Kejenuhan Basa Curah hujan

unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah. Karena unsur-unsur hara tersebut tidak mudah hilang tercuci oleh air Hardjowigeno, 1995. Biasanya KTK tanah dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah itu sendiri, antara lain : reaksi tanah atau pH tanah, tekstur atau jumlah liat, jumlah mineral liat, bahan organik, pengapuran dan pemupukkan Hakim, dkk, 1986.

5. Kejenuhan Basa

Kejenuhan basa KB merupakan suatu sifat yang berhubungan dengan KTK. Ia didefinisikan sebagai berikut : KB = Basa–basa yang dapat dipertukarkan KTK x 100 Kejenuhan basa KB sering dianggap sebagai petunjuk tingkat kesuburan tanah. Kemudahan pelepasan kation terjerap untuk tanaman tergantung pada tingkat kejenuhan basa. Pengapuran merupakan cara yang umum untuk meningkatkan kejenuhan basa Tan, 1998. Kejenuhan basa sering dianggap sebagai petunjuk tingkat kesuburan tanah, kemudahan pelepasan kation terjerap untuk tanaman tergantung pada tingkat kejenuhan basa. Suatu tanah dianggap sangat subur jika kejenuhan basanya 80, kesuburan sedang jika kejenuhan basanya antara 50-80 , dan tidak subur jika kejenuhan basanya 50. Suatu tanah dengan kejenuhan basa sebesar 80 akan melepaskan basa-basa yang dapat dipertukarkan lebih mudah dari pada tanah dengan kejenuhan basa 50. Pengapuran merupakan cara yang umum untuk meningkatkan persen kejenuhan basa Tan, 1998. Universitas Sumatera Utara Syarat Tumbuh Tanaman Duku Tanaman duku berasal dari kawasan barat Asia Timur, mulai dari Thailand hingga Kalimantan. Tanaman duku ini kini sudah menyebar ke Vietnam, Burma, Hawai, Srilangka, Australia, Suriname dan Puerto Rico. Syarat-syarat yang dikehendaki untuk tanaman duku mengenai suhu dan kelembaban dapat dipenuhi di Indonesia, yaitu ketinggian sampai 600 m dpl dan curah hujan 1500-2500 mmtahun. Tanaman ini lebih senang ditanam di tempat yang terlindung. Oleh karena itu, tanaman ini biasanya ditanam di pekarangan atau tegalan bersama tanaman tahunan lainnya seperti durian dan jengkol Sunarjono, 2000. Duku tumbuh berkembang dan berproduksi dengan sangat baik pada ketinggian tempat 300 m dpl pada kondisi tanah dengan tekstur halus sampai agak halus liat, liat berdebu, liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung liat berpasir, lempung berliat kedalaman efektif tanah 100 cm, drainase tanah cukup baik, tidak terdapat bahan-bahan kasar kerikil, batuan pada lapisan tanah 15 , kondisi curah hujan sekitar 2500 mmthn, dan tidak terkena genangan air maupun banjir Sitorus, 1985. Universitas Sumatera Utara BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Bahbalua daerah Pnampean Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang dengan ketinggian tempat + 195 m dpl pada titik koordinat 03 12’30.5’’LU-03 12’31.7’’LU dan 98 32’40.5’’BT-98 32’04.2’’BT dan analisis tanah dilakukan di laboratorium Sentral Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan selesai. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peta Jenis Tanah, Peta Kemiringan Lereng, Peta Iklim, Sampel tanah yang diambil dengan bor berdasarkan satuan peta tanah SPT serta bahan kimia untuk menganalisa tanah di laboratorium. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS, klinometer, bor tanah, kertas label, kantong plastik, karet gelang, karung goni dan alat tulis serta sejumlah alat untuk analisis kimia di laboratorium. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pencocokan Matching antara Land requirement kebutuhan lahan oleh tanaman dengan Land Characteristic sifat atau ciri yang dimiliki oleh lahan yang didasarkan pada faktor pembatas. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap kegiatan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dilapangan dan tahap analisis di laboratorium. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah telaah pustaka, konsultasi dengan dosen pembimbing, penyusunan usulan penelitian, pembuatan peta jenis tanah, pembuatan peta kemiringan lereng, pembuatan peta SPT, pembuatan peta iklim, penyediaan bahan dan peralatan yang digunakan di lapangan dan mengadakan survei pendahuluan untuk mempersiapkan survei utama yang meliputi pencarian informasi yang sesungguhnya memperinci segala sesuatu yang berhubungan dengan segi administrasi data tersebut. Pelaksanaan dilapangan Adapun tahap pelaksanaan di lapangan adalah : a. Disediakan dahulu peta jenis tanah, peta kemiringan lereng, dan peta SPT Satuan Peta Tanah, sebelum mengambil sampel tanah. b. Sampel tanah diambil 3 titik mewakili 1 SPT dilakukan secara acak c. Pengambilan sampel tanah secara komposit dengan menggunakan bor pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm. d. Sampel tanah keseluruhan dikomposit sehingga 1 SPT menjadi 1 sampel tanah untuk dianalisis sifat fisik dan kimia. Universitas Sumatera Utara e. Melakukan penentuan data-data pendukung seperti : 1. Temperatur  Rata-rata temperatur tahunan dalam 10 tahun C 2. Ketersediaan Air  Curah hujan per tahun yaitu besar CH dalam 10 tahun mm. 3. Bahaya Erosi  Lereng diukur dengan menggunakan klinometer 4. Kedalaman Efektif  Diukur sejauh mana akar dapat menembus tanah 5. Ketersediaan Udara  Drainase tanah artinya tanah yang diamati dilapangan tidak terdapat bercak karatan, dan tanah yang cukup basah sampai basah sampai di permukaan. 6. Batuan Permukaan artinya batuan yang tersebar diatas permukaan tanah, berdiameter 25 cm berbentuk bulat dan gepeng. 7. Batuan Singkapan , artinya batuan yang terungkap diatas permukaan tanah yang merupakan bagian dari batuan besar yang terbenam didalam tanah. 8. Bahan Kasar , artinya persentasi kerikil atau batuan yang terdapat di dalam tanah, yang dibedakan menjadi : - sedikit = 15 - banyak = 35-60 - sedang = 15-35 - sangat banyak = 60 Universitas Sumatera Utara f. Analisis sampel tanah di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. g. Pengolahan data berdasarkan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman duku Lansium domesticum Corr Analisis Laboratorium Sampel yang berasal dari lapangan kemudian dianalisis di laboratorium yang meliputi sifat fisik dan kimia tanah antara lain : 1. Sifat Fisik  Tekstur dengan metode hidrometer. 2. Sifat Kimia Tanah  pH H 2 O dengan metode elektrometri  Kapasitas Tukar Kation dengan metode ekstraksi 1 N NH 4 OAc pH 7  C-Organik dengan metode Walkley and Black  K-tukar dengan metode 1 N NH 4 OAc pH 7  Ca-tukar dengan metode 1 N NH 4 OAc pH 7  Mg-tukar dengan metode 1 N NH 4 OAc pH 7  Na- tukar dengan metode 1 N NH 4 OAc pH 7 Analisa Kesesuaian Lahan Kesesuaian lahan untuk tanaman duku Lansium domesticum Corr dievaluasi dengan membandingkan karakteristik lahan dan persyaratan tumbuh tanaman. Metode ini terdiri dari 4 kategori dan 5 derajat pembatas 0-4 yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Ordo : menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini lahan dibedakan atas 2 ordo :  Ordo S : sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu dalam jangka waktu yang tidak terbatas.  Ordo N : tidak sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu. 2. Kelas : menunjukkan tingkat kesesuaian dari masing-masing ordo. Ada 3 kelas dari ordo tanah yang sesuai dan 2 kelas untuk ordo yang tidak sesuai.  S1 : sangat sesuai very suitable, satuan lahan dengan tidak ada atau hanya beberapa pembatas ringan  S2 : cukup sesuai moderately suitable, satuan dengan mempunyai pembatas agak besar  S3 : sesuai marginal marginally suitable, satuan lahan mempunyai pembatas yang besar  N1 : tidak sesuai pada saat ini currently not suitable, satuan lahan yang mempunyai pembatas yang lebih besar, tetapi masih mungkin diperbaiki dengan tingkat pengelolaan yang tinggi.  N2 : tidak sesuai untuk selamanya permanently not suitable, satuan lahan mempunyai pembatas permanent yang sangat berat sehingga mencegah segala kemungkinan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang. Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data Iklim yang digunakan untuk curah hujan dan untuk suhu udara temperatur rata-rata selama 10 tahun yaitu dari tahun 1998-2007. Tabel 1. Data curah hujan suhu udara pada daerah penelitian 1998-2007 Tahun Curah Hujan mmthn Suhu Udara C 1998 1153 27.07 1999 1313 26.4 2000 1163 26.64 2001 2129 27.03 2002 1287 26.69 2003 898 26.83 2004 1278 26.36 2005 1154 27.02 2006 1824 26.89 2007 1441 26.91 Rataan 1364

26.78 Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Sampali