Saran STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT.

55 Afri Irawan, 2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian mengenai tumbuhan pantai di hutan pantai Cagar Alam Leuweung Sancang mendapatkan hasil 361 individu tumbuhan pantai yang terdiri dari 44 species pepohonan. Species pepohonan tersebut terdiri dari 29 familia. Jumlah individu terbanyak ditemukan pada species Mallotus tiliifolius dari familia Euphorbiaceae sebanyak 34 individu. Struktur vegetasi tumbuhan pantai di hutan pantai Leuweung Sancang didominasi oleh Terminalia catappa. Pada zona 1 hutan yang terdekat dengan pantai vegetasi tumbuhan pantai didominasi oleh Terminalia catappa ketapang dengan Indeks Nilai Penting INP sebesar 57,75481. Pada zona 2 pertengahan hutan pantai vegetasi tumbuhan pantai didominasi oleh Shorea sp. meranti dengan Indeks Nilai Penting sebesar 43,177. Pada zona 3 hutan pantai yang terjauh dari pantai vegetasi tumbuhan pantai didominasi oleh Elaeocarpus serratus dengan Indeks Nilai Penting sebesar 34,74542. Secara keseluruhan vegetasi tumbuhan pantai di hutan pantai ini di dominasi oleh Terminalia catappa dengan Indeks Nilai Penting tertinggi sebesar 33,52896. Dengan demikian Terminalia catappa mampu mempengaruhi kestabilan ekosistem dan melakukan kontrol atas aliran energi dalam ekosistem melalui besarnya ukuran maupun pertumbuhan yang dominan. Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener tumbuhan pantai di hutan pantai pada kawasan Cagar Alam Leuweung Sancang adalah 3,33475. Berdasarkan nilai tersebut, keanekaragaman tumbuhan pantai termasuk ke dalam keanekaragaman tinggi, hal ini menunjukkan ekosistem tersebut memiliki kestabilan ekosistem yang baik.

B. Saran

Penelitian tumbuhan pantai di hutan pantai Leuweung Sancang telah dilaksanakan. Penelitian ini tepatnya berada di hutan pantai yang dibatasi oleh 56 Afri Irawan, 2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sungai Cikolomberan dan Cipalawah. Penulis ingin memberikan beberapa saran yaitu: 1. Penelitian tumbuhan pantai di hutan pantai Leuweung Sancang ini hanya dibatasi pada tumbuhan pantai yang termasuk pepohonan dengan keliling batang di atas 25 cm, sehingga perlu dilakukan analisis vegetasi juga pada tumbuhan herba atau semaknya, dan juga dapat dilakukan penelitian di hutan pantai yang berada sebelum muara sungai Cikolomberan. 2. Penelitian mengenai analisis vegetasi ini memerlukan personil yang cukup sehingga akan lebih menghemat waktu dan tertata dengan baik. 3. Hutan pantai Leuweung Sancang merupakan hutan yang cukup lebat, ketika melakukan penelitian perlu dipersiapkan perlengkapan kesehatan, karena untuk mencegah terserangnya kulit oleh Sarcoptes scabiei marengmang yang dapat menimbulkan infeksi kulit. 4. Keanekaragaman tumbuhan pantai yang tinggi cukup mendukung hutan pantai Leuweung Sancang yang telah dijadikan kawasan konservasi dengan status Cagar Alam ini perlu dipelihara supaya keanekaragaman tumbuhannya tidak menurun, sehingga akan tetap mampu mendukung kehidupan organisme lainnya. 57 Afri Irawan, 2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA Ayi. 2010. Akankah Leuweung Sancang?. [Online]. Diakses dari http:diskimrum.jabarprov.go.idindex.php. Bandaranayake, W.M. 1994. Phyto-chemical Corlstituents and Pigments in Mangrove Species and Mangal Associates of Northern Australia. Australian Institute of Marine Science. 551.46. 19. Barker, C.A. Brink, R.C.B.V.D. 1963. Flora of Java. Belanda: N.V.P Noordhoff-Groningen-The Netherlands. Batianoff, G.N. dkk. 2010. Characteristics of Coral Cay Soils at Coringa-Herald Coral Sea Islands, Australia. Pacific Science. 64. 2. Hlm 335 –347 BBKSDA. 2013. Cagar Alam Leuweung Sancang. [Online]. Diakses dari http:www.bbksda-jabar.com. Berg, C.C. Corner, E.J.H. 2005. Flora Malesiana, Series I-Seed Plants Volume 17; Moraceae. Belanda: Nationaal Herbarium Nederland, The Netherlands. Cambers, G. 2009. Caribbean Beach Changes and Climate Change Adaptation. Aquatic Ecosystem Health Management. 12. 2. Hlm 168 –176. Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell L.G. 2002. Biologi, Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh Rahayu Lestari dkk. Jakarta: Erlangga. Chakraborty, T., Mondal, A.K., Parui, S. 2012. Studies On The Phytoresources of Coastal Dune flora at West Bengal and Adjacent Orissa, India. International Journal of Science and Nature. 3. 4. Hlm 745-752. Chapman, V.J. 1964. Coastal Vegetation. London: Pergamon Press Ltd. Djufri. 2010. Analisis Vegetasi Pantai Barat Aceh Pasca Tsunami. Biologi Edukasi. 3. 2. Hlm 57-71. Fachrul, M. F. 2012. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara. Fidelibus, M.W. Aller, R.T.F.M. 1993. Methods for Plant Sampling. [Online]. Diakses dari http:www.sci.sdsu.eduSERGtechniquesmfps.html. Google Earth. 2015. Digital Globe Google Earth. [Online]. Diakses dari https:earth.google.com. 58 Afri Irawan, 2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hanley, R., Mamonto, D., Broadhead, J. 2009. Coastal Forest Rehabilitation Manual for Aceh Province and North Sumatera. Thailand: Food and Agriculture Organization FAO Regional Office for Asia and the Pacific. Herdiyanti, P.R. 2009. Pemetaan Kesesuaian Habitat Raflesia patma Blume di Cagar Alam Leuweung Sancang Garut Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hikmat, A. 2013. Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan. Bogor: Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan Dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Ilman, M., Wibisono, I. T. C., Suryadiputra, I. N. N. 2011. State of the Art Information on Mangrove Ecosystems in Indonesia. Bogor: Wetlands International – Indonesia Programme. Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara. Irwan. Z. D. 1992. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi; Ekosistem, Komunitas dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara. Jauhari, N. 2012. Pantai Sancang di Garut. [Online]. Diakses dari http:www.pantai.orgjawapantai-sancang-di-garut. Kaytaropa, M. 2007. Barringtonia asiatica. [Online]. Diakses dari http:toptropicals.comcataloguidbarringtonia_asiatica.htm. Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2010. Geografi Indonesia. [Online]. Diakses dari http:www.indonesia.go.idinsekilas- indonesiageografi-indonesia. Keng, H. 1978. Orders and Families of Malayan Seed Plants. Singapura: Singapore University Pres. Latief, H. Hadi, S. 2008. Beach Forest. [Online]. Diakses dari http:indonesiaforest.netbeach_forest.html. Merril, E.D. 1981. Plant Life of the Pacific World. Tokyo, Japan: The Charles E. Tuttle Company, Inc. Michael, P. 1984. Ecological Methods for Field and Laboratory Investigations. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. Middleton, D.J. 2007. Flora Malesiana, Series I-Seed Plants Volume 18; Moraceae. Belanda: Nationaal Herbarium Nederland, The Netherlands. 59 Afri Irawan, 2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mulyadi, A. 2004. Resistensi Penduduk Setempat dan Kerusakan Hutan Lindung Sancang. Jurnal Geografi GEA. 4. 8. Mulyani, M. T. 2012. Keanekaragaman dan Kelimpahan Tumbuhan Paku di Hutan Pantai Leuweung Sancang, kabupaten Garut. Skripsi. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nobel, P.S. 1991. Physicochemical and Enviromental Plant Physiology. London: Academic Press Limited. Nyman, J.A. dkk. 1993. Relationship Between Vegetation and Soil Formation in A Rapidly Submerging Coastal Marsh. Marine Ecology Progress Series. 96. Hlm 269-279. Odum, E.P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Diterjemahkan oleh Tjahjono Samingan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Phillips, E.A. 1959. Methods of Vegetation Study. United States of America: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Library of Congres Catalog Card Number 59-8736. Pugesehan, D.J. 2011. Analisis Kondisi Hutan di Kawasan Pantai Natsepa Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Agroforestri. 4. 1. Hlm 12-17 Rivaldi, M.A. 2013. Kelimpahan dan Keragaman Anggrek di Hutan Pantai Leuweung Sancang Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Skripsi. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Rogers, M. 1951. A First Book of Tree Identification. New York: Random House. Sartika, S. 2013. Keragaman dan Pola Distribusi Vegetasi Pada Daerah Ekoton di Leuweung Sancang, Garut, Jawa Barat. Skripsi. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Slik, J.W.F. 2009. Plant of Southeast Asia. [Online]. Diakses dari http:www.asianplant.net. Soegianto. 2008. Kenalilah Flora Pantai Kita. Jakarta: Bumirestu. Soerianegara, I., Indrawan, A. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Laboratorium Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. 60 Afri Irawan, 2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sukma, R. 2011. Hutan Sancang Leuweng Sancang. [Online]. Diakses dari http:www.disparbud.jabarprov.go.idwisatadest-det.php?id=445lang=id. Suryawan, A., Asmadi, N., Mamonto, R. 2014. Uji Coba Pengecambahan Vegetasi Pantai Terminallia cattapa, Calopyllum inophylum L, dan Baringtonia asiatica di Persemaian Permanen Kima Atas. Jurnal Wasian. 1. 1. Hlm 9-13. Suwartini, R. 2008. Kondisi Vegetasi dan Populasi Raflesia patma Blume di Cagar Alam Leuweung Sancang. Media Konservasi. 13. 3. Hlm 1-8. Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tuheteru, F.D Mahfudz. 2012. Ekologi, Manfaat, dan Rehabilitasi Hutan Pantai Indonesia. Manado: Balai Penelitian Kehutanan. Whitten, T. dkk. 1996. The Ecology of Indonesia Series, Volume II; The Ecology of Java and Bali. Singapore: Periplus Editions HK Ltd. Wibisono, I.T.C. Suryadiputra, I.N.N. 2006. Study of Lessons Learned from MangroveCoastal Ecosystem Restoration Efforts in Aceh since the Tsunami. Bogor: Wetlands International – Indonesia Programme. Wilde, W.J.J.O.D. 2000, Flora Malesiana, Series I-Seed Plants Volume 14; Myristicaceae. Belanda: Nationaal Herbarium Nederland, The Netherlands. Witasari, L. 2013. Keanekaragaman Laba-Laba Ordo Araneae di Hutan Mangrove Leuweung Sancang Garut Jawa Barat. Skripsi. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.