disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskesdastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk memprediksi kualitas
audit berdasarkan masukan variabel independen independensi auditor, pengalaman audit dan etika auditor.
4.4. Uji Hipotesis
Hasil pengujian antara variabel independen independensi auditor, pengalaman auditor, dan etika auditor terhadap variabel dependen
kualitas audit secara individu yang dilakukan dengan uji t tabel 4.2 adalah sebagai berikut:
4.4.1. Hipotesis 1
Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa hasil pengujian untuk variabel independensi auditor mempunyai angka signifikansi 0,000 sehingga nilai tersebut lebih kecil
dari 0,05. Dengan demikian Ha1 diterima, hal ini berarti bahwa independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
4.4.2. Hipotesis 2
Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa pengalaman audit berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa variabel pengalaman audit mempunyai angka signifikansi 0,026 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan
TABEL 4.2
demikian Ha2 diterima, hal ini berarti bahwa pengalaman audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
4.4.3. Hipotesis 3
Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.2 dapat diketahui
bahwa variabel etika auditor mempunyai angka signifikansi 0,048 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha3
diterima, hal ini berarti bahwa etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
4.5. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk variabel independensi auditor hasil yang diperoleh menyatakan bahwa
independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari
Susiana dan Arleen 2007 yang melakukan penelitian mengenai pengaruh independensi, mekanisme corporate governance, dan kualitas
audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa independensi dan kualitas audit tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini disebabkan diantaranya karena perbedaan jenis sampel yang digunakan
dalam penelitian, pada penelitian tersebut sampel yang digunakan adalah perusahaan publik yang tentunya pengetahuan mereka mengenai audit
tidak begitu mendalam, sehingga jawaban yang didapatkan dari kuesioner
yang diberikan tentunya tidak maksimal dan tidak sesuai dengan yang diharapkan, jawaban yang mereka berikan hanya sebatas hasil dari
laporan keuangan yang telah dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Sedangkan pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah auditor
eksternal yang tentunya sangat mengetahui dan memahami segala sesuatu mengenai audit.
Namun hasil dari penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan Nizarul, Trisni dan Liliek 2007 yang menemukan bahwa
independensi berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit. Audit yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi
ketentuan dan standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut mencakup mutu profesional auditor, independensi dan penyusunan
laporan audit. Hasil lain mengenai penelitian tentang independensi menunjukkan bahwa dalam mengambil keputusan seorang akuntan publik
dipengaruhi oleh dorongan untuk mempertahankan klien auditnya, tetapi disisi lain terdapat beberapa kekuatan yang bisa meredakan pengaruh
tersebut. Hasil penelitian juga memberikan bukti bahwa pemisahan staf audit dari staf yang melakukan consulting service dirasakan oleh pemakai
laporan akan meningkatkan independensi akuntan publik. Pengaruh Budaya masyarakat atau organisasi terhadap pribadi akuntan publik akan
mempengaruhi sikap independensinya Johnny HS, 2009. Jadi independensi merupakan salah satu standar pengauditan yang
harus dipenuhi agar audit yang dilaksanakan oleh auditor berkualitas.
Dengan demikian dapat terlihat bahwa independensi merupakan hal yang harus selalu diterapkan oleh para auditor dalam melaksanakan auditnya.
Sedangkan untuk pengalaman auditor, Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Nurul Dwi Ayuni 2008 yang menemukan bahwa pengalaman
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini dikarenakan pada penelitian
tersebut pengalaman diuji terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer sedangkan dalam penelitian ini pengalaman audit diuji
terhadap kualitas audit secara umum, tidak spesifik atas sistem informasi berbasis komputer. Namun penelitian ini mendukung penelitian yang
telah dilakukan oleh Rizmah Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti 2004 yang menemukan bahwa faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan
pimpinan KAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Pengalaman melaksanakan audit dapat mempengaruhi kualitas audit
yang dihasilkan oleh seorang auditor. Semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik
dalam tugas-tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan selama berlangsungnya penugasan audit.
Pengalaman yang diperoleh oleh seorang auditor tidak hanya diperoleh melalui banyaknya penugasan audit yang dilakukan, namun pengalaman
dapat diperoleh melalui seminar, simposium, lokakarya, pelatihan dan
kegiatan penunjang ketrampilan lainnya yang dapat menambah pengetahuan sebagai seorang auditor.
Hasil penelitian yang diperoleh untuk etika auditor, menyatakan bahwa etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini
mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Nizarul, Trisni dan Liliek 2007 yang menemukan bahwa interaksi independensi dan etika
auditor sebagai variabel moderasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Oleh karena itu etika auditor merupakan salah satu hal
yang sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan menerapkan etika auditor sebagaimana mestinya akan menghasilkan audit yang berkualitas, sehingga laporan audit dapat
memberikan informasi yang relevan yang digunakan oleh para pengguna laporan keuangan yang telah diaudit sebagai dasar untuk mengambil
keputusan. Nichols dan Price 1976, Deis dan Giroux 1992 dalam Nizarul, Trisni dan Liliek 2007 menyatakan bahwa etika profesional
mempengaruhi kemampuan auditor untuk bertahan dibawah tekanan klien, misalnya dalam hal menjaga independensinya.
Kredibilitas auditor tentu sangat tergantung dari kepercayaan masyarakat yang menggunakan jasa mereka. Auditor yang dianggap telah
melakukan kesalahan akan berakibat hilangnya kepercayaan dari klien. Dengan demikian klien tetap merupakan pihak yang mempunyai
pengaruh besar terhadap auditor.
5. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI