Tabel 2.4: Jadwal Pemberian Imuniasi Usia
Vaksin Tempat
Bayi Lahir di Rumah: 0 bulan
1 bulan 2 bulan
3 bulan 4 bulan
9 bulan HB1
BCG, Polio 1 DPT, HB Kombo 1, Polio 2
DPT, HB Kombo 2, Polio 3 DPT, HB Kombo 3, Polio 4
Campak Rumah
Posyandu Posyandu
Posyandu Posyandu
Posyandu Bayi Lahir di Rumah SakitRumah BersalinBidan Praktek:
0 bulan 2 bulan
3 bulan 4 bulan
9 bulan HB1, BCG, Polio 1
DPT, HB Kombo 1, Polio 2 DPT, HB Kombo 2, Polio 3
DPT, HB Kombo 3, Polio 4 Campak
Sumber: Ditjen P2PL Depkes RI, 2005
2.1.3.4.12. Jenis Lantai Rumah
Menurut Kepmenkaes No. 829MenkesSKVII1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, lantai rumah harus kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai
yang tidak kedap air dan didukung dengan ventilasi yang kurang baik dapat meningkatkan kelembaban dan kepengapan ruang yang pada akhirnya
mempermudah peningkatan jumlah mikroorganisme yang berdampak pada penularan penyakit. Lantai tanah atau semen yang sudah rusak dapat menimbulkan
debu dan terjadinya kelembaban karena uap air dapat keluar melalui tanah atau semen yang rusak, selain itu mengeluarkan gas-gas seperti redon Kusnoputranto,
2000.
Rumah dengan kondisi lantai yang tidak permanen mempunyai kontribusi yang besar terhadap penyakit pernapasan, karena debu yang dihasilkan dari lantai
tanah terhirup dan menempel pada saluran pernapasan. Akumulasi debu tersebut akan menyebabkan elastisitas paru menurun dan menyebabkan kesukaran bernapas
Nurjazuli, 2009.
2.2. KERANGKA TEORI
Kejadian ISPA pada balita dapat dijelaskan melalui teori segitiga epidemiologi the epidemiologic triangle. Konsep dasar terjadinya penyakit
dipicu oleh 3 faktor utama, yaitu induk semang host, penyebab penyakit agent, dan lingkungan environment Notoatmodjo, 2007:37. Dalam hal ini peran orang
tua mempengaruhi faktor host, yaitu praktik PHBS keluarga dan kondisi bayi atau balita. Indikator PHBS tersebut terbagi dalam 3 kategori, yaitu kategori KIA gizi,
kesehatan lingkungan, gaya hidup, dan upaya kesehatan masyarakat. Dalam kategori KIA gizi yang berpotensi terjadinya ISPA berulang yaitu indikator
pertolongan persalinan, ASI eksklusif, penimbangan balita, dan konsumsi gizi seimbang. Dan kategori gaya hidup yang berpotensi yaitu indikator perilaku
merokok dan cuci tangan dengan sabun. Selain itu peran orang tua juga mempengaruhi faktor lingkungan environment terjadinya ISPA, dalam hal ini
kondisi fisik rumah termasuk jenis lantai rumah yang digunakan. Agent penyebab penyakit berperan dalam penularan ISPA dari satu host ke host yang lain. Ketiga
faktor tersebut akan mempengaruhi daya tahan tubuh balita sehingga terjadi infeksi mikroorganisme dan terjadi penyakit ISPA.