Yunia Sri Hartanti, 2015 PENERAPAN METODE MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN
KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNARUNGU
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti adalah :
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan observasi awal
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Melakukan diskusi dengan pihak keluarga mengenai waktu pelaksanaan
penelitian d.
Menyusun instrumen yang akan digunakan untuk penelitian e.
Membuat media yang akan digunakan untuk penelitian f.
Uji coba instrumen
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di rumah peserta didik yang bertempat dikampung Jamantri desa Sabajaya kecamatan Titajaya kabupaten
Karawang, dengan sampel yang terdiri dari satu orang anak tunarungu. Adapun prosedur penelitiannya sebagai berikut :
a. Menyusun instrumen kemampuan pengucapan anak tunarungu
b. Melakukan baseline-1 A.
c. Memberi latihanintervensi kemampuan pengucapan kosakata Bahasa
Indonesia dengan menggunakan metode multisensori pada anak tunarungu B.
d. Melakukan baseline-2 A.
3. Tahap Akhir
Melaksanakan analisis data penelitian dan membuat kesimpulan
dari hasil penelitian, untuk kemudian memberikan rekomendasi
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi langsung sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Menurut Sunanto dkk
2006, hlm.19 prosedur ini dilakukan untuk mencatat data variabel terikat atau perilaku sasaran pada saat perilaku sedang terjadi. Pencatatan ini
Yunia Sri Hartanti, 2015 PENERAPAN METODE MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN
KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNARUNGU
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
merupakan dasar utama pengukuran dalam penelitian dengan kasus tunggal di bidang modifikasi perilaku. Penelitian ini menggunakan pola desain ABA
yaitu, baseline-1 A, intervensi B, dan baseline-2 A.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum penarikan kesimpulan. Dalam penelitian eksperimen, analisis data pada umumnya
menggunakan teknik statistik inferensial sedangkan pada penelitian eksperimen dengan subyek tunggal menggunakan statistik deskriptif yang
sederhana. Analisis data pada penelitian subyek tunggal terfokus pada data individu dari pada data kelompok. Meskipun demikian data kelompok
kadang-kadang juga digunakan. Sunanto dkk, 2006, hlm.65. Sunanto dkk 2006, hlm.85 menyatakan bahwa tujuan utama analisis
data dalam penelitian di bidang modifikasi perilaku dengan subyek tunggal adalah dengan mengetahui pengaruh atau efek intervensi terhadap perilaku
yang akan diubah. Metode analisis ini sering disebut infeksi visual visual inspection.
Yunia Sri Hartanti, 2015 PENERAPAN METODE MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN
KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNARUNGU
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan data yang diperolah dari lapangan, terdapat peningkatan persentase kemampuan pengucapan kosakata Bahasa
Indonesia dari fase baseline-1 A1, fase intervensi B, dan fase baseline-2 A2 dengan menggunakan metode multisensori yang dalam penelitian ini mencakup
tiga indera penangkap yaitu visual, kinestetik, dan taktil. Hasil penelitian dan data yang diperoleh dari lapangan menggambarkan bahwa skor mean level dari
aspek visual pada fase baseline-1 A1 yaitu 29,75, pada fase intervensi B yaitu 53,1, dan fase baseline-2 A2 68,75. Kemudian skor mean level dari
aspek kinestetik pada baseline-1 A1 yaitu 32,5, pada fase intervensi B yaitu 59,1, dan pada fase baseline-2 A2 68,8. Sedangkan skor mean level dari
aspek taktil pada fase baseline-1 A1 34,7, pada fase intervensi B yaitu 63,8, dan fase baseline-2 A2 yaitu 69,4. Berdasarkan hasil penelitian
kemampuan pengucapan kosakata Bahasa Indonesia subjek RM mengalami peningkatan setelah diberikan intervensi, dan menunjukan skor mean level yang
cukup signifikan dari fase baseline-1 A1 ke fase intervens B. Berdasarkan hasil skor yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode multisensori visual, kinestetik, dan taktil dapat meningkatkan kemampuan pengucapan kosakata Bahasa Indonesia subjek RM
yang tidak lain adalah seorang anak tunarungu kelas III di SD Negeri Sabajaya II Karawang.
B. REKOMENDASI
Setelah menyelesaikan penelitian ini peneliti memberikn rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan kemampuan pengucapan