UJI AFRODISIAKA MINYAK ATSIRI KUNCUP BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) TERHADAP LIBIDO TIKUS JANTAN.

BAB 1. PENDAHULUAN
Indonesia

dikenal sebagai mega

center keaneka ragaman hayati

(biodiversity) yang terbesar di dunia yang terdiri dari tumbuhan tropis dan biota
laut. Di wilayah Indonesia terdapat sekitar 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di
antaranya diduga memiiliki khasiat sebagai obat. Sekitar 90% tumbuhan obat di
kawasan Asia, tumbuh di Indonesia. Di negara-negara maju, biodiversity
prospecting yaitu upaya pencarian sumber daya hayati yang mempunyai potensi
untuk masa depan, terus digiatkan termasuk penelitian berbagai tumbuhan sebagai
sumber bahan obat (Sampurno, 2007).
Salah satu jamu yang banyak beredar dan dikonsumsi masyarakat khususnya
kaum pria adalah jamu yang berkhasiat afrodisiaka (obat kuat laki-laki) yang
digunakan untuk mengatasi masalah disfungsi seksual. Jamu kuat laki-laki
umumnya terdiri atas satu atau ramuan berbagai simplisia. Afrodisiaka adalah
obat untuk meningkatkan libido seksual yang dapat bekerja secara hormonal
maupun non hormonal. Mengingat jamu kuat lelaki mempunyai pasaran luas,
maka perlu pengawasan yang khusus terhadap produk, mengenai: kebenaran

simplisianya, kebersihan pengolahannya, standarisasi proses dan kandungan
kimianya, keamanan dan uji manfaat (Sidik, 2008).
Kuncup bunga cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry).
merupakan salah satu tanaman yang diduga mempunyai khasiat sebagai
afrodisiaka. Penelitian pendahuluan menyebutkan bahwa ekstrak etanol 50%
kuncup bunga cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) dosis 100, 250
dan 500 mg/kg dapat meningkatkan aktivitas seksual dan libido tikus jantan
(Tajuddin, et al., 2004). Efek ini kemungkinan dikontribusi oleh kandungan kimia
kuncup bunga cengkeh, eugenol (Sumalatha, et al., 2010). Eugenol, sebagai
senyawa utama dilaporkan mempunyai aktivitas menghambat lipid peroksidase
dan juga terlibat dalam aktivitas enzim superoxidase dismutase, katalase,
glutathione peroxidase-6 phosphate dehydrogenase (Kumarvelu, et al., 1996) dan
juga dilaporkan mempunyai aktivitas vasodilator (Criddle, et al., 2003) Efek

1

vasodilator ini akan membantu menyediakan suplai darah yang cukup di organ
kelamin pria, sehingga akan memperlama terjadinya ereksi.
Kuncup bunga cengkeh mempunyai kandungan minyak atsiri cukup besar
dengan kadar eugenol sebesar 64-85%. Kandungan eugenol dalam minyak atsiri

tersebut cukup besar, sehingga mempunyai aksi yang sama dengan ekstrak etanol
kuncup bunga cengkeh. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
memberikan bukti ilmiah khasiat minyak atsiri bunga cengkeh sebagai
aprodisiaka.

2

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1986). Sediaan Galenika Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
Arzani, M. N. (1990). Efek Androgen Suatu Ramuan Tradisional Kalimantan
yang Biasa Digunakan Sebagai Obat Kuat Lelaki. MEDIKA 10(16) 819.
Criddle, D. N., Madeira, S. V., and Moura, S. D. (2003). Endothelium -dependent
and - independent vasodilator effects of eugenol in the rat mesentric
vascular bed. J Pharm Pharmacol 55, 359-365.
El-Tantawy, W. H., Temraz, A., and El-Gindi, O. D. (2007). Free serum
testosterone level in male rats treated with Tribulus alatus extracts. Int
Braz J Urol. 33(4), 554-8.
Fu, Y., Zu, Y., Chen, L., Shi, X., Wang, Z., Sun, S., and Efferth, T. (2007).

Antimicrobial activity of clove and rosemary essential oils alone and in
combination. Phytother Res Oct;21(10), 989-94.
Ganong, W. F. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran EGC, Jakarta
Gauthaman, K., Adaikan, P. G., and Prasad, R. N. (2002). Aphrodisiac properties
of Tribulus Terrestris extract (Protodioscin) in normal and castrated rats.
Life Sci. 71(12), 1385-96.
Gauthaman, K., and Adaikan, P. G. (2005). Effect of Tribulus terrestris on
nicotinamide adenine dinucleotide phosphate-diaphorase activity and
androgen receptors in rat brain. J Ethnopharmacol 4;96(1-2), 127-32.
Ketaren, S. (1985). Pengantar Teknologi Minyak Atsiri Balai Pustaka, Jakarta
Kumarvelu, P., Subramanyam, S., Dakshin, M. D. P., and Devraj, N. S. (1996).
The antioxidant effect of eugenol on carbon tetrachloride-induced
erythrocyte damage in rats. Nut Biochem 7, 23-28.
Kurokawa, M., Hozumi, T., Basnet, P., Nakano, M., Kedota, S., Namba, T.,
Kawana, T., and Shiraki, K. (1998). Purification and characterization of
eugenine as antiherpes virus compound from Geum japanicum and
Syzygium aromaticum. J Pharmacol Exp Ther 284, 728-735.
Nassar, M. I. (2006). Flavonoid triglycosides from the seeds of Syzygium
aromaticum. Carbohydr Res 341(1), 160-3.
Pearce, C. (1995). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.268-269. PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

23

Pourgholami, M. H., Kamalinejad, M., Javadi, M., Majzoob, S., and Sayyah, M.
(1999). Evaluation of the anticonvulsant activity of the essential oil of
Eugenia caryophyllata in male mice. J Ethnopharmacol 64, 167-171.
Sampurno. (2007). Kebijakan Pengembangan Obat Bahan Alam Indonesia.,
Strategic Management
Sidik.(2008). Etnofarmakognosi dan Kimia Tumbuhan Afrodisiaka. Medisina (II).
Sumalatha, K., Kumar, S., and Lakshmi, M. (2010). Review On Natural
Aphrodisiac Potentials To Treat Sexual Dysfunction. International
Journal of Pharmacy & Therapeutics 1, 10-18.
Tajuddin, S. A., Latif, A., and Qasmi, I. A. (2004). Effect of 50% ethanolic extract
of Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry. (clove) on sexual behaviour
of normal male rats. BMC Complementary and Alternative Medicine 4:17,
1-7.
Tjitrosoepomo, G. (1994). Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan Gadjah Mada
University Press, Jogjakarta
Yakubu, M. T., Akanji, M. A., and Oladiji, A. T. (2007). Male Sexual

Dysfunction and Methods used in Assessing Medicinal Plants with
Aphrodisiac Potentials. Pharmacognosy Reviews 1(1),
Zheng, G. Q., and Kenney, P. M. (1992). Sesqueterpenes from clove (Eugenia
caryophyllata) as potential anti carcinogenic agents. J Nat Prod 55, 9991003.

24

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

UJI AFRODISIAKA MINYAK ATSIRI KUNCUP BUNGA
CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) TERHADAP
LIBIDO TIKUS JANTAN.

Oleh :
Arifah Sri Wahyuni., M.Sc., Apt

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SEPTEMBER 2010


DIBIAYAI OLEH
KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN
NOMOR : 008/O06.2/PP/SP/2010, TANGGAL 01 MARET 2010

i

RINGKASAN
Kuncup bunga cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) dilaporkan
memiliki aktivitas sebagai afrodisiaka. Kandungan senyawa sterol dan fenolik diduga
berkhasiat sebagai afrodisiaka. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui efek
afrodisiak minyak atsiri kuncup bunga cengkeh pada tikus jantan.
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan
25 ekor tikus jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I (kontrol positif) diberi
Tribulus terrestris 25 mg/kgBB. Kelompok II (kontrol negatif) diberi 1% tween 80.
Kelompok III, IV, dan V berturut-turut diberi minyak atsiri kuncup bunga cengkeh
konsentrasi dosis 6,25, 12,5 dan 25 mg/kgBB. Perlakuan diberikan satu kali sehari (jam
18.00) selama 7 hari. Pada jam 19.30 hari ke-7 penis tikus jantan diolesi gel xylocaine
dan pada jam 20.00, 1 ekor tikus jantan ditempatkan dalam kandang bersama 1 ekor

tikus betina. Pengamatan Mounting Latency (ML) dan Mounting Frequency (MF)
dilakukan selama 2 jam. Mounting Latency adalah waktu dari perkenalan tikus betina
ke dalam kandang tikus jantan sampai tunggangan pertama, sedangkan MF adalah
jumlah tunggangan sebelum ejakulasi. Data ML dan MF dianalisis dengan General
Linear Model-Multivariate dilanjutkan Tukey-HSD dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil menunjukkan bahwa minyak atsiri kuncup bunga cengkeh mulai dosis 25
mg/kgBB memiliki efek afrodisiak (peningkatan libido) pada tikus jantan. Efek libido
mulai terlihat (ML) pada menit ke 3,0 ± 1,7 dengan frekuensi tunggangan sebesar 77,4
± 4,1 kali.
Kata kunci : aprodisiaka, minyak atsiri kuncup bunga cengkeh (Syzygium aromaticum
(L.) Merr. & Perry.),.

SUMMARY
Clove (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) reported to have activity as
aphrodisiac. Extract of ethanolic 50% of clove has been shown to increase libido male
rats. Content of sterols and phenolic compounds suspected as aphrodisiac efficacious.
This study aimed to determine of aphrodisiac effect of essential oils of clove in rats.
This research with a complete randomized with 25 male rats that divided into 5
groups. Group I (positive control) were given Tribulus terrestris 25 mg/kgBB. Group II
(negative control) were given 1% tween 80. Group III, IV, and V, respectively given the

essential oils of clove doses of 6.25, 12.5 and 25 mg/kgBB. Treatment is given once a
day (18:00 hours) for 7 days. In the last days at 19:30 hours male rats penis smeared
with xylocaine gel, at 20:00 hours, and placed in cages with 1 female rat. Observations
of ML and MF done during 2 hours. Mounting Latency (ML) is the time interval
between the introduction of the female and the first mount by the male. Mounting
Frequency (MF) is the number of mounts before ejaculation. The data of ML and MF
were analyzed with General Linear Model-Multivariate followed by Tukey-HSD with
95% confidence level.
This results showed that the essential oil of clove dose of 12.5 and 25mg/kgBB
have aphrodisiac effects (increased libido) in male rats. Dose of 25 mg/kgBB showed
valueof ML was 3,0 ± 1 (minute) and 77,4 ± 4,1 times for MF value.
Keywords: aphrodisiac, Essential oils of clove, (Syzygium aromaticum (L.) Merr. &
Perry.), , Mounting Latency (ML), Mounting Frequency (MF).

iii

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penelitian dengan Judul “Uji Afrodisiaka Minyak
Atsiri Kuncup Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) Terhadap

Libido Tikus Jantan.” dapat kami selesaikan dengan baik.
Penelitian ini dilakukan untuk mengekplorasi sediaan yang dapat dimanfaatkan
sebagai afrodisiaka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek afrodisiak minyak
atsiri kuncup bunga cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.)
Penulis sangat menyadari bahwa dukungan, motivasi dan bantuan dari semua
pihak sangat membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Setiaji, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Dr. Muhammad Da’i, M.Si., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
3. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum selaku Ketua Lembaga Penelitian Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
4. Nurcahyanti Wahyuningtyas, M.Biomed, Apt, Arifyanti, S. Farm, Mulyani, S.
Farm, Winoto Adi, S. Farm, Huda Maratus, S. Farm, Rafia’ah, S. Farm, Prita Devi,
S. Farm, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
5. Teman-teman staf pengajar Fakultas Farmasi UMS yang telah memberikan
dorongan dan bantuan selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.
6. Semua pihak yang telah mendorong dan membantu penelitian ini, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Alloh SWT melimpahkan rahmat dan membalas kebaikan semua pihak diatas.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, dan masih
perlu dikembangkan, sehingga kritik dan saran sangat kami perlukan.

iv

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................

ii

RINGKASAN DAN SUMMARY........................................................................

iii

PRAKATA ...........................................................................................................


iv

DAFTAR ISI ...............................................................................................

v

DAFTAR TABEL ................................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

viii

BAB 1. PENDAHULUAN …………………………………………………

1

BAB 2. PERUMUSAN MASALAH……………………………………………

2

BAB 3. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………

2

A. Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry) ....................

2

B. Minyak Atsiri

3

C. Fungsi Seksual dan Reproduksi Pria

5

D. Afrodisiaka

7

BAB 4. TUJUAN PENELITIAN………………………………………………

8

BAB 5. METODE PENELITIAN

8

A. Kategori dan Rancangan Penelitian

8

B. Variabel Penelitian

9

C. Bahan dan Alat Penelitian

9

D. Jalannya Penelitian

9

E. Analisis Hasil

12

BAB 6. HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................

14

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................

19

A. Kesimpulan ..............................................................................................

19

B. Saran ........................................................................................................

19

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

20

LAMPIRAN .........................................................................................................

21

v

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.

Komposisi kimia bunga dan gagang cengkeh ..................................

4

Tabel 2.

Hasil penelitian penyulingan bunga cengkeh ..................................

4

Tabel 3.

Hasil pemeriksaan fisik minyak atsiri hasil destilasi ....................

14

Tabel 4.

Hasil Analisis Kromatografi Lapis Tipis terhadap Minyak Atsiri

15

Kuncup Bunga Cengkeh dan Pembanding Eugenol .................
Tabel 5.

Data Mounting Latency (ML) dan Mounting Frequency (MF) pada
Semua Kelompok Perlakuan .........................................................

vi

17

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.

Skema rencana penelitian secara skematis ...........................

13

Gambar 2.

Hasil Analisis Kromatografi Lapis Tipis terhadap Minyak

15

Atsiri Kuncup Bunga Cengkeh dan Pembanding Eugenol ...
Gambar 3.

Grafik hubungan (a) Mounting Latency dan (b) Mounting
Frequency setelah perlakuan ……………………………..

vii

18

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Surat keterangan Determinasi Simplisia .................................

22

Lampiran 2.

Surat keterangan pembelian hewan uji ..................................

23

Lampiran 3.

Hasil uji statistik ....................................................................

24

viii

1

RINGKASAN
UJI AFRODISIAKA MINYAK ATSIRI KUNCUP BUNGA CENGKEH
(Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) TERHADAP LIBIDO TIKUS
JANTAN.
Arifah Sri Wahyuni, M.Sc, Apt
Fakulstas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Indonesia dikenal sebagai mega center keaneka ragaman hayati (biodiversity) yang
terbesar di dunia yang terdiri dari tumbuhan tropis dan biota laut. termasuk penelitian
berbagai tumbuhan sebagai sumber bahan obat. Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.)
Merr. & Perry). merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk bahan
obat, salah satunya sebagai afrodisiaka, yaitu untuk meningkatkan libido seksual
yang dapat bekerja secara hormonal maupun non hormonal. Libido adalah suatu
rangsangan seksual sebagai pembangkit perilaku seksual, dalam penelitian ini
diamati dari parameter mounting latency (ML) dan mounting frequency (MF).
Cengkeh mengandung Eugenol, eugenolacetate, caryophellene, acetyle eugenol,
sesquiterpene, ester, phenyl propanoid (Sumalatha, et al., 2010).
Penelitian menyebutkan bahwa ekstrak etanol 50% kuncup bunga cengkeh
(Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) dosis 100, 250 dan 500 mg/kg dapat
meningkatkan aktivitas seksual dan libido tikus jantan (Tajuddin, et al., 2004). Efek
ini kemungkinan dikontribusi oleh kandungan kimia kuncup bunga cengkeh, eugenol
(Sumalatha et al., 2010). Eugenol, sebagai senyawa utama dilaporkan mempunyai
aktivitas menghambat lipid peroksidase dan juga terlibat dalam aktivitas enzim
superoxidase dismutase, katalase, glutathione peroxidase-6 phosphate dehydrogenase
(Kumarvelu, et al., 1996) dan juga dilaporkan mempunyai aktivitas vasodilator.
Eugenol adalah komponen terbesar penyusun minyak atsiri kuncup bunga
cengkeh. Eugenol adalah suatu senyawa aromatik yang mempunyai gugusan sterol
dan fenol (Tajuddin et al., 2004). Gugusan ini yang memungkinkan berlaku sebagai
afrodisiaka dengan aksi vasodilator (Criddle, et al., 2003). Aksi vasodilator ini akan
memperpanjang ereksi. Dengan demikian dapat diamati perpanjangan ereksi dengan
parameter mounting frequency (MF). Disamping itu efek peningkatan libido juga
dapat diamati dari parameter mounting latency (ML), yaitu suatu parameter yang
menggambarkan kecepatan efek afrodisiaka suatu sediaan.

2

Sejumlah tikus jantan yang telah diberi perlakuan dengan sediaan minyak atsiri
kuncup bunga cengkeh dengan dosis 6,25; 12,5 dan 25 mg/kgbb selama 7 hari
diamati efek peningkatan libido dengan menempatkannya pada sebuah kandang
bersama dengan tikus betina. Hasil pengamatan terhadap parameter ML dan MF
adalah sebagai berikut (tabel1)
Tabel 1. Purata (rata-rata ± SE) parameter Monting Latency (ML) dan Mounting
Frequency (MF)

Kelompok Perlakuan
Kontrol Positif (tribulus terretris 25
mg/kgbb
Kontrol Negatif (1% tween 80)
Sediaan uji dosis 6,25mg/kgBB
Sediaan uji dosis 12,5mg/kgBB
Sediaan uji dosis 25mg/kgBB

Monting Latency
(menit)
Rata-rata
SE
2,2
45,0
26,2
1,52
3,0

Mounting Frequency
(kali)
Rata-rata
SE

0,7
10,3
21,9
0,4
1,7

43,2
5,8
32,8
35,0
77,4

4,9
1,6
21,7
5,6
4,1

Perlakuan dengan minyak atsiri kuncup bunga cengkeh menunjukkan
peningkatan libido tikus jantan. Efek tersebut mulai terlihat setelah pemberian
sediaan uji dosis 25 mg/kgbb (p< 0,05 dengan kontrol negatif). Peningkatan libido
lebih didominasi oleh meningkatnya parameter MF. Pemberian dosis yang lebih
rendah belum mampu memberikan efek peningkatan libido. Intensitas efek libido
mulai meningkat secara signifikan setelah pemberaian dosis tersebut. Bahkan
intensitas efeknya lebih besar dibandingkan dengan pemberian TT (p