dalam model CAL+CAT (Computer Asisted Learning + Computer
Asisted Teaching) yang disebut dengan LMS (Learning Management System).
LMS merupakan kendaraan utama dalam proses pembelajaran yang terdiri dari
seperangkat lunak yang didesain untuk pengaturan pada tingkat individu, ruang
kuliah dan institusi. Karakter utama LMS adalah pengguna yang merupakan
pengajar dan siswa, dan keduanya harus terkoneksi dengan internal menggunakan
aplikasi ini. MOODLE dapat diberikan secara gratis sebagai perangkat lunak open
source (dibawah lisensi GNU Public Licence). Artinya meskipun memiliki hak
cipta MOODLE tetap memberikan kebebasan bagi seorang untuk mengkopi,
menggunakan, dan memodifikasinya (Prakoso, 2005: 13).
2.4.2 Filoso

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Pembelajaran Kuantum dengan Pendekatan Kimia Hijau Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Redoks

0 19 224

PENGARUH PENGGUNAAN METODE E LEARNING BERBASIS MOODLE DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP

0 9 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN JOYFUL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 1 KUDUS PADA MATERI LARUTAN

0 6 138

PENGARUH PENDEKATAN CTL DENGAN METODE PENELURUSAN LITERATUR MELALUI INTERNET DAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWADITINJAU DARI AKTIVITASBELAJAR MATERI POKOK REAKSI REDOKS KELAS X SEMES

0 8 79

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS KOLABORATIF MELALUI PRAKTIKUM TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI KELAS X SMA N 1 SERBAJADI.

0 2 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KONSEP REDOKS.

0 5 7

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INOVATIF BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA KONSEP MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

6 17 12

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X SMA.

0 3 17

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DENGAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI SMA 2 KUDUS.

0 0 1

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

0 0 9