Kampanye Perlindungan Laut Lepas “Ocean Sanctuaries” Greenpeace

2. Kampanye Perlindungan Laut Lepas “Ocean Sanctuaries” Greenpeace

  Dalam menjalankan kampanye Ocean Sanctuaries, Greenpeace menggunakan tiga prinsip dasar, yaitu "don‟t take anything,” "don‟t brake

  anything,” dan "don‟t pollute anything.” 98 Suaka laut atau oceans sanctuaries

  94 Kristin Moody O’Grady, Nuclear Waste Dumping in the Oceans: Has the Cold War Taught Us 95 Anything? dalam Natural Resources Journal, Vol. 35, No. 3 (1995) Hal. 697

  Peter Hadfield dan Debora Mackenzie, Nuclear Dumping at Sea Goads Japan Into Action (1993) https:www.newscientist.comarticlemg14018980-500-nuclear-dumping-at-sea-goads-japan- into-action diakses pada 27 Maret 2017.

  96 Melissa Healy, U.S. to Seek Ban on Ocean Dumping of Nuclear Waste (1993) dari http:articles.latimes.com1993-11-04newsmn-53260_1_nuclear-waste diakses pada 27

  Maret 2017.

  97 Parmentier, Greenpeace and the Dumping of Wastes at Sea, Hal. 6-7 98 Greenpeace, Ocean Sanctuaries dari

  http:www.greenpeace.orginternationalencampaignsoceansmarine-reserves diakses pada

  25 April 2016.

  yang diajukan oleh Greenpeace merupakan salah satu jenis dari kawasan laut lindung atau marine protected areas (MPAs). Dalam hal melindungi lingkungan laut, suaka laut menawarkan tingkat perlindungan tertinggi, layaknya taman nasional di laut. Suaka laut juga tertutup untuk semua pemanfaatan ekstraktif, seperti perikanan dan pertambangan, juga untuk kegiatan industri dan pembuangan limbah. Greenpeace menyerukan suaka laut global berskala besar untuk menutupi sekitar 40 permukaan laut dunia, yang memiliki zona inti di mana tidak ada aktivitas manusia yang diizinkan, misalnya wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah referensi ilmiah atau wilayah di mana terdapat habitat

  atau spesies yang sangat sensitif. 99

  UNCLOS menyediakan kerangka dasar konstitusi untuk tata kelola lautan global. Sampai saat ini, Implementing Agreement Part XI UNCLOS mengenai

  seabed mining 101 dan United Nations Fish Stocks Agreement (UNFSA) merupakan perjanjian pelaksanaan atas prinsip utama yang terdapat dalam

  UNCLOS. 102 Oleh karena itu, Greenpeace menyerukan kepada PBB untuk membuat perjanjian pelaksanaan UNCLOS ketiga atau yang disebut dengan UN

  Ocean Biodiversity Agreement, yaitu sebuah kesepakatan komprehensif dan mengikat secara hukum yang akan menerapkan ketentuan-ketentuan UNCLOS, yang mewajibkan negara-negara untuk mengambil langkah-langkah khusus untuk

  99 Greenpeace, Black Holes in Deep Ocean Space: Closing the Legal Voids in High Seas Biodiversity Protection (Amsterdam: Greenpeace, 2008), Hal. 7

  100 Dikenal dengan Agreement relating to the Implementation of Part XI of the UNCLOS. 101 Dikenal dengan Agreement for the Implementation of the Provisions of the UNCLOS of 10

  December 1982 relating to the Conservation and Management of Straddling Fish Stocks and Highly Migratory Fish Stocks. 102

  Greenpeace, Black Holes in Deep Ocean Space, Hal. 4 Greenpeace, Black Holes in Deep Ocean Space, Hal. 4

  badan pemantauan, pengendalian, dan penegakan hukum terpusat. 103

  Greenpeace menambahkan, bahwa sistem peraturan pada lautan internasional yang ada saat ini tidak mencakup perlindungan keanekaragaman hayati di laut lepas secara eksplisit dan komprehensif, antara lain: (1) sekalipun terdapat banyak komitmen, seringkali ada kekurangan political will untuk menjamin kesejahteraan kehidupan laut jangka panjang daripada kepentingan negara jangka pendek; (2) minimnya sanksi atas ketidakpatuhan negara; keanggotaan negara terhadap perjanjian internasional bersifat terbatas dan negara non-anggota tidak diwajibkan untuk mematuhi tindakan konservasi dan pengelolaan; (3) kurangnya koordinasi di antara instrumen yang relevan; kurangnya peraturan yang jelas untuk mengatur akses dan pembagian keuntungan yang berasal dari sumber daya genetik (MGRs) di laut lepas; (4) kurangnya perangkat pelaksanaan yang memadai seperti mandat untuk menetapkan suaka laut (no-take zones) di luar wilayah yurisdiksi nasional; (5) serta tidak dilakukannya fungsi pemantauan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan

  ekstraktif dan berpotensi mencemari, terutama penangkapan ikan di laut lepas. 104

  104 Greenpeace, Black Holes in Deep Ocean Space, Hal. 4

  Greenpeace, Black Holes in Deep Ocean Space, Hal. 4

  Selain mengadopsi langkah-langkah jangka pendek, Greenpeaace memandang penting untuk merevisi sistem tata kelola laut saat ini untuk mencapai tujuan konservasi UNCLOS dan CBD dalam jangka menengah dan jangka

  panjang, perjanjian pelaksanaan di bawah UNCLOS harus mencantumkan: 105

   Mandat eksplisit untuk perlindungan, konservasi, dan pemanfaatan

  berkelanjutan keanekaragaman hayati di luar wilayah yurisdiksi nasional;  Perangkat implementasi, seperti mekanisme untuk membuat, memantau, dan

  mengendalikan suaka laut global; dan untuk melakukan environmental impact assessments (EIAs) dan upayac impact assessments (SEAs) di luar wilayah yurisdiksi nasional;

   Harmonisasi dan koordinasi antara instrumen yang relevan atau badan

  regional, internasional, dan antar-pemerintah;  Mekanisme akses dan pembagian keuntungan yang adil atas pemanfaatan

  sumber daya genetik (MGRs); dan  Sistem pemantauan, pengendalian dan kepatuhan terpusat dengan daftar dan

  database semua kapal penangkap ikan di laut lepas.

  105 Greenpeace, The Need for A High Seas Biodiversity Agreement: No More “Wild West” Oceans (Amsterdam: Greenpeace, 2013), Hal. 4

Dokumen yang terkait

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0