Tabel 5.13 menunjukkan besarnya presentasi variasi variabel CSR dalam menjelaskan variasi variabel EPS. Nilai yang
ditunjukan pada kolom R Square sebesar 0,209. Hal ini berarti bahwa 2,09 variasi variabel CSR dapat menjelaskan variasi
variabel pengaruh EPS. Sedangkan sisanya yaitu 97,91 dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian
ini. Nilai koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa pengaruh pengungkapan CSR terhadap EPS memang sangat kecil.
5.3 Pembahasan
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan analisis data secara statistik yaitu uji signifikansi parameter individual Uji statistik t maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROE Berdasarkan hasil pengujian terhadap
�
1
, penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh antara CSR terhadap ROE. Variabel CSR
terhadap ROE memiliki nilai signifikan 0,891. Nilai signifikan 0,891 lebih besar daripada α= 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengungkapan CSR tidak memiliki pengaruh terhadap ROE. Semakin tinggi indeks pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan, tidak
berpengaruh secara signifikan pada peningkatan pengembalian ekuitas atau ROE return on equity yang diperoleh perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu
�数
1
, maka �
1
dalam penelitian ini ditolak. Kegiatan CSR menjadi biaya bagi perusahaan yang dapat mengurangi atau tidak dapat
meningkatkan laba bersih perusahaan secara signifikan. Penelitian ini sejalan dengan Lindrawati, Felicia dan Budianto
2008, Titisari et al 2010 dan Fauzi et al 2007 dalam Yaparto Marissa et al 2013 menjelaskan bahwa kemungkinan disebabkan
karena isu CSR merupakan hal yang relatif baru di Indonesia sehingga menyebabkan kebanyakan investor memiliki presepsi yang rendah
terhadap pengungkapan CSR karena umumnya perusahaan melakukan pengungkapan CSR hanya sebagai bagian dari iklan dan menghindari
untuk memberikan informasi yang relevan. Rosiliana Kadek et al 2014 dalam penelitiannya yang
menggunakan data perusahaan yang termasuk dalam LQ45 selama periode 2008-2012 dengan jumlah populasi sebanyak 40 perusahaan
menunjukkan bahwa CSR berpengaruh negatif atau memiliki arah hubungan yang terbalik dan tidak signifikan terhadap ROE. Kesimpulan
dalam penelitian tersebut semakin banyak perusahaan melakukan CSR, maka nilai ROE akan semakin menurun.
Hasil penelitian ini berhasil mendukung teori legitimasi yang dikemukakan oleh Donovon dan Gobzon 2000 dalam Sembiring
2005 profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ketika perusahaan memiliki tingkat
laba yang tinggi, perusahaan manajemen menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang
keuangan perusahaan. Sebaliknya pada tingkat profitabilitas rendah mereka berharap para pengguna laporan akan membaca good news
kinerja perusahaan Sembiring, 2005. ROE dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya. Dalam penelitian
Stenly Robby 2008 menyatakan bahwa faktor-faktor lain seperti net profit margin, total assets turnover
, dan equity multiplier memiliki hubungan positif terhadap ROE pada perusahaan otomotive.
b. Pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROA Berdasarkan hasil pengujian terhadap
�
2
, penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh antara CSR terhadap ROA. Variabel CSR
terhadap ROA memiliki nilai signifikansi sebesar 0,753. Nilai signifikan 0,753
lebih besar dari pada α= 0,05. Dapat disimpulkan bahwa pengungkapan CSR tidak memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA. Semakin tinggi indeks pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan, tidak berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan pengembalian aktiva untuk aktivitas operasi perusahaan atau ROA return on asset yang diperoleh perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan �
2
dalam penelitian sehingga
�
2
ditolak. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi pengungkapan CSR yang dilakukan tidak berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan aktiva untuk aktivitas operasi perusahaan atau
ROA yang diperoleh. Peningkatan aset apabila tidak diimbangi dengan peningkatan laba akan berakibat pada rasio ROA yang rendah. Fiori et
al 2007 dalam Dipraja 2014 menyatakan bahwa corporate social responsibility
tema lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdapat di italia.
Widaryanti 2007 pengaruh pengungkapan CSR pada tema lingkungan dan energi,tenaga kerja, konsumen dan produk, serta tema
kemasyarakatan tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini tidak berhasil mendukung teori stakeholder dalam Septiana dan Nur 2012 yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Perusahaan dengan perilaku
yang bertanggung jawab mungkin memiliki kelemahan kompetitif, karena mereka memiliki biaya yang tidak perlu. Biaya ini berada
langsung pada bottom line dan tentu akan mengurangi keuntungan pemegang saham dan kekayaan. Hal inilah yang menyebabkan laba
perusahaan menurun dan akan diikuti dengan peningkatan ROA yang tidak signifikan sama seperti yang dikemukakan oleh Wijayanti et al
2011, Sarumpaet 2005 dan Indriana et al 2008. Waddock et al 1997 dalam Uadiale et al 2011.
c. Pengaruh pengungkapan CSR terhadap EPS Berdasarkan hasil pengujian terhadap
�
3
, penelitian ini menemukan adanya pengaruh antara CSR terhadap EPS. Variabel CSR
terhadap EPS memiliki nilai signifikan sebesar 0,007. Nilai signifikan 0,007
lebih kecil daripada α= 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh terhadap EPS.
Namun dalam persamaan regresinya menunjukkan Y = 1986,461 –
1486,229 yang berarti bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh negatif terhadap EPS. Artinya perusahaan yang semakin tinggi
mengungkapakan aktivitas CSR akan berdampak pada penurunan nilai EPS. Begitu juga sebaliknya, perusahaan yang sedikit dalam
mengungkapkan aktivitas CSR maka akan semakin naik nilai EPS. Hal tersebut dapat dijelaskan apabila perusahaan melakukan aktivitas CSR
maka diperlukan biaya. Biaya tersebut akan menjadi beban dan akan mengurangi pendapatan, maka laba akan turun. Investor akan tertarik
dengan perusahaan yang memiliki tingkat laba yang tinggi, jika tingkat laba turun maka investor akan berpikir kembali untuk menanamkan
modal di perusahaan tersebut sehingga mengakibatkan nilai EPS turun. Namun dengan melakukan pengungkapan CSR maka citra baik
perusahaan akan semakin tinggi dan semakin dikenal dimasyrakat sehingga loyalitas konsumen semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya,
apabila perusahaan melihat hal buruk karena adanya penurunan laba maka perusahaan akan mengurangi biaya-biaya pada perusahaan salah
satunya mengurangi biaya untuk pengungkapan CSR sehingga aktivitas CSR dibatasi. Karena sedikitnya aktivitas CSR maka citra baik
perusahaan tidak begitu terlihat dibandingkan dengan perusahaan yang mengungkapkan aktivitas CSR dengan pengungkapan yang lebih luas.
Namun, dengan adanya pengurangan biaya maka perusahaan dapat memperoleh laba yang lebih tinggi sehingga investor merasa
mendapatkan pertanggung jawaban dari perusahaan dan nilai EPS menjadi naik. Dari persamaan tersebut maka
�
3
ditolak. Pengungkapan CSR tidak memiliki pengaruh positif terhadap EPS.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hackston Milne 1996 dalam Anggraeni 2006 yang tidak berhasil menemukan hubungan
profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial perusahaan. Hal tersebut dimungkinkan karena kenaikan EPS perusahaan tidak hanya
dipengaruhi oleh aktifitas CSR namun dapat dipengaruhi oleh aktifitas opersaional lainnya sama seperti yang diungkapkan Putri 2014.
66
BAB VI PENUTUP